NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa salahku(Kekasih suamiku mantan muridku)

“Perkenalkan, namaku Aroon.” Aroon pun langsung menyodorkan tangannya. Namun, hanya ada sebuah tatapan dari mata Luna tanpa ingin membalas.

“Maaf, aku harus pergi. Tidak baik jika seorang wanita bersuami bersama dengan pria lain,” ujar Luna.

“Ternyata dia sudah bersuami, pantas saja jika bersedih soal semalam. Dasar Aroon bodoh!” umpat Aroon dalam hati. Siapa yang mengira jika wanita tersebut sudah menikah? Bahkan wajahnya sama sekali tidak menunjukkan jika telah memiliki suami.

“Tunggu! Nama kamu siapa?”

Luna tidak mempedulikan panggilan itu. Berjalan-jalan dengan suasana yang berangin. Setidaknya sedikit membuat damai hatinya. Melupakan tentang kejadian semalam dan berusaha untuk tetap menahan suaminya. Hingga dirinya sendiri yang ingin menyerah.

Siang hari.

Luna memutuskan pergi ke rumah sahabatnya, dan di sinilah ia melupakan semuanya.

“Lun, ada apa? Kenapa wajahmu nampak lelah,” ucap Aruna.

“Biarkan aku menenangkan diri untuk sejenak.” Jawab Luna dengan suara lemahnya.

“Uhm, duduklah. Biarkan aku membuatkan minuman untuk kamu,” ujar Aruna.

Kali ini Luna benar-benar tidak bisa berpikir. Entah, bagaimana kedepannya jika hubungannya tak ada yang berubah.

“Run, apa yang membuatmu tidak menyetujui hubunganku dengan Arin ketika akan menikah?”

Sejenak, Runa dibuat terkejut dengan pertanyaan tersebut, air mata yang jatuh di pipi sahabatnya. Membuat Runa tidak tega.

“Lun, aku minta maaf jika dulu sempat menentang pernikahanmu itu. Kali ini aku merestuinya,” jawab Runa seraya memeluk tubuh Luna.

Di dalam pelukan Runa, Luna masih terisak dan hatinya benar-benar hancur. Hingga tidak memiliki tempat sebagai sandaran, beruntung hubungan antar keduanya sudah membaik usai kesalahpahaman terjadi.

“Jawab aku Run, jawab aku! Apa yang membuatmu tidak menyetujuinya,” balas Luna dengan sesenggukan.

“Lima tahun lalu, sebelum kalian memutuskan untuk menikah. Arin sedang bersama perempuan lain di mana masih mengenakan seragam sekolah. Kamu tahu? Bahwa seragam itu dari sekolah tempat kamu mengajar,” ujar Runa di mana untuk pertama kalinya ia membongkar sebuah fakta yang menyakitkan.

“Jadi itu sebabnya—,”

“Iya, aku terlalu menyayangimu dan tidak mau memberitahumu. Semua pasti akan ada masanya,” sahut Runa.

“Maaf Run, maaf. Aku sempat membuatmu marah dan pergi meninggalkan aku.”

Aruna yang melihat Luna hancur, semakin tidak tega untuk melihatnya. Mencoba menguatkan hatinya dan menjadikan bahunya sebagai sandaran Luna.

Sedikit tenang, akhirnya Aruna pun meminta Luna untuk minum teh dengan tujuan agar bisa jauh lebih tenang. Namun, mata Luna tertuju pada koper yang mengira jika sahabatnya akan pergi meninggalkannya lagi, tapi hal itu tak akan terjadi dan sebisa mungkin ia akan menahannya.

“Run, apa kamu ingin pergi dan meninggalkan aku lagi?” tanya Luna seraya memberi tatapan pada Aruna.

“Apa soal koper itu? Itu milik adik dari ibuku dan berniat liburan di sini.” Jawab Aruna.

Seketika Luna bisa bernapas lega, karena ia sudah salah sangka kepada Aruna.

Pada saat yang bersamaan, seseorang membuka pintu dan membuat Luna menoleh, betapa terkejutnya ketika melihat seorang pria yang mana selama dua hari berturut-turut ditemuinya kini berdiri di ambang pintu.

“K-kamu!” Keduanya pun menyapa secara bersamaan. Tidak mengira jika orang yang dimaksud Aruna adalah Aroon.

“Sepertinya kita berjodoh, karena sudah beberapa kali bertemu.” Kata Aroon dengan lantang seolah kalimat tersebut sengaja dilontarkan.

“Bahkan aku muak melihat wajahmu!” seru Luna dengan jahatnya.

Aruna yang melihat pemandangan itu pun merasa heran. Baru tiga hari pamannya ada Indonesia, tetapi secara kebetulan bertemu dengan Luna.

