NovelToon NovelToon
ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Roman-Angst Mafia / Menjadi bayi
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.

Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.

Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.

Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.

Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. TANTRUM

Semua orang di ruangan saat ini menatap bingung gadis kecil yang menangis dengan kencang di atas tempat tidur. Mereka tidak tahu harus melakukan apa untuk menenangkan gadis kecil tersebut.

"Daddy?! I wanna Daddy?!" seru Rosetta dalam tangis kencangnya.

"Rose, Daddy sedang bekerja. Nanti kalau sudah selesai Daddy akan datang," bujuk Rode dengan nada lembut, duduk di depan sang adik seraya berusaha menenangkan adiknya tersebut.

"Tidak mau, Rose mau Daddy sekarang! Rose mau bertemu Daddy!" serunya lagi tanpa menghentikan tangisnya.

Lili sendiri bingung bagaimana cara menenangkan anak bungsunya ini, tidak pernah ia melihat Rosetta tantrum seperti ini walau gadis kecilnya tidak pernah diam.

"Mom, bagaimana kalau menelepon Dad dan memintanya ke sini sekarang. Aku takut kalau Rose menangis lebih lama dia akan kembali sakit, padahal dia baru saja sembuh," saran Lucas yang tidak tega melihat adik kecilnya menangis sesenggukan minta agar bertemu ayahnya.

Melihat putrinya bertingkah rewel tidak seperti biasanya, membuat Lili mengikuti ucapan dari Lucas. Ia sendiri tidak mengerti kenapa tiba-tia Rosetta menjadi tantrum seperti ini. Apakah mungkin karena efek dari gadis kecil itu sakit sehingga membuatnya bertingkah manja?

"Tolong jaga adik kalian sebentar, ya," pint Lili kepada anak-anaknya, lalu bicara dengan Arthur. "Aku telepon pamanmu dulu sebentar."

"Biar mereka aku yang jaga," kata Arthur.

Lili keluar dari ruangan dan menelepon suaminya. Walau sebenarnya tidak ingin mengganggu, tapi melihat keadaan Rosetta yang terus menangis membuat Lili mau tidak mau memberitahu Rion.

"Ada apa, Love?" tanya Rion dari seberang telepon.

"Apa kau sedang sibuk saat ini?" tanya Lili.

"Aku sedang bicara dengan James dan beberapa klien yang dibawa olehnya. Memang ada apa?" tanya Rion lembut, tidak ingin terdengar kalau ia merasa terganggu karena sang istri menelepon.

"Apa kau bisa ke rumah sakit sekarang? Rosetta sejak tadi menangis tidak berhenti ingin bertemu denganmu," beritahu Lili.

"Apa dia sakit lagi?" tanya Rion yang langsung terdengar khawatir.

"Aku tidak yakin. Tadi dia baik-baik saja, lalu tiba-tiba menanyakanmu. Saat diberitahu kalau kau sedang bekerja, dia justru menangis sampai sekarang dan merengek ingin bertemu denganmu," jawab Lili.

"Aku akan segera ke rumah sakit. Mungkin dia rewel karena efek dari sakit parah kemarin," kata Rion.

"Oke. Aku akan menunggumu," ucap Lili sebelum ia mengakhiri panggilan.

Lili kembali masuk ke dalam ruangan, melihat Arthur, Lucas, dan Roderick berusaha menenangkan Rosetta yang masih menangis.

"Daddy," ucap Rosetta yang entah sudah berapa banyak memanggil sang ayah.

"Sayang, Daddy akan datang sebentar lagi. Daddy sudah dalam perjalanan, jadi jangan menangis lagi, ya. Kau bisa kembali demam nanti. Lihatlah matamu sudah bengkak seperti itu," kata Lili seraya mengangkat anak gadisnya tersebut dan menggendongnya. Ia mengelus punggung gadis itu agar Rosetta berhenti menangis.

"Daddy sungguh sedang ke sini?" tanya Rosetta dalam sisa-sisa tangisnya.

"Benar. Jadi jangan menangis lagi. Lihat, kau membuat kakak-kakakmu khawatir karena menangis terlalu lama seperti itu," beritahu Lili seraya mengarahkan pandangan Rosetta ke Arthur, Lucas, dan Roderick yang menatap Rosetta cemas.

Arthur berjalan mendekati Lili seraya membuka bungkus permen, lalu menyuapkan perman tersebut ke mulut Rosetta dan berkata, "Makanlah, ini akan membuatmu lebih baik."

Rosetta menerima permen pemberian Arthur, menikmati bola manis kecil itu dalam mulutnya. Ia sebenarnya merasa sedikit bersalah karena bersikap menyebalkan dan keras kepala seperti tadi. Tapi tidak ada cara yang dapat ia pikirkan untuk saat ini selain tantrum seperti anak bermasalah agar ayahnya tidak melakukan pertemuan dengan para pihak Blackwood. Karena ancaman terbesar hilangnya kuasa Lorenzo adalah berawal dari kerjasama yang dijalin bersama orang-orang itu.

