semoga kalian suka yaww makasihh♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 17
" Gue pengen makan di warung nya Gani deh le, ayo kita kesana" Ajak Alice, terlihat leo seperti sedang tidak semangat hari ini
" engak deh lice, kita pulang saja ya" Alice langsung mengerutkan dahi nya
" loh kenapa? Biasanya lu semangat sekali gue ajakin kesana" Leo menghela nafas pelan
" gue lagi pusing banget li, bengkel paman ku akhir akhir ini sepi sekali gaji bulan kemarin saja belum dibayarkan apa gue resigent saja ya" Alice terdiam, ia merasa kasihan dengan Leo
" tapi kalo lu resigent terus lu mau kerja apa?" Leo menggeleng
" ya makan nya itu gue binggung banget lice. Kalo gue jualan belum ada modal" keduanya hanya bisa terdiam. namun tiba tiba saja
" Alice?" kedua nya langsung menoleh ke sumber suara, ternyata itu Arshen
" kak Arshen, ke kampus lagi? Urusan apa kak?" tanya Alice
" Aku mau jemput dini, tapi ternyata kelas nya belum selesai" Alice mengangguk saja
" oh iya shen, gue denger kemarin lu mau daftar kerja ya. Udah ada panggilan?" tanya Leo
" belum le, gue aja masih nunggu binggung banget gue nganggur terus dirumah. Info kerjaan lah" Goda Arshen
" Gue aja mau resigent sen, sepi banget bengkel. Emang lu daftar kerja dimana?" tanya Arshen
" di perusahaan PT. Nirwana Sejahtera banyak banget kemarin yang daftar kesana Leo" Ucap Arshen
" gue kaya pernah dengar perusahaan itu, yang pernah viral itu bukan?" Arshen mengangguk
" Tapi gue takut shen" Arshen Menepuk pelan lengan Leo
" lu daftar situ aja siapa tau keterima kita bisa kerja bareng" Leo berfikir sejenak, sebenarnya ia tidak enak dengan paman nya tapi ia juga butuh biaya untuk kuliah nya
" eh lice, bukan nya papa lu juga punya perusahaan kenapa lu engak daftar disitu aja leo siapa tau ada posisi yang cocok buat lu" ujar Arshen
" oh iya leo, coba nanti gue tanya sama papa ya" ujar Alice sembari menatap Leo
" boleh tuh" di sela sela obrolan mereka pacar Arshen dini datang. Mereka memang sudah saling kenal dini kakak kelas Alice dan Leo ia mengambil jurusan keperawatan
" Alice, Leo kalian belum pulang?" seketika mereka bertiga menoleh ke samping
" eh mba Dini, belum mba kita lagi ngobrol ngobrol ini. Baru pulang?" dini mengangguk
" iya, aku cari cari arshen kemana ternyata ada disini" Arshen hanya tersenyum saja
" tadi aku ke depan kelas mu, kamu belum selesai ya udah aku kesini dulu untung ada mereka" jelas Arshen
Lalu mereka pun ngobrol ngobrol sebentar setelah itu mereka ber empat segera turun.
" mau ambil tempat dimana buat SPL lice?" tanya Dini, Alice menggeleng
" masih belum tau mba, lagi sambil cari cari ini" Kata Alice
Sesampainya di bawah saat mereka hendak berpisah ada beberapa dosen yang juga hendak lewat disana. Mereka pun bersalaman terlebih dahulu
tiba tiba muncul Vincent dari beberapa dosen disana seketika Alice terkejut jantung nya berdetak kencang kembali
'Astaga ada pak Vincent kenapa gue se deg degan ini si'
Leo dan Arshen bersalaman dengan Vincent setelah itu mereka ngobrol sedikit dan akhirnya Vincent beserta dosen lainya pun pergi. Kali ini Vincent bersikap biasa saja layak nya dosen dan mahasiswa
" ya udah lice, aku dan Arshen pergi dulu kalian hati hati lah" ucap dini, mereka akan segera pulang
" oh iya mba, hati hati juga" mereka berjabat tangan lalu Dini dan Arshen pergi
" ya udah ayo kita pulang" Ajak loe, alice mengangguk saja
Mereka pun berjalan menuju ke parkiran, leo segera menyalakan sepeda motor nya dan pergi bersama Alice. Di sepanjang jalan mereka berdua asik mengobrol namun mereka tidak jadi mampir ke warung gani karen hari ini rencana Leo akan mengistirahatkan badan
Sesampainya di depan gerbang rumah Alice ia berpamitan kepada Leo lalu masuk, ia tidak melihat siapapun di ruang tamu maupun ruang tv lalu ia melangkah menaiki tangga menuju ke kamar nya
Malam hari nya Alice turun ke bawah untuk makan malam ia melihat kedua orang tua nya sudah duduk disana
" Kamu habis tidur sayang?" ucap mama, Alice mengangguk
" Sore sore tidak boleh tidur nak, tidak baik" nasehat papa
" iya pa maaf, tadi aku ngantuk banget soalnya" Papa dan Mama nya hanya mengangguk saja
