NovelToon NovelToon
Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: LebahMaduManis

Aksa bertemu dengan gadis pemilik toko kue yang memikat hatinya, namun ia terpikat bukan karena gadis itu sendiri, melainkan terpikat karena gadis itu sangat mirip mendiang istrinya.

Aksa berusaha mendekati Si Gadis untuk bisa mendapatkannya, bagaiman pun caranya ia lakukan bahkan dengan cara licik sekalipun, asalkan ia bisa memiliki gadis yang sangat mirip dengan mendiang istrinya

Akibat obesesi Aksa yang melampaui batas, gadis itu pun terjerumus dalam lembah penuh hasrat Si Pria yang dominan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LebahMaduManis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Erina masuk kedalam mobil Raditya, bersebelahan dengan Raditya yang menyetir

"Sayang kamu kenal om om tadi?" Tanya Raditya pada Erina, sambil memakai sabuk pengaman.

Erina duduk dengan menyenderkan punggungnya di sandaran jok, sling bag nya ia simpan di atas paha, ia menempelkan dagunya pada tangan dan menoleh ke arah Raditya "oh maksudnya pak Aksa?"

"Mungkin? aku gak tahu" jawab Raditya

"Dia pelanggan lama toko aku, dari zaman toko masih di pegang ayah bunda"

"Aku lihat-lihat, tatapan dia ke kamu beda, sayang" Raditya yang sedang menyetir sesekali memalingkan pandangannya pada Erina yang ada di sebelahnya

"Beda gimana maksudnya?" Erina mencoba memperjelas perkataan yang diucapkan Raditya

"Susah di jelaskan. tapi, setiap laki-laki pasti tahu mana pandangan biasa saja, sama pandangan ada hasrat"

"Kamu cemburu yaa?" Tanya Erina ia menggoda Raditya

"Enggak, begitulah aku susah jelasinnya" ucap Raditya, nada bicaranya datar

"Kok jawabnya enggak sih by?"

"Terserah kamu deh, aku lagi males debat" Raditya meninggikan intonasinya

Erina mengubah posisi duduknya, yang semula ia duduk miring menatap Raditya, ia langsung menegakkan posisi duduknya dan menatap lurus ke jalan "Loh yang ngajak debat siapa sih by? Aku kan cuma nanya"

Raditya terdiam, tak ada satu patah katapun keluar dari mulutnya, pandangannya menatap sangat fokus ke depan

"By tadi aku bikin kopi, dari biji kopi yang aku bawa dari german, cobain deh" Erina menyodorkan tumbler berisi kopi.

Raditya menyeruput kopi yang diberikan Erina dengan sedotan, ia mengangkat sebelah alisnya, mulutnya mengecap-ngecap "sayang ini pait, aku kurang suka" ucap Raditya

"Masa si by?" Erina mencoba meyakinkan, seingatnya ia udah mencicipinya dan rasanya cocok dilidah si gadis.

"Paitkan?" Tanya Raditya ia menautkan alisnya

"Engga by" dia menerka pikirannya sendiri, biasanya Erina dan kekasihnya punya selera minum kopi yang sama, itulah salah satu alasan yang membuat mereka bisa jadi pasangan kekasih, jika Erina cocok dengan rasa kopinya, biasanya Raditya pun sama, begitu sebaliknya. Namun kali ini mereka tak selaras. Apa mungkin Raditya sudah berubah selera ? Gumam Erina

Erina mengerucutkan bibirnya, tentu saja ia kecewa, ia sudah berekspetasi Raditya akan sangat menyukainya, namun kenyataannya Raditya justru tak menyukainya, Raditya hanya meminumnya sekali tegukan saja.

Tak ada obrolan lain setelah masalah kopi yang menurut Raditya pahit, Erina pun enggan memulai sesi obrolan baru, begitupun Raditya, sejak tadi Raditya menyetir dengan sebelah tangannya. Satu tangannya lagi sibuk membalas chat.

Tak seperti biasanya, kini Raditya sedikit lebih cuek, tak bawel dan tak marah-marah, biasanya jika berada dalam satu mobil laki-laki itu sibuk menunjuk apa saja yang ia lihat selama berkendara kepada Erina, menunjukan orang yang sedang ngobrol di bawah pohon, menunjuk tukang dagang yang ramai pembeli, semua tak lepas dari komentar Raditya, dan jika Erina tak mengindahkan celotehannya Raditya akan ngambek, merajuk bak anak kecil yang tak di dengarkan obrolannya.

Tentu saja ini menimbulkan banyak pertanyaan untuk Erina, Raditya yang banyak bicara, kini lebih banyak diam saat bersamanya. Apa Raditya lagi ada masalah di kerjaan ya? Dia dari tadi bolak balik balas chat dan ga banyak ngomong. Gumam Erina dalam batinnya

"By !"

"Ya sayang" Raditya mengalihkan pandangannya pada Erina

"Kamu lagi ada masalah kah?" Tanyanya

Radya menggelangkan kepala "Enggak, kenapa emang?"

