NovelToon NovelToon
Rain : Losing Us 2

Rain : Losing Us 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / One Night Stand / Enemy to Lovers / Barat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pregnant? lll

"Aku memutuskan untuk tidak memberitahunya," jawab Angelo, senyum kecut terukir di bibirnya. Matanya berkaca-kaca, namun ia berusaha tegar. "Aku ingin mengurus anakku sendiri."

Keheningan menyelimuti meja makan. Garpu dan sendok terdiam, hanya suara detak jam dinding yang terdengar nyaring. Mereka semua, keluarga Angelo, memahami. Tak ada paksaan untuk memberitahu Maximilliam tentang kehamilannya. Keputusan Angelo, mereka hormati. Secercah kekhawatiran terpancar dari sorot mata mereka, namun tetap dibalut dengan dukungan yang kuat.

. . .

Seminggu kemudian, Maximilliam telah kembali ke New York setelah Janet dinyatakan pulih. Bayangan wanita yang hampir merenggut nyawa nya masih menghantui pikiran Janet. Satu minggu bersama, cukup untuk merasakan kasih sayang seorang ibu, namun juga cukup untuk membangkitkan kebencian yang mendalam. Kini, dengan kepergian Miracle, Janet merasakan kedamaian yang tak terkira. Ia bahkan merasa lega, sebuah beban berat telah terangkat dari pundaknya.

"Kau tidak apa-apa, Max?" tanya Theodore, suaranya lembut namun penuh perhatian. Ia melirik sekilas ke arah Maximilliam yang duduk di sampingnya di dalam mobil sedan hitam yang melaju di jalanan New York yang lengang. Cahaya lampu kota yang redup menerangi wajah Maximilliam yang terlihat lelah.

"Hm, aku tidak apa-apa," jawab Maximilliam, suaranya datar, tanpa emosi. Namun, rahangnya mengeras, dan jari-jarinya tampak mengepal di antara lipatan mantel wolnya yang tebal.

Theodore mengamati putranya dengan saksama. Tatapan Maximilliam kosong, jauh, seakan terpaku pada gemerlap lampu kota yang membentang di kejauhan. Keningnya berkerut dalam, membentuk garis-garis tegang di antara kedua alisnya. Ada kesedihan yang terselubung di balik sikap dinginnya. Theodore tahu, di balik topeng ketenangan itu, putranya sedang bergulat dengan sesuatu yang berat. Udara dingin New York malam itu seakan semakin memperkuat suasana hati yang suram.

"Maafkan Papa, karena belum bisa membuat Angelo menjadi pendampingmu," ucap Theodore, suaranya bergetar sedikit. Ia meraih tangan Maximilliam, menepuknya pelan. Sentuhan itu seakan ingin menyampaikan dukungan dan pemahaman yang tak mampu diungkapkan kata-kata. Theodore tahu persis apa yang menggelayuti pikiran Maximilliam.

"Tidak masalah," jawab Maximilliam singkat, nada suaranya masih datar, tetapi Theodore melihat kilatan sesaat di matanya – sebuah percampuran antara kekecewaan dan tekad yang belum padam.

"Apakah kau akan menyerah untuk meyakinkan Angelo, untuk menikah denganmu?" tanya Theodore, suaranya sedikit lebih serius. Ia memperhatikan raut wajah Maximilliam dengan hati-hati, mencari sedikit pun petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam hati putranya. Lampu-lampu kota New York yang berkelap-kelip seakan menjadi saksi bisu percakapan berat antara ayah dan anak itu.

"Tentu saja tidak," jawab Maximilliam, suaranya bergetar dengan tekad yang terselubung. Rahangnya mengeras, matanya menyiratkan kegigihan yang membara. "Aku akan terus meyakinkannya. Jika dia tetap menolak… maka tidak ada cara lain, selain membuatnya mengandung anakku." Kalimat terakhir keluar seperti bisikan, namun penuh dengan ancaman terselubung.

