NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: Deshika Widya

"Biar saya yang menikahi Dira, Om."
"Apa? Gak bisa! Aku gak mau!"
***
Niat hati menerima dan bertunangan dengan Adnan adalah untuk membuat hati sang mantan panas, Indira malah mengalami nasib nahas. Menjelang pernikahan yang tinggal menghitung hari, Adnan malah kedapatan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Di saat yang bersamaan Rada—mantan kekasihnya, datang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Adnan. Indira jelas menolak keras karena masih memiliki dendam, tetapi kedua orang tuanya malah mendukung sang mantan.
Apa yang harus Indira lakukan? Lantas, apa yang akan terjadi jika ia dan Rada benar-benar menjadi pasangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deshika Widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Resmi

"Ini nggak salah acara, kan?"

"Di undangan jelas-jelas namanya Adnan. Tapi, kok, jadi Rada?"

"Betul. Fotonya juga beda sama yang di undangan."

"Ini jelas beda, gak salah lagi. Apa jangan-jangan, Jeng Weni ganti calon menantu?"

Bisik-bisik di antara para tamu undangan mulai memenuhi ruangan. Sebagian besar dari mereka menatap ke arah dua kursi putih berhias bunga-bunga mawar yang berdiri megah di depan panggung pelaminan. Di kursi sebelah kiri, duduk seorang pria bertubuh tinggi dengan balutan jas putih. Sorot matanya tenang, seolah tak peduli dengan apa yang sejak tadi dihebohkan para tamu undangan.

Berbeda dengan Rada, Indira justru merasa tak tenang. Mata indahnya kerap kali melirik pada para tamu dengan perasaan kacau. Bahkan kini kedua tangannya sudah saling meremas di atas pangkuan hingga basah oleh keringat.

Sungguh, pernikahan ini bagaikan sebuah cobaan berat bagi Indira. Beberapa hari lalu setelah memutuskan mengganti mempelai pria dengan Rada, ia dan pria itu dibuat lelah dengan sulitnya mengurus administrasi. Dan hari ini, lelah itu kembali hadir kala ia melihat para tamu undangan saling berbisik, bahkan tak segan mencibir dari kejauhan.

Sadar sang calon istri sedari tadi tak nyaman, Rada mendekatkan bibirnya pada telinga wanita cantik dengan balutan kebaya putih itu. Kemudian berbisik, "Tenang. Anggap aja mereka gak pernah lihat kita. Aku yakin setelah pulang dari acara ini, mereka bakal lupa."

Indira menoleh hingga tatapanya beradu dengan Rada. Pria itu tampak menarik seutas senyum yang entah kenapa tiba-tiba menular begitu saja padanya.

"Bener kata Rada. Habis ini mereka pasti lupa," gumamnya dalam hati.

Indira menarik napas pelan. Kakinya terasa dingin meski karpet tebal menutupi lantai. Dulu sekali, ia pernah bermimpi untuk berada di posisi itu bersama Rada. Menjalani kehidupan yang bahagia, hanya mereka berdua. Namun, impiannya telah sirna sejak pria itu memilih memutuskan hubungan dan tinggal di luar kota.

Hati Indira yang tengah hancur berkeping-keping kala itu, berhasil disembuhkan oleh seorang pria bernama Adnan. Hal itu pun ia manfaatkan untuk membuat Rada kepanasan. Namun, pria yang dulu menjadi obat, kini malah berbalik memberi luka dalam.

Akan tetapi, mengapa malah orang yang pernah memberi luka pula yang menjadi penawar untuk sakitnya kini? Entahlah. Indira tidak tahu tengah dipermainkan takdir yang mana.

"Bagaimana, apakah mempelai pria sudah siap?"

"Siap!" tegas Rada tanpa ragu.

Suasana berubah jadi hening, menghadirkan kesakralan di setiap kata yang keluar dari bibir Bagus dan Rada.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Rada Atmaja bin Almarhum Sudiyo Atmaja dengan putri kandung saya, Indira Ayudhia binti Bagus Pranoto dengan mas kawin satu set perhiasan emas sejumlah 50 gram dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Indira Ayudhia binti Bagus Pranoto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

Anggukan dari para saksi juga kata "sah" yang menggema, menandakan jika kini Rada dan Indira sudah sah menjadi suami-istri.

Seketika suasana haru makin menyelimuti. Baik Rada maupun Indira sama-sama mengeluarkan air mata. Namun, dengan makna yang berbeda.