"Dari tadi diem aja, biasanya paling bawel kalo dijalan"

Raditya tersenyum "gak apa,apa kok"

"Kmau juga dari tadi sibuk balasin chat" Erina terus bertanya, agar pertanyaan atas sikap Raditya di dalam pikirannya sedikit terjawab

"Iya nih soal kerjaan" ucap Raditya singkat

"Kita ke cafe tempat biasa kita nongkrong yuk by" pinta Erina, nada suaranya lirih sambil menggenggam sebelah tangan Raditya yang berada di atas tuas persneling

"Iya sayang"

Handphone Erina berdering, ia mengambil handphonenya yang berada di dalam tas yang ia pangku, saat ia membuka layar handphone nya didapati pesan dari Aksa "kopinya sangat cocok dilidah saya, kapan-kapan boleh buatkan lagi?"

Sontak mata Erina membulat tatkala ia membaca pesan dari Aksa, tak pernah ia sangka jika Aksa akan memberikan reaksi yang ia harpkan Raditya lah yang berucap demikian. Erina mengulum senyumnya, dan menggigit bibir bawahnya menahan rasa senang karena mendapat apresiasi.

Raditya membelokan mobilnya ke cafe yang mereka tuju, ia mencari lahan parkir yang masih kosong untuk memarkirkan mobilnya, setelah mendapatkan tempat parkir, Raditya mematikan mesin kendaraannya, Erina keluar terlebih dahulu dari mobil.

Memang tak ada perlakuan khusus dari Raditya untuk Erina dari awal mereka pacaran pun, bahkan hanya sekedar membukakan pintu mobil untuk kekasihnya tak pernah Raditya lakukan, namun tak pernah menjadi permasalahan untuk Erina, toh apa yang ia bisa lakukan sendiri kenapa harus berharap dibantu orang lain, menyimpan harapan pada orang lain, bukan tidak mungkin jika berujung kecewa. Lagi pula Erina sejak kecil selalu diperlakukan bak seorang putri raja oleh kedua orang tuanya, menjadikan ia tak permah berharap diperlakukan lebih oleh lawan jenisnya.

Erina mengetuk kaca samping mobil, karena Erina melihat Raditya masih berada di dalam, dengan jari yang sibuk mengetik di layar handphone

Tak berselang lama Raditya keluar dari mobil, melihat netra Erina seperti tak bersemangat ia langsung menggenggam tangannya, mengayunkan tangan merka yang saling mengenggam, si gadis melempar senyum dengan mata yang berbinar kepada kekasihnya, lalu mereka berjalan beriringan menuju cafe.

Cafe yang berbeda dengan cafe lain pada umumnya, cafe ini berada di lingkungan yang masih asri, butuh waktu satu jam untuk datang ke tempat ini, karena posisi cafenya yang berada di lingkungan persawahan, agak jauh dari hingar bingar perkotaan, cafe yang bernuansa klasik, dengan interior yang didominasi oleh kayu berwarna coklat dipadukan dengan batu bata ekspos, menambah kuat kesan klasiknya, di tambah dengan live music yang mengiringi susana disana,halamannya luas, terdapat tanaman-tanaman hias disetiap sudutnya, lampu temaram yang menjuntai dari sudut ke sudut.

mereka duduk saling berhadapan, dan sama-sama memandang pada kertas pilihan menu yang tersedia di masing-masing meja, seorang karyawan menghamipir, mencatat menu yang sepasang kekasih itu sebutkan.

Tak sampai setengah jam, pesanan mereka sudah datang, terpancar di raut wajah Erina ia tampak senang bukan kepalang, matanya berbinar dan tertawa lepas, sebagaimana pasangan kekasih yang lama tak jumpa.

Namun berbeda dengan Raditya meski ia juga sama-sama terkekeh dalam obrolannya, tapi sorot matanya tak bisa berbohong, netranya seakan menyapu pandangan, bola matanya bergulir kesetiap arah, dan lebih sering menatap layar ponsel dari pada menatap Erina yang berada di hadapannya.

Erina gadis yang enggan mempermasalahkan hal sepele, melihat tingkah kekasihnya yang tak biasa, ia mencoba untuk berfikir positif, mungkin karena ia pulang lebih cepat untuk menjemput Erina, membuat Raditya takut bertemu dengan orang yang sekantor dengannya.

"By, kamu ada niatan serius gak sama aku?"

Mendengar ucapan Erina membuat Raditya yang sedang makan tersedak, ia terbatuk-batuk kemudian refleks tangannya mengambil air mineral dibotol dan meneguknya.

"Tentu saja aku serius, tapi kalau kamu minta aku buat lamar kamu sebagai tanda keseriusan dalam waktu dekat ini aku belum siap" ungkap Raditya

Erina hanya membalas dengan senyuman yang terlukis di wajahnya, ia menatapnya tajam namun sendu, lurus ke mata Raditya. Padahal maksud Erina bukan ingin dilamar, tapi setidaknya ia berharap sikap Raditya tetap seperti dulu, yang selalu memberi kabar, selalu meminta bertemu dan selalu saja ada obrolan receh yang di bicarakan Raditya.

