Laura, gadis miskin yang berstatus mahasiswi. dia baru berusia 20 tahun, namun harus memikirkan bagaimana cara dia mendapatkan uang untuk biaya kuliah dan juga kehidupan nya.
Laura mencari kerja kesana kemari namun tidak ada yang menerimanya. tidak ingin menyerah begitu saja, dia mencoba mencari lowongan kerja melalui internet.
saat melihat ada yang membutuhkan pekerjaan sebagai Baby Sister tanpa syarat pendidikan yang baik. Laura ingin melamar. namun usianya tidak cukup. apa yang harus dia lakukan? haruskah dia berhenti berkuliah dan mati kelaparan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03_ hari pertama Bekerja
Tok tok
Tidur nyenyak Laura terganggu saat mendengar suara pintu di ketuk tidak ada hentinya. bahkan di luar suara nyaring seorang wanita terdengar sangat mengganggu.
" Laura!! Cepat keluar!!"
Laura membuka matanya dengan sangat Berat. Dia melangkah keluar dengan terpaksa lalu membuka pintu. Laura tahu apa yang akan terjadi pagi pagi buta seperti ini.
" nyenyak sekali tidur mu ya, cepat bayar kosannya. kamu kira ini kosan milik nenek moyang mu?" ujar leni, wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu kos tempat Laura tinggal.
Laura menatap malas pada lani. Dia mengucek matanya yang masih mengantuk lalu menutup mulutnya yang menguap. Dan sikap acuh Laura itu semakin memancing amarah leni.
" kalo kamu tidak mampu bayar, cepat keluar sekarang!" ujar leni.
" Bu lani yang terhormat, bukanya saya punya waktu 20 hari lagi sebelum satu bulan? Kata anda kemaren memberi saya waktu sebulan " ujar Laura dengan tenang tak tersirat aura takut sama sekali.
" tidak bisa! Ada yang ingin mengisi kontrakan ini. jadi kamu harus pergi sekarang jika tidak mampu membayar"
" nggak bisa gitu dong Bu, ibu ini gimana sih? Ko labil banget kek anak kecil yang tidak memiliki pendirian" ujar Laura.
Leni tidak peduli dengan ucapan Laura. Dia menerobos masuk dengan mendorong tubuh Laura. Leni Bergerak cepat Dengan penuh amarah memasuki kamar Laura dan membereskan semua pakaian Laura.
" Bu leni stop!" sentak laura mencoba menghentikan Leni yang sedang mengosongkan lemarinya memasukan semuanya pakaiannya ke dalam tas ransel dan juga koper milik Laura.
" aku sudah cukup bersabar sama kamu Laura, dan sekarang kesabaran ku sudah habis!" desisnya.
Laura pun pasrah. dia membiarkan Leni memasukan barang barangnya. Anggap saya itu bonus jadi dia tidak perlu repot repot membereskan nya sendiri.
" peralatan mandi saya juga Bu jangan lupa" ujar Laura saat Leni ingin menutup kopernya.
leni pun keluar kamar dan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil peralatan mandi Laura. namun saat hendak masuk ke kamar mandi dia sadar sesuatu. lalu dengan penuh amarah dia kembali pada Laura.
" berani beraninya kamu menyuruh saya! cepat pergi dari sini dan bereskan semua barang mu!" ujar leni lalu pergi dari sana.
Laura menghela nafas panjang. Sudah tidak asing lagi baginya di usir. sekarang dia harus ke mana? Sisa uang nya hanya 3 ratus lagi. Ke rumah kaivan juga dia pasti di usir lagi. namun dia tidak punya pilihan lain.
" tidak papa, hanya satu bulan. Setelah itu aku akan gajian dan mencari kosan yang lebih baik dari ini" ujar Laura pada dirinya sendiri.
•••••••
Laura tiba di rumah kaivan. Dia masuk ke rumah itu tanpa permisi menyeret kopernya dan juga di punggung nya terdapat tas ransel yang besar.
" nona Laura" seru art terkejut melihat kehadiran Laura lagi. padahal baru kemaren Laura pergi tapi sudah kembali lagi.
" bibi, tolong bawa ini ke kamar ku. Aku harus pergi bekerja sekarang" ujar Laura.
" tapi non, den kaivan_"
" aku akan berbicara dengan dia nanti. Sekarang bawakan barang ku ke kamar. aku terburu-buru" ujar Laura lalu segera berlari pergi.
Laura tahu, kaivan tidak akan Setega itu padanya. meskipun kaivan adalah pria yang dingin, kaku dan terkesan tidak peduli dengan sekitar. namun Laura yakin, kaivan tidak akan Setega itu padanya.
