NovelToon NovelToon
Larasati Untuk Arjuna

Larasati Untuk Arjuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Suami ideal
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eed Reniati

Larasati, sering di sapa Rasti atau Laras seorang dokter residen, yang sedang cuti dan bekerja di Beauty wedding planner and organizer. Dia bisa menjadi MC, fotografer, ketua tim Planner, bagian konsumsi. Bertemu kembali dengan Lettu Arjuna Putra Wardoyo, lelaki yang pernah menjadi cinta masa kecil saat masih SD.

Arjuna anak kesayangan papa Haidar Aji Notonegoro( papa kandung), dan ayah Wahyu Pramono( ayah sambung). "Kamu Laras yang pernah sekolah di?"

"Sorry, salah orang!" Ucap Rasti memotong ucapan Juna, sambil berlalu pergi dengan kameranya.

"Seorang Arjuna di cuekin cewek, ini baru pertama dalam sejarah pertemanan kita." Ucap Deri sambil memukul bahu Juna.

"Aku yakin dia Laras adik kelas ku, yang dulu ngejar-ngejar aku." Ucap Juna dengan pandangan heran.

Apa yang membuat Laras tidak mau mengenal Juna, padahal pesona seorang Arjuna tidak pernah ada tandingannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eed Reniati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Lelaki Notonegoro

"Jun, mampir beli kopi yu!"

"Boleh," ucap Juna sambil membelokkan mobilnya ke arah kedai kopi, yang berasal dari negeri Paman Sam.

"Mau di minum sambil jalan pulang atau di minum di sini?" Tanya Juna saat keluar dari mobil.

"Di sini saja, siapa tahu ketemu jodoh. Biasanya sore begini, banyak karyawan yang baru pulang kerja."

"Ya, sudah kamu pesen kopi aku cari tempat duduk."

Begitu masuk ke dalam kedai Juna dan Deri langsung menjadi pusat perhatian pengunjung. 2 lelaki berseragam, dengan postur tubuh tinggi dan badan kekar menjadi magnet tersendiri bagi para kaum wanita, ditambah seragam mereka yang sangat mencolok.

Juna memperhatikan sekitar hinga matanya menangkap seorang perempuan yang asik dengan duduk di teras samping cafe. Meski matanya fokus ke depan layar laptop, tapi bibirnya menikmati sebatang nikotin yang terselip di 2 jarinya.

"Sejak kapan Laras mulai merokok? Apa sudah menjadi kebiasaannya selama ini?"

Larasati duduk di kedai kopi, dengan laptop menyala sibuk mengedit foto sambil menikmati sebatang rokok.

"Ekhhm ekhm, ekhm." Deheman seseorang yang berdiri di samping Laras, tidak membuat Laras mengalihkan pandangannya untuk melihat siapa orang tersebut.

Cuek itulah yang terlihat dari sosok Larasati di mata Juna saat ini.

Karena tidak mendapatkan respon dari Rasti, membuat Juna langsung duduk di samping Rasti.

"Apa sikap cuek mu ini, ada hubungannya dengan statusmu sebagai anak adopsi, Om Rio?" Tanya Juna, membuat Laras menghentikan gerakan jarinya di atas laptopnya sesat, dan menarik nafas panjang sebelum memulai pekerjaannya kembali. Tanpa melihat kearah Juna, yang suda berharap Laras akan melihat kearahnya.

"Tidak ada salahnya dengan anak adopsi, kita masih bisa berteman."

Laras mematikan rokoknya, sebelum mematikan laptopnya. "Sejak kapan kita berteman? Apa kamu lupa, kalau aku tidak pernah kamu anggap ada setiap aku menyapamu dulu? Kenapa sekarang kamu sok akrab? Apa kamu jadi penasaran, karena aku tidak mengejar-ngejar kamu lagi?"

Juna merasa tertohok dengan semua ucapan Rasti, Juna ingat kalau dirinya selalu merasa risih, dengan keberadaan Laras yang berisik saat dekat dengannya dulu.

"Aku ... Aku minta maaf atas sikapku yang dulu padamu, saat itu aku hanya seorang anak lelaki."

"Seorang anak lelaki tampan yang di kejar oleh anak perempuan centil, iya? Sekarang pun kamu masih sama, masih tampan dan menjadi daya tarik buat wanita yang melihatmu, apalagi dengan seragam mu!" Ucap Laras sambil memperhatikan sekeliling, dimana banyak perempuan yang mencuri lihat kearahnya.

"Tapi tidak buatku. Buatku Lelaki dari keluarga Notonegoro itu semuanya brengsek!" Ucap Laras sebelum berdiri, membuat Juna langsung menarik tangan Laras.

Karena terlalu kencang tarikan tangan Juna, membuat Laras yang terkejut oleng dan jatuh di atas pangkuannya Juna.

"Brengsek!" Umpat Laras yang langsung berdiri saat terdengar siulan dari Deri yang baru datang, tapi dengan tangan masih di pegang oleh Juna.

