Dia Suamiku, Bukan Ayah Pengganti

Seorang gadis cantik bernama Rosella Saputri, keluar dari mobilnya setelah sampai di tempat yang dituju.

Gadis manja yang suka berfoya-foya itu terlihat lebih pucat dari biasanya. Umurnya baru 20 tahun, kuliah jurusan Managemen Bisnis semester tiga. Tapi hari ini dia bolos kuliah karena menemui sang kekasih di tempat kerjanya.

Rendra Adiguna seorang CEO muda, yang baru diberi kepercayaan menjabat posisi itu oleh pemilik perusahaan yang tak lain Papanya sendiri. Rendra baru lulus kuliah dua tahun yang lalu, itu berarti usianya kini menginjak 25 tahun.

Rosella dan Rendra menjalin hubungan sekitar 1,5 tahun lalu. Saat Rosella baru masuk kuliah. Awalnya hubungan mereka masih sehat, pacaran biasa tanpa berhubungan intim. Tapi semua berubah saat Rendra mengadakan acara Ulang Tahun Perusahaan.

Entah siapa yang telah iseng, atau memang sengaja ingin menghancurkan. Minuman yang akan diminum oleh Rendra diberi obat perang sang. Tapi karena saat itu Rosella yang kehausan, dia lantas meminumnya.

Hawa panas menjalar di sekujur tubuh Rosella, membuat gadis itu gelisah dan pamit hendak pulang. Rendra belum curiga apa pun. Hingga saat dalam perjalanan mengantar Rosella pulang, kejadian tidak terduga terjadi begitu saja di mobil.

Flashback On

"Ren... Kenapa hawanya panas banget ya?" Ucap Rosella sambil mulai membuka gaunnya sendiri.

"Apa yang kamu lakukan?" Teriak Rendra menduga Rosella sengaja menggodanya.

"Panas banget Ren, aku tidak tahan...Ahh..." Rosella mendesah sendiri.

"Kurang ajar, pasti ada yang telah memberimu obat perang sang." Ucap Rendra frustasi malam itu.

"Tapi, aku begini setelah minum minumanmu lho Ren." Jawab Rosella.

"Ayo cepat, kita ke Dokter."

"Tidak Ren... Aku sudah tidak kuat lagi, ayo... bantu aku." Meskipun usia Rosella masih muda. Tapi hal intim seperti itu sudah tidak tabu untuknya, walau dia juga belum pernah melakukannya.

"Tapi, aku tidak ingin merusakmu. Aku mencintaimu Rose... Kita hanya akan melakukan hubungan setelah menikah. Sebaiknya kita ke Rumah Sakit.

"Tapi, aku bisa mati Ren. Tak apa, aku yang memintamu. Bukankah kamu mencintaiku? Lakukan setelah itu kita bisa langsung menikah."

"Tapi aku masih belum bisa memikirkan pernikahan untuk saat ini. Aku ingin fokus membuktikan diri, jika aku layak sebagai pewaris."

"Aahhh... Masa bodoh Ren, ayo kita lakukan sebelum aku mati."

Karena paksaan dari Rosella, dan karena Rendra juga kasihan terhadap kekasihnya yang terlihat sangat tersiksa. Akhirnya mereka berdua melakukan hal terlarang untuk pertama kalinya di mobil. Jerit kesakitan dan darah segar yang mengalir dari inti tubuh Rosella menandakan jika sang kekasih masih perawan. Rasa bersalah menyeruak di dalam hati Rendra.

"Maafkan aku." Ucap sesal Rendra.

Kemudian pria tampan itu menarik kembali resleting celana panjangnya. Menatap intens Rosella yang terlelap di jog belakang tanpa sehelai kain. Tanda cinta yang dibuatnya hampir memenuhi seluruh tubuh sang kekasih. Rasa sesal tapi membuatnya candu. Dan pada akhirnya, Rendra kembali menyatu di saat Rosella tertidur.

Entah berapa kali Rendra mencari kepuasan dari lubang surgawi Rosella. Munafik, kata yang tepat untuknya. Awalnya menolak tapi setelah tahu rasanya begitu nikmat, Rendra berulang kali mendapat pelepasan dan itu semua dia tumpahkan di dalam.

"Tidak mungkin juga baru sehari langsung hamil." Itu yang ada di pikiran Rendra saat ini.

"Rose... Ayo bangun, kamu harus pakai kembali pakaianmu. Aku akan mengantarmu sampai rumah." Ucap Rendra.

"Eeuuuhhh..." Rosella menggeliat, badannya pegal.

Dan saat akan menurunkan kaki,

"Ahh..." Rasa sakit dan ngilu di bawah sana membuat dia berfikir untuk tidak perlu pulang.

"Jangan antar aku pulang dengan keadaanku yang seperti ini, Ren."

"Lalu kamu mau diantar kemana?" Tanya sang kekasih dengan sabar.

"Bolehkah aku menginap di Apartemenmu. Janji kita hanya tidur, toh aku sudah tidak merasakan panas. Aku minta maaf karena telah memaksamu melakukan hubungan intim denganku." Rosella sadar perbuatannya sangat memalukan, tapi itu bukan kemauannya sendiri.

"Baiklah, ayo pulang." Ucap Rendra.

