perjalanan seorang remaja yang mencari ilmu kanuragan untuk membalaskan dendam karena kematian kedua orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelabang Neraka
Mendengar Ucapan Bandung Gila, Hantu berkabut mengumpulkan sisa tenaganya dan perlahan berdiri dengan sedikit goyah, matanya menatap tajam pada lawannya
" Bandung Gila, jangan berharap kau akan mengalahkanku, aku telah bersumpah akan membalaskan demdam ini walau aku harus mati!" seru Hantu Berkabut, tangannya merogoh kantung Bajunya
" Wrrrrr" tangannya keluar dengan cepat dan mengibaskan ke arah Bandung Gila, dan berpuluh benda kecil, berwarna hitam melesat dengan kecepatan tinggi
Mata Bandung Gila terbeliak melihat benda yang menyerangnya
" Kelabang Neraka!?" teriaknya ketakutan saat melihat benda itu dengan seksama, lalu dengan gerakan cepat ia mendorongkan tangannya ke arah kelabang kelabang itu
" wush" angin keras keluar dari tangan Bandung Gila, namun seakan mengetahui kelabang kelabang kecil itu terbang menghindar dan memutari bandung Gila
" Keparat, mereka benar benar Kelabang neraka" desis Bandung Gila dengan cepat ia mengerahkan tenaga dalamnya untuk melindungi dirinya dari serangan kelabang Neraka itu
" Ha ha ha, kau akan mampus di tangan Kelabangku bandung Gila. sama seperti nasib yang di alami Pendekar Bunga" Hantu Berkabut tertawa melihat raut muka Bandung Gila yang Cemas
Bandung Gila tak menghiraukan kata kata Hantu Berkabut, ia berkonsemtrasi untuk menghadapi kelabang Neraka itu
" wung" satu dengungan terdengar dari belakang
" Wush" dengan cepat ia menggerakan tangannya
" Plash"
" Trak"
" traak"
"Traaak"
beberapa kelabang bisa di hempaskan dengan pukulan tenaga dalamnya, hingga terdengar seperti ranting patah
namun belum ia meluruskan napas dari sisi kiri suara dengungan pelan terdengar
" Plaaas" Bandung gila mengayunkan tangannya lagi dan beberpa kelabang jatuh, namun Bandung Gila belum merasa tenang, mash tersisa banyak kelabang kelabang itu
" Keparat kelabang ini sangat licik dan berbahaya" maki Bandung gila
" Menyenangkan bukan?" tanya Hantu Berkabut sambil tertawa mengejek
Bandung Gila, diam sesaat lalu tertawa dengan keras, inilah yang membuat ia di juluki Bandung Gila, karena saat ia mengeluarkan ilmu pamungkasnya maka ia akan tertawa seperti orang gila
" Ha ha ha ha, Kelabang kurang ajar majulah jika kalian ingin mampus!" teriaknya sambil berputar seperti gasing, dari putaran tubuhnya angin deras keluar dan menerpa kelabang kelang itu, namun ia tak menyadari ada seekor kelabang yang dekat dengan kakinya dan tak terkena pengaruh angin kencang dari putaran tubuh Bandung Gila
Hantu Berkabut tak menyerang ia hanya berdiri dan menyaksikan pertunjukan yang menurutnya lucu, dengan diam diam ia juga memulihkan tenaganya
" Kelabangku memiliki naluri yang tinggi, kau tak akan mudah membunuhnya!" Ejek Hantu berkabut
" Mereka juga tak bisa mendekatiku" balas Bandung Gila sambil berpikir bagaimana menyerang Hantu Berkabut,
" Aku harus menyerang kakek celaka ini," Gumamnya dalam hati. lalu sambil berputar ia menyiapkan serangan dadakan pada Hantu berkabut
Baru saja ia hendak menyerang
" Eh"
Bandung Gila berteriak kaget karena seekor kelabang menyerang kakinya
" Bangsaaaat!" maki Bandung Gila
" Plaaaak" kelabang itu terpental terkena ttendangan dari Bandung gila, namun ia merasa ada yang mencubitnya saat menendang kelabang itu.
