Cerita ini berjudul " Hilangnya sebuah kepercayaan Hidup " yang sengaja saya buat sedemikian mungkin sekedar untuk menghibur para pembaca yang setia, semoga tulisan saya ini bisa bekenan dihati para pembaca, sekian dan terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis siti Maemunah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"C i i i t.... !!!.
Terdengar sebuah mobil mewah mengerem mobilnya, seketika itu Angi sangat kaget sehinga tubuhnya sangat terasa gemetar dan lemas sehinga Angi berjongkok didepan mobil yang akan menabraknya, untuk mengilangkan rasa kagetnya.
Dari dalam mobil keluar seorang lelaki tengah baya terburu-buru, namun masih kelihatan raut wajahnya melihatkan wajah tampan nya walau sudah tua, lelaki tengah baya itu sangat bersih dan sangat rapih pakainnya, menandakan orang itu orang yang berada.
Langsung lelaki tengah baya itu menyapa Angi yang masih berjongkok, dibangunkannya Angi oleh lelaki tengah baya itu.
" Kamu gak apa-apa nak ... ?!. " Terdengar sebuah suara yang sangat lembut, bertanya kepada Angi.
"Tidak pak, tida apa-apa, cuma kaget aja ... !. " Ucap Angi sambil bangkit dari jongkoknya yang dibantu oleh lelaki tengah baya itu.
Setelah mereka saling bertatap muka, lelaki tengah baya itu tidak disengaja menyebut sebuah nama,
" Siska ... ?!. " Terdengar suara lelaki tengah baya itu menyebut nama seseorang.
" Apa pak, Bapak memangil nama saya dengan pangilan apa tadi pak ... ?. " Tanya Angi ingin memastikan karena suara itu terdengar sayup-sayup ditelinga Angi, Angi merasa seolah-olah nama maminya telah disebut oleh lelaki tengah baya itu.
" Ohh.., tidak-tidak nak cuma wajahmu mengingatkan aku kepada seseorang, karena wajah kamu sangat mirip sekali dengan wajahnya ... !. Begitu penjelasan dari seorang lelaki tengah baya itu yang tiada lain lelaki tengah baya itu adalah Pak Sandi'ka Suseno dikenal oleh kaum kaya raya, ayanya Guruh yang masih menatap Angi yang wajahnya mirip sekali dengan wajah Siska maminya Angi bagaikan pinang dibelah dua begitu kata istilahnya.
Setelah kejadian itu Sadi teringat kembali kepada sosok bayangan Siska karena ada kemiripan dengan wajah gadis yang dijumpainya itu, sehinga Sandi teringat kembali kepada Siska yang telah meningalkan sebekas kenangan dikehidupannya Sandi itu.
Disebuah rumah yang terlihat dari luar begitu terlihat resik dan rapi, karena rumahnya begitu terawat dengan baik, membuat enak bagi yang memandangnya, terdengar suara seorang anak gadis yang menambah hangatnya rumah itu.
" Mamiiih ..., aku berangkat dulu ya ... ?!. Teriak Angi berpamitan kepada mamihnya.
" Iya nak, hati-hati dijalannya yah ...?!. Kata Siska memperingati anaknya.
" Iya mam ... !. Jawab Angi sambil mencium pungung tangan kanan mamihnya memberi salam.
Ketika Angi hendak pergi, tiba-tiba tangan Angi ditarik oleh Siska yang lalu berkata.
" Eh, tungu dulu, mau ketemuan sama Si Gembul yah ... ?. " Tanya Siska kepada Angi ingin tau.
" Iya, emangnya ada apa mam ... ?. " Angi balik bertanya.
" Nanti ajak mampir kerumah ya mamih mau kenalan sama cowo yang sudah disukai oleh anak mamih ini ... !. Begitu perkataan Siska membujuk Angi supaya mau membawa Guruh nanti.
Angi mengangukan kepalanya tanda setuju atas permintaan mamihnya itu yang lalu Angi pergi dengan tergesa-gesa.
Memang pada hari itu Angi ada acara ketemuan dengan Guruh disebuah tempat dimana disana akan diadakannya acara basar pasar malam.
Guruh yang sudah datang lebih dulu terlihat sedang memandangi temannya yang kebetulan akan ikut berdagang dibasar tersebut.
Angi menghampiri Guruh sambil bertanya kepada temannya.
" Lagi beres-beres ya, mau dibantuin ga ... ?. " Angi menawarkan jasa kepada Dinda dan Aldi temennya Guruh yang mau ikut basar.