***

Tak ada resepsi untuk pernikahan Rada dan Indira yang digelar hari ini. Beberapa jam setelah dilangsungkan akad, pembawa acara memberitahukan perihal resepsi yang batal digelar pada para tamu dengan penuh pengertian. Meski keputusan itu membuat bingung banyak orang, tapi siapa yang bisa melarang?

Awalnya kedua orang tua Indira tetap meminta agar resepsi digelar setidaknya hingga sore hari. Namun, Indira menolak keras. Bukan tanpa alasan, ia tak ingin bayang-bayang Adnan melintas di depan mata, sebab konsep resepsi pernikahan adalah ide dari pria itu sepenuhnya. Sementara akan memerlukan banyak waktu untuk memikirkan konsep baru.

"Aku gak mau terbayang si Adnan sialan itu lagi, Ma, Pa. Jadi tolong hargai keputusanku kali ini," tegasnya saat terjadi diskusi antara ia, keluarganya, juga keluarga Rada.

"Saya rasa apa yang dibilang Dira ada benarnya, Om, Tante. Lebih baik kita adakan acara akad aja." Sebagai calon suami, jelas Rada mendukung Indira. Lagipula ia juga tak ingin wanita itu kembali mengingat sang mantan.

Kini setelah seluruh rombongan pulang, hanya tersisa Indira, Rada, Bagus juga Wenni di hotel. Keduanya telah mengubah penampilan menjadi seperti biasanya. Menikmati makan malam bersama di meja VIP yang sudah mereka pesan sebelumnya.

"Oh, iya. Atasan sama teman-teman kamu gak ada tanya sesuatu, Sayang?" tanya Weni. Ia meneguk sedikit air minumnya sembari menunggu jawaban Indira.

"Ada-ada!"

Wanita yang telah resmi menjadi istri Rada itu tampak mengangguk antusias, lalu mengeluarkan ponsel dari saku roknya. Setelah itu, membuka obrolan grup untuk diperlihatkan pada sang mama.

"Lihat, tuh! Mereka pada ngomel-ngomel karena niatnya datang ke sini malem, Ma. Ini, kan, hari kerja. Mereka gak bisa tinggalin kantor dari pagi sampe sore," katanya.

Weni terkekeh pelan membaca pesan-pesan yang dikirim teman kerja sang putri. "Tapi kasihan juga mereka, Sayang," ucapnya. "Gimana kalau lain kali, kita adain pesta khusus? Ya, cuma undang teman-teman kerja kamu aja."

Indira berpikir sejenak. Matanya melirik pada Rada yang malah menaikkan alis tinggi-tinggi. Padahal niatnya adalah meminta izin.

"Ck! Gak peka banget jadi cowok!" geram wanita itu dalam hati.

Jujur saja, meski telah beberapa jam menjadi suami-istri, Indira masih merasa kesulitan dalam membangun komunikasi. Bahkan saat mereka hanya berdua di dalam kamar pun, malah keheningan yang menemani.

"Gimana, Sayang?" tanya Weni lagi yang langsung membuat sang putri menoleh padanya.

"Emh ... boleh, deh, Ma. Biar aku atur waktunya nanti."

Setelah makan malam selesai, kedua pasangan beda generasi itu kembali ke kamar masing-masing. Weni dan Bagus akan tetap berada di hotel yang sama, sesuai permintaan Indira. Sementara om dan tante Rada memilih langsung pulang bersama rombongan setelah acara selesai.

Ya, Rada yang malang. Tepat sebelum acara kelulusan SMA, ia harus kehilangan kedua orang tuanya yang mengalami kecelakaan tunggal.

Kini pria yang sudah berganti pakaian dengan piyama itu tengah duduk di atas sofa, tepat di pojok ruangan yang langsung menghadap jendela kamar. Matanya fokus pada layar laptop yang menyala. Sementara tangannya juga terus bergerak di atas papan ketik.

Dari atas ranjang, Indira memerhatikan setiap pergerakan suaminya. Ia ingin bertanya, tapi takut membuat pria itu besar kepala.

"Jangan ditatap lama-lama, nanti kamu jatuh cinta."

"Dih!"

Spontan Indira mendengkus geli mendengar ucapan penuh percaya diri sang suami.

Hah, suami? Rasanya sungguh seperti mimpi.

"Tidur, Dira Sayang. Atau mau tunggu kerjaanku selesai biar bisa dipeluk, iya?" goda Rada tanpa mengangkat pandangan. Matanya masih fokus pada layar.

