Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Kenangan masa lalu
Didepan pintu ruang HRD
Tok..tok..tok...
"Masuk" terdengar suara dari dalam, kemudian resepsionis itu masuk diikuti Shela dibelakangnya.
"Permisi Pak, ini pelamar kerja yang mau di interview" ucap resepsionis itu.
"Iya, kamu boleh kembali" resepsionis itu pun keluar dari ruangan HRD.
Kepala HRD masih tertunduk menyelesaikan pekerjaan nya. Kemudian dia mendongak melihat orang yang diantar keruangan nya.
Deg... "Nay!"
Tak kalah terkejutnya Shela menatap orang yang duduk di meja kerja didepannya.
"Aldo" gumamnya dalam hati. Keheningan tercipta beberapa saat. Sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.
Aldo memecah keheningan.
"Nay? Kamu apa kabar? Kamu mau melamar kerja disini? Kok bisa kamu ada disini? Sejak kapan kamu tinggal dikota ini Nay?" Rentetan pertanyaan memenuhi kepalanya, tapi bukan pertanyaan seperti interview pada calon karyawan baru.
"Iya Pak, saya tinggal dikota ini sekarang" Pertanyaan terakhir yang di jawab Shela. Masih shock, melihat orang dari masa lalunya tiba-tiba ada didepan matanya.
"Silahkan duduk" Aldo memecah kecanggungan.
"Iya terimakasih Pak, ini berkas lamaran saya" Shela menyodorkan map ke meja Aldo
"Kebetulan perusahaan ini memang lagi membutuhkan karyawan staff administrasi. Makanya tadi kamu bisa langsung diantar kemari untuk interview" Jelas Aldo
Setelah memeriksa berkas-berkas ditangannya, yang sebenarnya tidak terlalu ia baca.
"Mulai hari ini kamu bisa bekerja disini" lanjutnya lagi
"Tapi pak, saya belum di interview, sudah langsung lolos bekerja disini? Tanya Shela heran
"Perusahaan lagi butuh karyawan, aku rasa kamu sudah memenuhi kriteria dibagian yang dibutuhkan. Jadi kamu diterima bekerja disini. Mari aku antar ke meja kerjamu" sambil berdiri melangkah keluar ruangan.
"Baik pak" Shela berjalan dibelakang Aldo keluar ruangan.
"Nay, ini meja kerjamu" ucapnya pada Shela. "Dinda, tolong kamu bantu karyawan baru ya" perintahnya pada karyawan disebelah meja Shela.
"Baik pak" jawab Dinda
"Beritahu pekerjaan nya, kalau ada yang gak dipahami tolong kamu ajari". Lanjut Aldo. Dinda pun mengangguk mengerti.
"Ya udah saya tinggal dulu, selamat bekerja Nay" kemudian dia berlalu pergi kembali keruangan nya, tidak menunggu jawaban dari Shela.
"Hai, kenalin aku Dinda, selamat bergabung bekerja disini, semoga betah ya" Dinda menyapa dengan ramah.
"Hai juga, Aku Shela, mohon bantuannya ya" ucap Dinda.
"Bukannya tadi aku dengar Pak Aldo panggil kamu Nay?" tanya Dinda dengan kening mengkerut.
"Namaku Nayshela, tapi aku biasa dipanggil Shela" begitu gadis itu menjelaskan. Dinda hanya ber oohh sambil manggut-manggut.
Dia langsung teringat Aldo, karena hanya laki-laki itu yang memanggilnya dengan panggilan Nay dimasa lalunya.
Sementara diruang HRD, Aldo duduk menghempaskan punggung nya di sandaran kursi kerjanya. Pikiran nya larut teringat pada kenangan masa lalunya dengan Shela. Memijit keningnya frustasi. Bagaimana bisa orang dari masa lalunya tiba-tiba datang dihadapannya, bekerja ditempat yang sama dengannya. Hancur sudah usahanya selama ini untuk melupakan Shela.
