SENIA

Senia membuka mata begitu ibunya keluar dari ruangan , ia menangis sampai dadanya terasa sakit . Hatinya semakin tersiksa setelah mendengar perkataan ibunya di luar dugaannya . Ibu yang dia harapkan akan berubah sikap padanya justru semakin membuatnya sakit hati .

Dokter Anwar masuk ke dalam sambil tersenyum melihat Senia sudah bangun dari pingsannya . ia menghampiri berdiri di samping tempat tidurnya .

"Bagaimana kondisimu saat ini ?’ tanya Dokter Anwar sambil melakukan pengecekan pada tubuh Senia .

Senia semakin keras suara tangisnya . Ia tidak bisa berkata-kata hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan dokter .

"Ya sudah kalau kamu tidak mau cerita sama dokter , dokter paham apa yang kamu rasakan . kamu butuh memenangkan diri agar kondisimu stabil . Jangan lupa makan biar cepat sembuh dan bisa beraktifitas kembali ," saran dokter .

Senia melihat wajah dokter dengan tatapan penuh harap . Di balik sikap dokter hati Senia berharap suatu hari nanti ayah dan ibunya berubah padanya memberi kasih sayang dan perhatian .

Senia tersenyum getir mengingat perlakuan ibu dan ayahnya sejak kecil padanya yang tidak kenal waktu . Semua ia lakukan karena baktinya pada kedua orang tuanya tapi balasannya justru menyakitkan .

"Maafkan saya sudah merepotkan dokter ," kata Senia melihat dokter duduk di samping tempat tidurnya .

"Kamu bisa cerita sama dokter , dokter siap mendengarkan ," kata Dokter Anwar senyum ramah sambil mengusap kepala Senia dengan sayang .

"Terimakasih, saya hanya ingin tidur ," sahut Senia kemudian memejamkan mata dia berharap kejadian lalu adalah mimpi buruk dan ketika bangun semua berubah lebih baik .

Dokter Anwar keluar dari ruang merasa kasihan pada Senia . Kalau boleh memilih ia ingin merawat Senia tapi masih ada kedua orang tuanya mama mungkin ia melakukannya .

Di tempat lain Aluna dan kekasihnya sedang bersenang-senang sambil menikmati suasana pemandangan pegunungan . Cuaca sangat mendukung sepasang kekasih selingkuhan .

"Sayang apa kita akan seperti ini terus ?" tanya Aluna dengan nada manja dalam pelukan pria itu .

Dengan senyum pria itu menatap lurus ke depan terlihat pemandangan luas hamparan tumbuhan hijau menyejukkan mata . Pria selingkuhan adalah seorang pengusaha kaya yang sudah beristri dan mempunyai dua orang anak laki-laki yang masih kuliah dan yang satu sudah bekerja .

Aluna dan pria itu berteman lama mereka dulu sepasang kekasih dan putus karena kedua orang tua mereka tidak menyetujui . Dan bertemu kembali saat Pria itu secara tidak sengaja melihat Aluna sedang pulang bekerja hendak dilecehkan oleh sekelompok preman dan sejak saat itu hubungan keduanya berlangsung secara sembunyi-sembunyi.

"Kamu tenang saja selama hubungan kita aman kita jalani saja yang penting kebutuhan selalu terpenuhi ,“ kata pria bernama Prambudi Setyo tersenyum licik kemudian mencium bibir Aluna dengan rakus .

Aluna mendorong dengan kuat melepaskan ciuman pria itu . Wajahnya terlihat kesal , ia merasa menjadi simpanan dan pelampiasan belaka . Dengan akal liciknya ia akan menguras semua uang milik pria kaya tersebut tanpa sepengetahuan si pria .

"Baiklah aku setuju tapi jangan salahkan aku jika suatu saat nanti hubungan kita diketahui orang lain ," Aluna mengancam dengan cara halus membuat Prambudi tersenyum senang lalu mengungkungnya lagi .

"Kamu pintar sekali membuatku melayang dan candu dengan pesona tubuhmu , bagaimana cara kamu merawat pahatan yang begitu seksi ?" tanya Prambudi dengan suara serak berbisik di telinga Aluna .

Aluna bukannya menjawab tapi merasakan sensasi liar yang Prambudi ciptakan . Dengan sekali hentakkan mampu membuat keduanya mencapai pelepasan pertama . Sangat memabukkan dan sangat nikmat sehingga mereka melakukan berulang kali .

