Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Lucy duduk di ruang kerjanya yang mewah dan minimalis. Cahaya matahari masuk melalui jendela besar hingga menciptakan suasana yang tenang di ruangan.
Ponsel yang dia letakkan di atas meja bergetar. Menampilkan nama yang akhir-akhir ini telah merubah hidupnya. Fajar.
Dengan enggan, Lucy mengangkat panggilan itu. Entah sudah berapa kali Lucy mengabaikan panggilan dari suami nya tersebut. Semalam pun Lucy mengabaikan saat Fajar mengajak nya bicara.
"Ada apa lagi, Fajar ?" Suaranya terdengar tegas tapi tenang. Lucy sedang berusaha mengontrol emosi nya.
"Sayang.." Suara Fajar terdengar serak di sebrang telepon. Fajar sepertinya kaget Lucy memanggilnya hanya dengan nama. Sesuatu yang tidak pernah dia lakukan sejak mereka menikah.
"Sayang, aku di lobi. Turunlah, sebentar. Kita bicara, ya ?! Aku mohon... Aku tau aku salah. Aku mengecewakan mu di hari anniversary pernikahan kita waktu itu. Aku bodoh! Aku tidak berpikir panjang. Izinkan aku memperbaiki semuanya.."
Lucy mendesah panjang. Mencoba menenangkan diri.
"Masalah kita tidak sesederhana itu!!" Batin Lucy.
Tiba-tiba air mata nya menetes juga. Bukan karena Lucy masih mencintai Fajar. Tapi karena Lucy merasa bodoh telah membiarkan diri nya bertahan sejauh ini.
Dan selama itu pula banyak hal menyakitkan yang masih terekam di pikiran. Tidak akan pernah terhapus meski waktu terus berjalan.
"Kita bertemu di pengadilan!" Gumam Lucy lirih dan langsung menutup telepon.
Di Lobi....
Tubuh Fajar tiba-tiba lemas. Pandangannya buram. Suara hatinya pecah dan seluruh tubuhnya mulai goyah hingga akhirnya dia terjatuh di lantai menghasilkan suara seperti benda jatuh dan sontak membuat orang-orang disana langsung menoleh.
"Pak Fajar...?!" Seorang security yang berjaga di lobi hari itu bergegas memeriksa keadaan Fajar. Sementara yang lain nya hanya menatap Fajar dari tempat mereka berdiri.
"Pak Fajar baik-baik saja ?" Tanya security itu lagi namun Fajar malah terlihat menatap kosong tak terarah.
Tubuh Fajar rasanya melemah saat Lucy menyebutkan soal pengadilan. Fajar bukan orang bodoh, dia mengerti apa arti kata itu.
Sejak awal Fajar memang tidak mencintai Lucy. Namun entah mengapa hati nya tiba-tiba sakit seperti kehilangan separuh hidupnya.
Fajar di bawa ke ruangan security. Dan kabar Fajar terjatuh di Lobi telah menyebar dengan cepat hingga sampai juga di telinga Ravi. Kekasih haramnya.
Ravi datang dengan wajah khawatir dan langsung masuk ke ruangan security.
"Mas Ravi. Ngapain kesini ?" Tanya petugas keamanan itu sambil menatap Ravi penuh tanya.
"Sa-saya... e.... Mau liat keadaan Tuan Fajar, Pak." Jawab Ravi kikuk sendiri baru menyadari kecerobohan nya.
"Loh. Memang nya ada hubungan apa Pak Fajar sama Mas Ravi ?"
Deg!
Pertanyaan itu spontan membuat Ravi dan Fajar beradu pandang untuk beberapa detik.
Namun, sebelum Ravi sempat membuka mulutnya, Fajar pun berdiri lalu pergi dari ruangan itu tanpa pamit.
Fajar tak memperdulikan panggilan dari petugas keamanan maupun Ravi di belakang nya. Dia berjalan semakin cepat ke arah mobil di tempat parkir.
"Aku harus menemui Ayah dan Ibu. Mereka pasti bisa membujuk Lucy untuk mengurungkan niat nya berpisah dari ku." Entah kenapa, hanya cara itu yang terpikir oleh Fajar.
Fajar melajukan kendaraan nya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju kediaman mewah mertuanya.
Satu jam kemudian, mobil Fajar memasuki gerbang rumah Tuan Yusuf dan Nyonya Davina. Bukan sekedar rumah, tempat tinggal itu seperti mansion. Air mancur setinggi dua meter di tengah halaman. Patung-patung marmer sepanjang jalan masuk membuat suasana seperti di Eropa.
Setelah pelayan mempersilahkan masuk, jantung Fajar berdegup semakin cepat.
Ruang tamu keluarga Herman selalu tampak megah. Lantai marmer yang mengkilap. Pajangan porselen mahal. Lukisan-lukisan besar yang seolah ingin menunjukkan status keluarga itu pada siapapun yang masuk.
Di ruang tamu, Fajar duduk dengan punggung tegak. Kedua tangannya bertaut di pangkuan. Dia sudah tegang sejak awal.
Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat ke arah ruang tamu.
Disana- Nyonya Davina berdiri dengan posisi bersedekap menatap Fajar dengan tatapan nya yang menusuk.
"Bu." Fajar mengangkat bokong hendak mencium tangan sang mertua, namun Nyonya Davina langsung mengangkat tangan. Gestur nya seolah menunjukkan bahwa derajat mereka berbeda.
Selama ini Nyonya Davina beserta anggota keluarga nya yang lain selalu menghargai Fajar karena setau mereka Fajar tidak pernah menyakiti Lucy.
"Ada apa ?" tanya nya dengan nada dingin
Fajar menyelipkan tawa kecil yang tidak lucu. "Hehe, nggak, Bu.. Pengen silaturahmi aja, sudah lama saya nggak mampir." Di detik itu Fajar sadar, pertemuan ini akan buruk. Hanya saja Fajar tak menduga akan seburuk ini.
"Tidak perlu basa basi! Saya tidak punya waktu.!! Cepat katakan, ada urusan apa kamu datang ke rumah saya ?" Melihat Fajar hati Nyonya Davina mendidih, tetapi wajah nya nampak tetap datar. Rasanya ingin sekali Nyonya Davina mencakar wajah Fajar yang mulus itu dengan kuku-kuku nya. Kebetulan kemarin Nyonya Davina baru perawatan dan mengganti desain kuku nya menjadi panjang dan runcing.
Fajar berdiri karena merasa tidak sopan bicara sambil duduk sementara Ibu mertuanya berdiri.
"eh, iya.. Bu.. Maaf ganggu waktu nya. Sebenarnya saya datang kesini untuk minta bantuan Ibu dan Ayah.." Kata Fajar canggung. Fajar memang tidak dekat dengan keluarga Lucy. Bahkan di masa kuliah yang lalu saat pertama kali menjalin hubungan, Fajar sudah merasa kedua orang tua Lucy tidak menyambut 'kehadiran' nya dengan baik.
"Bantuan ? Bantuan apa ?" tanya Ibu pura-pura tidak tau.
"Sepertinya ada yang berubah ada sikap Lucy akhir-akhir ini, Bu.. Saya tidak tau saat Lucy pergi di hari Anniversary kami dia kemana dan bertemu siapa. Tapi yang jelas, perubahan sikap nya semakin parah. Bahkan bu.... Lucy baru saja menyinggung soal pengadilan..Saya tidak mau kehilangan Lucy, Bu... Tolong bantu saya bicara sama Lucy, dia pasti mau dengerin Ibu.."
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