NovelToon NovelToon
Bad Boy Falling In Love

Bad Boy Falling In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Siapa nama lo?." Suara lelaki itu yang dalam bergema di telinga seorang gadis yang menatapnya dengan penuh minat.

"A-abila!." Jawabnya tergagap

"Apa cewek itu ngeliatin kita?." Lelaki itu melirik ke arah gadis lain yang tengah memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangannya.

Abila yang mengerti maksud lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu langsung mengangguk pelan. "I-iya."

"Good!."

Tanpa berkata apa pun lagi, lelaki itu langsung mencium bibir Abila

Dan, tidak ada yang menyangka bahwa ciuman itu yang akan menentukan nasib mereka.

Satu ciuman dari bad boy tampan dan semua berakhir bagi Abila

Sejak orang tuanya meninggal, Abila Beyza Auliandra lebih suka menjalani kehidupannya dengan tenang. Pemalu dan pendiam, Abila hanya bisa bersikap bebas ketika berada di dekat sahabatnya, Rafka Shankara Arsala pemain basket yang sedang naik daun di sekolah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

"Abila, sayang... kenapa bunda perhatiin dari tadi kamu cuma bengong aja?." Tanya Ida, saat wanita paruh baya itu sedang menyiapkan sarapan sembari memperhatikan Abila. "Kamu baik-baik aja kan, nak?."

"Eh, Abila baik-baik aja kok, bunda." Jawab Abila, berbohong. Gadis itu tidak bisa tidur semalam, karena entah mengapa momen saat Zerga menciumnya masih terngiang-ngiang di kepalanya. Abila merasa bingung apakah ia harus bercerita pada Rafka dan Ida atau tidak mengenai hal itu. Tetapi, setelah mengingat ketika Rafka hampir berkelahi dengan Zerga karena hal sepele, membuat Abila akhirnya memutuskan untuk merahasiakannya, daripada membuat dua lelaki itu bertengkar.

Tetapi Abila kesal karena ia tidak bisa melupakan momen tersebut. Abila merasa malu pada dirinya sendiri karena tidak mampu menolak Zerga saat lelaki itu menciumnya. Tangannya gemetar setiap kali Abila memikirkannya dan jantungnya berdetak terlalu cepat. Abila menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya di balik rambut panjangnya saat dia tengah memakan sereal buatan Ida.

"Rafka, apa kamu yang udah bikin Abila kesal?." Ida menoleh dan bertanya pada putra semata wayangnya.

"Apa? Ya enggalah, bunda! Abila diem aja karena tangannya masih sakit." Jawab Rafka.

Ida menghela napasnya sembari menyesap teh hangatnya. Meski usianya sudah 30an tahun, dia terlihat jauh lebih muda dari usianya. Wanita paruh baya itu memiliki wajah yang mirip dengan putranya, memiliki rambut pirang dan kepribadian yang menawan. Hampir tidak ada kerutan di wajahnya dan senyumnya selalu terlihat berseri-seri. Ida menjaga dirinya dengan cukup baik, bahkan banyak wanita yang tinggal di sekitar rumahnya merasa cemburu karena awet mudanya, setiap kali Ida berjalan melewati mereka. Tetapi Ida tidak perduli akan hal itu.

Baginya yang terpenting hanyalah keluarganya.

Ida memiliki usaha sebuah toko yang menjual alat musik dan yang juga menyediakan tempat karoke di daerah tersebut, satu-satunya di daerah mereka. Sangat mandiri dan protektif, Ida membesarkan putranya sendirian dan kemudian di tambah mengasuh Abila.

Rafka tidak tahu siapa  ayahnya dan Ida juga tidak pernah membicarakannya pada siapa pun. Satu-satunya hal yang orang-orang tahu Ida adalah seorang ibu yang tidak menikah dan Ida sendiri bangga akan hal itu.

"Abila, apa hari ini kamu kerja?." Tanya Ida.

"Ngga, bunda. Hari ini, aku cuma ngajar les di depan gedung tk harapan."Jawab Abila.

"Bagus, kalau gitu. Apa Bunda boleh minta tolong? Tolong anterin parsel ke rumah pak Anton, kan kamu nanti ngelewatin." Pinta Ida. "Pak Anton kemarin bilang mau beli gitar buat Fadli, tapi ngga ada satu pun dari mereka yang bisa dateng ke toko karena ada pekerjaan. Jadi mereka minta gitarnya di kirim ke rumah mereka."

"Oke deh, bunda." Abila tersenyum. "Nanti  setelah pulang sekolah, Abila pasti nganterin gitar itu ke rumah pak Anton."

"Terima kasih, sayang. Hari ini bunda mungkin pulangnya agak telat karena ada band yang bermain di di ruang musik dan tempat itu akan penuh." Kata Ida.

"Apa bunda perlu bantuan?." Tanya Rafka.  "Nanti pulang sekolah, aku bisa mampir ke tempat bunda."

"Ngga, kamu kan ada janji latihan basket sama temen-temen kamu."  Jawab Ida. "Bunda bisa kok atur semuanya."

Abila dan Rafka diam-diam saling berbagi pandang, keduanya merasa khawatir karena Ida akhir-akhir ini terlihat seperti kelelahan, mereka berniat akan membelikan sesuatu untuk Ida agar rasa lelah wanita itu   sedikit terhilangkan.