Sejenak, ia terdiam, matanya menerawang, seakan mengingat masa lalu. Kenangan akan kedekatan keluarganya dengan keluarga Angelo berputar dalam pikirannya. Senyum pahit mengembang di bibirnya. "Aku sudah lama menginginkan Angelo," gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. "Apalagi dulu, keluarga kita begitu dekat. Namun karena Maureen…" Ia menghela napas panjang, menahan amarah yang hampir meledak. "Aku harus menikah dengan Rain, dan itu membuatku semakin menjauh darinya. Dan juga… Angelo yang semakin menjaga jarak denganku saat mengetahui aku sudah menikah…" Kekecewaan dan penyesalan tergambar jelas di wajahnya, membuatnya terlihat jauh lebih rapuh daripada citra dingin yang biasa ia tampilkan.

Seketika Theodore merasa tubuhnya menegang. Kalimat itu menusuk hatinya seperti sebilah pisau. Rasa bersalahnya membuncah, menggenangi jiwanya. Ia tak pernah tahu bahwa Maximillian menyimpan perasaan yang begitu dalam kepada Angelo. Pernikahannya dengan Rain, yang ia kira adalah keputusan terbaik, justru telah menyiksa putranya dan mengubahnya menjadi pria yang kasar dan penuh amarah. Ironisnya, putra kesayangannya itu juga dikhianati oleh wanita pilihan bibinya sendiri. Theodore merasakan beban berat yang menghancurkan hatinya.

"Papa akan melakukan apapun, agar kau bisa bersatu dengan Angelo," gumam Theodore dalam hati, suaranya hanya bisikan yang nyaris tak terdengar. Matanya menatap kosong ke depan, seolah mencari jalan keluar dari labirin kesalahan yang telah ia buat. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan penyesalan yang mendalam.

. . .

Suasana tenang Rusia berbanding terbalik dengan badai emosi yang menerjang Cyne. Air mata membasahi pipinya, mengalir deras saat Angelo menyampaikan keputusannya untuk pergi ke tempat yang sangat jauh—jauh dari jangkauan Maximillian. Angelo ingin mencari kedamaian, suatu tempat untuk menenangkan diri dari badai perasaannya. Cyne memeluk tubuh Angelo dengan erat, mencoba menahan rasa sakit yang menghantam hatinya.

Angelo memilih pergi ke tempat yang sangat jauh, bukan tanpa alasan. Ia yakin Maximillian akan mencarinya, atau mungkin Cyne akan memberitahukan kehamilannya kepada Maximillian. Bukan karena ia meragukan kemampuan Cyne untuk menyimpan rahasia, namun karena ia mengenal dengan baik hati Cyne yang penuh kasih sayang dan kadang terlalu lembut hingga sulit mengatasi perasaannya. Cyne sering kali mengambil keputusan yang tak terduga, didorong oleh perasaannya, dan Angelo hanya ingin berjaga-jaga. Ia mengantisipasi kemungkinan terburuk. Ekspresi wajahnya menunjukkan campuran kecemasan dan keputusasaan.

"Sudahlah, Cyne," ujar Angelo, suaranya lembut mencoba menenangkan Cyne yang terus menangis. Ia menggenggam tangan Cyne dengan erat. "Jangan terus menangis. Aku pergi untuk mencari ketenangan, bukan untuk mati." Namun, kalimat terakhirnya justru semakin memperparah keadaan. Air mata Cyne mengalir lebih deras.

"Sekali lagi kau mengatakan mati," ancam Cyne, suaranya bergetar karena tangis, "aku akan benar-benar menelepon Maximillian sekarang juga dan mengatakan bahwa kau mengandung anaknya!" Wajahnya merah padam, menunjukkan betapa emosionalnya ia saat ini.

