Transmigrasi Istri Pemburu 2

Yue memejamkan matanya dan mengatur nafas, dia merasakan ketenangan tiba-tiba. Merasa pikirannya mulai tertata dan matanya berubah tajam, sekarang Yue mengerti dengan ucapan Dewi embun.

Selama ini Yue mengurung watak Serena Halim dalam dirinya, dia sengaja menolak keberadaan itu dalam dirinya. Setelah dia sadar dan pikirannya terbuka, watak itu mengalir dan membantunya dengan natural.

Yue masih sadar jika ini dirinya, tapi pembawaannya lebih tenang dan dewasa. Dia merasa seribu jalan keluar terbentang di depan matanya, dia tidak memiliki ketakutan apapun.

"Kau terlalu terburu-buru Yuwen." Yue mencondongkan wajahnya pada Yuwen, tidak peduli dengan lehernya yang tergores belati.

Yuwen mulai merasa waspada, tatapan mata Yue berubah dan sikapnya juga berubah. Yuwen merasa sangat asing dengan wanita di depannya, dia berpikir untuk pergi tapi Yue menahan tubuhnya.

"Yuwen, berhenti menentang dan biarkan dia masuk. Anak kita menunggu untuk di selamatkan." Ucap Yue menatap lurus.

"Apa yang kau katakan." Yuwen tidak mengerti.

"Menyatu lah, terima semua ingatan itu dan jadilah Yuwen yang aku kenal." Yue berucap dengan emosional, dia merindukan Yuwen yang dulu.

"Apa ini? kenapa aku sedih, kenapa aku merindukan Yuwen? apa ini perasaan Serena?." Batin Yue berpikir.

"Yue__

"Serena!! aku adalah Serena, apa kau mengingatku? apa kau mengintat tentangku? pernahkah kau merindukanku Yuwen, aku sudah datang aku sudah menemukanmu!!! sekarang ku mohon, ingatlah aku." Yue menangis frustasi, sambil menarik kerah Hanfu Yuwen.

Jantung Yuwen berdebar tak karuan tanpa alasan, dia merasa hatinya berdenyut dan nafasnya memburu. Dia tidak tau kenapa, tapi nama Serena terasa sangat membekas baginya.

"Sele-ina." Gumam Yuwen lirih, tatapan matanya kosong.

"Ya... ini aku Yuwen, aku disini. Kembalilah padaku, aku sangat merindukan mu. Apa kau merindukan anak kita? Yi'er... dia menunggu kita." Yue menangis terisak.

"Siapa.... nama itu." Yuwen berusaha mengingat, tapi semuanya terasa buram.

Yuwen merasakan sensasi aneh, ada kerinduan yang mendalam, rasa sakit hati yang tak terperi, kesedihan yang menggerogoti bahkan rasa marah dan frustasi menjadi satu.

Yuwen menatap Yue yang menangis terisak di depannya, tatapan Yue yang memohon untuk di ingat. Yuwen merasa semakin frustasi, dia tidak bisa mengingat siapa Serena meskipun dia merasa familiar dengan nama itu.

"Hentikan Yue, hentikan. Kau membuatku gila." Yuwen ikutan menangis karena frustasi.

Yue dan Yuwen menangis bersama dengan rasa frustasi yang menggerogoti. Di paksa untuk bicara pun percuma karena Yuwen tidak akan mengerti, Yue merasa stres dan ingin menyerah saja.

"Aku pasti akan mengingatnya, ku mohon berhentilah menangis. Air matamu membuatku sesak, berhentilah menangis Yue." Yuwen mengulurkan tangannya, untuk mengusap air mata Yue.

"Yuwen..." Lirih Yue, mendekat pada Yuwen dan memeluknya.

"Ya, aku disini." Yuwen menjawab lirih, membalas pelukan Yue.

"Hatiku terasa sangat sakit, aku dan diriku di masalalu sudah menyatu. Aku sudah ingat semuanya dengan benar, aku sangat merindukanmu. Tapi meskipun kita berhadapan kau tidak mengenalku, kau terasa sangat jauh." Yue terisak.

"Maafkan aku, aku sendiri tidak tau harus bagaimana." Yuwen hanya tau sepenggal ingatan.

"Apa kau akan pergi meninggalkanku Yuwen?." Lirih Yue, ada perasaan takut di tinggalkan.

"Tidak mungkin." Bantah Yuwen tegas.

"Aku ingin menceritakan sesuatu tentang kisah dan janji kita di kehidupan lalu." Ucap Yue lirih.

"Apa boleh aku mendengarkannya?." Yuwen sangat berharap.

"Tentu saja, dengarkan baik-baik." Yue berusaha tersenyum.

"Aku akan selalu mendengarkan." Yuwen membalas senyuman itu.

