NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bucin Total

Kelas sudah berakhir, namun setelah ini Embun tidak bisa langsung pulang. Karena waktu juga sudah mepet, jadi dia akan langsung saja menuju cafe tempatnya bekerja.

"Kalau udah sampai rumah, jangan lupa kabarin aku, Ra," ujar Embun kepada Amara.

Amara menganggukkan kepala.

"Iya, nanti aku kabarin. Kamu juga iya, kabarin aku kalau udah sampai cafe," ujar Amara

Embun tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepala.

"Ya udah, kalau gitu aku duluan ya."

Embun menghidupkan mesin sepeda motornya terlebih dahulu. Karena saat ini waktu juga sudah mepet, Embun tidak bisa menemani Amara yang sedang menunggu jemputan. Tapi ya sudahlah, toh Amara bilang saat ini Pak Edi sedang dalam perjalanan untuk menjemput dia.

"Hati-hati, Mbun," ujar Amara lagi.

Embun menganggukkan kepala sebelum akhirnya menjalankan sepeda motornya untuk meninggalkan area kampus.

Amara tidak melepaskan tatapannya sebelum sepeda motor yang Embun kendarai benar-benar hilang dari matanya.

"Padahal udah capek kuliah, tapi Embun masih harus kerja lagi," gumam Amara.

Tapi ya mau bagaimana lagi. Embun memang harus bekerja untuk membiayainya kebutuhan hidupnya.

Sembari menunggu Pak Edi datang, Amara memilih untuk duduk disalah satu kursi panjang dekat parkiran.

"Hufftt."

Tama menghela nafas pelan saat melihat jam dipergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, namun karena pekerjaannya belum selesai, jadi hari ini dia harus rapat.

Tidak masalah memang, karena toh hari ini dia juga tidak bisa ke rumah Embun untuk bertemu dengan gadis itu.

"Kangen banget sama, Embun. Dia lagi apa ya? pasti udah mulai kerja."

Tama tau, jadi Embun pasti lelah sekali. Bukan hanya otak yang dikuras, tenaga pun juga dikuras. Sudah pasti itu sangat melelahkan.

"Udah mana Embun tinggal sendirian aja lagi," gumamnya, "kalau kaya gini, emang bener baiknya gue cepet-cepet aja nikahin Embun. Dengan begitu Embun enggak bakal kesepian lagi."

Tapi mengingat sepertinya Embun belum ada keinginan untuk menikah, Tama tau kalau tidak boleh menunjukkan kesan buru-buru atau memaksa yang pada akhirnya membuat Embun malah jadi tidak nyaman. Jangan sampai Embun malah meminta putus darinya karena hal itu.

"Oke, pikirin pelan-pelan aja. Jangan buru-buru tapi nanti hasilnya malah zonk."

Baiklah, soal itu akan Tama pikirkan nanti. Atau mungkin dia akan mendiskusikan dengan Bunda dan Papa nya? entahlah, kita lihat saja nanti. Tama rasa meminta bantuan mereka untuk membujuk Embun agar mau secepatnya menikah dengan dirinya tidak salah.

Pokoknya Tama akan melakukan apapun agar Embun bersedia menikah dengan dirinya. Karena Tama benar-benar ingin Embun menjadi istrinya.

Embun, dia baru saja selesai makan malam setelah sebelumnya bergantian dengan Mbak Bunga, teman kerjanya sebagai pramusaji.

Saat Embun keluar, dia terkejut melihat keberadaan Tama ada diantara pelanggan yang ada. Dan tatapan keduanya pun langsung bertemu. Melihat Embun, senyum cerah tampak langsung tersungging dibibir Tama.

Berhubung saat ini cafe sedang tidak terlalu ramai, jadi Embun memutuskan untuk menghampiri Tama.

"Bang Tama kapan datang?" tanya Embun.

Bisa Embun lihat dimeja Tama tersaji secangkir espresso dan seporsi roti panggang berisi Nuttela.

Tama tersenyum.

"Udah cukup lama si, mungkin sekitar 15 menit yang lalu," jawab Tama.

Baru saja Embun hendak mengobrol dengan Tama, tiba-tiba saja beberapa pelanggan datang. Melihat itu tentu saja Embun harus melayaninya dan mencatat pesanan mereka.

-Namanya ditempat kerja udah pasti Embun bakalan sibuk, Tam. Lo berharap bisa ngobrol lama sama Embun?-

Ya, sebenarnya tujuan utama kedatangan Tama ke Cafe ini untuk bertemu dengan Embun. Dia berharap dengan minum kopi disini akan memiliki kesempatan untuk ngobrol dengan gadis itu. Tapi apa? pada akhirnya tetap saja hal itu sulit. Tapi ya sudahlah ya, setidaknya saat ini dia bisa melihat Embun. Itu sudah lebih dari cukup untuknya.

Terhitung sudah 1 jam lebih Tama duduk di cafe. Kopinya sudah habis, dan roti panggangnya masih tersisa 1 potong.

Tama memanggil pramusaji, yang mana itu membuat Embun langsung menghampirinya.

"Abang mau pesen lagi?" tanya Embun.

Tama tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepala.

"Iya, pesen espresso lagi dong," jawabnya.

Embun terdiam sejenak, kemudian mencatat pesanan Tama.

"Tunggu sebentar ya," ujarnya.

