NovelToon NovelToon
NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Amelia ,seorang janda yang diceraikan dan diusir oleh suaminya tanpa di beri uang sepeserpun kecuali hanya baju yang menempel di badan ,saat di usir dari rumah keadaan hujan ,sehingga anaknya yang masih berusia 3 tahun demam tinggi ,Reva merasa bingung karena dia tidak punya saudara atau teman yang bisa diminta tolong karena dia sebatang kara dikota itu ,hingga datang seorang pria yang bernama Devan Dirgantara datang akan memberikan pengobatan untuk anaknya ,dan kebetulan dia dari apotik membawa parasetamol ,dan obat itu akan di berikan pada Reva ,dengan syarat ,dia harus mau menikah dengannya hari itu juga ,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perhatian Devan saat datang bulan.

Malam ini , hujan turun perlahan. Gerimis yang tak terlalu deras, hanya cukup untuk membuat udara terasa lebih lembut dan memeluk bumi dengan pelan. Suara rintik-rintik di atap genteng menjadi latar belakang yang sempurna bagi keheningan yang tumbuh di antara Devan dan Amelia

Setelah menemani Bayu dan membacakan dongeng pengantar tidur untuk Bayu ,Devan dan Amelia kembali kekamar mereka yang berada di sebelah kamar Bayu

Amelia duduk di tepi ranjang, memegang secangkir teh hangat yang Devan buatkan khusus untuknya,sedikit jahe, sedikit madu, dan cukup hangat untuk menenangkan perutnya yang sedang tidak nyaman. Ia memang sedang datang bulan, dan rasa kram yang datang sejak sore membuatnya lebih diam dari biasanya. Tapi Devan tahu. Ia selalu tahu, bahkan tanpa Amelia mengatakannya.

Devan duduk di sampingnya, jarak mereka hanya selebar telapak tangan. Ia tidak menyentuh, hanya menunggu. Amelia menyesap tehnya, lalu meletakkan cangkir di meja kecil di samping ranjang.

“Perutmu masih sakit?” tanya Devan pelan, suaranya rendah, penuh perhatian.

Amelia mengangguk kecil. “Sudah agak mendingan. Tapi masih ... nggak enak aja.”

Devan mengangguk, lalu tanpa berkata apa-apa, ia berdiri sebentar dan kembali dengan botol air hangat yang dibungkus kain lembut.

"Ini untuk apa mas ?"

"Untuk mengurangi rasa kram dan nyeri ,sekarang angkatlah kaos kamu !"

"Tapi ,mas...."

"Nggak ada tapi tapian ,angkatlah bajumu biar aku letakkan ini di perut kamu ,lagian kita ini sudah sah ,jadi nggak masalah ."

kemudian Devan  menaruhnya  botol berisi air hangat iri perlahan di perut Amelia, Amelia mukanya bersemu merah antara malu dan juga senang mendapatkan perhatian Devan .

“Terima kasih,,mas ” bisik Amelia, matanya menatap Devan dengan rasa haru yang sulit diungkapkan.

Devan hanya tersenyum. “Aku nggak bisa ngilangin rasa sakitnya, tapi aku akan mencoba membuat kamu agar lebih rileks sehingga sakit yang kamu rasakan bisa berkurang .”

"Sekali lagi ,terimakasih mas ,mas sudah sangat perhatian padaku."

Amelia menunduk sejenak, lalu perlahan menggeser tubuhnya mendekat. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Devan.

"Iya ,aku akan melakukan apapun asal kamu merasa nyaman ,dan bahagia ." Devan tersenyum dan tangannya perlahan naik, menyentuh rambut Amelia, mengusapnya dengan lembut.

Mereka duduk menikmati momen kebersamaan mereka , dalam diam yang nyaman. Tidak perlu kata-kata. Cukup kehadiran satu sama lain.

Lalu, entah kapan, Amelia mulai merasa hangat,bukan hanya dari botol air di perutnya, tapi dari dekatnya Devan. Dari caranya menyentuh rambutnya, dari napasnya yang pelan di dekat telinganya. Ia menoleh sedikit, dan tanpa sengaja, bibirnya nyaris menyentuh dagu Devan.

Keduanya membeku.

Devan menatapnya. Matanya gelap, penuh perasaan yang tak diucapkan. Amelia menelan ludah, jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya,bukan karena sakit, tapi karena sesuatu yang lebih dalam, lebih manis.

“Boleh , aku peluk kamu?” tanya Devan, suaranya serak, hampir seperti permohonan.

Entah mengapa Devan ingin memeluk Amelia ,dia ingin mendekapnya dengan penuh kerinduan .

Amelia mengangguk pelan.

Devan perlahan merangkulnya, memeluknya dengan lembut, seolah takut Amelia akan hancur jika dipeluk terlalu erat. Tapi pelukannya tetap kuat,cukup untuk membuat Amelia merasa aman, cukup untuk membuatnya ingin tinggal di sana selamanya.

Amelia membalas pelukan itu, menyembunyikan wajahnya di dada Devan. Ia bisa mendengar detak jantungnya tenang, stabil, tapi sedikit lebih cepat dari biasanya.

"Kamu nggak akan minta lebih kan ,mas ?"

