Kimberly Lansonia, Gadis cantik berasal dari keluarga kaya raya, Merupakan putri tunggal dari keluarga Lansonia. Dia tumbuh dengan kasih sayang berlimpah, Begitu di cintai dan di perlakukan dengan layaknya seorang ratu dalam keluarga tersebut.
Namun pernah dia memimpikan untuk memiliki seorang adik perempuan, Siapa sangka jika tuhan mengabulkan keinginannya, Namun sebuah fakta terungkap tentang jati dirinya.
Fakta tersebut menunjukkan jika dia memiliki adik sesuai keinginannya, Namun adiknya dalam kondisi tidak baik baik saja.
Membuatnya secara paksa masuk kedalam keluarga Fillmore membantu adiknya mendapatkan kembali miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Andrean
"Kau lahir sebagai keturunan Fillmore, Namun kami membesarkan mu di keluarga Lansonia"
Satu kalimat yang tidak cukup panjang itu membuat rasa aneh ditubuh Kimberly. Dia bingung dengan keadaan hingga tidak tau harus bereaksi seperti apa.
Menangis? Bahagia? Otaknya tidak sinkron saat ini.
Namun dia bisa menyimpulkannya, Dia bukan putri dari keluarga ini. Dia terkejut tentu saja namun di sisi lain ada rasa percaya untuk itu, Karna dari segi paras wajahnya tak memiliki kesamaan sedikitpun dengan salah satu keluarganya. Namun gadis itu terus saja mengunci mulutnya membiarkan Daddy nya kembali untuk melanjutkan perkataannya
"Kau adalah putri sulung dari Mr chad Dan Ms Emily, Karna sebuah konflik antar keluarga begitu berat yang terjadi dimasa lalu sehingga mengharuskan Ms Emily menitipkan mu pada sahabatnya yaitu mommy mu"
Alfred berusaha menjelaskannya dengan secara ringkas sehingga mudah dimengerti oleh Kimberly. Dia menarik nafasnya pelan kemudian melanjutkan perkataannya
"Kau memiliki adik yang saat ini berada dalam keluarga Fillmore, Namun saat ini kondisinya sedang berada di ambang kematian karna penyakit yang dia derita, Menyembunyikan mu dalam keluarga Lansonia merupakan keputusan yang di ambil nyonya Emily untuk menyelamatkanmu dari Mr Chaiden yang merupakan pamanmu yang saat ini berniat menguasai seluruh harta dan aset dari Fillmore group dimana telah ditetapkan adikmu Alethea telah menjadi ahli waris dari seluruh kekayaannya Fillmore group"
Penjelasan panjang yang diberikan oleh Daddy nya membuat Kimberly sedikit paham bagaimana situasinya saat ini, Ini sedikit rumit mengingat kenapa baru sekarang dia beritahu tentang kebenaran dari identitas dirinya.
"Lalu apakah kalian terpaksa untuk membesarkan ku?"
Tiba tiba pikiran itu terlintas dalam benaknya, Mata indah gadis itu terlihat berkaca kaca. Tidak pernah terbesit dalam pikirannya jika dia bukan putri dari keluarga Lansonia karna selama ini keluarga Lansonia begitu menyayangi dirinya bahkan memperlakukannya seperti princess kecil meski saat ini dirinya telah beranjak dewasa.
"Apa yang kau katakan, Tentu saja kami tidak terpaksa"
Nyonya Carolin tampak keberatan ketika mendengar perkataan Kimberly.
Dia tidak pernah menganggap ini sebagai sebuah keterpaksaan untuk dirinya bahkan untuk keluarga besar Lansonia. Kehadiran Kimberly dalam keluarga mereka benar benar membawa kebahagiaan yang tidak bisa mereka jelaskan lewat kata kata.
Nyonya Carolin sendiri telah di vonis jika dia tidak akan pernah memiliki seorang anak akibat kecelakaan yang dia alami beberapa tahun yang lalu. Kesedihan tentu menyelimutinya meski dirinya kerap berpura pura bahagia.
Hingga suatu saat sahabatnya datang menemuinya dari Dubai berkata jika dia membutuhkan pertolongan darinya untuk melindungi salah putri kembarnya.
Carolin tanpa ragu menyetujuinya bahkan seluruh keluarga besar mendukung keputusannya dengan harapan Carolin dapat tersenyum kembali seperti dulu. Dan benar saja Kedatangan Kimberly dalam hidup mereka membuat kehidupannya lebih bewarna.
Kimberly tumbuh dengan baik, dengan iq di atas rata rata yang kerap membuat para keluarga bangga karna prestasi gadis itu. Bahkan sampai saat ini gadis itu selalu saja membawa kebahagiaan dan kebanggaan untuk keluarga Lansonia.
Lantas apakah mereka mempunyai alasan untuk terpaksa membesarkan gadis itu? Nyatanya tidak, Bahkan mereka bersyukur karna ms emily mempercayakan putri pertamanya pada keluarga mereka
"Sejak kapan mulut putriku berani berkata seperti itu, Apapun faktanya kau tetap putriku tidak peduli jika darah kita berbeda, Bahkan jika darahku bewarna hitam dan kau berwarna biru kau tetap putriku, Apapun yang terjadi Kimberly Lansonia tetap menjadi putri dari Carolin Lansonia"
Nyonya carolin berkata dengan tegas.