"Gak usah kepedean!" ketus Indira. Segera ia merebahkan tubuhnya agar tidak lagi diganggu Rada.

Wanita itu tak lagi memedulikan sang suami yang masih sibuk di atas sofa sana. Ia memilih untuk memejamkan mata agar lebih dulu tiba di alam mimpi. Namun, sebeIum mata indah itu benar-benar terpejam, suara notifikasi yang berasal dari ponselnya masuk ke pendengaran.

"Siapa yang chat malem-malem gini, sih?" decaknya. Meski begitu, ia tetap bergerak meraih ponsel dan membuka pesan. Namun, seketika kekesalan datang setelah ia membaca pesan yang dikirimkan seseorang.

[Aku gak yakin kamu bisa malam pertama sama suamimu, Dir. Sementara di sini, Adnan beneran puas sama permainanku. Dia sampai gak mau pulang dari kostanku, nih.]

Indira meremas benda pipih itu erat. Dadanya bergemuruh, tak terima dikalahkan oleh seorang wanita murahan. Dengan cepat ia melirik sang suami. Tak ada pilihan lagi. Ia harus melakukan cara gila agar tidak kalah dari Dita.

"Aku gak bisa diem aja!" tekadnya dalam hati.

Dengan tekad yang penuh, Indira turun dari ranjang dan berjalan menghampiri suaminya.

"Ada apa?" tanya Rada. Namun, sang istri hanya diam. Membuat ia kebingungan. Hingga tiba-tiba wanita cantik itu mendekatkan wajah padanya dan melakukan ....

"D-Dira?"

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Siti Zaid
Tidak tahu nak kata apa...sudah halal dilanjut sampai pagi pun gak ada yang marah...tapi adnan sebaliknya..menginginkan wanita yang sudah bukan miliknya lagi..
Noor hidayati
lanjuuuuuuuuut
Deshika Widya: yuhuuuu
total 1 replies
Teh Euis Tea
wowwwww akhirnya sengsara membawa nikmat ya rada jd bisa nganu lg🤣
Deshika Widya: hahaaha🤣
total 1 replies
partini
aihhh so sweet 🥰🥰
mau berpaa kali pun mah gasken kan halal'
Deshika Widya: uhuhuuuwwww🤭
total 1 replies
Teh Euis Tea
adnan ngapain km marah sama rada, dia suaminya indira km bkn siapa2nya dira, urus aj noh si dita km hrs tanggung jawab karna si dita sedang hamil anakmu
Deshika Widya: Emang ngadi2 ya si Adnan🙈
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
NAYLA DWI
.
Wardah Saiful
siapakah itu? jeng..jeng
Deshika Widya: siapa ya🫣 jeng jeng🤣
total 1 replies
Bun cie
nah lho tercyduk siapakah rada dan dira?🤔
Deshika Widya: siapaa ya🙈
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: Asiiap Kakak😍
total 1 replies
Teh Euis Tea
nah loh siapa itu yg manggil rada, dira apa itu revan yg manggil?
Deshika Widya: Siapa ya🫣
total 1 replies
Siti Zaid
Siapa kah pria yang meyapa pasangan suami isteri yang sedang berpelukan itu...apakah orang dikantor perusahaan tempat mereka berkerja🤔
Deshika Widya: aduh, bahaya sih kalau itu🫣
total 1 replies
Deshika Widya
Siapa ya🤭
MunaRizka
siapa nih
Titin Hartanti
apakah bos mereka yg liat?bisa langsung dieksekusi
Deshika Widya: waduh, bahaya kalau Bos yg nongol🫣
total 1 replies
Ir
siape lagi ini, Revan kah, Rendi kah? lagian meski sekantor bisa kali Dir akrab layak nya teman, lagian kalian udah lama putus anggap aja PDKT lagi tapi versi halal, bukan malah luch sama laki² lain, seharusnya pengalaman sama Adnan itu di jadikan pelajaran betapa sakitnya di khianati, meskipun kamu ga niat berkhianat
Maya Sari
semangat dong kak,selalu d tunggu up nya 🥰,,,siapa yg datang apakah revan
Deshika Widya: hehe siapa ya🫣
total 1 replies
Ir
diri jadi istri juga ga bisa jaga batasan sih, ntar giliran Rada yg begitu dia nya yang marah, kalo Rada udah ngizinin dia kerja seharusnya tau batasan pertemanan
Deshika Widya: Wanita kan begitu🫣🤭
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: Assiap Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!