NovelToon NovelToon
Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Chicklit
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.

Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.

Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenyataan Pahit Yang Diketahui Ling Xi

"A Mei, tolong panggilkan tabib keluarga."

Ling Xi langsung menegang.

Jika tabib keluarga benar-benar datang, sandiwaranya pasti akan terbongkar. Di tengah kecemasannya, Ling Xi yang masih memejamkan mata mendengar suara A Mei. Pelayan setianya itu ternyata tidak langsung mengiyakan perintah Xiu Ying.

"Maaf, Nona Xiu Ying," ucap A Mei sambil membungkuk hormat. "Tabib keluarga sedang memeriksa pasien di luar kota. Biarlah bawahan ini yang mengurus Nona Ling Xi."

A Mei bergerak cepat mengambil sebotol kecil berisi ramuan yang biasa digunakan untuk menyadarkan orang pingsan. Kemudian ia mendekat dan mengusapkan ramuan itu ke Ling Xi. Dalam hatinya, Ling Xi sangat berterima kasih kepada A Mei yang langsung memahami situasinya. Ia berjanji akan memberikan hadiah, atau bahkan perlindungan jika A Mei sampai dihukum karena kebohongannya.

Tidak lama setelah A Mei berakting menyadarkan, Ling Xi perlahan-lahan membuka matanya. Namun justru karena kebohongan A Mei inilah, Jian Li langsung menyadari ada yang tidak beres. Ia merasa janggal karena A Mei mengatakan tabib sedang di luar kota, padahal Jian Li sempat berpapasan dengan tabib keluarga Ling di paviliunnya tadi.

Saat tersadar, Ling Xi langsung berbasa-basi mengucapkan terima kasih kepada Jian Li dan Xiu Ying karena telah membawanya ke kamar dan mengkhawatirkannya.

"Kalau begitu, aku permisi dulu," ucap Xiu Ying. Ia tersenyum tipis seraya berpamitan, "Aku tidak ingin mengganggu waktumu dengan Jian Li."

Setelah Xiu Ying pergi, semua pelayan juga turut keluar meninggalkan Jian Li dan Ling Xi berdua saja.

Suasana hening sejenak sebelum Jian Li membuka suara, "Kenapa kamu berpura-pura pingsan?"

Ling Xi terhenyak. Ia tidak berusaha menepis tuduhan itu, karena itu hanya akan membuatnya terlihat konyol. Ia tahu jika Jian Li sudah bertanya on point, pasti ia sudah memiliki bukti kuat.

"Ya, memang aku pura-pura. Dengan begitu, kau bisa fokus padaku seperti sekarang ini."

Manipulatif sekali, batin Jian Li.

"Aku sebenarnya datang hanya untuk menyampaikan pesanku tadi. Aku tidak sedang ingin memperhatikan siapa pun," balas Jian Li. Ia bangkit dari duduknya. "Sekarang pura-pura sakitmu sudah sembuh, jadi aku akan pulang."

Ketika Jian Li hendak berbalik, suara Ling Xi kembali terdengar, "Kapan kau akan pergi ke tempat orang tuamu?"

"Besok pagi."

Ling Xi mengangguk, dan Jian Li membalasnya dengan senyum tipis sebelum akhirnya benar-benar melangkah pergi.

Sementara itu, saat ini Xiu Ying merasa kesal sehingga ia memutuskan untuk menjauh dulu dari mereka agar tidak kelepasan. Bisa-bisa nanti image kelembutannya hilang. Dia akan membuat perhitungan kepada pelayan setia Ling Xi karena sudah berusaha menghalau dramanya.

"A Mei, apa saja yang sudah kamu siapkan?" tanya Ling Xi seraya membenahi hiasan rambut yang berkilauan. Pagi itu sinar matahari masih malu-malu mengintip dari balik awan, tetapi kesibukan di kediaman Ling sudah terasa.

A Mei segera menghampiri dengan sebuah keranjang anyaman di tangan. "Nona, bawahan ini sudah siapkan sesuai petunjuk. Ada buah persik dewa dari kebun utara, teh bunga seribu tahun dari Gunung Langit, serta acar plum dari kebun belakang."

Ling Xi menatap isi keranjang dengan saksama.

"Hmm, persik dewa itu memang paling baik. Manisnya bisa membuat siapa pun tersenyum. Teh bunga seribu tahun juga langka, cocok untuk orangtua Jian Li. Acar plum dari kebun belakang menambah kesan buatan sendiri." Ling Xi mengangguk puas.

A Mei menambahkan, "Apakah buah tangannya perlu ditambah dengan patung naga dan burung phoenix?"

"Bukankah itu lambang pasangan yang sempurna?" tanya Ling Xi.

"Benar itu adalah lambang harapan, Nona. Harapan agar Nona dan Tuan Jian Li bisa bersatu selamanya, seperti naga dan phoenix yang saling melengkapi."

Ling Xi menghela napas, "Kau ini, A Mei. Harapan memang indah, tapi terkadang kenyataan jauh berbeda. Patung ini mungkin terlalu berlebihan untuk saat ini. Apalagi aku belum pernah bertemu orangtua Jian Li. Seperti apa keluarganya, dan bagaimana chemistry diantara kami, aku masih belum tahu. Buah tangan ini saja akan aku titipkan pada Jian Li."

"Iya Nona, bawahan ini hanya bergurau." A Mei terkekeh ringan.

Ling Xi tersenyum, "Dasar kau ini. Ganti saja ide gilamu itu dengan lukisan bunga teratai milikku."

"Baik, Nona."

Mereka bergegas pergi menuju kediaman Jian Li.