" He he he, kau akan menyusul kedua temanmu" ejek Hantu Berkabut tertawa senang
Bandung Gila tak menjawab ia merasakan darahnya aliran darahnya menjadi lebih cepat dan sekujur tubuhnya menjadi panas
" Ah," jerit bandung Gila sambil memegang dadanya yang tiba tiba terasa sakit
" Kurang ajar, kelabang itu ternyata seluruh tubuhnya beracun" desis Bandung gila, perlahan tubuh Bandung Gila terhuyung lalu ambuk, napas bandung Gila tercekat dan sekujur kulitnya memerah
" Iblis! Kau akan menyesali semua perbuatanmu ini!" rutuk Bandung Gila
" ha ha ha aku tak akan menyesali, aku malah puas " Hantu berkabut tertawa dengan keras
" Nanti akan ada yang membalaskan Dendam kami, kau akan di burunya!" kutuk Bandung Gila di napas terakhirnya
" Ha ha ha, aku tak takut, aku akan menunggu kedatangannya " tantang Hantu Berkabut sambil tertawa
" Sekarang susullah kedua temanmu" desis Hantu Berkabut sambil mengibaskan tangannya
" Wush"
" Desh"
" Aaaaaakhh!" Bandung Gila menjerit untuk terakhir kalinya, lalu diam tak bergerak lagi,
" Hantu Berkabut melesat terus ke atas bukit karena ia mengetahui di atas sana Bandung gila tinggal ia tak mau Ucapan Bandung Gila akan menjadi kenyataan,
Di puncak bukit sawangan sebuah rumah kayu berdiri kokoh,
" Ibu, mengapa ayah keluar rumah hujan hujan begini" tanya seorang anak berusia 12 tahun pada ibunya
" ayah menghadapi musuh yang jahat anakku" sahut sang ibu,
" ha ha ha, di sini ripanya rumah Bandung Gila"
baru saja sang ibu selesai berkata satu tawa yang menyeramkan terdengar di luar pondok mereka
" Anakku, pergilah lewat belakang, jangan pedulikan ibu" teriak sang Ibu sambil mencabut pedangnya
" Tidak ibu, aku akan menemami ibu" tegas sang anak tanpa rasa takut
" pergilah, atau ibu akan bunuh diri!" ancam sang Ibu sambil menempelkan pedang yang di pegangnya ke lehernya sendiri
" Ha ha ha, keluarlah, atau kuratakan pondok ini dengan tanah" di luar suara hantu berkabut terdengar mengancam di sertai tawa yang keras.
" Siapa kau mengapa kau mengganggu kami!" teriak sang ibu sambil mendorong anaknya ke sebuah lorong tersembunyi di dalam rumahnya, lorong itu menuju kaki bukit sawangan
" Aku Hantu berkabut, keluarlah!" teriak hantu berkabut lagi
" Nak ingatlah nama itu, pergilah sejauh mungkin balaskan demdam kami" ucap sang ibu sambil menutup lorong itu lagi dengan kayu dan meja hingga tak tampak ada sebuah lorong di sana Setelah mendorong sang anak ke lorong dan menutupnya wanita tua itu keluar dengan pedang di tangan
" Mampus kau!' teriak wanita itu yang langsung melesat menyerang saat berada di luar rumah
" Sriiing"
" Plaak" dengan enteng Hantu Berkabut menepis pedang itu dengan tangan kosong , karena ia tak khawatir akan serangan itu, serangan yang tak memiliki tenaga dalam yang cukup
" He he he, aku pikir Istri bandung Gila seorang pendekar wanita, tak tahunya hanya manusia biasa" ejeknya pada Istri Bandung Gila
" Ciaaaat"
Istri bandung Gila tak mempedulikan ejekan itu, ia siap berkorban agar anaknya bisa melarikan diri dari tangan Hantu Berkabut.
" Swiiing"
serangan istri Bandung Gila semakin membabi buta, istri bandung Gila memang bukan pendekar, ia seorang wanita desa yang penah di tolong oleh bandung Gila dari perampok, ia hanya belajar ilmuu kanuragan setelah menjadi istri Bandung Gila,
" Cari mati!" desis Hantu berkabut, lalu dengan santai ia menjepit pedang yang menyerangnya dengan jarinya
" Tap"
" lepaskan" seru istri bandung Gila saat ia merasa pedangnya seperti di jepit kekuatan yang besar
" Ha ha ha, mampuslah!"
" Traaak"
" Wush"
Hantu Berkabut mematahkan pedang itu dan melemparkan patahan pedang itu pada istri Bandung Gila
" Clap"
" Aaaaaaahkk" istri Bandung Gila menjerit , dari dadanya mengucur darah segar di mana pedang patahan itu menancap, tubuhnya perlahan roboh dan tewas
Hantu berkabut masuk ke dalam pondok dan memeriksa , ia menghela napas lega saat di lihatnya tak ada siapapun di dalam pondok itu
" ha ha ha, kutukanmu tak berguna bandung Gila!" seru Hantu berkabut sambil tertawa, ia membakar pondok itu dan melesat pergi meninggalkan bukit sawangan