NovelToon NovelToon
KINASIH (Babak Pertama)

KINASIH (Babak Pertama)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Dunia Hybrid
Popularitas:361
Nilai: 5
Nama Author: Rona Aksara

Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.

Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.

SELAMAT MEMBACA..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2: Mbah Inah

Langit tiba-tiba menghitam. Gemuruh riuh petir menyambar apapun yang berada di bawahnya. Dalam gelap, perlahan tercipta pusaran angin bak portal yang terbuka di atas langit. Pusaran itu semakin melebar, membuat sebuah lubang di angkasa.

"AAAAAAAA...SIAPAPUN TOLONG AKU!"

Teriak seseorang dari dalam pusaran. Tiba-tiba terlihat seorang anak kecil terlempar keluar dari dalam pusaran itu. Anak itu adalah Kinasih.

Dia terhempas, tubuhnya yang kecil hanya bisa pasrah diterbangkan oleh angin yang kencang. Beberapa saat dia terombang-ambing di langit, lalu tiba-tiba dia mengerang kesakitan.

"ARRRGHHH...SAKIT...IBU...SAKIT."

Kinasih merintih kesakitan. Perlahan tubuh kecil itu sudah diselimuti oleh arus listrik berwarna biru. Kedua bola matanya perlahan memutih. Kesadarannya semakin berkurang.

SZZZT! Tubuh Kinasih terhempas ke kanan.

SZZZT! Lalu terhempas ke atas.

Semakin listrik itu menghempas tubuhnya, semakin besar pula kekuatan arus listrik itu. Membuatnya seakan terlihat bak petir yang menyambar.

BLARR...

Suara ledakan terdengar. Tubuh Kinasih telah terhempas di tanah setelah Beberapa detik terombang-ambing di langit. Dia tak sadarkan diri. Mukanya pucat pasi. Bibirnya memutih. Lalu dia merasakan hawa yang sangat panas merasuk dalam tubuhnya. Dia semakin terkulai lemas dan semakin tak berdaya.

..

30 menit berlalu. Tubuh Kinasih terasa seperti diselimuti oleh salju. Dingin. Dia mulai sadarkan diri lalu beranjak duduk. "dimana aku?" gumamnya. Dia memperbaiki posisi duduknya dan melihat sekelilingnya. dia berada di dalam goa, dengan bebatuan berbagai bentuk menghiasi langit-langitnya. Kinasih mencoba berdiri, namun kedua kakinya masih terasa lemas. Dia urungkan niatnya untuk keluar dari goa tersebut.

"Eh.. si cantik sudah bangun, ya" terdengar suara parau seorang wanita yang sudah berdiri di mulut goa.

"SIAPA KAU?" bentak Kinasih sambil menunjuk Wanita itu.

"Xixixixi... tidak usah takut anak cantik, aku bukan orang jahat."

Ucap Wanita itu sembari membuka jubah hitam yang menutupi wajahnya. Wanita itu perlahan mendekati asih dengan tongkat kayunya. Semakin maju Langkah Wanita itu, semakin mundur pula Kinasih menjauhinya. Wanita itu lalu mengalah dan memilih untuk duduk di hadapannya.

"SIAPA KAU SEBENARNYA?" ucap Kinasih. Tubuhnya masih gemetar.

Wanita itu hanya tersenyum tipis seraya berkata

"Kau tahu apa yang telah terjadi pada dirimu, wahai anak gadis yang cantik?."

Kinasih terdiam cukup lama. Dia bingung harus memberi jawaban seperti apa.

"Kenapa kau hanya diam, nak? Baiklah, akan ku beri tahu" Ucap wanita itu sembari menyalakan sebatang rokok yang diambil dari saku bajunya yang telah usang. Lamat-lamat diamatinya anak gadis di hadapannya.

"Kau adalah orang terpilih, nak"

"Bagaimana kau bisa tahu?." tanya asih dengan nada pelan.

"Iya, aku tahu, semalam mungkin kau masih berpijak pada tanah di duniamu, tapi sekarang kau telah berpijak pada tanah dunia lain." Wanita itu terkekeh.