...****...

Di tepi hutan yang berdekatan dengan kediaman Jian Li, Ling Xi melihat sosok pria yang dicarinya. Jian Li pernah berkata bahwa ia sedang berkelana dan menuntut ilmu, sehingga tempat tinggalnya terpisah dari orang tuanya.

Ling Xi berniat memanggilnya, namun entah mengapa perasaannya menahan. Biarlah kedatangannya menjadi kejutan tanpa kabar.

Ling Xi bersembunyi dan menunggu Jian Li melangkah ke kediaman laki-laki itu. Tapi justru yang terjadi, seorang pria datang menghampiri Jian Li. Pria itu tampak sangat menghormati Jian Li. Ling Xi lantas berpindah tempat agar dapat mendengar percakapan mereka lebih jelas.

"Tuan Muda Mahkota, Yang Mulia Kaisar sudah menanyakan kabar Anda. Beliau juga bertanya kapan Anda akan kembali ke Kerajaan Donghai?"

"Katakan saja aku sedang mempelajari ilmu dari negeri seberang. Aku akan kembali ketika waktunya tiba, tidak akan lama. Sepertinya Xiu Ying sudah dapat menerima kedekatanku."

"Baik, Tuan Muda Mahkota. Tadinya pengawal ini khawatir Anda akan jatuh cinta pada Nona Ling Xi karena Anda berpura-pura menjadikannya kekasih untuk bisa mendekati Nona Xiu Ying."

Jian Li tertawa. "Mana mungkin. Aku sama sekali tidak mencintai Ling Xi. Selain rumor bahwa ia malas dan tidak pintar itu benar, ia juga wanita manipulatif. Demi mendapat perhatianku, ia sampai pura-pura pingsan. Aku tidak mungkin bersama wanita seperti itu. Hanya Xiu Ying yang pantas menjadi permaisuriku kelak. Ling Xi hanyalah batu loncatan untukku demi mendapatkan Xiu Ying yang pintar, lembut, dan baik hati, tentunya tidak manipulatif seperti adiknya." Jian Li kembali tertawa, diikuti senyuman sang pengawal.

"Taktik ku mendekati Ling Xi lebih dulu ternyata berhasil membuatku lebih dekat dengan Xiu Ying. Akhirnya aku bisa menaklukkan wanita yang sulit di dekati. Setelah ini aku mengakhiri status hubunganku dengan Ling Xi, semoga saja ia mau mengerti." Lanjut Jian Li.

Hati Ling Xi terasa sakit mendengar ucapan-ucapan yang keluar dari mulut Jian Li. Tangannya terkepal, sementara rasa sakit menggerogoti dadanya. Ia melirik buah tangan yang ingin dia titipkan pada Jian Li untuk orangtua laki-laki tersebut di tangan para pelayannya, lalu menarik napas dalam-dalam.

"Nona, apakah kita kembali ke paviliun saja?" tanya A Mei khawatir.

"Tidak, A Mei. Aku harus menghadapinya."

Dengan mengusap air matanya, Ling Xi bertekad tetap menemui Jian Li, dimana laki-laki itu sudah beranjak pergi menuju kediaman.

.

.

.

Bersambung.

1
Muliana
walaupun gemetar, tapi masih saja mau /Grin//Grin/
Muliana
Kepala pelayan aja, takut /Proud/
Muliana
Beruntung kamu bisa mendengar isi hati orang, jadi sedikit banyak bisa menolong mereka
Biduri 🎖️
jadi nau ngobrak ngabrik dada gtu 😂
nowitsrain
/Facepalm//Facepalm/
aleena
hahaha walaupun gemetar.ttep menjawab
keselamatan rakyat dan pengawal
juga penting
pilihan bijak
/Determined//Determined//Determined/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
jadi ingat nontin ikln film, rajanya dikit² bunuh owrempuan yg di suruh masuk ke tempatnya, ada satu cewe dari jaman modern yg trnamjgrasi ke jaman Kuno, dia bisa dengar apa yg ada dalan fikiran tu raja, jadi selamtlah dia swperti Ling Xi ini, juga dua perempuan yg masuk bersama dg dia.
Dewi Payang: Ya donk kak, siapa dulu authornya...❤️
Muliana: hihi, iya ...
kayak gak asing gitu, tapi author hebat, bisa mengambil celah, untuk dimasukkan ke novelnya /Heart/
total 9 replies
Dewi Payang
Wajah bertopengnya oasti tampan....
Zenun: yuhuuuu
total 1 replies
Dewi Payang
Kaisarnya Beda memang, biasanya sayembara mencari suami.....🤭
Zenun: ehehehe
total 1 replies
nowitsrain
Hayo, apa hayoo. Ada apa dengan nama Ling Xi
Zenun: hayolooo
total 1 replies
Biduri 🎖️
berani jg kau main-main sm kaisar 🤣
Zenun: beraninya dia ngumpetin pedang Kaisar 😁
total 1 replies
Biduri 🎖️
Oalah kirain berani buka wkkw
Biduri 🎖️
apa tuh
aleena
heemm
Luka api
pasti panas dan sakit
Zenun: pastinya
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ini namanya kode wanita/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
sesadis itu bakal meleow ma Ling sih ini/Proud/
〈⎳ FT. Zira
makanya nyebut putus asa, gitu ya
〈⎳ FT. Zira
kalo moderennya semprotan merica/Joyful/
〈⎳ FT. Zira
lanjutkann Ling.../Determined/
aleena
kejarlah orangnya lgi nyasar ke utara
Zenun: kejaaar
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!