NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Istri Rival

Tiba-tiba Jadi Istri Rival

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Romantis / Time Travel / Enemy to Lovers / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: zwilight

Saat membuka mata, Anala tiba-tiba menjadi seorang ibu dan istri dari Elliot—rivalnya semasa sekolah. Yang lebih mengejutkan, ia dikenal sebagai istri yang bengis, dingin, dan penuh amarah.

"Apa yang terjadi? bukannya aku baru saja lulus sekolah? kenapa tiba-tiba sudah menjadi seorang ibu?"

Ingatannya berhenti disaat ia masih berusia 18 tahun. Namun kenyataannya, saat ini ia sudah berusia 28 tahun. Artinya 10 tahun berlalu tanpa ia ingat satupun momennya.

Haruskah Anala hidup dengan melanjutkan peran lamanya sebagai istri yang dingin dan ibu yang tidak peduli pada anaknya?
atau justru memilih hidup baru dengan menjadi istri yang penyayang dan ibu yang hangat untuk Nathael?

ikuti kisah Anala, Elliot dan anak mereka Nathael dalam kisah selengkapnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zwilight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 20| Growth

Semua yang terjadi semalam seolah tidak berarti apa-apa setelah pagi datang. Memang hanya sekedar ciuman, tapi bukankah tetap terasa mendebarkan? anehnya Elliot malah semakin ogah menatapnya pagi ini.

"Pagi El!" sapa Anala penuh senyuman begitu Elliot kembali dari kamar Nathael.

Pria itu hanya mengernyit sambil menutup mulutnya yang menguap. "Apalagi nih? masih belum percaya?" rambutnya masih acak-acakan begitupun dengan piyama tidurnya yang grasak-grusuk.

"Percaya kok, tapi aku butuh bukti lebih jelasnya." Anala tersenyum lalu memiringkan kepalanya. Sebelah tangannya bergelayutan manja dilengan kanan Elliot. Semburat cahaya luar malu-malu menampakkan cahaya dari balik tirai jendela.

Elliot menghela napas, lalu memandang Anala dengan tampang lesu tak semangat. "Ah udah lah, ribet. Anggap aja semuanya sesuai asumsi kamu." tangannya melepaskan tangan Anala dari lengannya.

Anala mendesis dengan mata yang menatap Elliot dengan tajam. "Cih, beneran nggak romantis!" mulutnya bersungut penuh kejengkelan. "Tapi nggak apa-apa deh, aku percaya kamu."

Senyuman yang manis itu diterangi cahaya yang menyelinap dari balik tirai. Elliot terpana, istrinya bangun lebih pagi dan bahkan berusaha tampil cantik didepannya dengan midi dress putih dan rambut yang disanggul acak.

"Mandi gih, aku bantu mbak Dewi siapin sarapan di bawah."

Alih-alih merespon ucapan Anala, ia justru terpaku dalam diam. Entah sudah berapa kali ia jatuh cinta lagi dengan perempuan didepannya.

Cantik, La. satu kata, tapi justru yang paling jujur dari hatinya. Akan tetapi, ia hanya mampu membatin, tak berani untuk bicara lantang. Luka dan trauma merubahnya jadi pria yang penuh pertimbangan.

"Anala..." suara lembut itu mengalun indah, begitupun dengan tatapan teduhnya yang tak pernah berubah.

Anala terkesiap, sontak jantungnya bergemuruh hebat. "Ya?" jawabnya sambil menahan nafas sesaat.

Elliot terlihat ragu untuk bicara, terlihat dari matanya yang dirotasi ke segala arah. Tangannya terangkat di tengkuk, lalu bibirnya terbuka dengan satu kalimat ajaib. "Aku mau dibuatin miso soup."

Mata Anala langsung melebar, perasaan yang sebelumnya nanar kini mulai makin berbinar. "Dengan senang hati, Elli!" senyumnya lebar, begitupun dengan suaranya yang seolah berada antusias.

***

Derapan langkah menghiasi seluruh penjuru supermarket tempat Anala berada. Beberapa sibuk dengan troli belanjaannya, sedangkan beberapa lainnya riuh oleh produk promo yang terpajang tak jauh dari lobby pintu utama.

"Aduh," ringis Anala spontan. Tiba-tiba seseorang dari arah belakang tak sengaja menyenggol lengannya. Ia masih mengelus bekas senggolan itu, sementara si penabrak buru-buru minta maaf. "Astaga... saya minta maaf, Mbak!"

Anala mulai memperhatikan keruwetan wanita yang menabraknya. Perempuan itu sedang membawa troli dengan seorang anak kecil didalamnya. Matanya langsung berbinar, gemas dengan wajah anak kecil itu. "Lucunya," gumam Anala pelan. Ia belum melihat wajah dari ibu anak ini.

Tepat setelah keduanya sama-sama mengangkat pandangan, mata mereka membulat. Anala mencoba meyakinkan diri, menatap wanita didepannya dari atas sampai bawah. "Erina?" ujarnya separuh yakin.

