NovelToon NovelToon
ROMANCE BOY

ROMANCE BOY

Status: sedang berlangsung
Popularitas:363
Nilai: 5
Nama Author: tata

Aruna hanya memanfaatkan Arjuna Dewangga. Lelaki yang belum pernah menjalin hubungan kekasih dengan siapapun. Lelaki yang terkenal baik di sekolahnya dan menjadi kesayangan guru karena prestasinya. Sementara Arjuna, lelaki yang anti-pacaran memutuskan menerima Aruna karena jantungnya yang meningkat lebih cepat dari biasanya setiap berdekatan dengan gadis tersebut. *** "Mau minta sesuatu boleh?" Lelaki itu kembali menyuapi dan mengangguk singkat. "Mau apa emangnya?" Tatapan mata Arjuna begitu lekat menatap Aruna. Aruna berdehem dan minum sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Arjuna. "Mau ciuman, ayo!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 19

Aruna kelelahan sepanjang jalan pulang. Keduanya memang memutuskan untuk menaiki kereta atas permintaan Aruna. Gadis itu hanya diam saja sejak tadi. Arjuna meliriknya, jemarinya menggenggam erat tangan sang kekasih. Matanya melirik sekitar, mencari kendaraan yang bisa ditumpangi. Ternyata malam yang sepi, membuat suasana turut sepi. Jemarinya lekas membuka ponsel untuk mencari taksi online. Namun, kebanyakan di tolak--- mungkin karena tengah malam.

Aruna menguap beberapa kali, matanya menahan agar tidak terpejam. Arjuna sungguh tidak tega melihatnya. Jadi, lelaki itu memutuskan untuk mencari hotel atau penginapan terdekat. Untungnya, hanya perlu jalan kaki tuju menit saja. Aruna yang mengantuk, hanya menurut ketika pinggangnya dirapatkan pada tubuh Arjuna.

Sampai di hotel yang dituju, Arjuna memesan satu kamar untuk berdua. Hotel tersebut masih golongan hotel kecil.

Sampai di kamar, melihat kasur empuk dengan segera Aruna merebahkan dirinya. Melempar sandal dan tas yang digunakan. Arjuna menggelengkan kepalanya heran. Lelaki itu memilih untuk bersih-bersih terlebih dulu, sebelum menyusul tidur di samping kekasihnya.

Keesokan paginya, Aruna lebih dulu terbangun. Gadis itu segera mandi untuk membersihkan tubuhnya. Arjuna sendiri terlihat masih tertidur kelelahan. Aruna jadi memiliki pikiran aneh-aneh. Gadis itu sengaja memakai celana pendek ketat yang memperlihatkan lekuk lipatan paha dan pantatnya. Bagian atasnya memakai tanktop hitam saja. Dirinya langsung duduk di atas perut Arjuna. Berniat membangunkan Arjuna dari tidur lelapnya.

"Sayang, bangun!" Aruna menggoyangkan pinggulnya yang tepat berada di antara paha Arjuna. Gadis itu memegang kuncir rambutnya.

Mata Arjuna perlahan terbuka dan menyipit. Aruna lantas membusungkan dadanya yang tidak terbalut bra, gadis itu mengumpulkan rambut dan menguncinya jadi satu. Milik Arjuna tegang seketika, jakun lelaki itu naik turun. Melihat wajah Aruna yang begitu menggoda dengan dada yang membusung. Jangan lupakan bulatan kecilnya yang menonjol. Arjuna langsung mencubitnya.

"Awh!" Aruna mengaduh dengan nada manja. "Sakit sayang! Kok di cubit sih,"

Arjuna tersenyum, menaruh kedua tangannya di belakang kepala. Bangun pagi dengan pemandangan menyegarkan matanya. Kantuknya hilang seketika. Aruna melakukan pose menggoda, pinggulnya bergerak maju mundur, menggesek milik Arjuna yang sudah berdiri tegak.

"Nakal!" Arjuna menepuk sela paha Aruna yang tembam. Terlihat sekali karena celana ketatnya.

"Ahhhh! Biarin, cuma sama kamu juga." Sahutnya dengan jujur.

"Runa, gimana kalau kita main." Tawaran Arjuna terdengar menarik. Main di atas kasur? Sepertinya terdengar menyenangkan.

"Ini lagi main," Aruna menggigit bibirnya menggoda.

"Bukan gitu sayang," Arjuna mengusap pipi Aruna dengan lembut.

