NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yp_22

•Sinopsis

Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.

Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.

Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?

Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Anggel.

Nama itu terpampang dengan jelas di layar ponsel milik Michael.

Setelah memastikan Viona keluar dari ruangan nya. Ia meraih ponsel tersebut dan terus memandanginya tanpa mengangkat panggilan telepon yang masuk hingga sambungannya terhenti.

Ia masih diam mematung sembari menggenggam erat ponselnya dengan tatapan kosong. Tak lama, deringan ponsel kembali terdengar. Masih dengan ponsel yang sama dan orang yang sama.

Sang penelpon masih terus berusaha menghubungi Michael yang masih terpaku memandangi layar ponselnya.

Ia bimbang. Ia ingin mengangkat panggilan telepon tersebut, namun ia takut hatinya akan kembali mengukirkan nama yang salah setelah ia bersusah payah untuk menghapus nama tersebut.

Tiga kali panggilan tak terjawab dati nama yang sama. Anggel terus saja menghubungi Michael tanpa mengenal kata menyerah.

Akhirnya, panggilan yang ke-empat kalinya, Michael memberanikan diri untuk menjawab panggilan tersebut.

Dengan tangan gemetar, ia menggeser layar dengan jarinya yang terasa berat untuk di gerakan. Perlahan ia mengangkat ponselnya dan menempelkannya di sebelah telinganya.

Ia tak bersuara, menunggu orang di sebrang sana untuk bicara terlebih dahulu.

"Oohh Michael.. kenapa sangat sulit sekali menghubungimu? Aku sudah beberapa kali menelpon mu, tapi hanya kali ini telponnya tersambung dan di angkat olehmu. Bagaimana kabarmu?"

Suara Anggel terdengar dengan jelas dari sebrang sana. Michael diam untuk beberapa saat untuk mencerna hal yang terjadi.

"Untuk apa kau menghubungiku lagi setelah beberapa tahun kau menghilang?"

"Tentu saja aku merindukan mu honey.."

"Menjijikan! Kau mengatakan merindukan ku setelah apa yang kau lakukan beberapa tahun lalu? Apakah kau masih memiliki otak yang waras nona Anggel yang terhormat?"

"Oh ayolah.. jangan mengungkit hal yang sudah berlalu. Aku tau, kau juga pasti merindukan ku, makanya kau tidak mengganti nomer ponselmu kan? Kau juga berkata begitu pasti karna sedang kesal karena aku tidak kunjung menghubungi mu."

"Berhenti membicarakan omong kosong sialan! Dengar! Jangan pernah kau menghubungiku lagi, apalagi mengganggu ketenangan ku dengan datang menemui ku. Jika itu sampai terjadi.. maka kehidupan mu akan berakhir dengan na'as."

Tut.

Napas Michael memburu menahan kekesalan nya terhadap wanita yang menghubunginya itu.

Ia tak habis pikir, mengapa wanita itu menghubunginya kembali setelah sekian lama menghilang bak di telan bumi. Bahkan orang-orang nya yang seorang hacker handal pun tak bisa menemukan keberadaan nya.

Tapi sekarang, saat ia baru saja melupakan wanita tersebut dan mencoba untuk memulai kehidupan baru, dia muncul kembali. Membawa setitik kekhawatiran yang mengganggu hati.

Ia takut. Takut jika ia mengusik kehidupannya yang sekarang. Bagaimana jika ia tahu tentang status Viona sebagai istrinya? Apakah ia akan bertindak bodoh dan mencelakai istri kecilnya itu?

Tidak tidak, ia tak akan membiarkan hal itu terjadi. Camkan itu!.

***

Saat Michael menyuruhnya untuk segera keluar, sebenarnya ia merasa bingung.

Viona berdiri membelakangi pintu yang sudah tertutup di belakangnya.

'Siapa ya yang nelpon?' gumam nya merasa penasaran.

"Lah? Kok jadi kepikiran sih? Bodo amat lah, palingan juga asistennya. Dia kan CEO jadi pasti sibuk walaupun udah ngambil cuti juga."

Viona mengedikan bahunya. Mencoba untuk tidak peduli. Kemudian berjalan meninggalkan ruangan kerja Michael menuju ke kamarnya.

Ia melirik jam di layar ponselnya yang menunjukan pukul sepuluh malam. Ia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi, bersiap untuk merebahkan dirinya di atas kasur yang empuk.

Dengan semangat empat lima, ia menaiki kasur yang terlihat melambai-lambai memanggilnya untuk segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang sana.

