To Be An Immortal Human By System

Hari ini Ellios disibukkan dengan membantu Suzuna di kedai dengan menjual ayam krispi. Selain mendapatkan cukup banyak pesanan delivery, hari ini kedai ayam krispi milik Suzuna juga dipenuhi oleh cukup banyak pengunjung. Mungkin karena ini adalah akhir pekan.

Seperti yang sudah diperintahkan sang ibu, Ellios juga mengundang Jullian, satu-satu teman yang dimilikinya di kampus. Namun sebelum melakukan sebuah perayaan, merelka harus membantu Suzuna terlebih dulu untuk melayani pelanggan-pelanggan itu.

Sebenarnya masih cukup kewalahan, namun tiba-tiba saja seorang gadis yang begitu cantik, stylish dan fashionable mulai mendatangi kedai ayam krispi milik Suzuna ini.

Namun gadis ini bukannya segera duduk di sebuah bangku, malah memasuki kedai itu dan mulai menebarkan pandangannya seakan sedang mencari seseorang.

"Selama sore, Nona. Maaf, tapi semua meja saat ini sedang penuh. Jika nona bersedia untuk tetap menunggu maka ..." ucap Jullian mulai menyambut gadis itu dengan ramah, namun gadis itu dengan cepat malah memotong ucapan pemuda dengan gaya rambut jabrik itu.

"Dimana Ellios?" potong gadis itu sambil menebarkan pandangannya kembali dan mungkin saja gadis cantik itu memang sedang mencari sosok Ellios.

Sepertinya gadis ini sangat tidak asing? Rasanya aku sudah pernah melihatnya sebelumnya? Tapi dimana? Aku rasa gadis ini begitu mirip dengan Jiu sang dewi kampus. Ahh ... tapi itu tidak mungkin! Mana mungkin dewi kampus itu datang mencari Ellios si kutu buku itu? Banhkan sangat tidak mungkin Jiu rela mencari dan mendatangi rumah atau kedai makanan cepat saji ini hanya untuk menemukan Ellios. Itu sudah begitu jelas dan sangat tidak masuk akal! Ya!! Kau benar, Jullian! Gadis di hadapanmu ini pasti bukanlah Jiu. Namun hanyalah seseorang yang begitu mirip dengannya saja.

Batin Jullian yang malah mengamati gadis yang mengenakan blazer kebiruan yang dipadankan dengan rok span berwarna putih itu.

"Hello ... aku sedang bertanya padamu? Apa kamu tak pernah melihat gadis cantik sebelumnya?" celutuk gadis itu malah bercanda karena Jullian malah terdiam saja.

Lamunan Jullian seketika buyar begitu saja dan wajahnya mulai merona karena kepergok sedang mengamati gadis itu.

"Oh, maaf. Aku hanya seakan merasa pernah melihatmu sebelumnya saja." celutuk Jullian dengan jujur. "Ellios sedang mengantarkan pesanan ke sebuah komplek perumahan. Tunggulah, sebentar lagi pasti dia akan segera kembali." imbuh Jullian dengan ramah. "Nah ... itu dia sudah kembali lagi!" imbuh Jullian lagi ketika melihat Ellios yang baru datang kembali setelah mengantarkan beberapa pesanan.

"Ell!! Kemarilah!!" ucap Jullian setengah berteriak dan melambaikan tangan kanannya kepada Ellios.

Ellios yang menyadarinya, kini segera mendatangi Jullian yang saat ini sedang bersama dengan seorang gadia yang sedang mencarinya.

"Sory. Aku pergi agak lama. Tiba-tiba saja ban sepedaku pecah di tengah jalan." jelas Ellios yang memang sedikit terlambat untuk datang kembali ke kedai.

"Hhm. Okay!! Ada seseorang yang sedang mencarimu." ucap Jullian mulai melirik gadis yang saat ini masih berdiri di sampingnya.

Gadis itu sebenarnya sudah cukup lama menatap Ellios sejak Ellios datang kembali. Namun Ellios tak menyadari semua itu dan memang sangat tidak peka akan sekelilingnya! Dan itulah salah satu kekurangan Ellios, kurang peka terhadap sekitarnya.

Disaat Ellios mulai beralih menatap sang gadis, kini sepasang mata Ellios mulai sedikit membulat. Seakan tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya saat ini.

"Jiu ... mengapa kamu ada disini?" tanya Ellios yang merasa sedikit bingung.