Lalu mereka melanjutkan acara makan malam nya, sembari ngobrol ngobrol santai. Setelah selesai makan malam papa mengajak Alice untuk menonton tv. seperti biasa jika ada waktu untuk quality time Alice selalu bermanja kepada papa nya
" Papa engak bisa bayangin sayang, kalo suatu saat kamu udah dipinang sama seorang pria" ucap papa sembari mengelus kepala Alice yang tidur di pangkuan nya
" ih papa mah masih lama kali, aku masih pengen kuliah dulu" jawab Alice
" nak lebih cepat lebih baik, tidak semua pria setelah menikahi wanita akan menyuruh nya berhenti tidak bekerja atau berkuliah. Justru jaman sekarang banyak kok yang mendukung" Alice hanya diam saja sembari mengerucutkan bibir nya
" papa ingin aku cepat cepat menikah?" papa hanya tersenyum
" dibilang cepat juga tidak nak, hanya saja papa takut jika suatu saat papa sudah tidak ada siapa yang akan mengurus mu. Kamu juga akan kesusahan mengurus perusahaan, anak papa kan hanya kamu sayang" Alice memegang tangan papa nya
" jangan bilang gitu, papa akan selalu ada buat aku. kalo engak aku dan mama sama siapa di dunia ini?" respon papa nya hanya tersenyum saja
" papa janji ya temani aku sampai tua" Alice langsung memeluk papa nya erat, pelukan tersebut langsung dibalas sembari papa nya mencium kening putri nya
Pukul sebelas malam Alice sudah tertidur di sofa ruang TV papa nya langsung mengendong nya menuju kamar. Setelah itu papa nya keluar dan menutup rapat pintu kamar Alice
Pagi hari nya Alice sudah bersiap akan mengunjungi Rumah Leo bersama dengan Gani, karena tadi subuh saat ia cek handphone Gani memberikan kabar bahwa leo sedang sakit.
setelah siap Alice langsung turun tanpa sarapan, ia hanya meminum segelas susu lalu ia berpamitan kepada papa dan mama nya. Ia keluar dan pergi bersama supir
" Mau kemana Non?" tanya Sang supir
" sudah saya Serlok alamat nya ke handphone bapak" sang supir mengangguk saja
Tak lama sekitar lima belas menit mobil sampai di depan sebuah gang ia menyuruh supir untuk pulang saja, lalu ia berjalan menyusuri gang kecil tersebut menuju ke rumah Gani
Tok tok tok
Seorang wanita paruh baya langsung membukakan pintu, Ia tersenyum kepada wanita tua tersebut
" Tante, gani nya ada?" wanita tersebut juga tersenyum dan menyambut hangat alice
" ada nak, silahkan masuk dulu. gani lagi ganti baju" Alice langsung mengikuti wanita tersebut dan duduk di ruang tamu
Tak lama gani datang sudah dengan pakaian rapi nya, sebenarnya gani dan Leo itu sama sama tampan hanya saja bukan tipe alice jadi meskipun mereka berteman cukup lama tidak saling menggunakan perasaan lain selain sahabat
" Ayo berangkat, pake motor gue ya" ujar Gani, Alice mengangguk saja
Mereka langsung ijin kepada mama gani dan segera pergi, saat dijalan mereka memutuskan untuk membeli buah buahan terlebih dahulu. Setelah selesai mereka kembali melanjutkan perjalanan nya kerumah Leo
Tak lama setelah menempuh perjalanan cukup lama karena harus mampir ke toko buah yang dimana tadi ramai sekali banyak pengunjung membuat mereka harus mengulur waktu. Akhir nya mereka tiba Terlihat ada ayah leo di depan rumah
" selamat pagi om" sapa Alice, Ayah leo langsung tersenyum
" eh nak Alice, pagi nak" jawab ayah leo
" hallo om, saya gani" Ayah leo langsung menepuk punggung gani pelan
" iya om masih ingat kok, mau ketemu leo ya? Ayo masuk" mereka berdua mengikuti ayah leo masuk, dan duduk di sofa ruang tamu
Tak lama Leo datang dengan menggunakan selimut yang menutupi sekujur tubuh nya, ia tersenyum menatap Alice dan Gani
" lu beneran sakit le?" tanya Alice, leo mendengus kesal
" ya lu kira gue bohong gitu, kayak nya gara gara kemarin itu deh saat kita hujan hujan nan lice" ujar Leo, Alice hanya tersenyum saja
" oh iya ini ada buah buat lu, siapa tau habis makan buat lu jadi ultramen" ucap gani sengaja agar membuat leo tertawa
" oke terimakasih ya, gue habis ini paling jadi badut buat ayu" ia lalu tertawa terbahak bahak
" lu masih suka sama ayu?" tanya Alice, ia sembari geleng geleng
" haha engak si bercanda doang" Jawab Leo santai
Mereka pun ngobrol ngobrol bersama sampai siang hari pukul sebelas siang, gani dan Alice pamit untuk pulang.