Wanita itu sama kagetnya, namun matanya lebih yakin dari Anala. "Anala?" mendengar jawaban itu sontak Anala tersenyum. Dia langsung memeluk Erina sambil cipika cipiki seperti yang biasa dilakukan dimasa lalu.

"Kamu apa kabar?" matanya tak bisa bohong, terlihat antusias dengan reuni ini. Namun, Erina menanggapi dengan ragu. Ia mengerjapkan matanya dengan satu tangan menunjuk ke arahnya. "Aku?" tanyanya minta diyakinkan.

Anala mengangguk cepat, sedikit menyisipkan guyonan disana. "Ya kamu, masa pakan ternak." Erina nampak kaget dengan jawaban Anala, mata bingungnya masih kentara. "Enggak, maksudnya—"

Anala lebih fokus pada anak kecil didepannya. "Eh ini anak kamu ya. Cantik banget, Rin." ia sedikit menunduk, memandang gadis kecil yang duduk dalam troli dengan tumpukan barang belanjaan.

Erina masih menyerungut heran. Tidak mengerti dengan perubahan sikap Anala. Ia seolah kembali bertemu dengan Anala yang dulu, sosok yang sebelumnya jadi teman dekatnya.

"Eh ngomong-ngomong, abis ini ayo kita cari cafe buat ngobrol. Udah lama banget nih nggak ketemu." suara Anala membuyarkan lamunan Erina. Tanpa banyak pikir ia mengangguk dan menjawab sedikit gugup. "Y–ya boleh."

Setelah itu mereka kembali melanjutkan kegiatan untuk berbelanja. Satu per satu dari mereka saling membantu hingga tak terasa trolinya penuh dengan cepat.

***

Mereka sampai disebuah cafe yang tak jauh dari tempat belanja. Aroma lembut susu bercampur dengan aroma khas kopi menambah kesan menenangkan suasana cafe siang ini.

"Makasih..." ujar Anala sopan saat seorang waiters mengantarkan dua cup minuman dimeja mereka. Anala duduk menghadap Erina yang sepertinya sibuk dengan tingkah sang anak.

"Kenapa kamu nikah nggak ngundang aku, Rin?" pernyataan itu membuka obrolan mereka. Erina yang sedang memperbaiki duduk anaknya melirik Anala dengan ujung mata. "Kamu lagi sakit apa gimana deh? kok aneh banget"

Anala pun heran dengan jawaban itu. Sontak keningnya berkerut membentuk banyak garis halus. "Aneh kenapa?" ulangnya masih belum mengerti. Erina dengan gamblang langsung menjawab apa adanya. "Kamu bukannya nggak mau temenan lagi sama aku? Kita udah empat tahun lebih nggak kontakan"

Anala mencondongkan tubuhnya makin dekat dengan Erina, tatapannya menatap lurus dengan serius. "Erina, aku tau kamu nggak akan percaya. Tapi ingatanku stuck disaat kita masih SMA."

"Ha...?" wanita itu tercengang, jawabannya pun sekedar cengo. Matanya mengerjap beberapa kali, memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

"Aku serius!" jawabnya cepat. Tak ada raut kebohongan dari wajah seriusnya. "Makanya aku minta maaf soal apapun yang terjadi diantara kita di masa lalu."

Erina terlonjak kaget, matanya mengerjap, begitupun dengan garis halus yang tiba-tiba tergambar di keningnya. "O–oke...? tapi bisa kamu jelasin lebih detail lagi? jujur aku masih belum mengerti."

Anala meraih kedua tangan Erina lalu menggenggamnya dengan tatapan lurus. "Singkatnya, aku tiba-tiba sadar ketika semuanya udah terjadi. Padahal aku pribadi nggak ngerasa pernah melalui hal itu," suara itu menggambarkan sosok yang tertekan dengan keadaan.

Erina melirik tangannya yang digenggam Anala, lalu perlahan terangkat menatap matanya yang mulai mengembun. Ia menelan ludah sebelum bicara. "Kamu udah bahas ini sama Elliot?"

Seketika wanita itu menghela napas, tangannya melepas Erina dan bersandar frustasi di kursinya. "Udah, tapi mana mungkin dia percaya. Aku udah nyakitin dia dengan selingkuh sama kakaknya sendiri."

"Ya itu emang kesalahan paling gila sih. Orang waras nggak mungkin ngelakuin hal itu."

"Makanya, aku sendiri pun benci sama Anala yang seperti sampah itu."

Tiba-tiba Erina terdiam, ingat bagaimana frustasinya Elliot saat pertama kali Anala berubah. "Kalau inget kejadian itu, aku benar-benar kasian sama Elliot. Dia ngurusin anak kalian sendirian, belum lagi ngurus kerjaan."

Anala tertunduk lesu, bahunya merosot rendah dengan helaan nafas yang terdengar berat. "Emang wajar kalau Elliot dendam banget sekarang."