"Kita suit, yang kalah lepas salah satu yang dia pakai di tubuhnya."

Aruna menatapnya kaget, seorang Arjuna berkata begitu? Terdengar aneh sekali.

"Kamu kok jadi nakal sih!" Aruna menggeleng dengan senyum geli.

Kemana perginya Arjuna yang penuh sopan santun? Kalem, pendiam dan tidak neko-neko? Batin Aruna dengan heran. Meski begitu, dia suka asalkan itu Arjuna.

"Aku cuma ikutin apa yang aku pikirkan, kalau kamu mau. Lagian, kamu perlu di hukum setelah bikin aku khawatir karena kabur tiba-tiba."

"Juna, kalau bilang-bilang bukan kabur namanya. Tapi kalau kamu maunya gitu--- " Aruna menjeda ucapannya dan mengangguk antusias. "Mau banget, aku mau lihat punya kamu."

Arjuna tertawa pelan. Menghitung satu sampai tiga dan mengulurkan tangannya.

Awalnya Arjuna kalah sekali, lelaki itu melepas kaos yang dirinya pakai. Kedua, Aruna yang kalah. Gadis itu memilih untuk melepas tank topnya.

"Nggak jadi, mending mainin ini aja.' "

Lelaki itu membalik keadaan, membuat Aruna berada di bawahnya. Lelaki itu langsung mencium bibir Aruna. Bibir yang sudah menuduhnya macam-macam, bibir yang ingin dia kecup dan cumbu sejak kemarin. Matanya perlahan berkabut penuh gairah.

"Emhhh ahh!" Arjuna mengulum pucuk dadanya dan menghisap layaknya bayi yang sudah kehausan. Begitu mendamba dengan satu jemari bergerak nakal ke bawah. Aruna merapatkan pahanya.

Ponsel milik Arjuna yang berdering keras, menghentikan aktifitas keduanya. Lelaki itu menggeram dengan kesal dan bangun untuk mengambil ponselnya yang ada di nakas. Di layar ponselnya tampak nama Karin sebagai pemanggil.

Arjuna mengangkat dan langsung me- loud speaker ponselnya.

"Jun, gimana kabar Aruna? Baik kan? Dia nggak kenapa-napa kan gue khawatir banget sama dia."

"Karin! Gue sehat kok, kemarin cuma pergi ke tempat Tante gue." Arjuna bergerak membantu Aruna memakai tanktop.

"Gilak lo! bikin gue sama Misel khawatir! Sekarang lo dimana?" Sembur Karin dengan kesal.

"Di hotel sama Juna." Jawabnya dengan jujur.

"Aruna! Lo nggak aneh-aneh kan berdua sama Juna? Awas ya, lo masih kecil!"

"Enggak, aman kok. Juna kan nggak berani aneh-aneh," Arjuna menahan tawanya mendengar pembelaan sang kekasih.

"Ya emang! Kalau dia aneh-aneh mah Lo yang mulai duluan Run! Ya udah cepetan kasih tahu di hotel mana? Habis ini, gue, Ethan sama Misel jemput kalian."

"Hotel dekat stasiun itu, gue kirim share lock ya!"

"Oke!

Sambungan telfon pun di matikan oleh Karin. Aruna mengirim alamat dan menaruh kembali ponsel milik Arjuna.

"Nggak dilanjut?" Aruna bertanya dengan wajah murung.

Aruna tersenyum geli. "Sini peluk aja."

Perlahan tubuh Aruna mendekat dan masuk dalam pelukan hangat Arjuna. Lelaki itu mengusap punggung kekasihnya dengan lembut. Arjuna mencium harum rambut Aruna dalam diam.

"Udah ya, aku mau mandi." Aruna menggeleng.

"Masih kangen!" Rengeknya manja.

Arjuna mencubit hidung Aruna dengan pelan. "Salah sendiri kamu kabur- kaburan, besok lagi jangan di ulang ya sayang?" Lelaki itu menatap penuh perhatian pada Aruna.

"Enggak," Jawabnya singkat dengan bibir cemberut.

"Kalau ada salah paham gimana?" Tanya Arjuna memancing.

"Bicara baik-baik dulu jangan marah atau kabur." Aruna memutar bola matanya malas. Dia layaknya anak kecil yang masih butuh di kasih tahu oleh lelaki dewasa.

Cup

"Pintarnya pacarku. Nanti aku kasih hadiah, mau sesuatu?" Tawar Arjuna.