Darimana Jiu mengetahui kedai ini? Dan darimana Jiu tau jika kedai ini adalah milik ibuku? Mengapa Jiu tiba-tiba saja datang ke tempat ini? Apalah ini hanya kebetulan saja? Hhm ... tidak! Karena Jullian mengatakan jika Jiu datang untuk mencariku.

Batin Ellios masih menatap Jiu kebingungan.

Jadi gadis ini benar-benar adalah Jiu? Sang dewi kampus yang begitu populer itu? Rupanya tebakanku adalah benar ya. Hhm ... namun bagaimana Ellios bisa mengenal Jiu? Rasanya hal ini begitu mustahil bukan? Seorang Ellios mengenal Jiu yang begitu populer? Hhm ... meskipun sedikit aneh, namun aku harus berguru padanya!!

Batin Jullian melipat tangan kirinya di depan dadanya dan tangan kirinya dilipat ke atas, jemarinya digunakan untuk mengusap dagunya

"Aku hanya ingin bertemu denganmu saja! Akhir pekan ini aku tidak memiliki kegiatan. Dan aku mendengar dari temanku jika ibu kamu memiliki sebuah kedai makanan cepat saji. Jadi aku memutuskan untuk datang kesini saja." jawab Jiu dengan jujur.

Woa ... Ellios benar-benar keren!! Baru saja pitus dari Alisha tapi langsung mendapatkan seorang dewi kampus. Bahkan Jiu malah yang mencari-cari dan mengejarnya. Keren sekali sahabatku Ellios!! Pokoknya aku harus berguru padanya! Dia harus mengajariku cara untuk menggaet seorang gadis!

Batin Jullian yang semakin takjub dengan Ellios.

"Oh begitu ya. Tapi aku sedang membantu ibuku untuk melayani para pelanggan. Sebaiknya kamu menunggu di sebuah meja. Aku akan antarkan beberapa makanan dan minuman untukmu." ucap Ellios dengan sangat ramah.

"Tapi, Ell. Semua meja sudah penuh oleh pelanggan. Dimana Jiu akan duduk kali ini?" sela Jullian.

"Wah benarkah itu?" sahut Ellios mulai kebingungan dan menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Ellios!! Jullian!! Cepat antarkan makanan-makanan ini dulu!" tiba-tiba saja mulai terdengar teriakan Suzuna dari arah dapur.

"Ahh ... aku tau!!" sahut Jiu penuh binar lalu mulai melenggang begitu saja menuju dapur dan meninggalkan Ellios dan Jullia begitu saja.

Ellios dan Jullian saling berpandangan dan menggeleng pelan menandakan kedua pemuda ini tak mengerti apa yang akan dilakukan oleh Jiu di dapur bersama Suzuna.

"Ellios. Bagaimana kamu bisa mengenal Jiu? Bahkan kalian terlihat begitu akrab. Ditambah lagi dia sampai mencarimu hingga ke kedai milik ibumu. Apa yang sudah kamu lakukan kepada Jiu? Ayo!! Katakan padaku sejujur-jujurnya! Mengapa dia menempel padamu seperti ini! Ini sungguh tidak masuk akan." protes Jullian mengintrogasi Ellios.

"Aku tidak melakukan hal apapun. Aku hanya pernah menolongnya saat dia mau bunuh diri beberapa hari yang lalu. Itu saja." jawab Ellios dengan jujur.

"Bunuh diri?! Jiu?! Apa kamu bercanda, Ellios?" ucap Jullian dengan suaranya yang semakin kencang tanpa dia sadari.

"Pelankan suaramu, Jullian! Banyak pengunjung disini!" ucap Ellios menyikut lengan Jullian dan memintanya untuk memelankan suaranya.

"Oh. Maaf ... aku lepas kendali dan terbawa suasana." ucap Jullian dengan cepat dan mulai menutup mulutnya dengan sebuah nampan berwarna merah. "Namun, Ellios ... seorang dewi kampus yang sangat sempurna seperti Jiu mengapa sampai mau bunuh diri? Apa kamu yakin itu benar-benar, Jiu?"

"Tentu saja karena dia memiliki masalah hidup yang menurutnya cukup berat."

"Tapi ..."

"Ellios!! Jullian!! Mau sampai kapan kalian disana?!" tiba-tiba teriakan dari Suzuna mulai terdengar kembali dan membuat kedua pemuda ini kalang kabut bak terkena angin topan dan segera berlarian menuju dapur.

"Iya, Ibu ... kami datang!!"