Ratu Primora Anastasia, harus menghadapi kenyataan, bahwa suaminya membawa selir dari perjalanan perangnya.
Seolah kurang untuk menyakitinya, selirnya juga sedang hamil.
Usia pernikahannya yang memasuki 5 tahun saja tidak membuahkan seorang pewaris.
Kejadian demi kejadian akhirnya membuatnya harus diturunkan tahtanya.
Primora yang memiliki harga diri yang tinggi, tidak akan menerima semua ini dengan sia sia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Dalam makan malam yang disiapkan oleh Primora, Robert datang sendirian. Tidak mungkin dia akan membawa Esme karena itu hanya akan menimbulkan percecokan saja. Robert benci itu.
"Apa kabar Yang Mulia." Primora terbiasa mempertahankan ekspresi nya sejak dulu. Makanya Robert selalu menyebutnya wanita kaku dan tidak punya ekspresi.
"Baik." Jawab Robert sekedar menggugurkan kewajiban untuk menjawab saja.
Primora tersenyum. "Huh? Kamu masih bisa tersenyum dalam situasi ini? Aku membawa perempuan! Dia sedang hamil anakku! Dan kamu masih bisa tersenyum?"
'Langas haruskah dia menangis? Apakah karena itu kamu ingin makan malam denganku? Hanya untuk melihat ekspresi ku?'
Primora masih terdiam. "Apa Yang Mulia harapkan? Haruskah saya menangis sekarang dihadapan Yang Mulia? Lalu kalau saya menangis, apakah itu akan merubah kenyataan?"
Tidak... Itu tidak akan merubah kenyataan. Fakta bahwa suaminya telah membawa simpanan entah dari mana itu tidak terbantahkan.
Primora sudah menangis kemarin semalaman. Sebagai istri apa yang harus dia lakukan dan sebagai Ibu negara apa yang harus dilakukan.
"Benar benar wanita yang luar biasa. Jadi kamu tidak masalah kalau aku membawa wanita ya." Robert tersenyum kecut.
"Yah ini juga bukan salahku. Itu karena ketidakmampuan Ratu dalam memberikan garis keturunan!"
Robert sekali lagi mengejeknya. Bukankah Robert jug turun andil dalam hal ini. Dia yang tidak mau berbagi ranjang dengannya.
"Malam itu Ratu bisa hamil karena memberikan obat kepada Raja."
Karena itulah yang membuat Robert marah. Padahal bukan ulah Primora. Itu ulah pelayan yang disewa ayahnya. Tapi Primora terus disalahpahami dari awal.
Primora diam saja.
"Apa mau Yang Mulia?"
"Tepat sekali! Ratu kita ini tidak pernah berbasa basi sama sekali."
Robert tersenyum sinis.
"Esmeralda akan menjadi selir sah. Aku mau Ratu menyiapkan persiapannya!"
Ejekan itu selaku datang dari suaminya. Tak cukup membawa gun dik kedalam rumah tangganya, kini dia juga disuruh untuk menyambutnya.
Kejam!
Tapi kalau suaminya sudah membicarakan ini, maka ini akan terjadi .
"Kalau itu kehendak Yang Mulia."
Prim hanya bisa menerima saja.
Robert masih tersenyum. Dia tahu betul kalau istrinya tidak akan menolak nya. Tapi yang paling membuatnya penasaran adalah hubungan istrinya dengan Ayahnya. Mereka pasti akan berperang. Robert suka menciptakan perpecahan diantara mereka.
"Aku akan menunggu kabar baiknya Yang Mulia Ratu ..."
Robert tak makan apapun . Kedatangannya kemari pasti hanya ingin membuat pengumuman tersebut.
"Yang Mulia belum makan sama sekali."
"Aku akan makan di istana Vanesa."
Istana tempat simpanan nya berada.
Primora mencengkeram erat pisau untuk mengiris daging yang ada di depannya.
"Kalau begitu aku permisi."
Kata katanya terlihat sangat sopan. Tapi siapa yang tahu bahwa semuanya beracun.
Setelah Robert pergi, Desi menghampiri majikannya.
"Yang Mulia..."
Primora menitikkan setetes air matanya.
"Tidak apa apa Desi..."
Kisah cintanya itu mungkin sudah berakhir sejak lama. Atau dari awal tidak pernah dimulai . Dia saja yang terus berpegang pada harapan. Tapi harapan itu sirna karena memang tidak pernah ada.
Primora mengiris daging itu dengan hati sakit. Seperti garpu yang menancap di daging tersebut . Mungkin saja ada pisau yang menancap di hatinya juga, tapi tidak terlihat.
Dia membuka mulutnya dan memakan daging itu.
"Makanan ini terasa sangat buruk!"
Semuanya sudah sesuai dengan selera suaminya, tapi dia bahkan tidak menghargai. Primora lebih suka salad sayuran. Itu menyegarkan . Daging dan aneka makanan berminyak ini semua kesukaan suaminya.
Setelah makan satu suapan, Prim bangkit dari kursinya.
***
Di istana Vanesa, Esme tengah tersenyum senang. Dia dihampiri oleh kekasihnya.
"Yang Mulia..."
Esme dengar bahwa Ratu menyiapkan makan malamnya. Tapi sekarang disini dia berada. Dalam istana tempat dia tinggal.
Robert menyambutnya.
Tidak seperti Primora yang kaku, Esme lebih manja dan selalu mengandalkan nya. Dia selalu tampak rapuh dan hancur jika sedikit saja disakiti.
Esme berhambur memeluk lelakinya.
"Yang Mulia sudah makan? Sepertinya anak kita ingin kita makan bersama."
"Haha... Itu bagus, aku belum makan, jadi ayo makan malam bersama."
Esme lebih tersenyum. Itu artinya suaminya bahkan tidak makan di tempat Ratu.
Di meja tersebut banyak hidangan sayuran. Itu membuat Robert tidak suka. Esme sudah mengatur makanan kesukannya untuk dia makan malam ini.
"Apa Yang Mulia tidak suka??"
"Yah ini cukup seperti kambing!"
"Hahaha...". Tawa Esme mungil sungguh mempesona.
"Yang Mulia harus banyak makan sayur agar sehat!"
Robert bisa makan apa saja sebenarnya. Tapi dia banyak pergi berlatih otot dan tenaga. Jadi dia butuh asupan gizi protein yang banyak.
"Baik, mari kita makan."
"Yey..." Esme merasa menang atas Robert.
Mereka kemudian makan bersama dengan suasana yang menyenangkan.
semoga selalu sehat...
setuju 👍
semoga ini bs bikin semangat othorr untuk up lg 😍😍😍😍
love se kebon thorr