Viona meloncat dan segera menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal berwarna putih polos. Ia memang belum sempat mengganti sprei nya. Bukan karena malas, tapi karena saat ia mencoba mencium selimutnya, dan ternyata masih wangi. Jadi buat apa dia menggantinya, nanti saja lah ya.. kalo udah tercium bau tak sedap hhee.

Viona memasang alarm ponsel nya dan segera meletakan ponsel tersebut di atas nakas samping tempat tidur. Ia mulai memejamkan matanya mencoba untuk menyelami alam mimpi.

Dreet... Dreet... Dreet...

Matanya kembali terbuka saat mendengar getaran yang berasal dari ponselnya.

Tangan nya terulur mengambil ponselnya tanpa mengubah posisi tubuhnya yang sudah terbaring nyaman di balik selimut.

Flora. Nama itu tertera di layar ponselnya membuat ia memutar bola matanya malas.

Ia menggeser layarnya mengangkat panggilan telepon dari sahabat satu-satunya itu.

"HALO BESTY GUE YANG PALING CWANTYIK.. APA KABAR LO? KENAPA DARI KEMAREN LO GAK MASUK HAH?"

Viona menjauhkan ponselnya dengan wajah tertekan saat telinganya di sambut oleh teriakan Flora yang mampu menggetarkan dunia.

"Gue gak budek kali Flo, gak usah teriak-teriak gak jelas. Mupeng nih kuping gue" gerutu Viona.

"Hhee.. maaf bestot ku sayang.."

"Hmm. Udah biasa juga."

"Eh lo belum jawab pertanyaan gue Viona.. sekarang jawab!"

"Ah elah. Emangnya gak ada keterangan gue gak masuk kelas?"

"Ada sih. Pak Dadang bilang lo pergi ke bandung kan?"

"Nah itu lo tau."

"Sekarang lo masih di sana? Emangnya ngapain sih lo ke sana?"

"Seminggu ini gue full ada di bandung. Lo kan tau, keluarga nenek gue kebanyakan di bandung. Dan sekarang lagi ada acara di sini, jadi mau gak mau gue harus ke sini."

"Oh. Eh Vi, lo tau gak? Tadi di sekolah ada yang nanyain lo mulu tau."

Acara gosip menggosip pun terjadi. Flora dengan semangat yang menggebu-gebu terus saja menceritakan kejadian saat di sekolah selama Viona tidak ada. Viona dengan mata mengantuk nya hanya sesekali menanggapi dengan singkat.

Hingga pada saat Viona melirik jam dinding yang menempel di kamarnya, waktu sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam.

Tanpa kata, ia memencet tombol merah pada layar ponselnya. Suara Flora yang beberapa detik lalu masih terdengar jelas, kini menghilang saat panggilan telepon tersebut terputus secara sepihak.

\=°°°•°°°\=

"Om.. ayo dong, katanya mau belanja."

Viona yang kini sudah siap dengan pakaian nya, berteriak dari lantai bawah dengan menenteng selembar kertas berisikan bahan makanan yang sudah habis.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, dan Michael belum menampakkan batang hidungnya setelah sarapan tadi.

"Lama amat sih nih Om-om. Gue aja yang perawan cuman sebentar siap-siap nya, masa dia yang udah tua malah lama?"

Viona terus menggerutu sambil berjalan mondar-mandir di depan sofa menunggu Michael turun.

"Gak usah ngomel."

Suara berat Michael terdengar dari arah tangga membuat Viona menoleh ke asal suara.

"Siapa suruh lama" gumam Viona sembari berjalan keluar dari rumah dua tingkat tersebut.

Michael hanya menghela nafasnya dan segera berjalan menyusul Viona yang sudah berdiri di samping mobil nya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Michael segera masuk ke dalam mobil. Begitupun dengan Viona yang ikut masuk setelah Michael membuka kunci pintu mobilnya.

Mobil yang di kendarai oleh Michael melaju dengan kecepatan sedang. Tak ada obrolan yang terjadi selama perjalanan.

Hingga akhirnya, mobil BMW X5 milik Michael berhenti di depan sebuah supermarket terdekat.

Michael dan Viona keluar dan langsung menuju dalam supermarket dengan berjalan bersebelahan.

Viona mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku celananya dan mulai melihat-lihat apa yang akan ia ambil untuk kebutuhan dapurnya.

Tangan besar Michael terulur mengambil sebuah troli belanja dan mendorongnya di sebelah Viona.