" hati hati, sekali lagi terimakasih buah nya" Gani dan Alice hanya mengangguk saja, lalu pergi
Gani berniat hendak mengantar Alice sampai rumah, tapi saat di jalan ia menolak
" gan, anterin gue ke kantor papa aja ya" Gani mengangguk, lalu segera melajukan sepeda motor nya ke jalan menuju kantor papa Alice
" lu tumben mau ke kantor papa mu ada apa?" tanya Gani
" engak tau ini papa chat aku suruh nyusul ke kantor" jawab Alice, Gani hanya mengangguk saja
Tak lama sepeda motor gani berhenti tepat di depan gerbang kantor papa nya, ada satpam yang menyambut alice
" eh nona Alice selamat siang" Alice tersenyum dan mengangguk
" siang pak, ya udah gan makasih ya" Gani langsung pergi. Alice pun masuk setelah berpamitan dengan satpam tadi
Ia masuk dan menuju ke ke lift umum, disana banyak karyawan yang menyapa nya. Tentu mereka sangat paham dengan Alice meski dirinya jarang main ke kantor papa nya
Tok tok tok
" Masuk" jawab papa Alice dari dalam sana
" siang pa" ia berlari kecil ke arah meja kerja papa nya, sang papa langsung tersenyum
" aduh putri cantik papa sudah pulang" Alice hanya tersenyum saja
" papa ada apa menyuruh aku kesini?" papa mengisyaratkan alice untuk duduk
" nanti kamu akan tau sendiri tunggulah" Alice paling benci yang naman nya kata menunggu ia mengerucutkan bibir nya lalu berjalan ke arah gorden dan membuka nya
" sudah lama aku tidak melihat pemandangan dari ruang papa" ucap nya, sang papa hanya menggeleng saja
Tiba tiba alice melihat banyak tukang jualan dibawah, mata nya langsung berbinar ia memang suka sekali jajan jajanan pinggir jalan, dan papa mama nya juga tidak pernah melarang nya.
" papa papa aku boleh engak keluar dulu aku lihat banyak jajanan di luar, boleh aku beli?" Papa nya mengangguk saja, ia melirik sebentar ke arah Alice karena memang ia masih sangat sibuk
" oke pa makasih" ia langsung berlari keluar tanpa membawa dompet nya seperti nya Alice tidak membawa uang
Namun ia tidak menyadarinya ia terus berlari dan masuk ke lift menuju ke lantai dasar, ia berlari kecil menuju ke depan gerbang mata nya berbinar tatkala seperti ia sedang melihat berlian saja
" pak saya mau cilok sama es campur nya ya sepuluh ribuan aja semua sama itu bakso nya tanpa kuah ya pak" sang bapak langsung membuat kan nya dengan senang hati
Alice duduk di sebuah kursi yang memang sudah disediakan oleh penjual nya, ia tampak bahagia sembari menatap padat nya jalan raya
" neng engak sekali bubur nya neng, enak lo" tawar bapak penjual bubur ayam. Alice terdiam sejenak
" oh boleh pak, tapi di bungkus aja ya" bapak nya langsung tersenyum dan segera membuat kan nya
Tiba tiba Alice tersadar ia merogoh semua kantung baju dan celana nya ia tidak membawa dompet dan uang, bahkan handphone nya saja ada di dalam ruangan papa nya
'aduh gawat gimana cara gue bayar, sial kenapa gue lupa si. terus ini gue bayar nya gimana'
Ia masih terus panik sembari merogoh saku celana nya, ia melihat bapak tukang cilok seperti nya sudah selesai
" pak saya ke toilet bentar ya, saya masuk dulu nanti saya kembali" ucap Alice, sang bapak hanya mengangguk saja
Dan saat ia hendak melangkah kan kaki masuk ke gerbang ia melihat Ada vincent disana ia seperti baru saja keluar dari mobil
" pak Vincent!" panggil Alice, vincent langsung menoleh ketika mendengar suara seseorang