Angelo mengeluarkan helaan napas panjang, menunjukkan rasa lelah dan sedikit jengkel. Ancaman itu lagi. "Baiklah… baiklah," katanya, suaranya sedikit lelah. "Aku tidak akan mengatakannya lagi. Dan kau… berhentilah menangis. Aku lelah melihatnya." Ia menatap Cyne dengan tatapan yang menunjukkan rasa kasihan dan sedikit kekesalan.

Cyne menyeka air matanya dengan punggung tangan, usaha keras untuk menghentikan tangisnya. Napasnya masih tersengal-sengal, menunjukkan betapa terkoyaknya perasaannya. "Janji," lirihnya, suaranya masih bergetar, "kau akan terus mengabariku, dan jangan menghilang seperti dulu." Matanya memandang Angelo dengan tatapan yang penuh harap.

Angelo tersenyum, sebuah senyum yang mencoba menunjukkan kekuatan dan ketenangan, meski di dalam hatinya terasa berat. "Tentu saja," jawabnya, suaranya tegas menunjukkan kepastian. "Aku akan terus menghubungi mu dan tidak akan menghilang seperti dulu." Ia menjangkau tangan Cyne dan mencengkeramnya dengan erat.

Setelah perpisahan yang penuh emosi itu, Angelo naik ke atas helikopter. Hanya ia dan pilotnya yang mengetahui tujuan perjalanan ini— sebuah rahasia yang tersimpan dengan aman.

Saat helikopter mulai mengudara, membawa Angelo menjauh, Cyne memeluk George dengan erat, air mata kembali mengalir deras di pipinya. Ia menatap helikopter yang semakin mengecil di langit, sebuah gambaran dari perpisahan yang menyakitkan. Ia berharap Angelo akan menemukan kedamaian yang dicarinya.

Kesedihan tak hanya meliputi Cyne, tetapi juga Jacob, Nick, Andrew, dan Kennan. Kehilangan Angelo terasa begitu nyata, menciptakan suasana sunyi yang berat di antara mereka. Ketiadaan Angelo membuat suasana rumah terasa hampa. Apalagi, Angelo tak menjelaskan kapan ia akan kembali. Ketidakpastian itu semakin memperparah rasa kehilangan mereka. Hanya Mecca, robot buatan ibu Angelo, yang dibawa Angelo untuk menemaninya di tempat yang jauh itu. Tatapan mereka menunjukkan kecemasan dan kesedihan yang mendalam.

1
Reka Cantika
luar biasa
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bguslh kl max yg yg mnglaminya,biar bumil sntai aja....lgian kn udh bwa baby kmn mna,mualnya buat bpknya baby....
Noey Aprilia
Mnjauh smntra,mngkn lbih baik buat angelo....apa lg ada ssrorng yg sllu ada d smpingnya....biarlh orng yg udh bkin dia sdih,mnrima hkumannya.....
Noey Aprilia
Wjar sih kl angelo jd stress,scra mntalnya pst trgnggu krna kta2 mreka....
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
Reka Cantika
lanjut lagi
Noey Aprilia
Pntsn angelo mrah,dia trauma trnyta.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Yg d perut aja blm kluar,mlah mau ngadopsi ank orng...urus ankmu dlu lh...
Reka Cantika
lanjut lagi Thor
Noey Aprilia
Abs tu siap2 kna gmpar angelo,trs gas bleh dkt2 lg apa kg bbo bareng....spa sruh pke mbuk sgla.....
Noey Aprilia
Angelo sllu pnuh kjtan....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Jd gmna pnggilan buat mreka y????
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔
SamdalRi: Dipikir², aku tidak kepikiran /Facepalm/
total 1 replies
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bagooossss......
ppet trs smp angelo brsdia buat nkah sm max.....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Kaaaannnn....bnr....
janet bbo bareng sm jacob...enth bgaimna smp mreka bs brsma,mngkn krna trbwa suasana....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Alamakkkk....
jgn2 janet bno bareng sm jacob?????
SamdalRi: /Sly/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!