Laura terpaksa naik taxi karena dia tidak ingin terlambat jika menunggu bus. setelah menempuh perjalanan lumayan lama akhirnya dia tiba di rumah majikannya.
sebelum menekan bel, Laura terlebih dahulu merapikan penampilan nya. Setelah itu baru dia menekan bel dan tidak lama pintu pun terbuka.
" silahkan masuk nona, tuan, nyonya dan den Gabriel sedang menunggu " ujar art itu.
Menunggu? Sepertinya dia terlambat di hari pertama nya. Laura pun segera masuk dan di antara ke ruangan kerja oleh art.
tiba di sana, dia langsung di sambut oleh 3 orang yang seperti sedang sibuk sendiri sendiri.
Seorang pria dewasa sibuk dengan tablet Android miliknya. Dan wanita dewasa sedang sibuk dengan ponselnya, sedangkan bocah kecil berusia 3 tahun duduk diam di Antara mereka.
Mata bulat yang memiliki menik mata berwarna hitam logam itu menatap Laura. Laura tersenyum canggung pada bocah itu.
" tuan nyonya, nona Laura sudah tiba" ujar art.
mereka tadinya sibuk dengan benda di tangan mereka seketika menoleh ke arah Laura.
Deg!
Jantung Laura seakan berhenti berdetak saat tatapan nya bertemu dengan tatapan pria yang kini tersenyum manis kearahnya. Please! Senyuman nya terlalu manis untuk di miliki oleh pria yang sudah beristri.
" yaa tuhan! Kenapa dia sangat tampan? Senyuman nya begitu manis. Membuat jantung ku berdebar saja"
" duduklah Laura " ujar pria yang masih asing bagi Laura.
Laura menurut. dia duduk di Sofa yang ada di depan mereka bertiga. Sedangkan art tadi sudah pergi.
" ini dia Laura, baby sister untuk Gabriel. Dia memang terlihat seperti anak SMA, namun aku sudah melihat KTP nya dan usia nya sudah 25 tahun" ujar Anjeli.
" perkenalkan, saya Laura tuan" ujar Laura tersenyum ramah.
" nama panjang? Latar keluarga? Pengalaman kerja?" tanya Grayson.
Grayson starling, adalah ayah dari Gabriel Sterling dan istri dari Anjeli gledis. Pria tampan, ramah, berwibawa, CEO sukses dan tentunya kaya raya. Usia nya sudah 32 tahun, namun wajahnya terlihat seperti masih berusia 25 tahun.
Tubuhnya atletis. tinggi dan juga sedikit berotot. Kulitnya bersih tanpa noda tato. Hanya ada sebuah tato di bagian perut kanan nya.
" gawat! nama panjang samaran gw apa yaa? Gw lupa!" pekik Laura di dalam hati.
Laura diam diam mengeluarkan KTP nya. Dia melihat nama yang tertulis di sana ternyata hanya nama Laura saja tanpa nama panjang. Si kaivan itu memang orang yang malas berfikir.
" Laura saja tuan" ujar Laura " untuk pengalaman kerja sebelumnya saya sudah pernah bekerja di cafe dan juga di restoran. kalo untuk baby sister belum pernah" ujar Laura.
Grayson menatap ragu pada Laura. Dia tidak yakin wanita yang memiliki wajah seperti anak SMA ini bisa menjaga putranya dengan baik.
" maaf Laura, tapi sepertinya kamu tidak cocok untuk menjadi baby sister anak saya. Saya butuh wanita dewasa yang sudah berpengalaman" ujar Grayson.
Laura terkejut. Dia ingin membuka mulut untuk bersuara. namun Anjeli lebih dulu mengeluarkan suaranya.
" cukup grayson! kau selalu menolak banyak baby sister dengan alasan kurang dewasa, kurang berpengalaman, terkekeh dewasa dan sejenisnya" ujar Anjeli terlihat marah " aku capek terus mencari dan mencari, ini yang terakhir. Jika menurut mu tidak cocok maka kamu saja sendiri yang menjaga Gabriel"
Laura jadi canggung melihat perdebatan di antara suami istri itu. dia menatap Gabriel yang juga menatapnya dalam diam. namun, mata bocah itu seperti sedang berbicara.
" Anjeli, aku hanya ingin yang terbaik untuk anak kita. Lihat baby sister yang kau pilih kali ini. selain tidak berpengalaman dia juga masih terlihat sangat muda" ujar Grayson.
Laura perlahan berdiri dan mengajak Gabriel pergi. dia tidak tega melihat bocah sekecil itu harus berada di tengah tengah pertengkaran kedua orang tuanya.
" terserah kamu saja! kamu jaga dia sendiri jangan bawa bawa aku. aku sudah mencoba menjadi baby sister semampu ku" ujar Anjeli lalu pergi.