NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Luka

Cinta Setelah Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Shann29

Aliya harus menelan pil pahit saat tunangannya ingin membatalkan pernikahan lalu menikahi Lisa yang tak lain adalah adik kandung Aliya sendiri. Demi mengobati rasa sedih dan kecewa, Aliya memutuskan merantau ke Kota, namun siapa sangka dirinya malah terjerat dengan pernikahan kontrak dengan suami majikannya sendiri. “Lahirkan anak untuk suamiku, setelahnya kamu bebas.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3-Kepergian yang Tak Terhindarkan

Hari-hari menjelang pernikahan itu tiba bagai pisau yang perlahan menusuk hati Aliya. Semua yang ia lihat di rumah kini hanya berkisar pada satu topik: pesta besar yang akan digelar untuk menyatukan Lisa dan Haris. Di ruang tamu, undangan pernikahan menumpuk di atas meja, sebagian sudah siap dikirim, sebagian lagi tengah diperiksa ulang oleh Ibu Dini. Di halaman rumah, beberapa orang vendor datang silih berganti untuk berdiskusi mengenai dekorasi, tata rias, dan menu makanan. Semua sibuk, semua bersemangat—kecuali Aliya.

Bagi Aliya, hiruk pikuk itu terasa seperti ejekan. Setiap kali ia melihat nama Haris berdampingan dengan nama Lisa di undangan, hatinya seperti diremas. Itu seharusnya namanya. Itu seharusnya menjadi hari bahagianya. Namun kini, takdir menjelma seperti perampok yang datang tiba-tiba, merebut kebahagiaan yang telah lama ia impikan.

Malam itu, ketika semua orang larut dalam pembicaraan tentang gaun pengantin dan daftar tamu, Aliya duduk di sudut kamarnya. Matanya menatap kosong ke arah koper besar yang telah setengah terisi pakaian. Tangannya gemetar saat melipat baju-bajunya. Setiap lipatan adalah tekad, setiap pakaian yang masuk ke dalam koper adalah doa kecil agar ia bisa meninggalkan semua luka di rumah itu.

“Aliya, kamu tidak boleh pergi.” Suara Ibu Dini terdengar dari ambang pintu. Wajahnya tampak tegang, matanya sedikit memerah. “Bagaimana nanti perkataan tetangga? Mereka akan bilang kamu lari dari rumah karena tidak merestui adikmu menikah dengan Haris.”

Aliya menahan napas. Dadanya terasa sesak. Ia menutup koper perlahan, lalu menoleh dengan mata yang basah. “Ibu…” lirihnya, suaranya nyaris pecah. “Ibu peduli dengan omongan tetangga, tapi Ibu tidak pernah peduli dengan perasaanku—anak Ibu sendiri.”

“Bukan begitu maksud Ibu,” sanggah Ibu Dini cepat, langkahnya maju mendekati Aliya. “Ibu hanya ingin semuanya terlihat baik-baik saja. Ibu ingin keluarga kita tidak jadi bahan omongan orang.”

Aliya tertawa miris, tawanya penuh getir. “Lalu apa, Bu? Apa Ibu pikir aku masih bisa berdiri di depan para tamu, menyaksikan adik kandungku sendiri menikah dengan lelaki yang seharusnya menjadi suamiku? Apa Ibu ingin aku tersenyum palsu di hadapan semua orang, sementara hatiku hancur berkeping-keping?”

Ibu Dini terdiam. Bibirnya bergetar, namun tak ada kata yang keluar.

“Ibu ingin aku terlihat baik-baik saja,” lanjut Aliya dengan suara bergetar, “tanpa pernah mau melihat bahwa aku hancur. Hancur karena Lisa, hancur karena Haris, dan lebih hancur lagi karena restu yang Ibu berikan. Ibu lebih peduli pada anak bungsu Ibu daripada aku.”

“Aliya, jangan bicara begitu,” ucap Ibu Dini pelan, seakan mencoba menenangkan. “Ini takdir, Nak. Harusnya kamu bisa legowo menerima takdir yang sudah Allah tentukan.”

Aliya menggelengkan kepalanya dengan air mata yang kini jatuh tanpa bisa ia tahan. “Takdir? Tidak, Bu. Ini bukan takdir. Ini pengkhianatan. Dan Ibu… Ibu memilih untuk menutup mata.”

Hari-hari berikutnya berjalan semakin menyiksa. Lisa tampak bahagia, berjalan ke sana kemari dengan wajah berseri. Ia mencoba beberapa gaun pengantin, tertawa bersama Ibu Dini, dan bahkan sesekali menggoda Bimo agar membantunya memilih meski Bimo terlihat acuh. Rumah yang dulu hangat kini terasa asing bagi Aliya. Setiap sudut rumah menjadi saksi bagaimana ia dilupakan.

Bimo, sang kakak, sebenarnya memperhatikan. Ia beberapa kali mengetuk pintu kamar Aliya, mencoba mengajak bicara. Namun Aliya terlalu lelah untuk menjelaskan luka yang terus terbuka. Ia hanya berkata singkat, “Aku baik-baik saja, Kak,” meski jelas-jelas ia tidak baik-baik saja.

Di luar, Ayah Rudi lebih banyak diam. Ia tampak tak kuasa menolak permintaan Lisa yang keras kepala, sementara hati kecilnya sebenarnya masih ingin melindungi Aliya. Namun ancaman Lisa untuk meninggalkan rumah jika tak direstui membuatnya menyerah. Ia memilih jalan aman—jalan yang bagi Aliya terasa paling kejam.