Alice berlari kecil menghampiri Vincent, ia merasa senang sekali karena Vincent datang Diwaktu yang tepat
" Alice? Kamu kok ada disini?" tanya nya ia sedikit binggung
" ah tidak penting itu, aku minta tolong dong pak" Vincent hanya mengerutkan dahi nya saja. Alice menoleh ke kanan dan ke kiri
" pak kan saya lagi jajan, tapi saya lupa bawa uang tas saya ada di atas di ruangan papa. Boleh engak saya pinjem uang bapak buat bayar jajanan nya kasihan kalo mereka menunggu lama" Vincent masih diam saja bagaimana bisa dia sangat ceroboh jajan tapi tidak bawa uang
" saya ganti kok pak nanti di atas, bapak mau ke atas kan?" Vincent tidak menjawab, ia langsung mengambil dompet nya dan memberikan lima lembar uang berwarna merah
" pak satu saja dikira saya jajanan megalodon kali, saya pinjem seratus ya pak makasih" saat Alice hendak berlari tangan nya langsung ditarik oleh Vincent
" kenapa lagi si pak, engak jadi Minjemin nya?" tiba tiba Alice dibuat terkejut oleh keberadaan seseorang yang saat di berada di samping nya
'ha? Ada papa nya pak Vincent, gila gue malu banget dia denger engak ya. Mampus! Mau di taro dimana muka gue'
Batin alice, namun ia langsung tersenyum
" eh om, mau ketemu papa ya?" papa vincent mengangguk
" kamu lagi jajan ya?" deg seketika alice pengen pergi begitu saja. Itu artinya papa Vincent mendengar dong dia minjem uang buat bayar jajanan
" hehe..iya om,e.." papa vincent hanya geleng geleng saja. Ia mendengar tadi saat Alice merengek meminta pinjaman uang kepada Vincent untuk membayar jajanan nya
" ya sudah bayar dulu nak jajanan nya, habis ini kita masuk" dengan rasa malu yang memuncak ia masih bisa tersenyum lalu pamit kepada kedua pria tersebut untuk membayar jajanan nya
Papa vincent langsung menepuk lengan Vincent sembari tersenyum dan menggeleng
" ya sudah kamu temani dia dulu, papa mau masuk dulu sudah ditunggu om jakson" Vincent mengangguk, lalu berjalan untuk menyusul Alice
baru sampai depan post satpam ia melihat alice sudah berjalan ke arah nya sembari membawa dua kantung kresek berisi makanan.
" pak Vincent, mau jemput aku?" Vincent mengangguk saja
" pak maaf ya aku jadi ngerepotin" Vincent tidak menjawab ia malah mengelus kepala Alice dan tersenyum
" masih kurang jajan nya? Apa uang nya?" Alice menggeleng
" engak, ayo ke atas. Oh iya om mana?" ia melirik sekitar tidak melihat keberadaan papa vincent
" sudah naik duluan" mereka berjalan menyusuri koridor kantor lalu masuk ke lift menuju ruangan Jakson
Sesampainya disana Alice masuk duluan di ikuti Vincent dibelakang nya.
" ya ampun nak kamu jajan engak bawa uang gimana si, habis berapa itu?" feeling Alice benar ia bakal diomeli oleh papa nya
" udah engak usah dimarahi jak" ujar papa Vincent bermaksud membela
" Alice pinjem uang kamu berapa nak?" ia langsung melirik Vincent yang hanya terdiam di sebelah nya
" sedikit kok om, udah engak apa apa" Alice hanya berdiri sembari menunduk
" kebiasaan memang Alice tuh teledor, untung nya ada nak Vincent kalo engak kamu mau bayar pake apa sayang" meskipun ia marah namun nada nya tetap lembut
Alice tidak menjawab ia terus menunduk hingga Papa Vincent menyuruh nya untuk duduk.
Padahal tadi ekspetasi nya setelah jajan ia akan memakan semua jajanan nya dengan tenang sembari quality time dengan papa nya eh malah kena omel gara gara keteledoran nya
pikirannya maen aja sm temen cwo nya