“Jadi, kalian sudah saling kenal?” celetuk Aruna.

“Iya, bahkan aku masih ingat kejadian semalam—.”

“Run, aku pergi dulu!” pamit Luna.

Belum sempat Aroon mengatakan yang sejujurnya. Namun, dengan tiba-tiba Luna berpamitan untuk pulang. Terlihat jelas wajah gugupnya, membuat Aroon tersenyum. Sedangkan Aruna sendiri merasa tidak enak hati.

Malam pun menjelma, tetapi Luna masih enggan untuk pulang. Berjalan sejauh mana kakinya membawanya. Dengan wajah menyedihkan ia terus melangkah hingga suara seseorang memanggilnya dari belakang.

“Bu!” panggil seorang perempuan berusia 22 tahun itu.

Yah, itu adalah Emilia. Mantan muridnya lima tahun lalu, sebelum memutuskan untuk pindah ke luar negeri. Lalu, beberapa hari ini gadis tersebut kembali, walau sebelumnya tetangga dari Emi sudah memberitahunya perihal mantan muridnya itu.

“Emi, kenapa kamu malam-malam masih berada di jalanan?” tanya Luna dengan hati-hati.

Namun, siapa sangka jika pertanyaannya itu dibalikkan oleh Emi. “Lalu Ibu sendiri kenapa masih berkeliaran juga.”

Seketika Luna tidak bisa menjawab, senyum kegetiran menemaninya dikala suasana hati tak baik-baik saja.

“Bu, selamat atas Aniversary kelima. Semoga suami Ibu semakin memperlakukan dengan baik,” ucap Emi dengan seulas senyuman.

“Uhm … terima kasih untuk ucapannya.” Jawab Luna berkaca-kaca ketika ucapan mantan muridnya tak sesuai kenyataan.

“Aku yakin suami Ibu begitu pengertian dan selalu merasa bersalah ketika menatap wajah cantik Ibu,” ujar Emi dengan panjang lebar, bahkan dengan bangganya ia menceritakan semuanya.

“Bagaimana kamu tahu sifat suami ibu? Atau ibu yang lupa pernah mengenalkannya padamu,” balas Luna dengan rasa penasaran yang begitu besar.

Sekarang, bahkan Luna sedang berpikir karena sebuah ucapan Emi kepadanya. “Mungkin saja Emi pernah aku kenalkan dengan mas Arin.” Itulah yang sekarang ada di dalam pikirannya. Membuang pikiran buruk di hatinya sejauh mungkin.

“Tidak, dari cara bicaranya. Perhatiannya kepada Ibu,” jawab Emi.

“Wajah tampan badan tinggi dan kulit putih itu, sayangnya seorang pecundang!” tegas Emi dengan sorot mata tajam seakan orang yang dibicarakan ada di sana.

“Em, … apa maksud kamu,” ucap Luna dan merasa jika ucapannya semakin membuatnya berpikir buruk.

Mata Luna yang sudah berkaca-kaca. Menahan lara hati yang ia terima dari sang suami, lalu di tambah mendengar pengakuan dari Emi. Seakan semuanya berperang menjadi satu.

“Tidak Bu, aku hanya bicara sesuai fakta.” Jawab Emi dengan posisi satu meter dari Luna.

“Em, apa kamu melihat suami ibu sedang bersama perempuan lain? Jika benar, tolong … jangan ikut campur karena tak seharusnya kamu masuk ke dalam,” ujar Luna dengan polosnya karena ia mengira jika semalam Emi juga melihat.

“Bu, apa perlu aku menjawabnya.” Sambil tersenyum dan melambaikan tangannya, Emi berkata.

Raut wajah yang tak seperti tadi. Membuat Luna ikut menoleh ke belakang untuk melihat siapa orang itu.

Sesaat.

“Tidak, ini tidak mungkin ….”

Berulang kali Luna mengusap air matanya. Menahan sesak di hatinya dan seakan napasnya berhenti untuk sejenak.

“Em, ka-kamu bisa menjelaskan semua ini.” Dengan suara bergetar Luna berusaha mencari sebuah jawaban.

“Bu, jangan menatapku seperti itu. kenapa hanya aku saja yang diintimidasi, sedangkan dia hanya Ibu tatap?”

“Jangan bilang jika itu adalah kamu? Jikapun benar, apa kesalahan yang selama ini ibu lakukan padamu?”

Luna yang awalnya berusaha kuat menahan tangis. Akhirnya kini tumpah juga, seolah bulan dikekang oleh sang malam. Tertahan oleh jutaan sayatan di hatinya, ketika melihat sebuah kenyataan dan sakitnya sungguh luar biasa karena dua orang telah membunuh hatinya secara bersamaan.

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!