Erina melirik Anala yang tertunduk dengan tatapan sayu penuh sesal. Ia mengulang kembali ingatan masalalu yang masih segar dalam memorinya— ingatan dimana ia bertengkar hebat dengan teman dekatnya dan berakhir dengan kecewa.

"La, kenapa kamu kayak gini?" Erina meraih tangan Anala, memegangny erat. Namun perempuan itu dengan cepat menghempasnya. "Bukan urusan kamu!"

Erina menggeleng ringan, "Nggak. Ini bukan Anala yang aku kenal. Kamu nggak mungkin selingkuh dari Elliot, apalagi sekarang kamu punya anak. Jangan gila, Anala."

"Kamu yang nggak kenal aku dengan baik. Suami apanya? aku nggak tertarik sama dia ataupun anak itu." suaranya tegas seolah tak pernah ada cinta dimatanya.

Erina menyeringai kesal, tatapannya seperti tak percaya kalimat yang baru keluar dari mulut sahabatnya. "Kamu beneran udah gila. Pokoknya berhenti berhubungan sama Yohane. Dia kakak iparmu sendiri, sialan!"

"Aku nggak peduli. Kenapa aku harus berhenti berhubungan sama orang yang ku suka? justru sebaliknya, aku mau cerai sama Elliot." wanita itu berpangku tangan seolah tak tergerak oleh ucapan temannya.

"Nggak, kamu pasti bercanda. Anak kamu gimana? dia masih kecil Anala!"

"Aku nggak peduli mereka, Erina. Aku cuma mau bahagia sama orang yang benar-benar ku mau."

Erina menggertakkan giginya sebelum bicara. Emosi sudah diujung tanduk hingga membuat wajahnya memerah. "Aku nggak ngerti sama perubahan kamu ini. Aku kecewa La, benar-benar kecewa!"

Bayangan di masa lalu itu ia sampaikan pada Anala. Setiap kali Erina menceritakan seberapa busuk sikapnya dimasa lalu, jantung Anala selalu terasa terkoyak dari dalam. Tubuhnya mendadak dingin, pandangannya berputar, begitupun dengan perutnya yang terasa mules.

Peluh dinginnya menetes disekitar kening. Erina mengamati perubahan sikap Anala, buru-buru ia meraih tangan Anala yang terasa dingin dan bibir yang pucat. "Kenapa, La?"

Anala menggeleng, tangannya menolak genggaman tangan Erina. Ia meraih pelipisnya dan memijatnya dengan pelan. Bibirnya yang tertutup rapat, perlahan terbuka untuk bicara. "Aku benar-benar sampah, Rin. Bagaimana mungkin aku bilang kayak gitu sebagai seorang ibu dari anak selucu Nael?"

"Yang penting sekarang kamu udah berubah. Aku senang akhirnya kamu balik lagi kayak Anala yang selalu aku kenal."

"Maaf ya, maaf untuk kejadian dimasa lalu."

Erina tersenyum, gadis mungilnya mulai bosan dalam stroller. Ia meraih tangan mungil itu lalu menggeleng ke arah Anala. "It's fine, Anala."

"Kalau gitu, aku juga mau minta tolong sama kamu, Erina." suara yang serius itu terasa mencekam. Erina lama terdiam sebelum akhirnya bertanya. "Soal apa?"

Anala menoleh kiri kanan melihat situasi, lalu ia berdiri dan merapatkan tangannya untuk memohon didepan Erina. "Tolong bantu aku buat dapetin kembali ingatan itu. Atau setidaknya bantu aku ngingat beberapa hal yang pernah aku lakuin dimasa lalu, Rin."

Erina membelalak, detik kemudian ia terkekeh dengan tingkah tiba-tiba Anala. Sebelah tangannya menutupi mulutnya yang terbuka karena tawa. "La, aku bukannya nggak mau bantu kamu. Tapi Elliot akan jauh lebih tau tentang kamu dibanding aku."

Anala mengerucutkan bibirnya lalu memasang tampang lesu tak bergairah. "Elliot nggak akan percaya kondisi aku yang nggak punya ingatan 10 tahun lalu."

"Nggak. Elliot pasti bantu kamu sekalipun dia nggak percaya. Dia itu Elliot loh—Elliot yang rela melakukan apapun demi kamu."

Mata Anala pun melebar, garis bibirnya terangkat membentuk senyuman. "Aahh makasih udah ngeyakinin aku, Erina." Pertemuan itu berakhir dengan pelukan hangat. Setidaknya Anala merasa lega, ada satu lagi sosok yang percaya soal keadaannya selain Mama.

Semoga setelah ini kamu juga akan percaya El.

1
Mayuza🍊
semoga nanti author dan readers dapat suami kayak Elliot yaa😭
__NathalyLg
Aduh, abis baca ini pengen kencan sama tokoh di cerita deh. 😂😂
Mayuza🍊: mana bener lg 😔
total 1 replies
Ahmad Fahri
Terpana😍
Mayuza🍊: haii kaa makasih banyak supportnya ya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!