NovelToon NovelToon
ANTARA CINTA DAN DENDAM

ANTARA CINTA DAN DENDAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Sania, seorang dokter spesialis forensik, merasakan hancur saat calon suaminya, Adam, seorang aktor terkenal, meninggal misterius sebelum pernikahan mereka. Polisi menyatakan Adam tewas karena jatuh dari apartemen dalam keadaan mabuk, namun Sania tidak percaya. Setelah melakukan otopsi, ia menemukan bukti suntikan narkotika dan bekas operasi di perut Adam. Menyadari ini adalah pembunuhan, Sania menelusuri jejak pelaku hingga menemukan mafia kejam bernama Salvatore. Untuk menghadapi Salvatore, Sania harus mengoperasi wajahnya dan setelah itu ia berpura-pura lemah dan pingsan di depan mobilnya, membuat Salvatore membawanya ke apartemen. Namun lama-kelamaan Salvatore justru jatuh hati pada Sania, tanpa mengetahui kecerdikan dan tekadnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Semalaman Sania tidak tidur dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul empat pagi.

Tok... tok.... tok....

"Sania, apa kamu sudah bangun, nak?" tanya Mama Gea.

Sania bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamarnya.

"San, kamu belum tidur?"

Sania langsung memeluk tubuh Mamanya yang berdiri di hadapannya.

"Ma, aku nggak bisa tidur. Dari tadi aku mencoba menghubungi Adam, tapi nggak bisa." jawab Sania.

Mama Gea meminta putrinya untuk memenangkan diri.

Mendengar suara istrinya yang menenangkan putrinya.

Papa Erwin masuk ke kamar dan melihat Sania yang menangis.

"Ada apa, Ma?" tanya Papa Erwin.

Mama Gea menceritakan apa yang terjadi pada Sania.

Papa Erwin berusaha tersenyum menenangkan, meski dalam hatinya mulai muncul rasa khawatir yang sama.

“Mungkin ponselnya mati, Sayang. Dia pasti sibuk di lokasi syuting. Kamu tahu sendiri, pekerjaannya tidak bisa ditebak.”

"Tapi, Pa. Adam tidak pernah seperti ini. Walaupun dia sibuk, dia pasti mengirimkan satu pesan." ucap Sania.

Papa Erwin bangkit dari duduknya dan menghubungi seseorang untuk mencari keberadaan Adam

Setelah itu Papa meminta Sania untuk istirahat sejenak.

"Tidurlah dulu, San. Kamu juga haru jaga kesehata." ucap Mama Gea.

Sania menganggukkan kepalanya dan kembali naik ke atas tempat tidur.

Mereka menemani Sania yang sedang mencoba untuk tidur.

"Aku tidak bisa memaafkan jika Adam mempermainkan putri kita," ucap Papa Erwin.

Mama Rani meminta suaminya untuk tidak emosi dulu.

Beberapa jam kemudian, cahaya matahari mulai menerobos tirai jendela kamar Sania.

Suara ponsel Papa Erwin tiba-tiba berdering keras, membuat mereka berdua saling berpandangan cemas.

"Iya, Ris. Bagaimana? Apa kamu ada kabar tentang Adam?" tanya Papa.

Haris menelan salivanya dan ia bingung dengan apa yang akan ia katakan kepada Papa Erwin.

"Haris, ada apa? Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan saya?"

Haris menarik napas berat di seberang telepon, suaranya bergetar saat akhirnya menjawab,

“Pak, saya baru saja menerima laporan dari kepolisian dan saya kirimkan videonya saja, Pak. Tapi mohon Bapak kuat, ya.”

Tak lama kemudian pesan masuk dan sebuah video pendek berdurasi tiga puluh detik.

Tangan Papa Erwin gemetar saat ia membuka file itu.

Layar ponselnya menampilkan pemandangan jalan raya yang dipenuhi lampu merah biru dari mobil polisi.

Beberapa petugas berdiri di sekitar jasad yang sudah ditutupi kain putih.

Salah satu polisi membuka kain itu dan di bawahnya, wajah Adam yang pucat, dingin, dan penuh luka tampak jelas.

Ponsel di tangan Papa Erwin perlahan tergelincir jatuh ke lantai.

Wajahnya memucat, napasnya tercekat, air mata mengalir tanpa bisa ditahan.

“Pa, ada apa?” tanya Mama Gea cemas dan langsung menghampiri suaminya.

Papa Erwin tidak menjawab dan hanya menatap ke arah Sania yang masih tertidur dengan wajah lelah, lalu menatap istrinya sambil berbisik lirih,

“Adam, ditemukan meninggal, Ma...”

Mama Gea menutup mulutnya dengan kedua tangan, tubuhnya gemetar hebat.

“Tidak mungkin, Pa. Itu tidak mungkin Adam." ucap Mama Gea.

Sania perlahan bangkit dari tempat tidurnya, matanya masih setengah terbuka.

