NovelToon NovelToon
Dinikahi Untuk Dibenci

Dinikahi Untuk Dibenci

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Playboy / Konflik etika / Angst / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

“Pastikan kau sembuh. Aku tidak menikahimu untuk jadi patung di rumah ini. Mulailah terapi. Atau…” Edward menunduk, berbisik di telinganya, “...aku pastikan kau tetap di kamar ini. Terikat. Tanpa busana. Menontonku bercinta dengan wanita lain di tempat tidur kita.”

Laras gemetar, tapi matanya tak lagi takut. “Kau memang sejak awal… tak lebih dari monster.”

Edward menyeringai. “Dan kau adalah istri dari monster itu.”

Laras tahu, Edward tidak pernah mencintainya. Tapi ia juga tahu, pria itu menyimpan rahasia yang lebih gelap dari amarahnya. Ia dinikahi bukan untuk dicintai, tapi untuk dihancurkan perlahan.

Dan yang lebih menyakitkan? Cinta sejatinya, Bayu, mungkin adalah korban dari semua ini.

Konflik, luka batin, dan rahasia yang akan terbuka satu per satu.
Siap masuk ke kisah pernikahan penuh luka, cinta, dan akhir yang tak terduga?

Yuk, baca sekarang: "Dinikahi Untuk Dibenci"!
(Happy ending. Dijamin!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Rencana Kedepan

Gadis muda itu terkulai di ranjang, napasnya berat, kulitnya pucat seperti bunga yang kehilangan warna.

Sherin masih terikat, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Air matanya telah mengalir tanpa henti.

Napasnya berat, pelipisnya basah oleh keringat, dan matanya setengah terpejam, memandang hampa langit-langit kamar.

Sherin ingin menjerit, ingin lari, ingin menghapus segalanya dari kepalanya. Tapi tak bisa. Tubuhnya ditahan kuat oleh tali, dan mulutnya disekat lakban yang sudah lengket oleh air mata dan napas paniknya.

Edward... pria yang kini sah menjadi suaminya, berbalik dari ranjang. Tanpa sehelai benang pun di tubuhnya, tanpa malu. Matanya menyala seperti binatang buas.

Dengan langkah tenang yang mengerikan, ia menghampiri Sherin. Tubuhnya tinggi, bayangannya menelan cahaya kamar. Ia meraih wajah Sherin, mengelus pipinya seakan mereka pasangan yang baru saja melewati malam romantis. Tangannya meraih lakban di mulut Sherin dan menanggalkannya perlahan.

“Lepaskan aku!” Sherin mengumpat dengan napas memburu. “Kau iblis! Gila! Kau akan membusuk di neraka!”

Tapi Edward hanya tersenyum—senyum yang lebih mengerikan dari kemarahan.

Kemudian... satu demi satu, ia membuka ikatan tali Sherin.

Sherin langsung menendang, menampar, mendorong tubuhnya menjauh. Tapi tubuh Edward yang kekar mencengkeramnya erat, mengangkatnya dari kursi tanpa ampun.

“Jangan sentuh aku! Jangan sentuh aku, bangsat!” Sherin menjerit, tinjunya menghantam dada Edward—namun seolah memukul tembok dingin. Pria itu bergeming.

Sherin tersengal menatap mata Edward—itu bukan manusia. Itu... monster.

“Dasar bajingan!” Sherin menjerit. Ia kembali menghantam dada Edward. “Kau sakit! Kau gila! Aku akan—”

"Kau akan membuatmu mengingat malam ini," potong Edward dengan senyum yang mengerikan.

“LEPASKAN AKU! LEPASKAN!!”

Sherin menendang, memukul, meronta sekuat tenaga. Tapi Edward kuat. Terlalu kuat.

Ia dibaringkan di ranjang. Di sisi gadis itu. Tubuh mereka nyaris bersentuhan. Sherin menjerit, menghujani Edward dengan umpatan, air mata, dan cakarannya.

“KAU PENGECUT! JANGAN SENTUH AKU! KAU BINATANG!”

Sherin meronta seperti binatang terluka.

“Lepaskan aku, Edward! Kau tak akan lolos! Aku bersumpah! Kau akan—!”

"Akan apa?" potong Edward. Ia berbisik, dingin seperti malam:

“Ini malam pernikahan kita, Sayang. Kau seharusnya bersyukur aku masih menganggapmu pantas dibagi tempat dengannya.”

Sherin menjerit, meraung, mengutuk setiap inci dari neraka yang kini menelannya hidup-hidup. Tubuhnya ditekan. Ketakutan berubah jadi kepanikan. Segalanya terasa hancur. Sherin tak lagi menangis, ia menjerit sampai tenggorokannya serak.

“JANGAN! JANGAN!!”

Tapi jeritannya hanya jadi gema dalam ruangan itu. Tak ada yang datang. Tak ada yang menyelamatkan.