"Ini adalah akhir dari kisah kita di masalalu, saat gerbang iblis terbuka aku sedang mengandung anak kedua. Dewi embun memintaku untuk menyegel anak kedua kita di dalam telur Phoenix api. Telur Phoenix yang berisi anak kedua kita itu, masih hidup sampai saat ini." Ucap Yue sambil terisak.

"Apa?." Yuwen mematung.

"Tapi.... Dewi embun mengatakan jika roh Yi'er juga masih menunggu kita. Meskipun jiwanya sudah di serahkan pada Iblis dan berhasil menutup gerbang Iblis selamanya. Roh Yi'er masih menolak reinkarnasi dan menunggu kita." Ucap Yue.

"Apa.. jadi, dimana mereka semua?." Yuwen merasa tercekik.

"Aku sendiri tidak tau, Yi'er harus di satukan dengan adiknya. Yi'er yang akan lahir dari cangkang telur Phoenix." Ucap Yue.

"Lalu bagiamana dengan anak kedua, apa dia mati?." Kaget Yuwen.

"Tidak, saat di segel janin itu masih berupa gumpalan daging tanpa roh. Sedangkan Yi'er memerlukan kekuatan Phoenix, untuk memutus takdir iblis dalam dirinya. Jika Yi'er di paksa lahir sebagai reinkarnasi manusia biasa, maka dia akan menjadi anak durhaka dan membawa petaka, karena tanda iblis tetap bersemayam padanya." Ucap Yue menjelaskan.

"Dimana telur itu?." Tanya Yuwen.

"Kita bertiga menguburnya di hutan kematian, di samping pohon beringin besar. Kau memberikan tanda nama Zhao untuknya." Jawab Yue.

"Jadi... hanya satu anak yang akan kembali?." Yuwen merasa sedih, meskipun dia belum mengingatnya.

"Anak kedua akan lahir sebagai anak kandung kita." Ucap Yue.

Deg.

"A-apa?." Kaget Yuwen, merasa tersipu.

"Kan benar, memangnya kita tidak akan memiliki anak di kehidupan ini?." Yue merasa malu sendiri.

"Kita harus mencari telur itu kan." Ucap Yuwen, mengalihkan pembicaraan.

"Sulit, kita harus berpetualang dan butuh kekuatan untuk bisa menemukannya. Dewi embun mengatakan jika kita berdua harus mencari hewan roh kontrak milik kita di kehidupan lalu." Ucap Yue.

"Memangnya apa hewan kontrak kita di masa lalu?." Yuwen penasaran.

"Milikku ular hitam sebesar gunung, aku memberinya nama Xuan Ze. Sedangkan milikmu itu Naga emas hitam yang merupakan pedang spirit." Jujur Yue.

Deg.

"Sepertinya tidak perlu mencarinya lagi." Gumam Yuwen.

"Kenapa?." Heran Yue.

"Karena aku sudah menjadi kontraktor Naga emas hitam sejak lahir." Jujur Yuwen.

"Apa?." Syok Yue.

"Ini hal yang cukup mustahil dan langka, aku lahir dengan tanda kontraktor naga, aku berhasil mengalahkan Naga emas hitam setelah aku berusia 17 tahun. Aku nyaris mati saat berhadapan dengannya, tapi anehnya setelah naga itu tau jika nama ku Yuwen, dia langsung berubah jadi pedang spirit dan menerimaku." Ucap Yuwen.

"Bukankah kau pernah mengatakan hilang ingatan karena tenggelam? kapan kau menyadari tentang tanda itu? apa kau memiliki seorang guru?." Yue penasaran.

"Setelah nenek yang merawatku tiada, saat itu aku berusia 14 tahun. Aku mulai belajar kultivitasi dengan serius, aku bertapa dan mencari buku-buku kuno tentang hewan roh. Aku bertemu dengan naga emas hitam di dunia pertapaan saat menerobos ranah surgawi, di persimpangan hidup dan mati itu aku selamat karena dia mengalah." Ucap Yuwen menjelaskan.

"Begitu rupanya, sepertinya naga emas hitam tau jika kau reinkarnasi Yuwen." Yue tersenyum.

"Awalnya aku berpikir dia mengakui kekuatanku, tapi sepertinya ucapan mu lebih masuk akal." Ujar Yuwen.

"Kau sudah kuat tapi aku masih lemah, apa Ze masih hidup dan akan menemuiku suatu saat nanti?." Yue menerka.

"Mungkin saja." Ujar Yuwen.

"Apa di kehidupan ini kau juga membentuk Guild serigala darah?." Tanya Yue.

"K-kau... bagaimana bisa." Syok Yuwen.

"Oh apa kau ternyata kaya raya?." Yue melirik sinis.