Malam itu, Aliya kembali duduk di depan koper yang kini sudah penuh. Ia tahu, waktunya semakin dekat. Ia tidak bisa lagi menunda. Ia tidak ingin menjadi saksi pesta yang hanya akan menorehkan luka baru di hatinya. Ia ingin pergi, jauh dari semua orang yang ia cintai namun juga menyakitinya.

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. “Al…” suara Ibu Dini terdengar lagi.

Aliya menghela napas panjang, lalu membuka pintu. Wajah ibunya tampak letih, namun matanya masih sama—mata yang selalu melunak untuk Lisa.

“Aliya, tolong pertimbangkan lagi,” pinta Ibu Dini. “Kalau kamu pergi, apa kata orang nanti? Mereka akan menyangka keluarga kita tidak rukun. Lisa juga pasti merasa bersalah kalau kamu tidak hadir di pernikahannya.”

Aliya menatap ibunya dengan mata yang penuh luka. “Lisa merasa bersalah? Tidak, Bu. Kalau dia benar-benar merasa bersalah, dia tidak akan merebut Haris dariku. Dia tidak akan berdiri di depan Ibu sambil tersenyum, meminta restu untuk menikahi tunanganku. Jangan bilang Lisa akan merasa bersalah, karena kenyataannya dia bahagia, Bu. Bahagia atas penderitaanku.”

“Aliya…” suara Ibu Dini melemah.

“Kenapa, Bu?” suara Aliya meninggi. “Kenapa selalu Lisa? Sejak kecil aku selalu disuruh mengalah. Kalau aku bertengkar dengan Lisa, aku yang disalahkan. Kalau Lisa menangis, aku yang diminta minta maaf. Sekarang pun sama, Bu. Aku yang harus mengalah, aku yang harus legowo, sementara Lisa mendapatkan segalanya. Sampai kapan, Bu? Sampai aku mati?”

Air mata Ibu Dini jatuh, tapi Aliya tidak bisa lagi merasakan simpati. Hatinya terlalu penuh dengan kekecewaan.

“Ibu boleh tetap mendukung Lisa,” kata Aliya tegas, suaranya kini tenang namun menusuk. “Tapi aku tidak bisa tinggal di sini. Aku tidak bisa pura-pura bahagia melihat pernikahan itu. Aku akan pergi, Bu. Entah kemana, aku akan cari jalan sendiri.”

Malam semakin larut. Di luar, suara jangkrik menemani langkah Aliya yang menutup koper dengan rapat setelah memeriksa perlengkapannya kembali. Hatinya berat, namun keputusannya bulat. Ia menatap sekeliling kamarnya untuk terakhir kalinya—tempat ia tumbuh, tertawa, menangis, dan bermimpi. Kini semua itu hanya tinggal kenangan.

Di ruang tamu, Ibu Dini masih duduk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Ayah Rudi berdiri di sampingnya, bingung harus berkata apa. Bimo hanya bisa terdiam, menatap kosong ke arah pintu kamar Aliya. Tidak ada yang benar-benar bisa menghentikan Aliya kali ini.

Sementara di kamar sebelah, Lisa sedang tersenyum sendiri, membayangkan hari pernikahannya yang semakin dekat. Ia tidak tahu, atau mungkin tidak peduli, bahwa kebahagiaannya dibayar dengan kehancuran hati kakaknya sendiri.

Dan di dalam kamar itu, Aliya berbisik pada dirinya sendiri, “Aku akan pergi. Aku harus pergi. Jika tidak, aku tidak akan pernah bisa sembuh.”

Dengan tekad yang bulat, Aliya menutup matanya, membiarkan air mata terakhir jatuh, lalu berjanji pada dirinya sendiri: esok, ia akan melangkah keluar dari rumah itu—dan tidak menoleh lagi.

1
sunshine wings
Aku menangis terharu dengan berakhirnya perpisahan selama 4 bulan Angkasa dan Aliya.. Pertemuan kembali dengan rasa kegembiraan menyatu dua hati menjadi satu.. ❤️❤️❤️❤️❤️
tiara
Bahagianya angkasa dan Aliya,A nya apa ya apakah Nama galaksi
Kim nara
aku juga senyum 2 kasa liat kebahagiaan kalian
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
😭😭😭😭😭❤️❤️❤️❤️❤️
Mawar
semoga ja niat hatimu terkabulkan angkasa untuk melindungi keluargamu,ne keluarga aliya dikampung apa kabarnya ya..😕
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Next kak beresin kluarga aliya dl baru tania
total 1 replies
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
😢😢😢😢😢
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️😍😍😍😍😍
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
Felycia R. Fernandez
tapi kamu juga perlu waspada Angkasa,masih ada Tania si mantan mu yang bisa saja ingin menghancurkan hidup kalian...
jangan lengah,ntar kejadian lagi Aliya hilang
Felycia R. Fernandez
siapa Nii...
gak jauh jauh dari semesta kan kk Thor 😆...
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Apa hayoo
total 4 replies
Mawar
terbayar sudah ya deddy angkasa..😊😁😁
Felycia R. Fernandez
Daddy angkasa langsung gass poll...
udah 4 bulan ya dad 🤣🤣🤣
lungkioshop 2
🤭🤭
Diah Hanjayani
Update lagi thor 🤍
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Sore ya😁
total 1 replies
Yuni Aini
gak dikasih nafas dulu tu aliya langsung digempur 🤣🤣
tiara
Akhirnya Kasa bertemu Alya yang dirindukanya, duuh bahagianya mereka
Kim nara
uh sweet 😍
Mawar
kejutan untuk angkasa,😙kira2 gimana ya reaksi angkasa ketika lihat aliya😕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!