NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Pak GM

Mengejar Cinta Pak GM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deche

Penampilan Yanuar yang bersahaja membuat Amanda senang menatap Yanuar. Tanpa sengaja Amanda sering bertemu dengan Yanuar.

Sinta ibu kandung Amanda tidak tahu kalau putri bungsunya sedang jatuh cinta pada seorang duda. Ia mengatur kencan buta Amanda dengan Radit. Sebagai anak yang baik, Amanda menyetujui kencan buta dengan Radit. Namun, alangkah terkejutnya Amanda ternyata kencan buta itu bertempat di restoran hotel tempat Yanuar bekerja.

Akhirnya Sinta mengetahui Amanda sedang dekat dengan seorang duda. Ia tidak setuju putrinya menjalin kasih dengan Yanuar. Sinta berusaha menjauhkan Amanda dari Yanuar dengan cara memperkenalkan orang yang satu tipe dengan Yanuar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Amanda bertanya kepada Yanuar, “Jalan keluarnya ke mana? Kalau lurus ada jalan keluar, nggak?”

“Kalau lurus jalan buntu, Mbak. Jalan keluarnya ke sebelah sana,” jawab Yanuar sambil menunjuk ke arah berlawanan.

“Saya putarkan mobilnya, Mbak.” Yanuar mengulurkan tangannya, ia meminta kunci mobil Amanda.

Amanda memberikan kunci mobil kepada Yanuar. Yanuar menekan remote mobil lalu masuk ke dalam mobil. Tidak lama kemudian mesin mobi menyala. Ia menjalankan mobil Amanda kemudian memutar balik mobil di jalan yang tak jauh dari rumahnya. Setelah memutarkan mobil Yanuar menghentikan mobil di depan rumah. Yanuar turun dari mobil.

“Terima kasih, Pak Yanuar,” ucap Amanda. Yanuar menjawab dengan senyuman.

“Saya pamit dulu. Assalamualaikum,” ucap Amanda lalu masuk ke dalam mobil.

“Waalaikumsalam,” jawab Yanuar dan keluarganya. Amanda pun menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Yanuar.

Setelah mobil Amanda meninggalkan rumah, Yulia beserta kakek dan neneknya masuk ke dalam rumah. Tinggal Yanuar yang masih memperhatikan mobil Amanda dari jauh. Ia menunggu sampai mobil Amanda tidak terlihat lagi.

Setelah mobil Amanda sudah tidak terlihat barulah Yanuar masuk ke dalam pekarangan rumah dan menutup pintu pagar.

“Assalamualaikum, Bang Yanuar.” Tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan menyapanya.

“Wa’alaikumsalam.” Yanuar menoleh ke arah suara. Seorang perempuan menggunakan gamis dan berkerudung serta berwajah cantik berdiri di depan pintu pagar.

“Eh, Teh Mega,” sapa Yanuar.

“Jangan panggil ‘Teh’ dong, Bang! Mega kan lebih muda dari Bang Yanuar. Panggil Mega saja,” protes Mega sambil pura-pura cemberut.

“Baiklah, .... Mega,” kata Yanuar dengan kaku. Ia sudah terbiasa menyebut Mega dengan sebutan ‘Teh Mega’ mengikuti cara Yulia ketika memanggil Mega.

“Kok Bang Yanuar sudah pulang?” tanya Mega dengan penuh rasa ingin tahu.

“Biasanya Bang Yanuar pulang pas magrib,” lanjut Mega.

“Saya sedang tidak enak badan, jadi saya pulang lebih cepat dari biasanya,” jawab Yanuar.

Wajah Mega berubah menjadi cemas setelah mendengar jawaban Yanuar. “Bang Yanuar sakit?” tanya Mega dengan wajah cemas.

“Hanya sedikit. Nanti juga baikan kalau sudah makan obat dan beristirahat,” jawab Yanuar.

“Abang mau makan apa?” tanya Mega dengan wajah yang masih mencemaskan keadaan Yanuar.

“Nanti Mega buatkan makanan untuk Abang,” lanjut Mega.

“Tidak usah repot-repot, Mega. Bi Midah sudah masak makanan untuk Abang,” jawab Yanuar dengan sabar.

“Mega buatan bubur ayam, ya?” tanya Mega.

“Tidak usah! Abang tidak mau merepotkan Mega,” jawab Yanuar dengan halus. Ia berusaha agar tidak menolak dengan kasar, padahal badannya sudah mulai menggigil dan kepalanya mulai terasa sakit. Ia sudah tidak sabar ingin masuk ke dalam rumah dan rebahan di atas tempat tidur. Namun, gadis yang berada di depannya benar-benar keras kepala.

“Tadi Abang sudah makan kue buatan Mega. Jadi perut Abang masih kenyang,” ujar Yanuar.

Mata Mega jadi berbinar-binar setelah mendengar perkataan Yanuar. “Abang makan kue buatan Mega?” Mega bertanya dengan wajah gembira.

“Iya, rasanya enak,” jawab Yanuar.

“Alhamdulillah,” ucap Mega dengan gembira.

“Mega senang, Abang mau makan kue buatan Mega. Besok Mega buatkan kue lagi,” lanjut Mega.

“Jangan, Mega!” sahut Yanuar.

“Kenapa?” tanya Mega dengan wajah bingung.

“Kalau Mega sering buatkan kue untuk Abang, lama kelamaan Abang kena diabetes,” jawab Yanuar.

Mega berpikir sejenak mencoba mencerna kata-kata Yanuar. “Oh iya, ya,” kata Mega setelah berpikir.

“Kalau begitu Mega buatkan makanan saja untuk Abang,” lanjut Mega.