Iya, Erina merasa kehilangan sosok Raditya yang ia kenal

"Handphone kamu bunyi mulu dari tadi by, kok ga di angkat?" tatapan Erina teralihkan oleh layar ponsel Raditya yang di simpannya diatas meja terus bergetar

Raditya terhenti dari makannya, ia menyimpan sendok dan garpu di piring, lalu menyeka mulut nya dengan tissue "sayang, izin angkat telpon dulu ya" ucap Raditya, ia berjalan ke arah belakang menuju toilet, seoalah menjauhi Erina, tak ingin Erina mengetahui obrolannya.

Erina menatap Raditya yang berjalan menjauh darinya sangat lekat, ia mengangkat sebelah alisnya, dan menyedekapkan tangan di dada "kenapa harus menjauh kalau cuma angkat telpon soal kerjaan? Sebenernya dia kenapa sih?" Gumam Erina bingung

Erina menyelesaikan makannya, menu yang dipesannya sudah habis ia santap, tak lama Raditya kembali, dan duduk dikursi yang berhadapan dengan Erina.

"Sudah selesai?" Tanya Raditya

"Sudah"

"Ya sudah, ayo"

"Buru-buru banget, makanan kamu belom habis loh itu" cetus Erina

"Aku ditelpon atasanku barusan, dia minta aku buat balik lagi ke kantor"

Tak ingin berdebat, Erina mengiyakan permintaan Raditya. Raditya berjalan lebih dulu ke arah kasir membayar pesannya. Raditya bukan laki-laki pelit, meskipun ia tidak tergolong pria kaya raya yang memilik banyak warisan, namun setidaknya dia tidak pernah mengizinkan Erina untuk split bill. Setiap jalan-jalan atau makan Raditya lah yang membayarnya.

Bukan Erina yang matre, justru memang harus begitu lah laki-laki. Erina pun tidak hanya menerima dan menikmati kebaikan Raditya, ia pun sering membelikan hadiah-hadiah untuk Raditya.

Dalam hubungan memang harus ada timbal baliknya, bukan berarti tidak ikhlas tapi setiap perjuangan harus memiliki imbalan agar tak ada yang merasa dirugikan.

Berjalan beriringan kembali ke parkiran dan memasuki mobil, suasananya berbeda, kini kecanggungan hadir diantara mereka, atau mungkin itu hanya perasaan Erina saja, karena merasakan perubahan sikap sang kekasih.

Matahari sudah mulai tenggelam menyisakan sinarnya di langit yang kian menghitam berganti dengan langit malam, bersamaan dengan datangnya cahaya bulan, lampu lampu penerangan jalan dan kendaraan sudah dinyalakan.

Tiba depan rumah Talia, ia melambaikan tangan pada kekasihnya setelah ia keluar dari mobil, dan melangkahkan kakinya masuk ke rumah yang sudah menjadi tempat tinggalnya.

"Loh mba Er tumben pulang nya masih sore" tanya Vallea sepupu Erina, yang sedang membaca novel di ruang tamu.

"Iya tadi aku pulang cepet"

"Di anterin om om yang pake mobil rolls royce lagi ya?" Tanya Vallea sambil terkekeh menutupi wajahnya dengan buku

"Gak ya Vallea !" Tegas Erina, matanya membulat menatap tajam sepupunya itu

Erina berjalan menuju kamarnya dengan cepat, suara langkah kakinya terdengar sangat berat, lalu dari belakang Vallea mengikutinya.

"Mba ! Tunggu"

"Apa lea? Aku mau mandi" Erina menyimpan barang-barang nya di kamar, bersiap-siap untuk mandi

"Mumpung aku inget, soalnya aku lupa terus mau bilang" ucap Vallea

"Apa?"

"Dua hari yang lalu, aku ketemu Mas Raditya lagi nonton, tadinya kukira itu Mas Raditya sama Mba Er, pas liat kok bukan, jadinya aku gak jadi nyapa, kalian masih pacarankan?"

Mendengar ucapan Vallea, membuat jantung Erina berdetak lebih cepat dari biasanya, menyisakan sesak didadanya, namun ia menepis pikiran negatifnya itu "mungkin kamu salah lihat lea"

"Engga Mba, aku lihat jelas" pungkas Vallea

"Udah ah, Aku mau mandi" Erina mengambil handuk, lalu berjalan ke arah kamar mandi meninggalkan Vallea.

...***...

...JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE DAN COMENT YAA READERS...

1
aliyanila
ayo lantkan ceritanya, aku penasaran
LebahMadu: siapp.. di tunggu
total 1 replies
LebahMadu
semoga secepatnya bisa banyak pembaca ya , dan terus dukung karya2ku👍
LebahMadu
Terima kasih dan tunggu plotwis2 berikutnya
LebahMadu
Terima kasih sudah mampir 😍
aliyanila
cerita sebagus ini, penulisannya bagus. bisa2nya sepi
aliyanila
tiap babnya bikin penasaran
aliyanila
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!