Dijual di Pasar Pengantin mengantarkan pertemuan antara seorang gadis bernama Rachel Olivia dengan seorang pemuda tampan bernama Jasper Allen. Di Pasar itulah, Jasper membeli Rachel yang dijual oleh kedua orang tuanya. Jasper membeli gadis itu karena merasa iba akan tangisannya.
Pernikahan memerangkap mereka, sehingga satu tahun kemudian sebuah rahasia yang disembunyikan oleh Rachel terkuak.
"Mari kita bercerai!" Ucap Jasper kepada wanita yang sudah satu tahun ini ia nikahi.
"Bercerai?" Rachel memperjelas.
Cover : By Pinterest, edit by me.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zinnia Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Rachel pun membereskan semua barang-barang penting untuk ia bawa pergi. Tekad Rachel sudah bulat, ia harus pergi dari rumahnya untuk masa depan yang lebih baik. Sejak dulu keinginan Rachel adalah sekolah setinggi mungkin kemudian bekerja sebagai wanita karier. Setelah berkemas dan berganti baju, Rachel pergi diam-diam dari rumah kedua orang tuanya.
"Aku harus ke mana?" Rachel tampak kebingungan saat ia berhasil keluar dari rumah yang selama ini menaunginya dari terik panas matahari, hujan dan salju.
"Ya, aku tahu. Aku harus menelfon kakak," Rachel teringat akan kakaknya yang jauh di negara sana.
Ya, Rachel memang memiliki kakak perempuan yang bernama Daniella. Daniella kabur saat kedua orang tuanya akan menjual dirinya di pasar pengantin. Dengan bantuan sahabat akrabnya, Daniella pun bisa pergi ke negara Inggris dan bisa mendapatkan beasiswa di sana untuk kuliah.
Rachel pun membuka email di ponsel pintar miliknya. Ia menceritakan semuanya kepada Daniella. Rachel berharap kakaknya itu bisa membantunya kali ini.
"Sudah terkirim. Semoga kakak bisa membantu," harap Rachel saat ia memencet tombol kirim.
"Selagi menunggu email kakak. Aku harus tidur di mana?" Keluh Rachel sebari menggusur koper biru miliknya.
"Aku pergi ke tempat bosku saja sekalian berpamitan kepada mereka," Rachel tersenyum.
Rachel menyeret kopernya dan pergi ke rumah tempat ia menghasilkan uang selama ini. Rachel memang bekerja sebagai baby sitter sesudah ujian sekolah sebagai penanda akan berakhirnya masa SMA Rachel.
"Kau yakin akan berhenti bekerja di sini?" Majikan Rachel yang bernama Lily tampak ragu.
"Iya, Nyonya," Rachel menganggukan kepalanya dengan mantap.
"Ya, jika itu keputusanmu. Kami tidak bisa berbuat banyak," tegas suami Lily.
"Ke mana kamu akan pergi?" Lily tampak ingin tahu.
"Aku tidak tahu. Tapi aku menunggu kabar dari kakak. Bolehkah aku di sini menginap selagi aku menunggu kabar dari kakakku?" Rachel mengiba.
"Tentu saja. Kau sudah membantu menjaga anakku selama ini," Lily tersenyum. Ia memang mengenal prilaku Rachel yang selalu bersikap baik dan tidak macam-macam saat bekerja di rumahnya.
Rachel pun tersenyum senang. Setidaknya ia memiliki tempat untuk bernaung untuk malam ini. Saat mereka tengah asik berbincang tiba-tiba terdengar keributan dari luar rumah.
"Maaf, nyonya! Ada sepasang suami istri yang mencari Nona Rachel," lapor petugas keamanan yang berjaga kepada Lily.
"Jangan-jangan itu ibu dan ayah!" Rachel membulatkan matanya.
"Tuan, Nyonya tolong katakan kepada kedua orang tuaku jika aku tidak ada di sini," pinta Rachel kepada Lily dan suaminya.