Aruna mengangguk semangat. "Runa emang pintar! Mau mandi bareng ya?"

"Aruna!!!" Gadis itu tertawa renyah ketika mendengar Arjuna yang memanggil namanya dengan nada peringatan.

Arjuna mandi dengan cepat dan mengajak Aruna keluar untuk mencari makan di dekat hotel. Tentu saja lelaki itu meminta Aruna memakai baju sopan. Di sana banyak penjual makanan berjejeran. Aruna langsung bergerak semangat membeli bubur dan camilan lainnya.

Setelah tangan Arjuna penuh dengan makanan Aruna, lelaki itu mengajak kekasihnya kembali ke hotel.

"Juna! Lihat!" Arjuna memperhatikan Aruna yang menunjukkan caranya memakan sosis dan mengemutnya.

Lelaki itu langsung menariknya dan memakan habis. Tidak membiarkan Aruna berbuat aneh-aneh lagi yang memancing sesuatu.

"Sayang, makasih ya udah nurutin semua maunya aku. Nanti aku ganti ya uangnya,"

Arjuna menoleh heran. Lagi-lagi membahas hal yang sama, yang sudah pernah Arjuna tolak. Aruna seperti kembali ke mode awal kenal.

"Sama-sama, nggak perlu diganti." Jawabnya santai, menghabiskan bubur yang ada.

Aruna menggeleng tidak terima. "Soalnya aku beli banyak banget!" Arjuna menatap kantung kresek yang belum mereka buka, Aruna sih baru mencoba beberapa. "Nanti uang kamu habis dong, kemarin kan kamu juga beliin aku ponsel!"

Arjuna menghela nafas pelan. "Nggak perlu, Aruna. Uang ku nggak pernah habis, masih banyak."

Aruna melirik sinis. "Sombong!"

Arjuna tersenyum tipis. "Aku cuma jujur di bilang sombong," Lelaki itu mengedikkan bahu. Terserahlah, yang penting dia akan menghabiskan makan.

Aruna kekenyangan setelah mencoba semuanya. Banyak yang masih tersisa, membuat Arjuna geleng-geleng kepala. Lelaki itu disuruh menghabiskan.

"Nanti kalau habis, aku kasih ciuman deh!"

Arjuna menoleh pada Aruna yang bersandar di lengannya. "Boleh, buka mulutnya dikit." Aruna menerima suapan dari Arjuna.

"Perut aku mulai buncit, nih makin gendut juga. Besok kita olahraga ya sayang?" Aruna mendongak menatap Arjuna.

"Mau kamu gendut, aku tetap suka sayang. Lagian makin empuk,"

"Apanya?"

Arjuna tersenyum mesum menatapnya. Jemarinya lantas meremas milik Aruna yang menonjol dan menempel di lengannya. Aruna langsung tertawa mendengarnya.

"Ih cowok mesum! Jangan-jangan kamu mau sama aku karena ini ya?" Tudingnya menatap sorot Arjuna.

Lelaki itu mengangguk semangat. "Iya, waktu kamu nembak aku---kalau kamu inget ya, aku lihat bibir kamu. Kayaknya enak kalau diajak ciuman, dada kamu yang besar, sama pantat kamu yang sexy!"

Arjuna tertawa ketika melihat wajah Aruna bersemu merah dengan malu- malu. Sebenarnya, Arjuna tidak pernah berpikir sejauh itu. Dia hanya sudah menyukai Aruna sejak awal bertemu. Namun, perasaan itu tentu dirinya simpan rapat-rapat.

"Ih, tuh kan mesum banget!"

"Aww!" Arjuna kaget ketika pinggangnya di cubit dengan kuat oleh Aruna.

Keduanya melanjutkan bercerita dengan tawa canda. Sesekali saling mencium dan meraba. Aruna harap, bahagianya tidak sesaat saja, karena kadang dia selalu mendapatkan kecewa seketika. Arjuna, lelaki itu sungguh masuk terlalu dalam dan mengisi kosong hatinya. Aruna tidak akan melepasnya, seperti ucapan Tante Lila, Arjuna cuma satu.

1
SGhostter
Gak bosen
·Laius Wytte🔮·
🤩Kisah cinta dalam cerita ini sangat menakjubkan, membuatku jatuh cinta dengan karakter utama.
Zhunia Angel
Karakter-karakternya sangat hidup, aku merasa seperti melihat mereka secara langsung.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!