"Rasanya aku semakin gila saja ," desah Aluna dalam lingkungan Prambudi .

Prambudi tersenyum puas dan mendesah kuat merasakan denyutan di area milik Aluna .

"Sayang , uuuhh nikmat sekali ayo lakukan sekarang ," pinta Prambudi mencium bibir Aluna penuh gairah .

Aluna menambah ritme dan memacu dengan penuh sensasi erotis membuat Prambudi tak berdaya . Pikirannya teringat pertama kali melakukan dengan suaminya namun rasanya tentu saja berbeda .

“Kenapa aku teringat mas Bian ?" batin Aluna ketika menggoyangkan miliknya dan terus melakukan gerakan sampai akhirnya pelepasan untuk kesekian kali .

Tubuh mereka melemas dan napas teratur . Prambudi menjatuhkan tubuhnya di samping Aluna sambil mengusap keringatnya dan keringat Aluna menggunakan pakaian mereka .

"Apakah kamu puas ?" tanya Aluna tanpa melihat wajah Prambudi .

"Sangat puas karena permainanmu sangat hebat membuatku pengen lagi tapi sayang sekali aku ingin pergi ke kamar mandi ," jawab Prambudi .

Tubuh polos mereka hanya tertutup selimut . Prambudi turun dari tempat tidur berjalan menuju kamar mandi sedangkan Aluna langsung terlelap .

Setelah membersihkan tubuh Prambudi memesan makanan , ia pergi ke balkon menghirup udara pegunungan yang sejuk .

Pikirannya menerawang jauh entah kenapa ia tidak ingin pulang dan selalu ingin bersama Aluna . Apakah aku sudah dibutakan oleh nafsu ? Pikir Prambudi.

di depan seperti ada bayangan sosok gadis kecil tersenyum kepadanya namun senyum itu hilang bersama Aluna yang memeluknya dari belakang .

"Kamu sudah mandi , kenapa tidak mengajakku ?' kata Aluna dengan manja .

Prambudi menarik napas panjang lalu meraih tubuh Aluna agar berada didepannya kemudian mencium keningnya .

Aluna merasa hatinya hangat mendapat perlakuan Prambudi yang begitu manis . Ia ingin tahu apa yang akan dikatakan oleh Prambudi .

"Aku minta maaf ," katanya sambil memeluk Aluna begitu erat .

Aluna merasa ada hal aneh pada Prambudi seolah permintaan maafnya adalah penyesalan . Ia belum siap jika Prambudi melepasnya . Aluna menangis dalam dekapan pria itu .

Prambudi pun menangis namun tidak sampai meneteskan airmata takut menyinggung perasaan Aluna .

”Kenapa kamu minta maaf , apakah kamu menyesal kita telah melakukan hubungan ini terlalu jauh ?" tanya Aluna sesenggukan .

" Bukan begitu , aku menyesal kenapa kita dulu tidak mempertahankan hubungan ini dan melakukan pernikahan tanpa restu dan kita tidak mungkin melakukan hal seperti ini bersembunyi terus menerus , " jelas Prambudi menyeka airmatanya yang akan menetes .

Aluna menyadari kalau pria di depannya saat ini menangis dengan penuh penyesalan . Ia melerai pelukannya menatap wajah tampan Prambudi .

"Kita sama-sama korban keegoisan orang tua kita tapi di balik itu semua pasti ada hikmahnya . Tapi aku tidak menyesal bertemu kembali dengan mu meskipun sembunyi-sembunyi itu berarti kita dipertemukan kembali tapi dengan cerita lain ," ucap Aluna dengan perasaan lega .

Ia pikir Prambudi akan melepaskannya dan mengakhiri hubungan gelapnya selama ini yang hampir dua tahun terakhir .

"Terimakasih atas pengertianmu . Aku mau tanya sama kamu apakah kamu bahagia dengan suamimu ? ' tanya Prambudi menatap wajah cantik Aluna .

”Apakah aku terlihat tidak bahagia . Asal kamu tahu suamiku jarang pulang jadi aku hanya berempat sama anak-anakku , " jawab Aluna sambil mengelus dada Prambudi .

Prambudi kembali memeluk Aluna dengan erat .