Viona melirik sekilas ke arah Michael dan kembali pokus pada catatan kecil nya.

Di mulai dari perdagingan, sayuran, bumbu dapur, dan buah-buahan segar masuk ke dalam troli yang di dorong Michael setelah lulus sortir Viona.

Dengan teliti, Viona terus saja memilih-milih bahan-bahan yang menurutnya masih segar.

"Om punya alergi sama makanan gak? Atau sama bumbu dapur gitu?" Viona bertanya sambil memilih-milih belanjaannya tanpa menoleh ke arah Michael.

"Tidak" Michael menjawab dengan datarnya.

"Bagus deh kalo gitu."

Viona kembali pokus pada acara belanjanya. Hingga beberapa saat kemudian, troli yang di dorong oleh Michael tampak penuh dengan belanjaan.

"Udah nih. Kita ke kasir yuk" ucap Vio a sembari berbalik menatap Michael yang sedari tadi setia mengikutinya dari belakang.

Michael melirik sekilas pada troli di hadapannya. Ia mengernyit saat ia tak menemukan sesuatu yang menurutnya penting untuk Viona.

"Kenapa gak ngambil kebutuhan setiap bulan kamu? Kamu juga gak ngambil snack, biasanya kan kalo cewek gak pernah ketinggalan buat belanja Snack" tanya Michael heran.

"Emang boleh kalo gue ngambil snack?" Tanya Viona antusias.

"Tentu. Ambil juga barang penting milikmu"

"Barang penting? Apaan?"

Michael diam beberapa saat, kemudian ia mencondongkan wajahnya ke arah Viona membuat Viona sedikit memundurkan tubuhnya memberi jarak.

"Pembalut" lirih Michael sambil menatap wajah Viona.

Wajah Viona seketika merona saat Michael mengatakan barang pribadi milik perempuan.

Ia malu, sumpah gak boong. Masa Michael ngomongin begituan dengan gamblang tanpa sensor sih..

Michael menyunggingkan senyumnya saat melihat Viona terdiam dengan wajah yang memerah bak kepiting rebus. Kemudian ia kembali menjauhkan wajahnya memberi ruang untuk Viona bernafas.

"A-apaan sih om."

Viona berbalik membelakangi Michael dan berjalan meninggalkan nya menuju stage snack.

Dengan setia, Michael mengikuti Viona. Masih dengan troli penuh yang di dorong nya, ia memperhatikan Viona yang tengah memilih-milih snack pedas di hadapannya.

"Jangan kebanyakan yang pedas" peringat Michael.

Viona mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya. Kemudian tangannya terulur mengambil Snack gurih di rak atas.

"Ck, kok tinggi banget sih" gumam Viona lirih.

Michael yang melihat Viona kesulitan mengambil snack di rak yang lumayan tinggi, segera mengulurkan tangannya meraih snack yang Viona coba raih.

Viona terdiam melihat tangan besar yang berotot terulur ke samping wajahnya dan menggapai snack yang sedari tadi ia incar.

"Sudah?" Michael mengeluarkan suaranya saat selesai menyimpan snack yang barusan ia ambil.

Viona menggigit bibir bawahnya menahan rasa salting yang hampir meledak.

'Pliisss.. jangan baper' gumamnya dalam hati.

"Udah" Viona menjawab pertanyaan Michael.

"Gak ada yang mau di ambil lagi?"

Viona menggelengkan kepalanya. Keduanya pun akhirnya berjalan menuju kasir.

Namun sayang, kasir yang hanya ada satu mengharuskan mereka untuk mengantri.

"Kamu tunggu saja di sana, biar saya saja yang mengantri" ucap Michael sambil menunjuk sebuah kursi tunggu yang memang di sediakan oleh pihak supermarket.

Viona mengikuti arah yang Michael tunjuk lalu mengangguk mengiyakan. Ia pun pergi meninggalkan Michael di antrian menuju sebuah kursi yang tak jauh dari sana. Bahkan ia bisa melihat dengan jelas ke arah Michael yang mengantri dengan raut wajah datarnya.

Ia mengedarkan pandangannya ke sembarang arah merasa bosan.

Kemudian telinganya menangkap sebuah obrolan yang membuatnya terganggu.

1
Chipmunks
Jalan ceritanya bikin penasaran
Aono Morimiya
Aku bisa baca terus sampe malem nih, gak bosan sama sekali!
Linda Ruiz Owo
Suka sejak awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!