Tiba-tiba terdengar suara orang berkata dengan kencang, “Paket, atas nama Mega.”

Mega langsung menoleh ke rumahnya. Seorang petugas paket berdiri di depan pintu pagar rumahnya.

“Tunggu, A,” jawab Mega.

Mega kembali menghadap ke Yanuar. “Sudah dulu, Bang. Ada tukang paket datang. Assalamualaikum,” pamit Mega.

“Wa’alaikumsalam,” jawab Yanuar. Mega pun bergegas menuju ke rumahnya. Yanuar bernafas lega setelah melihat Mega pergi. Ia kembali menutup pintu pagar lalu masuk ke dalam rumah.

Pukul setengah tujuh malam Yanuar keluar dari kamar. Setelah minum obat dan beristirahat badannya sudah mendingan. Ia menuju ke ruang makan karena perutnya terasa lapar. Di ruang makan nampak Savitri dan Yulia sedang berbicara dengan serius samping meja makan. Yanuar menghampiri mereka.

“Ada apa rame-rame?” tanya Yanuar sambil menarik kursi makan.

“Kelihatannya serius sekali.” Yanuar duduk di kursi makan.

Yulia menoleh ke Yanuar. “Papa, kok Teh Mega bisa tahu kalau Papa sakit?” tanya Yulia.

“Oh itu. Tadi sewaktu Papa menutup pintu pagar, Teh Mega menghampiri Papa. Dia tanya kenapa Papa pulang cepat,” jawab Yanuar sambil menuangkan nasi ke atas piring.

“Terus, Papa bilang kalau Papa sakit?” Yulia menatap wajah Yanuar.

“Papa jawab kalau Papa sedang tidak enak badan,” jawab Yanuar dengan tenang.

Yulia menghela napas mendengar jawaban Yanuar. “Tadi Teh Mega datang ke sini. Dia mengantarkan bubur untuk Papa,” kata Yulia.

Yanuar berhenti menuangkan nasi ke piring lalu menoleh ke putrinya yang semata wayang. “Tadi Papa sudah bilang ke Teh Mega, tidak usah kirim makanan untuk Papa,” ujar Yanuar.

“Tapi dia tetap kirim makanan ke Papa. Dia bilang ke Bi Midah kalau bubur itu dia beli bukan bikin sendiri. Dia nggak sempat membuat bubur untuk Papa,” kata Yulia.

“Mana buburnya?” tanya Yanuar. Mata yanuar menyapu ke atas meja makan, mencari bubur pemberian Mega.

“Tuh.” Yulia menunjuk ke kantong plastik putih yang berada di atas meja.

Yanuar mengambil plastik itu lalu ia buka. Di dalam kantong plastik ada bubur yang dibungkus dengan plastik dan lengkap dengan taburannya.

“Kamu makan saja. Sayang kalau harus dibuang,” ujar Savitri kepada Yanuar.

“Jangan, Pah!” cegah Yulia sambil menutup kembali plastik itu.

“Bagaimana kalau bubur itu pakai pelet?” tanya Yulia.

“Nggak akan pakai pelet, Yulia. Kalau dia mau pakai pelet, sudah dari kemarin makanan yang ia kirim sudah dikasih pelet,” ujar Savitri dengan sabar.

Yanuar menuangkan kembali nasi ke tempat nasi. Kebetulan ia belum menaruh lauk pauk di atas nasi. Yanuar kembali membuka plastik lalu mengambil yang berisi bubur. Ia tuangkan bubur ke atas piring beserta dengan taburannya.

Yulia melipat kedua tangan di depan dada dan memperhatikan Yanuar dengan wajah kesal. Ia tidak suka papanya makan bubur pemberian Mega. Yanuar merasa putrinya memperhatikannya. Ia menoleh ke Yulia. “Yulia mau?” tanya Yanuar.

“Nggak!” jawab Yulia dengan ketus.

“Paling juga rasanya nggak enak,” lanjut Yulia.

“Dicoba dulu. Siapa tau rasanya enak,” ujar Yanuar dengan sabar.

“Nggak mau!” jawab Yulia dengan kesal.

“Kalau Yulia nggak mau, biar Nenek saja yang mencoba.” Savitri mengambil sendok bersih dari tempat sendok lalu mengambil bubur dengan menggunakan sendok tersebut. Ia menyuap bubur ke mulutnya.

Yanuar dan Yulia memperhatikan Savitri yang sedang memakan bubur. “Bagaimana, Bu?” tanya Yanuar dengan penasaran.

.

.

Hai pembaca, terima kasih masih mengikuti cerita Amanda dan Yanuar. Semoga suka dengan ceritanya.

1
Rahma Inayah
Amanda dilema antara milih Reza dan yanuar
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
emak GK sadar.dr.mending yanuar GK mau manfaatkan Amanda .percuma punya pacar bule tp benalu GK sadar dr sinta
Rahma Inayah
bisa.aja papa Boby becandanya
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
yanuar cemburu
dee
hadeeuuuuhhhh... mama shinta munafik lah. bilang khawatir klo bang yanuar bkalan nyakitin neng manda lah, diduain lah.
lha wong sampeyan aja "samen leven" laki² yg bukan mahrom gitu lho /Sweat/
Rahma Inayah
yanuar ternyata punya rasa jg SMA Amanda tp.takut mengungkapkan ibarat langit dan bumi
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
,deche ni cerita baru or ada kaitannyadgn novel sblmnya mkn
Deche: cerita tentang adik sambung Rendi di novel Terjebak Pesona Mamah Muda.
total 1 replies
Rahma Inayah
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!