Lili menatap anak gadisnya yang mulai tenang. Terus mengelus punggung gadis kecil itu ketika mendapati Rosetta menyandarkan tubuh sepenuhnya sang gadis ke Lili. Mungkin benar kalau sikap putrinya hari ini yang tidak biasa adalah karena efek dari demam tinggi kemarin. Bukankah anak kecil selalu bersikap manja dan rewel ketika mereka sakit.

"Rose, baik-baik saja?" tanya Roderick yang sejak tadi masih menatap adik kembarnya penuh kekhawatiran.

Mendengar anak satunya tersebut, Lili langsung duduk di pinggiran tempat tidur untuk menunjukkan Rosetta ke arah Roderick. Ia paham kalau bagaimana pun Rosetta dan Roderick adalah anak kembar, yang mana kalau satu merasa tidak baik-baik saja, maka yang satunya pun bisa merasakannya.

"Kau sakit lagi?" Roderick berdiri dengan lututnya di atas tempat tidur, beringsut mendekati sang ibu untuk melihat adiknya. Bocah kecil itu menyentuh dahi Rosetta, ingin merasakan apakah tubuh adiknya itu panas seperti beberapa hari lalu.

"Rose, sakit lagi?" Lucas pun menggeser dirinya untuk melihat adik perempuannya itu. Mendengar kalau kemungkinan adiknya kembali sakit, ia benar-benar tidak senang.

"Daddy," ucap Rosetta yang sebenarnya tidak sabar untuk melihat ayahnya. Karena jika benar ayahnya datang ke rumah sakit ini, artinya pertemuannya dengan pria Blackwood dan juga antek-anteknya tersebut tidak jadi.

"Ayahmu akan segera datang, Bumblebee. Kenapa kau sangat ingin bertemu dengan ayahmu tiba-tiba?" tanya Arthur seraya mengelus kepala Rosetta.

"Aku mimpi kemarin kalau Daddy bersama orang jahat. Dia pura-pura baik sama Daddy dan Mommy, padahal dia jahat," jawab Rosetta, berusaha terdengar seperti jawaban anak-anak pada umumnya.

"Rose, ayahmu orang yang tidak akan mudah dijahati oleh orang. Ayahmu itu hebat dan luar biasa, jadi kau tidak perlu khawatir," kata Arthur, terdengar ada nada kagum dalam setiap ucapannya terhadap sosok Rion yang memang sudah menjadi panutan untuk remaja satu ini, terutama setelah ia melihat bagaimana ayah Rosetta dan Dante yang merupakan ayah Arthur itu menyelamatkan mereka dulu.

"Tapi orang jahat ini tidak terlihat jahat. Dia pintar pura-pura, tahu-tahu mengambil semua uang Daddy dan Mommy," kata Rosetta, tidak berbohong karena itu adalah hal yang paling melekat dalam ingatan Rosetta ketika dewasa.

"Mommy akan beritahu Daddy nanti tentang mimpimu. Daddy pasti akan mengusir orang jahat itu. Memang seperti apa orang jahat di mimpi Rose?" Lili berusaha untuk mengikuti alur pembicaraan sang anak.

"Pirang bermata biru," kata Rosetta, ingat dengan jelas paras ayah dan anak yang menghancurkan hidup Rosetta dan keluarganya.

"Aku dong," ucap Arthur.

Rosetta melihat ke arah Arthur ketika mendengar hal itu. Lupa kalau kakak sepupunya ini juga memiliki rambut pirang dan mata biru yang menarik perhatian.

"Kalau orang jahat di mimpiku seperti pangeran. Kalau Arthur itu seperti singa tua jelek," ucap Rosetta meledek sang kakak.

Arthur tersenyum penuh arti mendengar ucapan dari Rosetta dan berkata, "Aunty, boleh aku telan putrimu?"

"Silahkan," sahut Lili yang justru langsung memberikan Rosetta kepada Arthur dengan senyum senang.

"Mommy, kau pengkhianat!" seru Rosetta, protes karena ibunya memberikan dirinya begitu saja dengan mudah kepada Arthur. "Kenapa kau memberikanku kepada singa tua jelek ini!"

Arthur menggendong Rosetta dengan senyum tak biasanya.

"Berhenti tersenyum seperti itu. Kau lebih mengerikan dibandingkan badut. Terima saja kalau kau memang mirip dengan singa tua dibandingkan pangeran," celetuk Rosetta.

"Arthur, bagaimana kalau kau mengunyahnya dulu sebelum menelannya," ucap Lucas dengan senyum lembut.

"Ah, benar juga. Selamat makan," ucap Arthur seraya membuka mulut seolah ingin menelan Rosetta.

"Agh! Menjauh dariku!" seru Rosetta seraya menahan wajah Arthur agar tidak mendekat.

Yang lain tertawa melihat tingkah Arthur dan Rosetta yang memang sejak kecil selalu seperti kucing dan anjing. Tapi herannya jika salah satu dari mereka tidak saling melihat, mereka selalu saling mencari satu sama lain.

"Rose?"