Bahkan seharian ini dia tidak bisa fokus bekerja, karena memikirkan Shela.
Shela cepat beradaptasi dengan teman barunya, dia juga cepat faham dengan pekerjaan yang diberikan atasan. Hanya sesekali dia bertanya pada Dinda.
"Din, nanti pulang kantor ngopi yuk? Ajak Tiara berdiri di depan meja Dinda.
"Boleh... Shela ikut juga ya? Anggapanaj ini perayaan perkenalan kita. Sambil menoleh pada Shela dan Tiara bergantian.
"Iya makin rame makin seru. Gimana shel?" ucap Tiara senang.
"Boleh deh, aku ikut aja" Jawab Shela. Dia bersyukur teman-teman barunya sangat baik walaupun mereka sudah senior tapi tidak sombong.
☘️☘️☘️
Di Cafe Sundae
Seorang gadis sedang duduk disudut dekat jendela, sedang menunggu seseorang sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba suara langkah kaki mendekat, dia mendongak melihat, senyum terkembang dibibirnya lalu berdiri menghambur memeluk seseorang yang dari tadi dia tunggu.
"Zevan... Akhirnya kamu datang juga" seru Viona
Zevan membalas pelukan Viona. "Maaf aku terlambat, hari ini pekerjaanku banyak banget" jawab Zevan melepas pelukan Viona dan menuntun gadis itu untuk duduk.
"Blm pesan makanan?" tanya Zevan
"Belum, aku nunggu kamu" jawab viona
Tak berapa lama pelayan datang dan mencatat pesanan mereka. Sambil menunggu pesanan datang Zevan memulai obrolan.
"Vio, maafin aku udah ninggalin kamu, sekarang aku mau kita kembali sama kamu seperti sebelum aku menikah" Zevan melihat wajah Viona lekat, meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya.
"Tapi gimana sama istri kamu Van?" tanya Viona ragu dengan keputusan Zevan.
"Aku udah buat kesepakatan sama Shela, kami akan bercerai setelah setahun. Aku gak bisa menjalani pernikahan dengan orang yang gak aku cintai". Jelas Zevan
"Apa dia setuju sama kesepakatan itu?" tanya Viona lagi
"Dia setuju, kami juga sepakat untuk tidak saling mengganggu, aku beri dia kebebasan bekerja seperti keinginannya, dia juga berjanji tidak akan mencampuri kehidupan pribadiku. Jadi mau kan kamu kembali padaku?"
Viona diam sejenak dengan pertanyaan Zevan
"Jujur aku juga gak mau pisah lagi dari kamu Van, tapi..." Viona tidak melanjutkan ucapannya.
"Bersabarlah sebentar, setelah setahun aku akan menceraikannya" Seolah tau keraguan dihati Viona. Viona mengangguk saat Zevan membelai lembut rambut gadis itu.
Tak lama pelayan datang membawa pesanan mereka.
Jam pulang kantor
"Shela, kamu bawa kendaraan gak?" tanya Tiara
"Gak, tadi pagi aku berangkat naik Ojol"
"Ya udah kita bareng aja pake mobilku ya" Tiara
"Aku juga ikut sama kamu Ra, aku gak bawa kendaraan juga hehehe" Dinda
"Ya udah yuk keburu makin sore" Ajak Tiara
Meraka bertiga pun keluar dari gedung perusahaan menuju parkiran. Sambil berbincang dan tertawa membahas ini itu dan sebagainya.
Dari kejauhan sepasang mata sedang memperhatikan Shela yang asik ngobrol menuju mobil. Setelah mereka bertiga masuk kedalam mobil, mobil pun melaju meninggalkan parkiran. Dia pun bergegas masuk ke dalam mobilnya mengikuti mobil Tiara.