"APA MAKSUDMU? DASAR WANITA PEMBOHONG!" Bentak Kinasih tanpa ada rasa sopan santun.

"HEI.. APA KATAMU?! PEMBOHONG? ASAL KAU TAHU YA, AKU ADALAH WANITA TERPERCAYA DI DUNIA FANTASI INI." Wanita itu merasa tidak terima. Dia injak rokok yang dihisapnya sampai padam apinya.

"Sudahlah, suka-suka hatimu sajalah. Sekarang cepat jelaskan atau perkenalkan dirimu terlebih dahulu." Asih terlihat memaksa.

"Baiklah, namaku Sartinah, kau bisa panggil diriku, mbah Inah." gerutu wanita itu

"MBAH?? HAHAHA..." Asih tertawa tanpa rasa bersalah mendengar ucapan mbah Inah.

"Mengapa kau tertawa? Apa yang aneh? Usia ku sudah genap 100 tahun, tapi karena ilmu sihirku, aku tidak akan menua, hanya rambutku saja yang memutih."

Sungguh Tidak Nampak keriput pada wajah Wanita itu, kulitnya putih, hidungnya sedikit mancung, rambutnya terurai Panjang penuh uban. Tubuhnya masih tegap meskipun telah termakan usia.

Kinasih terdiam.

"Mbah berbohong kan? Mana ada ilmu sihir di dunia ini?" Kinasih semakin dilanda kebingungan. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Aku bersumpah jika aku tidak akan berbohong pada siapapun wahai gadis kecil, dari awal aku sudah bilang jika dirimu tidak lagi ada di duniamu, kan?." Dengan cepat mbah inah mencengkeram tangan Kinasih lalu menariknya.

Kinasih yang dilanda kebingungan terpaksa membiarkan mbah inah menarik tangannya sambil berlari keluar goa.

..

Sinar matahari yang sangat terik menusuk tajam mata Kinasih. Dia hanya diam membisu menatap apa yang sedang dilihatnya sekarang. Hamparan rumput berwarna hijau menyejukkan mata sepanjang ia memandang. Pegunungan terlihat gagah dibalik gumpalan awan.

"Dunia macam apa ini, mbah? Kemana semua orang pergi?."

"Selamat datang di dunia fantasi, Kinasih." Ucap mbah inah.

"Kenapa mbah tahu namaku? Padahal aku belum memperkenalkan diri."

Mbah inah tersenyum tipis.

"Namamu telah tercatat di masa lalu, nak. Kelak kau akan mengetahuinya. Itulah alasan mengapa kau menjadi orang yang terpilih."

Mbah inah membungkukkan badan di hadapan asih.

"Aku Sartinah, sang penjaga keseimbangan dunia fantasi sekaligus penjaga portal menuju dunia fantasi yang lebih dalam, salam hormat dariku, kinasih." Kedua bola mata mbah inah terlihat berbinar. Seperti melihat orang yang didambakan tiba-tiba hadir di hadapannya.

Kinasih hanya diam, lalu balas mengangguk.

"Salam hormat juga, mbah inah, terima kasih atas bantuanmu. maafkan aku jika aku tidak sopan padamu."

"Sudah sepantasnya aku membantumu, asih. Mari ikut aku ke atas bukit dimana portal itu berada." Ucap mbah inah seraya menggandeng tangan asih.

Kinasih tersenyum tipis dan mengangguk menyetujuinya. Meskipun masih banyak pertanyaan-pertanyaan di kepalanya yang belum terjawab. "tapi sudahlah, aku ikuti dulu perkataan mbah inah, kurasa dia orang yang cukup baik." Ujarnya dalam hati.

.....bersambung.....

1
Oscar François de Jarjayes
Sudut pandang baru
Rona Aksara: engga, itu cuma adegan pembuka aja, sudut pandangnya masih kinasih kok
total 1 replies
Dâu tây
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Rona Aksara: merinding sebadan badan ga kak? /Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!