“Ma, kenapa sebut nama Adam?” tanya Sania dengan wajah kebingungan.

Mama Gea dan Papa Erwin saling berpandangan tak satu pun yang berani bicara lebih dulu.

Sania berdiri, menatap wajah kedua orangtuanya yang tampak pucat.

“Papa, ada apa? Adam kenapa?” tanya Sania

Papa Erwin mencoba menahan suaranya agar tetap tenang, tapi bibirnya bergetar.

“San, tolong tenang dulu, ya.”

“Papa, jangan buat aku takut. Ada apa dengan Adam?”

Air mata Mama Gea jatuh begitu saja. Ia memeluk Sania erat.

Sania mulai panik sampai jantungnya berdetak kencang.

“Ma, jawab aku! ADA APA DENGAN ADAM!?”

Papa Erwin menarik napas panjang, lalu menatap putrinya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Adam, ditemukan meninggal, San.”

Sania yang mendengarnya langsung tertawa terbahak-bahak.

"Papa, sudah! Ini sama sekali nggak lucu." ucap Sania.

Sania langsung keluar dan mencari keberadaan Adam.

"Adam, sudah cukup! Aku nggak mau prank-prank lagi. Adam, cepat keluar atau aku marah." ucap Sania.

Sania berlari ke ruang tamu, membuka pintu depan dengan tangan bergetar.

“Adam! Lekas keluar, aku tahu kamu di sini! Jangan bercanda seperti ini!” teriak Sania dengan suara yang mulai parau.

Namun yang terdengar hanya hembusan angin pagi yang dingin, membuat bulu kuduknya berdiri.

Langkah kaki Papa Erwin terdengar di belakangnya.

Ia menghampiri putrinya perlahan, memegang kedua bahunya dengan lembut.

“San...” panggil Papa Erwin.

“Pa, bilang ini cuma lelucon, kan? Adam cuma syuting? Kan dia janji bakal datang hari ini...”

Papa Erwin menggeleng pelan sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memperlihatkan video yang dikirim oleh Haris.

“San, ini bukan lelucon.”

Sania menatap layar itu dengan wajah kebingungan.

Begitu kain putih di video terbuka dan menampakkan wajah Adam yang pucat dan tubuh Sania seketika lemas.

“Tidak, ini bukan dia. Itu bukan Adam." bisik Sania lirih.

Ia mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ambruk di kursi.

“San! Sania!” teriak Mama Gea panik sambil menahan tubuh putrinya yang terjatuh.

Papa Erwin segera berlari mengambil ponsel dan menelepon dokter pribadi keluarga mereka.

“Dok, tolong segera ke rumah. Anak saya pingsan!” ucap Papa Erwin.

Papa Erwin menutup ponselnya dan membopong tubuh putrinya.

Mama Rani menangis sesenggukan sambil menggenggam tangan putrinya.

Tak berselang lama dokter Amar datang dan memeriksa keadaan Sania.

"Tekanan darahnya turun drastis dan itu yang menyebabkan Nona Sania pingsan." ucap Dokter Amar.

Dokter Amar memasang selang infus ke pergelangan tangan Sania.

"Dia butuh istirahat dan jangan sampai stres." pinta Dokter Amar yang kemudian berpamitan pulang.

Mama Gea masih menggenggam tangan putrinya yang masih belum sadarkan diri.

Dua jam kemudian Sania membuka matanya dan melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk disampingnya.

"Adam..."

Sania mencoba untuk bangkit dari tempat tidurnya.

"San, jangan kamu paksakan dulu. Kamu masih lemah." pinta Papa Erwin.

Sania menggelengkan kepalanya dan mencabut selang infus yang ada di pergelangan tangannya.

"San, apa yang kamu lakukan?"

"Pa, tolong antarkan aku ke lokasi kejadian. Aku ingin bertemu dengan Adam. Jasadnya pasti masih ada disana." pinta Sania yang memiliki kepada Papa Erwin.

Papa Erwin menghela nafas panjang saat mendengar perkataan dari putrinya.

“Tidak, San. Wartawan sudah banyak di sana. Papa takut mereka menanyakan hal-hal yang justru bikin kamu tambah sedih.”

“Pa, aku pakai masker,” ucap Sania cepat. “Aku janji nggak akan buat keributan. Aku cuma mau lihat dengan mata kepala sendiri.”

Papa Erwin menarik napas panjang, menatap putrinya yang keras kepala namun tegar. Ia akhirnya mengangguk pasrah.

“Baiklah. Tapi Papa nanti akan menemani dan kamu tidak boleh jauh-jauh dari Papa.”

Sania menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

Ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil tas serta masker yang akan ia pakai.

Mama mengambil hijab dan menutup rambut putrinya.

1
kalea rizuky
buat pergi jauh lahh sejauh jauhnya
kalea rizuky
biadap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!