Begitu sampai lobby Apartemen Rosella hendak turun dari mobil, tapi ternyata dia kesusahan untuk berjalan.

"Tunggu sebentar." Ucap Rendra berlari menyerahkan kunci mobil pada Security. Setelah itu dengan sigap Rendra menggendong Rosella ala bridal style.

"Sakit sekali ya?" Tanya Rendra.

"Ya... Rasanya tubuh ini terbelah. Tapi jujur ada nikmatnya juga."

Sesampainya di kamar Apartemen Rendra, Rosella yang hendak mandi dikejutkan dengan kedatangan Rendra di kamar.

"Ren... Keluarlah dulu, aku ingin mandi." Ucap Rosella yang hanya mengenakan handuk sebatas atas paha.

"Boleh aku menikmatinya lagi, sayang." Ucap Rendra dengan mata berkabut.

"Tapi ini salah, kita tadi melakukannya karena aku memintamu menolongku."

"Tidak ada yang salah, Rose. Kita sepasang kekasih, dan kamu adalah perempuan yang aku cintai. Kita sama-sama pertama melakukannya, tapi jujur sekarang aku candu. Aku janji, akan segera menikahimu."

Dan sejak saat itu, hubungan Rosella dan Rendra semakin liar. Mereka melakukannya di mana saja dan kapan saja mereka ingin.

Hingga satu bulan setelah malam itu, Rosella yang telat datang bulan merasa curiga dengan tubuhnya. Yang lebih lemas dari biasanya, dan mengalami selalu mual muntah. Dengan gontai, Rosella pergi ke apotek untuk membeli test pack.

Lima test pack dengan aneka merek, semua memberikan hasil positif.

Deg

"Aku hamil?" Gumam Rosella.

Dunia seorang Rosella seketika runtuh, dia hamil di luar nikah. Tapi, dia berfikir untuk sementara menyembunyikan dulu keadaannya dari keluarganya. Meskipun kedua orang tuanya tidak ada yang peduli dengannya, tapi Rosella yakin kabar kehamilannya akan membuatnya dihukum oleh Papa Mamanya.

"Aku tidak salah saja dihukum, apalagi sekarang hamil tanpa suami."

Perlakuan kedua orang tua Rosella berbeda antara dia dengan Kakaknya. Katanya karena Rania gadis baik, yang selalu nurut orang tua. Tidak pernah buat masalah dan selalu berprestasi dalam segala bidang. Beda dengan Rosella yang pembangkang, manja dan suka menghabiskan uang.

"Aku harus segera memberi tahu Rendra." Gumam Rosella.

Flashback Off

Tok

Tok

Tok

"Ren... Apa aku boleh masuk?" Tanya Rosella.

"Masuk saja." Jawab Rendra dingin.

Begitu pintu terbuka, dia terkejut karena ada Rania di Ruangan.

"Loh... Kok Kakak ada di sini? Ada kepentingan apa dengan kekasihku?" Tanya Rosella bersuara ketus. Hubungan dua saudara itu memang tidak pernah akur sejak dulu.

"Ren... Aku pamit dulu ya. Ingat apa yang aku katakan." Usai mengatakan kalimat ambigu, Rania pamit pulang tanpa menyapa adiknya.

"Ada hubungan apa kamu dengan Kakakku?" Tanya Rosella dengan curiga.

"Jangan membahas yang tidak penting, sekarang katakan kenapa datang mencariku." Suara Rendra terdengar datar dengan tatapan dingin tidak seperti biasanya.

"Aku hamil Ren, kamu harus bertanggung jawab. Nikahi aku secepatnya." Ucap Rosella dengan tubuh bergetar.

"Aku belum siap untuk menikah. Lagian, kamu hamil karena salahmu. Aku sudah memperingatkanmu waktu itu. Bahkan aku menyarankan ke Dokter. Tapi kamu justru terus menggodaku. Maaf Rosella, aku masih harus fokus dengan Perusahaan." Jawab Rendra.

"Aku memang yang memaksamu malam itu, karena pengaruh obat sialan. Tapi bukankah setelah itu kamu yang terus mengajakku berhubungan intim. Katamu kamu sudah terlanjur candu, kamu bahkan tidak kenal waktu dan tempat saat memintanya dariku. Jadi jika janin itu tumbuh, itu adalah kesalahan kita berdua." Ucap Rosella menatap sengit Rendra.

"Tapi, obat itu juga rencanamu... Sudahlah nanti aku pikirkan dulu. Sebaiknya kamu pulang, aku masih banyak pekerjaan." Ucap Rendra mengusir.

"Aku tunggu niat baikmu Rendra." Ucap Rosella pergi dengan kecewa.

"Aku tidak salah dengar, Rendra mengatakan obat itu juga rencanaku. Apa maksud omongannya." Gumam Rosella melangkah meninggalkan Perusahaan Keluarga Adiguna.

Sementara itu, Rendra duduk gelisah. Ucapan-ucapan Rania tentang Rosella terdengar nyata dan masuk akal.

"Tapi, untuk apa Rosella melakukannya. Tidak mungkin dia sengaja ingin hamil saat usianya masih muda. Apa yang harus aku lakukan? Aku harus membuktikan perkataan Rania, jika benar Rosella ingin menjebakku, aku tidak akan bertanggung jawab."