Lily dan suaminya yang sudah tahu permasalahan keluarga baby sitternya tentu menyetujui. Mereka iba akan nasib Rachel yang dipaksa untuk menikah di usia belia.
"Usir mereka!" Perintah suami Lily kepada petugas keamanan rumahnya.
"Baik, tuan!" Ucap petugas keamanan itu. Petugas keamanan itu pun langsung keluar untuk mengusir kedua orang tua Rachel.
"Aku tahu Rachel ada di sini. Lepaskan aku!" Teriak Nicolay yang sedang di usir oleh petugas keamanan yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Rachel? Keluarlah, Nak!" Kali ini Anelia yang berteriak.
"Pergilah!" Petugas keamanan mulai bersikap represif karena kedua orang tua Rachel ngotot ingin bertemu anaknya.
"Maafkan aku, Ibu, Ayah!" Rachel mengintip dari gorden rumah majikannya.
"Aku hanya tidak ingin dijual lagi. Aku ingin kuliah, dan bekerja dengan layak. Lagi pula aku bisa meninggalkan kalian dengan tenang. Kalian mempunyai tabungan yang cukup sekarang," hati Rachel berteriak. Ia sungguh tidak menyangka nasibnya akan seperti ini.
"Sudahlah. Lebih baik kau beristirahat!" Lily menepuk bahu Rachel.
"Baik, Nyonya!" Rachel pun berjalan ke arah kamar yang di siapkan oleh asisten rumah tangga Lily.
Saat Rachel tengah terduduk di dalam kamarnya. Satu notifikasi masuk ke dalam ponselnya.
"Kakak membalas emailku," gurat bahagia begitu terpancar di wajah cantiknya.
"Kau bisa ikut denganku. Tetapi kau harus mengurus segala dokumen-dokumenmu sendiri. Dan jangan lupa saat di sini kau harus bekerja untuk mengganti uang tiket pesawat yang ku pesankan untukmu," bunyi pesan Daniella.
"Baiklah," balas Rachel pada akhirnya. Ia berharap kehidupannya di negara Ratu Elizabeth akan membaik.
Daniella pun segera memesan tiket pesawat secara online untuk adiknya. Tak lupa, keluarga Lily pun membantu segala persyaratan dokumen yang Rachel butuhkan untuk membuat passport dan visa.
10 hari kemudian Rachel pun terbang ke kota Birmingham, Inggris untuk menyusul kakaknya. Rachel yakin kehidupan yang lebih baik telah menantinya di negara berjuluk The Smoke itu.
"Kakak!" Rachel memeluk Daniella saat kakaknya itu menjemputnya di bandara.
"Kak, kau tampak sangat berbeda," Rachel melepaskan pelukannya dan memperhatikan penampilan Daniella.
"Ya, aku bukan Ella yang dulu," Daniella melengos.
"Jangan menyusahkanku di sini!" Tambah Daniella seraya membantu membawa koper adiknya.
"Baik, kak."
Kakak beradik itu naik taksi untuk sampai di tempat kediaman Daniella di kota Birmingham.
"Ini tempat tinggal kakak. Biasakanlah dirimu," celetuk Daniella saat melihat ekspresi wajah Rachel yang sedikit tidak nyaman.
"Tempat tinggal ini pemberian dari kekasihku," tambah Daniella.
Bagaimana tidak, rumah Daniella sedikit kumuh dan juga dekat dengan sebuah klub malam.
"Oh iya satu lagi. Kau harus ikut kakak bekerja dan kau juga harus mengembalikan uang pesawat yang kakak pesan," Daniella menatap adiknya.
"Tentu saja aku akan membantu kakak," Rachel mengangguk cepat.
"Tapi aku bisa melanjutkan sekolahku di sini kan kak?" Imbuhnya.
"Iya. Tapi kau harus mempunyai pekerjaan dulu, baru kakak akan mendaftarkanmu sekolah. Besok kakak akan membawamu ke bos kakak. Sepertinya kau bisa bekerja besok."