Kimberly yang mendengar itu tidak bisa lagi menahan air matanya, Dengan gerakan begitu cepat kini dia telah berada di pelukan Nyonya Carolin yang mendekap dirinya dengan hangat.
"Ada apa ini? Ada apa dengan adikku?"
Lantas semua orang mengalihkan perhatian mereka ketika mendengar suara berat seorang pria yang terdengar seksi mengalun ditelinga mereka.
Seorang pria tampan dengan balutan jas hitam yang melekat pada tubuhnya tampak mengerutkan keningnya menatap apa yang terjadi dihadapannya saat ini.
Dimana seluruh keluarga inti ada didalam ruangan tersebut.
Kakek, Ibu, Ayah, Bibi, Paman dan adik sepupunya yang saat ini tengah terisak di pelukan bibinya.
"Apa yang terjadi, Apa seseorang mengganggumu sayang?"
Andrean Edmund tampak bertanya dengan tidak suka. Ini pertama kali dirinya melihat adik sepupunya itu menangis, dan dia tentu saja tidak menyukainya bahkan selama ini dia begitu menjaga gadis itu dengan baik mengorbankan apapun agar gadis itu tidak mengeluarkan air matanya.
Dan melihat gadis itu menangis saat ini membuat ada perasaan tidak suka dihatinya. Dia fikir siapa yang memiliki keberanian cukup besar untuk membuat permata dari keluarga Lansonia itu menangis?
Kimberly secara perlahan melepaskan pelukannya, Kemudian berlari memeluk kakak sepupunya yang baru saja tiba.
Bughh
Dia mendekap hangat tubuh kokoh pria tampan tersebut.
"Apa yang terjadi hemmm?"
Andrean bertanya dengan pelan dan hangat.
"Apa kakak tetap menyayangiku sekalipun jika kita tidak memiliki hubungan darah?"
Suara lirih itu terdengar terisak namun masih bisa didengar jelas oleh Andrean.
Kini Andrean paham apa yang terjadi, Tangan kokoh miliknya bergerak mengelus lembut punggung Kimberly yang masih dalam posisi memeluknya.
"Heii pertanyaan apa itu, Tentu saja aku tetap menyayangimu little girl, Hubungan darah? Bahkan jika kita tidak memiliki itu kau akan tetap menjadi adikku yang paling cantik"
Andrean berkata dengan santai. Ia tentu saja tidak keberatan dengan hal itu karna dia telah mengetahuinya sejak awal dan dia rasa itu bukanlah sesuatu yang sulit.
"Benarkah?"
Kimberly bertanya dengan ragu? Lantas dia melepaskan pelukannya kemudian menatap pria tampan di hadapannya dengan mata sembab miliknya.
"Tentu saja, Apa yang perlu kau ragukan hemm bahkan semua uangku bebas kau gunakan"
Andrean berkata dengan mengukir senyum terbaiknya.
"Pergilah istirahat, Sepertinya kau harus melakukan perawatan besok little girl, Kantung matamu sedikit gelap dan bisa mengurangi kecantikanmu"
Dan ketika mendengar hal tersebut membuat mata Kimberly membulat dengan sempurna.
"Kakak serius? Ohhh god kenapa bisa seperti itu? bahkan aku selalu menjaga pola tidurku"
Kimberly berkata dengan panik, Sedangkan orang yang ada diruangan tersebut tidak bisa menahan senyum mereka melihat tingkat lucu Kimberly yang begitu takut jika sesuatu terjadi pada wajahnya.
"Jangan terlalu memikirkannya, Besok pergilah ke dokter kecantikanmu, Sekarang lebih baik kau beristirahat atau kantung matamu semakin memburuk"
Kimberly yang mendengar saran dari kakak sepupunya segera menganggukkan kepalanya dengan cepat. Lantas setelah pamit dia memilih naik ke kamarnya.
Setelah gadis itu pergi, Kini pandangan semua orang terlihat lebih serius dari sebelumnya. Bahkan tatapan Andrean terlihat begitu tajam menatap semua orang yang ada disana.
"Apa kalian berfikir untuk mengirim adikku ke neraka itu? Kalian memilih memberitahu Kim secepat ini karna alasan itu?"
Pria tampan itu bertanya dengan cepat, menatap satu persatu orang yang ada dihadapannya.
"Andrean cepat atau lambat Kim akan tau yang sebenarnya, Kita tidak memiliki pilihan lain"
Brent yang tidak lain adalah ayah dari Andrean membuka mulutnya setelah lama terdiam
"Pilihan yang"
"Tuan besar Fillmore telah bergerak"
Itu adalah suara milik tuan Hadwin maverick Lansonia yang merupakan tuan besar Lansonia yang memotong perkataan cucu tertuanya.
"Apa yang pria tua itu inginkan? Setelah membiarkan cucu satunya yang kini hampir mati di tangan anaknya sendiri, Lalu dia ingin mengambil adikku untuk dijadikan korban selanjutnya?"
Andrean berkata dengan lantang, Urat urat dilehernya terlihat menegang dengan mata yang terlihat memerah.
Ini jelas memancing kemarahannya.
"Andrean pelankan suaramu"
Brent berusaha menekan kemarahannya, Dia menatap tajam putranya tersebut yang kini diselimuti oleh kemarahan.
"Jangan pernah berfikir untuk mengirim adikku ke neraka itu, Karna itu artinya kalian melawanku secara terang terangan"
Setelah mengatakan hal tersebut Andrean memilih pergi dari sana, membawa kemarahan yang menggebu gebu dihatinya.