Jangan mampir di masjid ini. Sudah banyak yang mengalaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Lagi Bertuan
Masih belum berakhir. Perjuangan Daud untuk menghentikan penampakan masjid berhantu terus berlanjut.
Sebelum guncangan terakhir yang menenggelamkan seluruh pemukiman bersama warga-warganya. Sosok yang mengajak Daud untuk masuk ke dalam masjid besar di pinggir jalan raya yang berada di seberang jalan itu kembali menemui Daud.
Sosok itu berpesan kepada Daud.
"Resikno",
(Bersihkan)
Kebon yang luas itu minta di rukyah atau dibersihkan.
*
Puskesmas Rawat Inap Kota W.
"Bagaimana aku bisa sampai di sini mbak?",
"Subuh tadi pak Daud ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di tengah jalan raya",
"Yang menemukan aku siapa?",
"Mobil petugas pencari hewan liar yang kebetulan sedang berpatroli",
Daud ditemukan dengan selamat sehat walafiat. Begitu juga dengan vespa tua Daud yang bisa hidup lagi.
Daud pulang meninggalkan puskesmas rawat inap Kota W dengan aman.
Tapi Daud tidak langsung pulang. Ia mampir dulu ke BPN Badan Pertanahan Nasional. Daud harus mencari tahu siapa pemilik tanah sepanjang jalan raya yang sering muncul penampakan masjid berhantu.
"Apa tujuan saudara mencari tahu siapa pemilik tanah itu?
"Kebetulan tanaman dan pohon-pohon di kebon itu sudah besar-besar dan tidak terurus",
"Warga mulai khawatir jika tidak dibersihkan",
"Yang punya rumah dekat dengan lahan tersebut takut kalau kejatuhan pohon",
"Kebon itu sudah terlalu lebat",
"Takutnya kalau malah jadi sarang binatang berbahaya dan sumber penyakit",
"Kami ingin meminta agar kebon itu diurus dan dibersihkan agar lingkungan aman dan sehat",
Daud dengan jurus sejuta alasan mengatasnamakan dirinya sebagai perwakilan dari warga yang tinggal di dekat dengan kebon angker yang dimaksud.
"Sebentar ya pak saya carikan",
Ternyata setelah ditemukan lahan tanah kebon yang kerap menampakan masjid berhantu itu milik seorang dengan nama yang asing. Nama orang pemilik kebon itu adalah Pierre Jean M. Button. Orang itu sudah tidak lagi tinggal di dalam negeri. Dia sudah kembali ke negeri nenek buyutnya. Meskipun Pierre Jean M. Button lahir di kota W dan mempunyai darah keturunan pribumi dari garis ibunya.
Daud tidak menyerah sampai di situ. Setelah menemukan identitas pemilik tanah Daud pergi untuk mencari adakah anggota keluarga atau kerabat dari tuan Pierre yang diberikan amanah untuk mengurus kebon angker yang dimaksud.
Dan sesudah seharian mencari ke seluruh penjuru kota W ternyata tidak ada satu pun orang yang masih berhubungan dengan tuan Pierre.
Masjid besar di pinggir jalan raya yang berada di seberang jalan. Penampakan itu kerap muncul di sepanjang jalan raya kebon. Tanah yang tidak lagi bertuan.
Lalu kenapa tidak ada yang menginginkan tanah yang begitu luas itu? Jawabannya karena tanah itu terkutuk. Tidak ada yang mau menggunakan tanah itu untuk apa pun. Karena pasti tanah itu akan meminta darah dan membawa petaka.
Sebagai seorang mantan wartawan yang berpengalaman. Daud tahu bagaimana caranya mencari bukti-bukti catatan kelam di masa lalu. Kenapa tanah tuan Pierre ditinggalkan.
Tapi ada hal yang jauh lebih penting yang harus dilakukan terlebih dahulu.
"Resikno",
(Bersihkan)
Yakni melakukan rukyah kepada kebon angker yang berada di sepanjang jalan raya. Tapi siapa orang yang harus Daud minta tolong untuk melakukannya. Tidak mungkin pergi ke Pengobatan Terapi Hati karena biayanya pasti sangat mahal dan tidak masuk akal.
Sesampainya di rumah Daud membersihkan diri dan merecharge energi. Dia sudah tahu siapa orang yang harus ditemui untuk persoalan ini.
Kenapa mesti pergi jauh-jauh. Imam masjid di tengah kampung.
🕒
Pukul 03:00 pagi alarm berbunyi.
Daud terbangun dengan lega hati. Ia segera bersiap-siap untuk pergi ke masjid.
Seperti biasanya di jam itu bapak imam masjid di tengah kampung sudah berada di dalam masjid untuk melakukan sholat tahajud sampai menunggu waktu subuh.
Daud pagi ini juga melakukan hal yang sama. Setelah bapak imam masjid yang juga merupakan tetangganya sendiri itu selesai dengan sholat dan dzikir nya Daud pun mendekat.
"Assalamualaikum",
"Waalaikumsalam",
"Daud ada perlu apa?",
"Begini pak ..... ",
Daud menjelaskan semuanya.
Semuanya.
"Insya Allah",
"Beri aku waktu tiga hari untuk menyiapkan nya",
Bapak imam masjid bersedia dan menyanggupi. Untuk melakukan rukyah kepada tempat angker di sepanjang jalan raya tempat munculnya penampakan masjid berhantu.
Tiga hari lagi.