"Baiklah, kak. Aku akan bekerja di mana kak? Aku mempunyai keahlian menjadi baby sitter, asisten rumah tangga juga boleh," Rachel tampak bersemangat.
"Tidak. Kau akan bekerja di klub malam yang dekat dari sini. Dan satu lagi, mulai hari ini kau harus memakai nama Olivia. Oke?"
"Klub malam?" Kening Rachel mengernyit.
"Ya. Pekerjaanmu sangat gampang. Hanya menyajikan wine kepada pengunjung. Kenapa? Kau tidak mau? Berarti aku sia-sia membawamu ke sini?" Daniella mulai terlihat kesal.
"Aku mau, kak," jawab Rachel pada akhirnya.
*poin bagus dalam novel ini adalah membuat aurora sadar dan melepas jasper untuk bahagia dengan Rachel dan dia mencari kebahagiaan nya sendiri novel ini termasuk berani beda dengan novel lain yang sangat melaknat pelakor dan dibuat jadi wanita hina dan dibinasakan
*poin negatif di novel ini author masih membawa keegoisan wanita yang selalu membenarkan semua kelakuan pemeran utama wanita (Rachel) dan semua perbuatan laknat Rachel dibenarkan
* istri tapi berhubungan mesra dengan pria lain
* istri yang memberi harapan pada pria lain
* istri yang tidak menghargai kehormatan dirinya dan suami dan bahkan mertuanya yang sangat menerimanya kehadirannya
* istri yang gampang berduaan, ngomong mesra dan kontak fisik dengan pria lain
* wanita yang tidak pandai bersyukur ditoolong, derajjatnya diangkat, diterima baik di keluarga mertuanya tapi dia berkhianat masih mencari dan berhubungan dengan pria lain
yang jadi masalah adalah novel ini, Rachel, author, tidak menganggap salah kelakuan Rachel, malah seolah membenarkannya, tidak pernah rasa merasa bersalah, tidak pernah Rachel menyesal dengan apa yang dia lakukan dengan Han, tidak pernah Rachel minta maaf pada suaminya, tidak pernah Rachel berjuang untuk suami dan rumah tangganya
Saya suka !
positif
*sebagai karya novel udah sangat bagus
*moment harunya dapat
*segi penulisan sangat baik dan mudah dipahami
*alur cerita dan cerita kreatif
*(ini penting) novel adil memperlakukan PELAKOR dan PEBINOR (Hans dan aurora) (beda dengan novel lain yang memuja PEBINOR tapi melaknat PELAKOR, tidak adil)
negatif
*novel ini masih bawa keegoisan wanita, novel masih membenarkan semua kesalahan pemeran utama wanita dan selalu memandang salah pada pemeran utama pria
*jasper melakukan banyak kesalahan pada Rachel (semua udah pasti tau) , dan dia dibuat menyesal, minta maaf, mengejar maaf, dan berjuang dapat kesempatan, dan dibuat sedikit menderita (kan adil kalau begini
*(ini yang jadi masalah) Rachel tidak lebih baik dari pada jasper dan ini daftar kesalahan Rachel, kebohongan, cara licik, gampang dekat denga pria lain, dia juga sama tidak menghargai perasaan suami dengan dekat dengan pria lain, Rachel todak bersukur punya mertua yang baik menerimanya dengan tulus tapi dia malah gampang pergi jalan dan berkencan dengan pria lain, seorang istri curhat berduaan dengan pria lain, mengumbar aib suami pada lelaki lain, begitu banyak kesalahan Rachel tapi dia tidak merasa bersalah sama sekali dan tidak pernah minta maaf pada suaminya (tapi pada pria lain dia gampang minta maaf) dan yang jadi masalah paling utama dan sangat ironis adalah karena novel ini malah dan juga membenarkan semua kesalahan rachel