Sebenarnya Tama ingin mengajak Embun mengobrol lebih lama lagi. Tapi melihat Embun sepertinya juga sedang sibuk, jadi dia mengurungkan niatnya.

Setelahnya Embun berlalu untuk memberikan pesanannya. Setidaknya Tama menunggu kurang lebih 5 menitan sebelum akhirnya Embun kembali lagi membawa pesanannya.

"Ini pesanannya, Bang," ujar Embun seraya tersenyum tipis.

Tama terdiam menatap cangkir yang Embun berikan untuknya. Bukankah tadi dia memesan espresso? kenapa yang datang---

"Iya, ini Hot Chocolate. Ini udah malem, enggak baik kalau Bang Tama kebanyakan minum kopi. Nanti yang ada Abang enggak bisa tidur loh. Jadi--- Hot Chocolate aja ya," ujar Embun.

Apakah Tama akan marah karena Embun mengganti pesanannya? tentu saja tidak. Yang ada saat ini Tama malah salah tingkah dibuatnya.

"Oke," jawab Tama seraya tersenyum.

Embun tersenyum tipis.

"Selamat menikmati, Bang. Nanti kalau udah habis, langsung pulang aja. Abang kan pasti capek habis kerja," ujar Embun.

Dari pakaiannya, Embun tau kalau Tama dari kantor dan belum pulang ke rumah.

"Aku mau nunggu kamu sampai selesai kerja, Mbun," jawab Tama jujur.

"Tapi aku pulang masih lama, Bang. Masih 2 jam lagi loh," ujar Embun.

Tama tersenyum.

"Enggak papa, pokoknya aku tunggu kamu. Aku pengen anter kamu pulang," ujarnya lagi.

Mengantarnya pulang?

"Kan aku bawa motor, Bang."

"Aku ikutin dari belakang," jawab Tama.

Embun menghela nafas pelan. Sejujurnya dia ingin menolak ide Tama. Tapi melihat bagaimana mata laki-laki itu tampak berbinar, Embun jadi tidak tega untuk menolaknya.

"Ya udah, tapi nanti kalau merasa capek atau gimana, pulang aja enggak papa, Bang," ujar Embun.

Tama mengangguk-anggukkan kepala.

"Iya sayang," jawab Tama.

Sayang? sayang? Tama memanggilnya sayang? yang benar saja. Sudah pasti itu membuat Embun jadi salah tingkah karenanya.

"Ya udah deh, aku kesana dulu ya," ujar Embun yang langsung pergi begitu saja meninggalkan meja Tama.

Melihat hal itu, Tama tertawa kecil. Dia suka sekali melihat reaksi salah tingkah Embun. Pipinya itu loh, terlihat merona malu-malu.

Dan ya, pada akhirnya Tama benar-benar menunggu Embun sampai jam kerjanya seleksi. Sampai saat itu, Embun sempat memberi Tama sepotong cheese cake. Hal itu membuat Tama bahagia sekaligus salah tingkah.

Sampai akhirnya cafe mulai tutup, dia memutuskan untuk menunggu di parkiran. Apa yang Tama lakukan tentu saja menarik perhatian teman-teman Embun yang lain. Mereka jadi bertanya-tanya siapa laki-laki yang berjam-jam lamanya berada di cafe itu. Tapi apakah Tama peduli? tentu saja tidak.

1
Yorairawan Yorairawan
bagus ceritanya..semangat othor..💪
Sugiharti Rusli
apa jawaban si Embun penolakan, kalo Tama ga bisa meyakinkannya sih seperti nya iya menolak🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang yang bikin sebuah pertengkaran antar pasangan atau siapa pun itu adalah diksi dan intonasi yah, kadang bikin salah paham
Sugiharti Rusli
tancap gas bang dengan ide menafkahi si Embun,,,
Hearty💕💕
Menikah adalah keputusan yang tepat
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bisa aja jurus2 ke sana ngajak nikah 😂😂😂
Lina Mumtahanah
terima aja embun, jadi kamu ada yang jagain
Lina Mumtahanah
cepat ambil tindakan bang tama, jangan ditunda lagi
bimawati
ayo bunnn gaskenlah biar ngk kesepian.
Opi Sofiyanti
kyk di ksh jln aja buat belok k stu... 😁😁
Sugiharti Rusli
semoga juga si Embun ga merasa terganggu yah kamu tungguin tuh sampai selesai kerjanya🙃🙃😉
Sugiharti Rusli
memang sebaiknya didiskusikan sama kedua ortu kamu sih Tam, mana tahu mereka bisa kasih win" solution bagi hubungan kamu dan Embun
Sugiharti Rusli
namanya juga baru jadian dan fall in Love yah Tam, jadi semua sah" aja😅😅😅
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bucin mentok sama Embun😍
bimawati
perbucinan dimulai🤣
Lina Mumtahanah
mulai posesif bang tama
Hearty💕💕
Kak, hanya mau kasih masukkan aja deh. Kayaknya nggak semua harus dijelaskan "kenapa sering" kenapa harus pakai singlet dst dst.
Sugiharti Rusli
sabar dulu bos, jangan buru" dan grasak-grusuk ambil keputusan, nanti malah buat si Embun ga nyaman
Sugiharti Rusli
sebaiknya jangan buru" Embun resign sih Tam, dia pasti akan menolak kalo kalian belum ada ikatan apa"
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang ada orang" yang dianugerahi kalo masak apa saja yang simpel pun enak😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!