Abila meraih tasnya dan berangkat ke sekolah bersama Rafka.

Sekolah hanya berjarak singkat ketika  mereka menaiki bus. Siswa-siswi terlihat sudah banyak yang berangkat, beberapa dari mereka asyik mengobrol sembari berjalan menuju kelas mereka masing-masing. Ini adalah hari pertama Abila, Rafka dan yang lainnya sebagai senior. Dan Abila sangat bersemangat untuk mengetahui lebih banyak tentang kelasnya yang baru. Rafk berjalan di samping Abila, mengobrol dengannya tentang jadwal kelas mereka. Tetapi beberapa gadis justru memberikan tatapan genit mereka pada Rafka  yang sayangnya, dia hampir tidak menyadari hal itu.

"Kita punya jadwal kelas kimia bareng." Kata Abila. "Cuma itu aja."

"Dan aku punya waktu kosong di jam 12 siang." Jawab Rafka. "Kalau kamu gimana?."

"Jadwal pelajaran kita sama, tapi di jam yang berbeda, Rafka Shankara Arsala." Kata Abila mengingatkan.

"Yahh... ngga seru dong!." Seru lelaki itu.

Jawaban Abila sedikit membuat Rafka kecewa, karena itu artinya mereka tidak bisa berada di kelas yang sama dan hal itu akan terasa sangat membosankan baginya.

"Ya udah kalau gitu gue ke kelas dulu ya." Pamit Rafka. "Bye, Abila." Rafka  berlari menuju kelas pertamanya.

Sementara Abila melambaikan tangannya dan berbalik untuk berjalan menuju lokernya. Yang mengejutkannya, ternyata ada kerumunan orang yang berkumpul di sekitar lokernya. Mereka sepertinya sedang saling berbisik dan menunjuk ke arahnya.

"Dia bener-bener cewe murahan!." Salah satu siswi terkikik saat memperhatikan Abila.

"Lo bener, dia pasti udah bikin Lyoraa marah besar."

Abila menjadi bingung dan dia mencoba menerobos kerumunan itu agar bisa sampai ke lokernya.

"Permisi." Kata Abila kepada siswi-siswi itu dan akhirnya dia bisa berdiri di depan lokernya. Tetapi dia terkejut saat mendapati bahwa lokernya telah di rusak!

Cat berwarna hijau mengotori buku-buku miliknya yang di simpan rapi di dalam loker tersebut, dan di tambah sebuah kata "Pel4cur!" yang di semprotkan di seluruh pintu lokernya.

Abila tercengan melihat pemandangan itu. Tetapi orang-orang di sekitarnya hanya sibuk mengejeknya dengan berbisik.

"Eh, dia itu bukannya yang selalu jalan bareng sama Rafka, ya?."

"Gue denger sih dia bikin Lyoraa marah karena dia udah berani godain Zerga!."

"Hah, dua cowo keren itu sekaligus? Gila!."

Jantung Abila berdebar kencang dan dia tiba-tiba merasa seakan tercekik. Dengan bergegas, Abila berjalan pergi, dia terlalu malu untuk menghadapi mereka. Abila tidak tahu kemana dirinya harus pergi, tetapi ia terus berjalan menuju tangga darurat dan berlari naik ke atas hingga mencapai rooftop.  

Begitu sampai di rooftop, Abila menutup pintu belakangnya dan berjalan ke pinggir pagar sembari menangis tersedu-sedu.

Sepanjang hidupnya, Abila berusaha untuk tetap menundukkan kepala dan bekerja dengan tenang sehingga orang-orang akan meninggalkannya sendirian. Ia tidak ingin diintimidasi oleh orang lain atau bersikap terlalu ramah hingga di manfaatkan oleh orang lain. Fokusnya hanyalah mendapatkan nilai yang bagus dan menjalani kehidupan yang relatif damai.

Setelah orang tuanya meninggal dalam kecelakaan, Abila mengurung dirinya dalam kesendirian, dimana hanya beberapa orang saja yang di izinkan hadir dalam hidup dan sekitarnya.

Tetapi sekarang, ia tiba-tiba menjadi pusat perhatian dan ia tidak bisa berhenti merasa panik. Lyoraa telah mengira bahwa dirinya yang sudah mencuri perhatian Zerga darinya, padahal kenyataannya Zerga tiba-tiba menciumnnya.

Abila terisak sendirian, stres karena ciuman itu dan menindas terlalu banyak untuk ia pahami.

"Lu itu ngga punya kerjaan lain selain nangis ya?."

Abila terkejut ketika tiba-tiba mendengar suara berat Zerga dan berbalik, melihat sekelilinya. Lelaki itu terlihat tengah berbaring diantara kursi yang di jejer.

"A-aku..." Abila tergagap, gugup di bawah tatapan dingin Zerga yang mengarah padanya.

"Kasihan banget." Kata Zerga sebelum akhirnya bangkit. 

Rambut halusnya hampir bersinar di bawah terik matahari. Baju seragam yang Zerga kenakan tidak di masukkan dan dasinya juga sedikit di longgar kan, tetapi meski dengan pakaian yang berantakan seperti itu, Zerga tetap terlihat begitu tampan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!