Suara familiar terdengar bersamaan dengan pintu ruangan yang terbuka. Sosok Rion muncul dari balik pintu dan masuk ke dalam ruangan dengan wajah khawatir setelah mendengar kabar tentang putrinya.

"Daddy?!" panggil Rosetta antusias. Senang karena ayahnya sungguh datang, yang artinya tidak ada pertemuan terjadi antara sang ayah dengan orang-orang brengsek itu.

Rion yang melihat sang putri langsung menghampirinya, mengambil Rosetta yang diserahkan oleh Arthur dan menggendong gadis kecil kesayangannya itu dalam dekapannya.

"Daddy." Rosetta memeluk sang ayah erat. Bergelayut manja dalam gendongan Rion, tidak menyangka kalau ayahnya benar-benar akan langsung datang begitu tahu kalau Rosetta begitu ingin bertemu dengannya.

"Daddy dengar tadi kau menangis dan terus mencari Daddy. Ada apa? Kenapa putri kesayanganku ini kenapa sampai menangis lama?" tanya Rion, walau ia bisa melihat kalau mata gadis kecilnya ini masih tampak bengkak karena bekas menangis.

"Rose kangen Daddy. Rose ingin bersama Daddy," jawab Rosetta jujur walau itu menjadi bagian dari rencananya untuk menghentikan pertemuan dengan biang kehancuran keluarga sang gadis ke depannya.

"Daddy juga kangen denganmu," ucap Rion yang memeluk lebih erat putrinya.

"Rion? Apa putrimu baik-baik saja?" Suara asing terdengar dari arah pintu, membuat semua orang melihat ke arah yang sama.

Netra biru Rosetta melebar ketika ia melihat sosok tak asing untuknya. Sosok yang tidak akan ia lupakan walau gadis itu tidur sekali pun.

"Oh, James, masuklah. Putriku baik-baik saja, sepertinya haya rewel karena sedang sakit," ucap Rion ramah.

Dan saat itulah amarah terlihat jelas ketika Rosetta dapat melihat satu lagi sosok kecil di samping pria bernama James ini. Sosok yang ingin sekali ia cabik tubuhnya setelah apa yang sosok itu perbuat, atau mungkin jika sekarang 'apa yang akan sosok itu lakukan nanti'.

"Elijah, masuklah. Mereka semua ada di sini. Sapa dengan baik mereka," ucap James seraya mengarahkan bocah pirang dengan eskpresi sok lugu.

Ah, ingin sekali Rosetta menghancurkan wajah bocah berambut pirang itu sekarang. Kebencian Rosetta terhadap Elijah terlalu besar, tidak peduli jika pria itu masih bocah. Karena tetap saja bocah itu akan menjadi setan di masa depan, terutama dengan orang tua yang sama brengseknya.

Mendekati saudara-saudara Rosetta? Tidak akan gadis itu biarkan.

1
ir
menyala little devil
Ana Kurniawan
🥰🥰🥰🥰
Ana Kurniawan
mantab rose... 👍
Sri Wulandari Buamonabot
UP LAGI
ir
ayoo Rose bantu daddy mu, kamu pasti bisa
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut 🙏🙏
ir
masuk akal, kalo di masa depan Rose beneran meninggal ga mungkin seorang Rion Lorenzo akan diem aja, yg pasti bakal balas dendam dan peperangan besar terjadi
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
ir: satu negara kek nye kena semua dah kak
Yhunie Arthi: Bener, tahu sendiri bapak Rion kita, Lili di culik aja satu organisasi abis cuman berdua dia sama dante, apalagi pas tahu Rose jadi ubi dan dia terlambat. Apa nggak perang itu /Grimace/
total 2 replies
Lala Kusumah
😭😭😭😭😭
Nilawati Raiyan
👍👍❤️
Ana Kurniawan
mantab...
ir
selalu penasaran weeehh
Yhunie Arthi: /Slight//Slight//Slight//Slight//Slight/
total 1 replies
Ppur Wanto
mau ditumpuk dulu babnya biar banyakan, eh ngk kuat jga jadi dibuka deh... lanjut dah
Yhunie Arthi: hahaha... semangat bacanya /Facepalm/
total 1 replies
Ana Kurniawan
kuuraang.... thor /Grimace//Grimace/
Yhunie Arthi: Sabar ya menunggu update /Chuckle/
total 1 replies
ir
siapa dua orang di ambang pintu, Arthur dan lucas kah?
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
Yhunie Arthi: muehehe /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
ir
kak dirimu anak IT kah, ko tau dunia Cyber 😁😁
Yhunie Arthi: saya cuman othor aja kok /Proud/
total 1 replies
dimsum mbluber1
lagiiiiii
lagiiiiii
lagiii
up
up
up
ir
kek nya Dante sama jacob lebih peka deh sama sikap Rosetta
Yhunie Arthi: Setuju /Slight/
total 1 replies
Ulvi Hasanah
skali kalai atulah di double up nya😁😁
Yhunie Arthi: Bisa, kalau yang baca 20k+ /Proud/
total 1 replies
iin marlina
bagus banget Thor
endah retno adi
keren , wes gitu aja😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!