“Kamu nggak perlu takut,” bisik Devan, seolah tahu apa yang Amelia rasakan. “Aku nggak akan minta lebih dari yang kamu siap berikan.”

Amelia mengangkat wajahnya sedikit, menatap mata Devan. “Aku nggak takut,mas ,Aku cuma  belum pernah merasa begini sebelumnya.”

“Begini gimana?”

“Begini,ingin dekat, tapi juga takut kalau ini cuma mimpi.”

Devan tersenyum, lalu mengusap pipi Amelia dengan ibu jarinya. “Kalau ini mimpi, aku juga nggak mau bangun.”

Mereka tertawa pelan, lalu kembali saling memandang. Jarak di antara mereka semakin menyempit. Devan menunduk perlahan, dan Amelia menutup matanya, menunggu.

Tapi Devan berhenti tepat sebelum bibir mereka bersentuhan.

“Kamu yakin?” tanyanya pelan.

Amelia membuka matanya, lalu menggeleng. “Maaf mas ,Aku ...  nggak bisa. Aku masih datang bulan.”

Devan mengangguk, lalu tersenyum lembut. “Aku tahu.”

“Kamu tahu?”

“Iya. Aku lihat kamu minum teh jahe tadi, dan kamu nggak makan pedas waktu makan malam. Lagian  kamu kelihatan lebih sensitif dari biasanya.”

Amelia tertawa kecil, lalu menunduk malu. “Kamu perhatian banget, ya.”

“Karena kamu berharga untuk diperhatikan.”

Kata-kata itu membuat Amelia merasa hangat sampai ke ujung jari. Ia kembali memeluk Devan, kali ini lebih erat.

Mereka tidak berciuman malam itu. Tapi mereka saling menyentuh dengan cara yang lebih dalam,dengan pelukan yang tak terburu-buru, dengan tatapan yang penuh janji, dengan bisikan-bisikan kecil yang hanya mereka berdua yang mengerti.

Devan mengusap punggung Amelia dengan gerakan memutar yang menenangkan. Amelia membenamkan wajahnya di leher Devan, menghirup aroma sabun yang selalu ia pakai,campuran kayu putih dan jeruk nipis, sederhana tapi membuatnya merasa nyaman.

“Mas Devan .” panggil Amelia pelan.

“Hmm?”

“Terima kasih,karena nggak memaksa.”

Devan diam sejenak, lalu mencium puncak kepala Amelia. “Aku nggak pernah mau memaksa kamu. Aku cuma ingin kamu tahu,bahwa aku di sini. Selalu menunggu sampai kamu siap ”

Air mata kecil menggenang di mata Amelia, tapi ia menahannya. Ia hanya mengangguk, lalu memejamkan mata.

Malam itu, mereka tidur berpelukan lebih dekat dari sebelumnya, tapi tetap menjaga batas yang saling mereka hormati. Tidak ada hasrat yang dipaksakan, tidak ada keinginan yang disembunyikan dengan rasa bersalah. Hanya dua orang yang belajar saling mencintai dengan cara yang benar: perlahan, penuh rasa hormat, dan tanpa tergesa.

Ketika Amelia terbangun di tengah malam karena kram perut, Devan sudah terjaga. Ia langsung mengambilkan botol air hangat yang mulai dingin, menggantinya dengan yang baru, lalu memeluk Amelia dari belakang, tangannya melingkar lembut di sekitar perutnya.

“Tidur lagi, sayang,” bisiknya.

Amelia mengangguk, lalu kembali tertidur dalam pelukan itu,pelukan yang tak menuntut apa-apa, tapi memberikan segalanya.

***

Esok paginya, ketika sinar matahari kembali menyelinap lewat celah gorden, ku kebetulan hari Minggu ,jadi Amelia tidak bangun pagi untuk kekantor ,ia terbangun sendirian di ranjang. Tapi selimut di sisi Devan masih hangat, dan di atas bantalnya, ada secarik kertas kecil bertuliskan:

#Aku buatkan sarapan. Teh jahe sudah siap. Istirahat dulu, ya. Aku jaga Bayu#

Amelia tersenyum, lalu memeluk bantal Devan erat-erat. Aromanya masih melekat hangat, tenang, dan penuh kasih.

Amelia memegang cangkir teh jahe yang ada disamping didekatnya .

"Terimakasih mas ,kamu selalu ada untukku ." Dia tersenyum samping menyesap teh jahe hangat penuh cinta dari Devan ,Amelia merasa bahagia dengan perhatian dan cinta dari Devan ,dan dia akan berusaha menjalani semua kewajibannya setelah dia selesai .

1
Mar lina
Di tunggu
malam pertama nya
apakah Devan akan ketagihan dan bucin akut... hanya author yg tau...
MayAyunda: siap kak😁
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
MayAyunda: iya kak🙏
total 1 replies
Mar lina
aku mampir
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Nii
semangat Thor
MayAyunda: siap kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut q ksih hadiah
kalea rizuky
siapa naruh cicilan mekar di sini/Shame//Sleep/
kalea rizuky
alurnya suka sat set g menye2
MayAyunda: iya kak 😁
total 1 replies
kalea rizuky
dr judulnya aaja unik
MayAyunda: biar beda kak 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!