" Gak usah, udah beres ko ... !. " Jawab Dinda dan Aldi.
Setelah itu Guruh mengajak Angi kesebuah tempat, dimana disana ada tempat duduk, dan ada kursi-kursi dan meja-meja, Angi dan Guruh duduk disana berdua.
Terlhat Angi bercakap-cakap dengan Guruh berdua disana sambil diselangi oleh minum Jus jeruk dan ada sedikit makanan kuwaci dan kacang kupas.
" Besok pagi aku harus pergi kekampus, kamu mau ikut apa tidak ... ?. Tanya Guruh mengajak kepada Angi.
" Sama doong aku juga mau daptar ko .. !. Kata Angi.
Seusai berbincang Angi mau berpamit pulang, karena waktu kini sudah menujuk kepada pukul delapan tiga puluh malam.
Yang lantas diantar pulang oleh Guruh sampai kedepan rumahnya Angi dan sesampainya dirumahnya Angi mobil Guruh berhenti.
Sebelum Angi turun dari mobil, Angi bermohon kepada Guruh agar mau turun mampir kerumahnya sejenak, dengan penuh harap.
" Pliss mampir dulu ... ?!. " Kata Angi berharap kepada Guruh untuk ikut bersamanya untuk bertemu dengan maminya Angi
" Oke, Ayo ... !. Kata Guruh sambil membukakan pintu mobilnya, Angi pun turun dari mobilnya Guruh.
Didalam Rumah, Siska yang telah mendengar suara mobil yang datang dan berhenti didepan rumahnya itu cepat-cepat mengintip kebalik gorden jendela kacanya, dilihat Angi dan Guruh sedang berjalan masuk menuju kepintu depan rumahnya.
Cepat-cepat Siska duduk dikursi tengah rumah menanti kedatangannya mereka yang sedang berjalan masuk kedalam rumahnya.
Sesampai didalam Rumah Angi dan Guruh disapa oleh Siska.
" Wahh, anak mamih baru pulang ... ?!. Kata Siska yang lalu disalami oleh Angi dan Guruh.
" Malam, tante ... ?. Ucap Guruh kepada Siska.
" Malam juga nak ... !. Sahut Siska kepada Guruh sambil mempersilahkan untuk duduk.
Lalu Guruh duduk dikursi sebelahnya, yang tempatnya tidak jauh dari Siska
Setelah Guruh duduk dikursi, ditatapnya wajahnya Guruh oleh Siska tidak ada kemiripan wajah Guruh dengan Sandi.
" Kenapa ko namanya begitu sama dengan alias namanya Sandi Si Gembul ... !. Begitu gumam Ratih dalam hati, yang lantas Ratih menanyakan nama Guruh.
" Siapa namamu nak ... ?. Tanya Siska kepada Guruh.
" Nama saya Guruh Suseno dengan diberi nama alis saya Si Gembul ... !. Jawab Guruh, sambil memperlihatkan sebuah bandul kalung yang bergantung dileher Guruh yang bertuliskan nama Si Gembul.
" Kalau nama Ayahmu siapa nak ... ?. Siska menanyakan nama Ayahnya Guruh.
" Nama ayah saya Sandi'ka Suseno !!. " Jawab Guruh menyebutkan nama ayahnya.
" Ohh ..., kalau nama ibumu siapa ... ?. Siska sekali lagi bertanya dangan sangat ingin tau.
" Nama ibuku Heni Rohaeni, namun Ibu saya, sudah lama meningal dunia, semasa dia melahirkan saya, beliau meningal dunia dirumah sakit ... !." Begitu ucap Guruh menjelaskan kepada Siska.
Siska mendengar penjelasan dari Guruh ada rasa terharu dihatinya Siska.
" Nama ayahnya Guruh seperti ada nama Sandi tetapi ini memaka ka jadi Sandi'ka ... ?!. Siska masih memikirkan nama Ayahnya Guruh yang diharap oleh Siska adalah nama Sandi, karena memang Siska tidak tau nama kepanjangan Sandi.
Terdengar ada suara sepatu dari pintu depan, yang ternyata ayahnya Angi yang datang yaitu yang tiada lain Iwan yang datang.
" Selamat malam ... ?! Sapa Iwan kepada mereka ber tiga.
" Selamat malam juga om ... !. Begitu sambut Guruh membalas ucapan salam dari ayahnya Angi.
" Siapa ini ... ?. Tanya Iwan kepada Guruh.
" Guruh ... papih, ini teman Angi ... !. " Kata Angi sambil memperkenalkan Guruh kepada papihnya.
B e r s a m b u n g.