Yang tersisa hanyalah... kehancuran.

Di malam yang seharusnya jadi awal dari kebahagiaannya, Sherin justru dikubur hidup-hidup dalam luka yang mungkin tak akan sembuh.

Hanya Sherin, jeritannya, dan mimpi buruk yang tak akan pernah bisa ia hapus dari hidupnya.

Dan malam itu… menjadi awal kehancuran yang lebih dalam dari kematian.

Dan Edward... tertawa.

KAMAR LARAS

Laras duduk di tepi ranjang menonton wawancara pernikahan Edward dan Sherin.

Kolom komentar pun ramai.

“Kasihan ya, Laras. Ditinggal nikah sama suaminya sendiri.”

“Pantesan dingin banget selama ini. Ternyata dicintai orang yang salah.”

"Masih cinta sama mantan kali, ya?"

"Mantannya nggak kalah tampan dan tajir, sih."

"Nasib apes punya suami Casanova. Adik ipar juga di gasak."

"Daripada dimadu, mending diracun aja, deh!"

Laras menarik napas panjang. Membuang aplikasi.

"Kau pikir aku menangis, Edward? Tidak. Aku sudah mati rasa sejak lama."

Tangannya meraih cincin yang tergantung di lehernya.

"Bay, jika kebahagiaan dalam hidupku hanya sebatas saat aku bersamamu dulu, biarkan aku menjadikannya kenangan indah yang 'kan menemani sisa hidupku."

Laras memejamkan matanya, dan bayangan wajah Bayu langsung mencari di benaknya. Senyuman manisnya, canda tawanya dan pelukan hangatnya, semuanya tak pernah bisa Laras hapus dari benaknya. Bayu adalah cinta pertamanya dan mungkin... cinta terakhirnya.

***

Sherin menuruni anak tangga dengan langkah tenang. Gaun tidurnya panjang dan tipis, memeluk tubuhnya yang masih menyisakan jejak malam sebelumnya. Sengaja. Ia tak berusaha menutupinya. Setiap luka, setiap bekas cengkeraman, setiap tanda di kulitnya adalah senjata. Untuk menyerang. Untuk menusuk.

Di ruang makan, Laras sudah duduk lebih dulu, menanti sarapan dengan wajah datar dan rambut disanggul rapi. Di sebelahnya, Edward duduk santai, satu tangan menumpu dagu, satu lagi mengaduk kopi hitam.

“Pagi yang tenang,” ucap Edward tanpa menoleh. “Lebih tenang dari semalam, tentu saja.”

Sherin menyeringai tipis dan duduk di hadapannya. “Kau bicara seolah semalam adalah badai, Edward. Padahal, kurasa itu hanya gerimis kecil yang tak layak ditulis dalam sejarah.”

Laras menyendok bubur dari mangkuknya. Tak ada satu pun otot wajahnya yang bergerak.

Edward melirik ke arah Sherin. “Kau sungguh luar biasa semalam, Sherin. Kupikir kau akan menangis, meronta... Tapi kau hanya diam. Menyambutku seperti—”

“Seorang istri?” potong Sherin, senyumnya melebar. “Tentu saja. Aku belajar dari yang terbaik.” Tatapannya jatuh pada Laras yang masih sibuk dengan buburnya. “Dari kakakku sendiri.”

Laras mengangkat kepala, menatap mereka. Tapi hanya sebentar, lalu kembali makan seperti tak terjadi apa-apa.

Sherin tersenyum lebih lebar, padahal hatinya bergetar hebat. "Kau binatang, Edward. Apa kau pikir aku menikmati semua itu?"

Tapi wajahnya bersinar bangga, matanya berbinar. “Aku harus akui... kau memang tahu bagaimana memperlakukan wanita, Edward. Aku nyaris lupa kalau itu malam pertamaku.”

Edward menyeringai. Ia menoleh ke Laras, mencari reaksi. “Kau dengar itu, Sayang? Adikmu puas.”

Laras hanya mengangkat alis sekilas dan menyuapkan bubur lagi ke mulutnya. “Bagus,” katanya singkat. “Akhirnya ada yang bisa menunaikan tugas sebagai istri.”

Sherin membeku sesaat.

Edward mengerutkan kening. Bukan reaksi itu yang ia harapkan. Ia ingin Laras menangis. Ingin melihatnya terpukul. Tapi Laras... terlalu tenang. Terlalu damai.

“Tak ada kecemburuan?” Edward mendongak. “Kau tak merasa... tersaingi?”

Laras meletakkan sendok dengan anggun, mengusap bibirnya dengan serbet. “Untuk apa cemburu? Kau bukan pria yang bisa kuperebutkan dengan siapa pun. Kau bisa kubagi... atau kubuang.”

Sherin tercekat.

Edward mengepal.

“Kau sungguh tak peduli meski aku membuat Sherin hamil lebih dulu?”