"Tidak semua lelaki Notonegoro itu brengsek," ujar Juna, membuat Larasati tertawa kecil dan mendekatkan wajahnya ke wajah Juna.

"Tentu kamu ingat kelakuan papamu kan, yang menceraikan bundamu demi mantannya," bisik Rasti, membuat Juna mengepalkan tangannya kuat.

"Kenapa kamu mengikuti kesalahan masa lalu papaku? Tidak semua."

"Jika tidak semua lelaki Notonegoro itu brengsek sebutkan satu, Haidar Aji Notonegoro, Rio Alfa Notonegoro, atau Hendra pamungkas Notonegoro." bisik Laras. "Satu lagi apa kamu tidak melihat kita menjadi pusat perhatian pengunjung kedai kopi ini?" Ucap Laras sambil menyeringai kecil kearah Juna, membuat Juna langsung melihat kearah sekitar.

Nampak beberapa orang melihat kearah mereka, bahkan ada yang mengambil gambar atau merekam. "Saya minta maaf, kekasih saya lagi ngambek. Biasa pertengkaran dalam hubungan," ujar Juna lancar dan sangat menyakinkan.

Hingga membuat para pengunjung lainnya langsung percaya dan langsung bersikap cuek.

"Bagaimana?" Ucap Juna sambil tersenyum miring, penuh kemenangan.

"Memang ya, seorang Notonegoro dari dulu brengsek,!" geram Laras, sambil berusaha melepaskan lengannya dari cekalan Juna.

"Apa kamu lupa namaku Arjuna Putra Wardoyo, bukannya namamu Larasati Notonegoro." Ucap Juna dengan seringai menyebalkan.

Laras yang kesal langsung menendang tulang kering Juna, dengan sepatu Kets yang digunakan nya.

"Anjir sakit, bangke!!" Umpat Juna yang langsung melepaskan tangannya yang menahan lengan Laras, dan langsung memegang tulang keringnya.

"Syukurin," ucap Laras sambil tersenyum dan berjalan pergi meninggalkan Juna.

"Kalau tersenyum menjadi tambah cantik," ucap Deri sambil terkekeh geli.

"Cantik tapi galak," timpal Juna.

"Gitu-gitu kan kekasihmu."

"Siapa bilang?"

"Kamu sendiri, kamu lupa? Sudah mengumumkan bahwa dia adalah kekasih mu, di depan umum."

"Mampus, bagaimana kalau ada yang meng-upload ke medsos !"

Deri langsung tertawa ngakak melihat Juna, yang menepuk jidatnya sendiri.

**

Hidup Laras hari ini berkutat dengan keluarga Notonegoro, dan Laras tidak suka itu. Setelah tadi sore harus menghadapi Arjuna, sekarang di depan kamar kosannya juga kedatangan Raja Alam Notonegoro.

"Kamu tidak tahu waktu apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Laras, Raja nyelonong masuk ke dalam kamar kosan Laras begitu Laras membuka pintu. Membuat Laras menghembuskan nafas kasarnya, "mau apa, ini sudah malam aku mau tidur!"

"Aku ini baru sampai dari Bandara, dan langsung ke sini. Seharusnya kamu tawari aku minum dulu," ujar Raja, sambil mengambil air minum dingin dari kulkas mini yang ada di dalam kamar Laras.

"Kamu dari bandara langsung kesini, apa tidak di cari mamamu?" Tanya Laras sambil berjalan kearah Raja, lalu duduk di samping Laras.

" Tidak aku sudah WA mama, aman." ujar Raja acuh.

 "Jangan sembrono kamu, apa kamu lupa masih pendidikan?"

"Aku ingat, karena itu aku cuma ijin pesiar 2 hari untuk menemui kakak ku tersayang." Ucap Raja yang langsung memeluk erat tubuh Laras, membuat emosi Laras luluh seketika. "Selamat ulang tahun yang ke 27 tahun, semoga selalu bahagia dan sehat, serta bisa berkumpul lagi dengan kami." Bisik Raja , membuat mata Laras langsung berkaca-kaca.

"Kamu gunakan ijin mu, hanya untuk menemuiku?"

"Iya, karena kamu satu-satunya saudaraku. Meski kita lahir dari rahim yang berbeda, kamu tetap kakakku. Kakak yang selalu ada buatku, kakak yang rela menerima hukuman dari papa demi adiknya. Aku rindu saat-saat bersama kita, ayo pulang kembali ke rumah."

"Rumah mana, rumah yang ada seorang perempuan yang seperti malaikat, tapi berhati iblix." tegas Laras dengan mata penuh kebencian.

"Maaf... maafkan mamaku," ucap Radja sambil menundukkan kepalanya.

"Apa kamu tahu rasanya menjadi ku, jika harus melihat mamamu. Orang yang aku kira malaikat, ternyata..." ucap Laras, yang diakhir dengan tawa miris.

"Aku mohon jangan katakan itu, aku tahu mamaku salah dan berdosa, tapi mamaku juga sudah menyesal."

