Mantan Tapi Menikah

21

"Marvel, kau di sini?" tanya Celine lirih, pandangannya sedikit buram, ia tidak bisa melihat Marvel dengan jelas.

"Iya, ini aku. Tenanglah kau sudah aman sekarang," jawab Marvel sambil mendekap Celine ke dalam pelukannya. Baru pertama kali ia bicara selembut ini kepada Celine, ntah mengapa melihat Celine lemas tidak bertenaga seperti sekarang membuat hatinya benar-benar gelisah. Marvel mendadak tidak mau kehilangan Celine. Tapi, kenapa ia harus merasakan itu? Padahal, Celine tidak terlalu penting untuk dimilikinya dan sekarang Marvel tidak tahu jawabannya.

"Celine, kau baik-baik saja'kan?" Natan juga mencemaskan Celine, ia jongkok di depan Marvel sehingga Celine berda di antara mereka, ia tidak menghiraukan Marvel yang saat itu menatapnya penuh dengan kebencian. "Kenapa kau bisa terkunci di dalam sini?" tanya Natan.

"Menyingkirlah!"

Marvel menepis tangan Natan yang saat itu sudah hampir menyentuh tangan Celine. "Sebaiknya jangan temui Celine lagi!" ucap Marvel yang tidak suka Natan mencemaskan Celine. Celine masih bergeming di posisinya, Marvel kemudian menggendong Celine lalu membawanya pergi dari sana. Sebelum benar-benar pergi, Marvel memberikan peringatan keras kepada Lexa.

"Kalau sampai aku tahu ada yang sengaja menjebak Celine, maka aku tidak akan tinggal diam!"

Bukan hanya Lexa yang gemetaran mendengrnya, tapi Elma yang saat itu baru keluar dari rooftop tempat ia tadi bersembunyi langsung lemas di ujung anak tangga. Elma tidak menyangka kalau Marvel akan menyelamatkan Celine. Bagaimana kalau Marvel tahu dirinya yang sudah menjebak Celine?

"Bagaimana ini? Kak Marvel pasti akan membunuhku kalau tau aku yang sudah menjebak Celine," gumam Elma, ia gelisah karena nanti ketika ia sampai di rumah Marvel pasti akan bertanya masalah ini kepadanya.

"Elma? Ini pasti ulahnya." Natan curiga kepada Elma karena sedari tadi wanita itu terlihat mondar-mandir di sudut ruangan. Natan yang dulu sempat menganggap Elma sebagai adiknya ini pun menghampiri Elma.

"Kenapa kau masih ada di sini?" Suara Natan membuat gadis itu terkejut mendengarnya.

"Kak Natan? Iy-iya ini aku mau pergi," jawab Elma terbata, ia tertunduk dan mulai melangkahkan kakinya, tapi tiba-tiba Natan mencekal pergelangan tangannya.

"Tunggu!" Natan menyudutkan punggung Elma di dinding sampai tidak bisa menghindar darinya, ditatapnya wajah Elma penuh selidik.

Perasaan Elma semakin kacau, sebab baru kali ini wajah Natan begitu dekat di mata, bahkan Elma bisa merasakan hembusan nafas Natan terasa hangat menerpa wajahnya.

"A-ada apa, Kak?" Elma mencoba bersikap biasa karena tidak mau Natan menyadari jika ia sedang salah tingkah. Bagaimana pun juga diam-diam Elma masih menyukai Natan.

"Kejadian ini pasti ada hubungannya denganmu! Kenapa? Apa kau punya masalah dengan Celine?" tanya Natan, suaranya terdengar pelan tapi cukup membuat tubuh Elma gemetaran.

"Tidak!" jawab Elma cepat. "Kenapa kakak menuduhku? Apa gunanya aku melakukan itu?"

"Hanya kau yang tau jawabannya!" Natan melangkah mundur menjauhi Elma. "Apapun itu, kau harus tau kalau aku tidak akan diam saja melihat Celine terancam seperti tadi. Aku tidak akan biarkan kau dan kakakmu itu menyakiti Celine! Ingat itu!"

"Dulu kalian memperebutkan Jeny sekarang kalian merebutkan Celine. Kenapa harus terulang lagi? Dan kenapa kakak menuduh aku sudah berbuat jahat keada Celine? Aku tidak ada hubungannya dengan semua itu!" Setelah mengatakan itu, Elma langsung berlari pergi.

Elma marah karena semenjak hubungan Natan dan Marvel semakin memburuk, Natan tidak pernah lagi menyapanya. Yang ada semakin jauh darinya. Karena Natan sempat menetap di luar negri. Ternyata Natan memang tidak pernah memikirkan perasaannya.

***

Marvel masih bermonolog pada diri sendiri, ia tidak habis fikir mengapa ia bisa mencemaskan Celine sebesar ini. Memikirkan kemungkinan Celine bisa kehilangan nyawa membuat dadanya sakit. Marvel tidak mau kehilangan lagi.

Kehilangan itu pasti akan sama menyakitkan dengan kehilangan orang tuanya dulu. Apakah itu artinya hati ini sudah benar-benar menerima wanita itu?

"Tuan, CCTV di butik itu sudah dua hari tidak berfungsi."

Ucapan Hari membuyarkan lamunan Marvel yang saat itu terlihat duduk di kursi panjang yang ada di depan salah satu kamar rawat di rumah sakit. Sebelumnya memang Marvel meminta Harry untuk mengecek CCTV di butik, tapi ternyata CCTV itu rusak. Tanpa berkata, ia berdiri kemudian membuka pintu tempat Celine dirawat.

Setelah pintu dibuka, matanya langsung beradu pandang dengan mata Celine. Wanita itu sudah duduk di atas tempat tidur pasien.

"Marvel, aku mau pulang. Kau lihat aku baik-baik saja." Ini sudah yang ketiga kalinya Celine meminta dipulangkan. Tapi, Marvel malah tetap memaksa dokter untuk merawatnya.

"Ayo, kita menikah...," ucap Marvel.

Celine terdiam menatap Marvel.

"Besok, kita menikah," terang Marvel lagi.