Laras tersenyum. Tipis. “Mungkin itu satu-satunya hal berguna yang bisa kau lakukan dalam hidupmu.”

Edward menghentak meja. Tapi Laras sudah berdiri, menyisakan mangkuk kosong dan ketenangan yang mencekik.

Sherin menatap punggung kakaknya yang menjauh. Ada kekaguman. Ada rasa sakit. Ada dendam yang tumbuh.

Dan Edward?

Ia hanya bisa menggertakkan gigi. Dihadapan dua wanita yang tak bisa ia taklukkan sepenuhnya, meski sudah ia injak harga diri mereka semalam.

***

Ruangan itu tenang. Hangat. Wangi terapi lavender menyelimuti udara, menenangkan setiap kecemasan yang mungkin tertinggal di balik dada. Laras duduk tegak di sofa kulit berwarna coklat tua, sementara di sampingnya, sang terapis—dokter wanita paruh baya dengan sorot mata lembut—tersenyum tipis sembari menutup catatan medis terakhir.

“Selamat, Laras,” ucapnya pelan. “Kondisimu... hampir sepenuhnya pulih. Sedikit lagi, kau bisa sembuh total.”

Laras hanya menunduk, jemarinya meremas pangkuannya sendiri. Matanya berkabut, tapi tak setetes air pun jatuh. Ia menarik napas dalam-dalam.

“Tolong... jangan beritahu siapa pun soal ini,” pintanya lirih.

Sang dokter mengangguk mengerti. “Tentu saja. Ini adalah rahasiamu. Tapi bolehkah aku tahu... apa rencanamu setelah ini?”

Laras menatap lurus ke arah jendela. Cahaya matahari masuk membentuk pola bayangan di lantai kayu. “Aku akan menyiapkan semuanya. Saat waktunya tiba, aku akan menggugat cerai Edward.”

“Sudah yakin?”

Laras mengangguk pelan. “Sudah lama yakin. Aku hanya menunggu saat yang tepat. Dan... luka ini sembuh bukan untuk dia.”

Sang dokter terdiam sesaat. Ia mengamati wajah Laras yang begitu tenang, begitu kuat... namun matanya menyimpan laut yang bergolak. Lalu ia berbisik, “Kau rela menderita, hanya agar pria yang kau cintai bisa bahagia. Kau benar-benar tak ingin lagi bersamanya?”

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Fadillah Ahmad
Hadir Kak Nana. 🙏🙏🙏
Herman Lim
moga arka sang prajurit BS tolong laras
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bayu, kau harus tau. laras berada di tempat yg aman. sekarang kau bisa lari meninggalkan ayah sombongmu itu. cari laras bayu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga arka & rekan2 militernya bisa melindungi laras & menghancurkan Edward.
Khanza Orioncraft
novel pling menantang adrenalin yg prnh aq baca di NT...bkin g sabar dg kelanjutannya,
Siti Jumiati
Alhamdulillah 🤲 Laras dapat perlindungan dari pak militer gk nyangka istri nya baik dan mau ikut melindungi Laras, semoga setelah ini Edward ditangkap masuk penjara karena kdrt dan Laras bisa cerai dari Edward.
semangat kak sehat selalu 🤲
mbok Darmi
semoga edward segera hancur lebur diceraikan laras dan justru dia yg ajan dikuliti sama arka
Agus Tina
Bagus ceritanya, cuma jangan biarkan Edward berhasil menangkap Laras kembali dgn cara menghancurkan orang2 baik yang telah menolongnya ...
abimasta
semoga laras benar2 aman bersama arka dan keluarganya
syisya
psikopet, edward gila
axm
sebenernya laras ditinggalin banyak warisan kasian diambil
Herman Lim
moga yg tolong Laras org yg baik yg BS bawa Laras ke bahagia yg sesungguhnya nya
Siti Jumiati
semoga setelah ini kebahagiaan menyertai mu Laras/Sob//Sob//Sob//Sob/
kamu sudah lama menderita dan kamu pantas untuk bahagia Laras...
Semangatt kak lanjut... sehat selalu 🤲
Dzimar Rezkiansyah
thor satukan Laras dgn Bayu ..kasian mereka saling cinta meskipun mereka sma2 dari 0
abimasta
semoga laras bisa lepas dari edward
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat laras. kamu kuat pasti selamat
mbok Darmi
saat nya pembalasan laras jgn patah semangat kamu hanya sebatang kara ngga ada yg perlu kamu cemaskan dan takutkan seandainya mati pun tidak akan ada yg menangisi jenasah mu yg ada ortu angkat mu seneng dan sherin adik lucknut mu pasti jadi sasaran kemarahan edward
axm
sykurlah larasa selamat,ayo laras tinggal balas mereka semua.bikin edward menangis darah dalama penyesalan
Dek Sri
semoga Laras selamat
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga Edward tidak membunuh laras. andai dia melakukan KDRT, itu akan memudahkan jalan laras
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!