"Iya menyesal makanya mengadopsi aku, takut ketahuan aku anak haram suaminya, dan bisa mempengaruhi nama baik keluarganya." geram Laras, dengan nafas memburu. Sedangkan Radja hanya diam seribu bahasa, sambil menundukkan kepalanya.

"Terima kasih suda mengingat hari ulang tahunku, tapi kamu tidak akan tahu rasanya menjadi ku atau menjadi mamaku. Aku tidak benci mamamu, karena dia juga pernah merawatku, tapi aku tidak bisa memaafkannya." Ucap Laras sebelum berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya.

"Mau kemana?" Tanya Raja sambil mengikuti langkah kaki Laras.

Laras tidak menjawab hingga sampai di depan motornya,"naiklah!"

Raja hanya mengaguk lemah, sebelum naik ke atas motor Laras.

Tidak ada obrolan apapun, sampai motor Laras berhenti di depan rumah dinas Rio.

"Turun, dan masuklah. Bersyukurlah masih memiliki orang tua yang lengkap."

Setelah Raja turun, Laras langsung menyalakannya kembali motornya dan pergi meninggalkan Raja yang melihatnya sendu.

Raja masuk ke dalam rumah, nampak papanya duduk di teras dan melihat semuanya.

"Maafkan papa," Ucap Rio menghentikan langkah kaki Raja.

"Apa bisa papa, mengembalikan keadaan seperti dulu? Aku mau melihat senyum kakak perempuanku. Aku benci papa, dan mama!" Teriak Raja, membuat Rio memejamkan matanya.

Sedangkan Hanum, yang mendengarnya dari dalam rumah hanya bisa menangis tersedu menyesali segala kesalahan masa mudanya.

Flash Back.

"Kamu pasti Nurul, ya. Pacar mas Rio?" Tanya Hanum, pada perempuan kampung yang dia temui di tempat kerjanya sebagai pelayan toko.

"Iya, mbaknya siapa, ya?"

"Kenalkan saya Hanum, saya perempuan yang di jodohkan dengan mas Rio."

"Apa...?"

"Mas Rio, sekarang sedang menjalani hukuman kedisiplinan karena kemarin ketahuan pergi saat dinas. Tentunya kamu ingat dong, kemana mas Rio pergi. Mas Rio pergi meninggalkan tugas, untuk menemuimu dan sekarang dia harus menerima sangsi dari komandannya."

Nurul langsung meremas jari-jari tangannya merasa bersalah, karena saat dirinya pingsan temannya langsung menghubungi Rio sebagai kekasihnya, karena Nurul hanya sebatang kara. Kedua orang tuanya meninggal saat Nurul lulus SMP, karena kecelakaan membuat Nurul putus sekolah dan baru lanjut kejar paket C atas biaya Rio, tentara yang di kenalnya beberapa tahun lalu.

"Aku harap kamu sadar diri dengan posisimu, jika kamu tidak bisa meringankan lebih baik jangan menyusahkan mas Rio."

"Maaf... mbak."

"Lebih baik kamu menjauh deh dari mas Rio, keberadaanmu hanya akan menjadi penghambat karir mas Rio, kedepannya. Berbeda dengan aku, yang bisa membantu karirnya, karena papaku adalah atasannya."

"Tapi kami saling mencintai, mbak."

"Cinta, kamu itu hanya penghambat buat karirnya. Emang cintamu bisa membantunya, jangan egois kamu. Belum cukup Rio membiayai sekolahmu, membiayai hidupmu selama ini. Lagian sebelum dengan kamu, kami juga sudah saling mencintai." ucap Hanum dengan menyodorkan foto, pada Nurul.

Sebuah foto Hanum yang sedang mencium pipi Rio, yang memakai seragam taruna akmil. Dan sebuah foto berpelukan mesra, di kolam renang.

1
Rita Rita
anak dan emak sama sama ular
bisa bahaya Juna,,, ayok Laras bongkar kebusukan BSI Serly dan emak nya
Nene di Oon
semangat KK author
eed: Semangat kakak, terimakasih 🙏💕
total 1 replies
Nene di Oon
ceritanya seru dan tidak bertele²👍👍👍
Nene di Oon
menurut sy ceritanya seru tidak bertele² semangat terus author
eed: Terima kasih, kak 🙏💕.
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
Hanum masih aja bloon dan jahat
kalea rizuky
jahat bgt Hanum
Rita Rita
gimana kalo Arjuna tau Laras ikut di tim dokter yg jelas " berbahaya. 🤔🤭
Rita Rita
Juna pergi untuk pendidikan dan pulang setelah selesai langsung nikah sama Laras,,
Rita Rita
suka banget dengan sikap tegas Juna. ga tau malu banget si Cindy . udah ibu Juna dihancurkan mau nikahin lagi anaknya dengan anak sendiri
dasar jalang
Rita Rita
keknya paling banyak ulet bulu disini 🤔🤭
Rita Rita
wah taktik licik nih kalo ketahuan bakalan hancur.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!