Tiba di coffe shop ketiga gadis itu turun dan masuk ke dalam cafe. Mencari tempat duduk yang paling nyaman dekat jendela sambil melihat pemandangan diluar cafe. Sambil menunggu pesanan datang, masih asik ngobrol dan sesekali diiringi tawa dari ketiganya.
"Nayshela!" Tiba-tiba suara laki-laki mengagetkan ketiga gadis itu dan serempak menoleh ke sumber suara.
"Pak Aldo" Dinda dan Tiara bersamaan. Sedangkan Shela masih terdiam karena gugup.
"Maaf mengganggu. Nay, bisa kita bicara sebentar?" ucap Aldo sambil melihat Shela yang hanya terdiam.
"Pak Aldo udah kenal lama ya sama Shela?" Dinda nyeplos karena penasaran, kenapa tiba-tiba atasan mereka ingin bicara dengan karyawan baru. Karena selama ini yang mereka lihat Aldo tidak pernah dekat dengan perempuan manapun selama dikantor.
"Iya, Nay teman saya waktu kuliah, udah lama banget gak ketemu" jawab Aldo singkat
"Shela, kok malah diam aja sih. Pak Aldo mau ngomong sama kamu" Tiara menyenggol lengan Shela
"Eh..eh.. Iya kita duduk disebelah sana aja Pak" Shela berdiri menuju kursi yang agak jauh dari kedua temannya.
"Jangan panggil aku Pak, kita lagi gak dikantor" Aldo
"Kamu mau ngomongin apa Al?" Shela merubah panggilannya
"Banyak, banyak sekali pertanyaan di kepalaku yang ingin aku tanyakan sama kamu". Terutama kenapa waktu itu kamu tiba-tiba pergi dan menghilang ninggalin aku? Apa salahku Nay?" Aldo mengingat kenangan masa lalu saat mereka menjalin hubungan namun tanpa pamit ataupun kata putus Shela pergi meninggalkan Aldo dan tak pernah mau ditemui lagi.
"Kamu gak salah apa-apa Al, aku yang salah udah pergi tanpa memberi penjelasan apa-apa" jelas Shela sambil tertunduk meremas tangan di pangkuannya.
"Tapi apa alasannya Nay? Kalau aku ada salah atau udah nyakitin kamu aku minta maaf, tapi bukan begitu caranya" Dengan nada sedikit emosi.
"Maaf" satu kata yang terdengar dari bibir Shela.
"Kenapa minta maaf?" Apa kamu udah menyadari kesalahan kamu?" Aldo masih lekat menatap Shela, sedangkan Shela tak berani menatap manik mata Aldo.
"Nay, aku masih mencintaimu, perasaanku gak pernah berubah selama kamu pergi" Aldo
"Maaf kak, aku sudah menikah" Jawab Shela menundukkan kepalanya.
Duaaarrrrrr....
Bagai disambar petir hati Aldo mendengar pernyataan Shela.
"Aku sudah menikah, dan sekarang aku tinggal dikota ini bersama suamiku" bergetar bibir Shela saat mengucapkan kata 'suamiku'. Suami yang tak pernah menganggap ada kehadirannya.
Sementara Dinda dan Tiara masih menebak apa sebenarnya yang mereka bicarakan.
"Ra, kayaknya pak Aldo mantannya Shela deh" ucap Dinda pada Tiara
"Jangan sembarangan, kan tadi pak Aldo bilang mereka temen kuliah, mungkin mau reuni soalnya udah lama gak ketemu" Tiara dengan pikiran positifnya.
"Kamu apa gak liat, tatapan pak Aldo ke Shela itu beda Ra, kayak ada pancaran cintanya gitu". Dinda memperhatikan Aldo dan Shela.
"Ngomong apa sih, geli dengernya" jawab Tiara sambil terkekeh geli mendengar kata-kata teman disebelahnya.
Dan kedua nya pun tertawa bersamaan, sambil menatap teman dan atasan yang masih serius dengan obrolannya yang tak bisa didengar kedua gadis ini.
Bersambung
mampir
thor