NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romansa Fantasi / Time Travel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:658
Nilai: 5
Nama Author: Wira Yudha Cs

Di kehidupan sebelumnya, Max dan ibunya dihukum pancung karena terjebak sekema jahat yang telah direncanakan oleh Putra Mahkota. Setelah kelahiran kembalinya di masa lalu, Max berencana untuk membalaskan dendam kepada Putra Mahkota sekaligus menjungkirbalikkan Kekaisaran Zenos yang telah membunuhnya.
Dihadapkan dengan probelema serta konflik baru dari kehidupan sebelumnya, mampukah Max mengubah masa depan kelam yang menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 EMOSIONAL

Tanpa Max ketahui, Baron Helios yang sudah kehilangan wajah karena perilaku memalukan putrinya mulai murka dan menunjukkan taringnya. Dia mengutus lebih dari sepuluh

pembunuh bayaran untuk membalas dendam pada pemuda yang telah menolak putrinya.

Bisa-bisanya pendatang baru di wilayah ini menolak putrinya. Siapa dia? Baron Helios semakin murka karena memikirkan hal ini. Padahal, putrinya adalah primadona yang selalu dipuja oleh pemuda-pemuda tampan dari keluarga bangsawan. Lamaran demi lamaran silih berganti berdatangan. Namun, Baron Helios tidak pernah menerimanya. Dia menjadikan hal ini sebagai sebuah

kebanggan. Baron Helios selalu memamerkan

kecantikan sang putri kepada teman-temannya. Akan tetapi, setelah desas-desus mengenai putrinya menawarkan diri untuk menjadi istri kedua dan ditolak menyebar, teman-teman Baron Helios menjadikan hal itu bahan lelucon yang sangat mengerikan. Tidak hanya itu, beberapa pemuda bangsawan yang pernah melamar dan memberikan hadiah, meminta kembali hadiah tersebut dengan tatapan merendahkan.

Kemarahan Baron Helios sudah tidak dapat untuk dibendung. Dia bahkan membunuh dua pelayan yang selalu mengikuti putrinya. Mereka dianggap lalai karena tidak bisa menghentikan sang putri dari tindak bodohnya.

Sementara sang putri yang mendengar bahwa ayahnya hendak membunuh pemuda itu, segera bergegas keluar dari kamarnya untuk menemui sang ayah. Dia memang merasa malu. Namun, entah mengapa dia tidak bisa melupakan pemuda itu begitu saja. Terlebih, pagi ini dia mendengar kabar dari pengawal pribadinya bahwa pemuda itu telah membeli mension bekas keluarga bangsawan Marquees Rozan yang terletak di ujung ibu kota. Sang putri tahu betul, itu adalah mension yang sangat besar dan megah. Pemuda itu pastilah seorang tiran kaya raya yang menyembunyikan identitasnya.

"'Ayah! Apa kamu mengirim seseorang untuk membunuhnya?!" Tanpa sopan santun, sang putri langsung membuka ruang kerja sang ayah.

Baron Helios yang sedang memijat dahi menatap tajam ke arah sang putri. Dia melemparkan gelas kaca ke lantai dengan marah.

"Kenapa? Apa kau tidak senang? Kau ingin pergi lagi ke pemuda itu dan berlutut di bawah kakinya?! Sudah cukup kau membuatku malu! Pergi dan kurung dirimu di kamar! Jangan pernah keluar sebelum aku memerintahkan." Napas Baron Helios menggebu. Dia selalu ingin membunuh orang ketika mengingat perilaku memalukan putrinya itu.

"Suruh orang-orang itu kembali, Ayah! Jangan membunuhnya! Apa kau tahu dia baru saja membeli mension

bekas keluarga Marquees Rozan? Dia sangat kaya dan tampan! Seharusnya Ayah memikirkan cara untuk membuatnya menerimaku sebagai istrinya!" Sang putri mengatakan hal itu dengan berteriak dan wajah memerah. Demi surga, dia sangat menyukai pemuda tampan itu. Apa pun yang terjadi dia tidak akan melepaskannya.

Baron Helios yang sudah mencapai ambang batas kesabaran dibuat semakin murka karena mendengar

teriakan putrinya. Segera dia bangkit dari kursi dan berjalan dengan tegas mendekati satu-satunya darah dagingnya itu.

Satu tamparan keras mendarat di wajah sang putri. Gadis cantik itu tersungkur ke lantai. Dia tertegun. Biasanya sang ayah selalu lembut kepadanya. Kenapa sekarang sang ayah

memperlakukannya seperti ini? Gadis itu meraung dan terisak sembari memegang wajah.

"Ayah!! Kenapa kamu menamparku? Apa kamu sudah tidak

menyayangiku lagi? Wajahku bisa terluka karena tanganmu." Gadis itu masih mampu berucap di sela isak

tangisnya. Baron Helios semakin muak dengan tingkah putrinya. Dia tidak menyangka gadis kecilnya telah berubah menjadi sosok yang bahkan tidak tahu akan kesalahannya. Terbesit rasa sesal di dalam hati Baron Helios karena telah memanjakannya selama ini.

"Kau.... Kau sampah tidak berguna! Siapa yang mengajarimu

perilaku memalukan ini?! Bahkan seorang jalang mempunyai harga diri! Bisa-bisanya kau mempermalukan

keluarga dengan perilaku seperti itu! Ibumu akan menangis di dalam kubur jika tahu putrinya seperti ini! Pergi! Menyingkirlah dari pandanganku!" Baron Helios mencoba mnengatur pernapasannya yang menggebu. Dia berbalik memunggungi sang putri yang masih terisak di lantai. Dia jelas menyayangi anaknya. Namun, dia juga tidak bisa membiarkan putrinya terus bertingkah memalukan seperti ini. Masih mendengar isak tangis sang putri, Baron Helios segera berteriak nyaring memanggil prajuritnya.

"Kurung anak sialan ini di kamarnya!" Perintah Baron ketika dua prajuritnya menghampiri. Sang putri yang masih terisak pilu hanya bisa pasrah ketika diseret paksa keluar dari ruang kerja sang ayah. Meski begitu, dia masih memohon pada Baron Helios untuk memikirkan cara agar dia bisa menjadi istri dari pemuda tampan itu, tentu saja rengekannya diabaikan oleh sang ayah.

"Apa yang telah kuperbuat di kehidupan sebelumnya hingga

memiliki putri seperti itu? Mengapa dia menggila hanya karena melihat pemuda tampan? Apa dia telah dimantarai dengan sihir hitam?" gumam Baron Helios ketika sudah

kembali duduk di kursi kerjanya. Baron Helios memiliki beberapa pemikiran aneh mengenai tingkah sang putri. Namun, dia mengabaikan semua hal itu. Dia pikir, hanya dengan membunuh sumber kekacauan itulah jalan satu-satunya untuk membuat kepalanya menjadi tenang.

.....

Kediaman Duke Froger Anna menghela napas berat usai

menyirami bunga di rumah kaca. Wanita bergaun biru sederhana itu duduk di kursi pendopo yang ada di

dalam rumah kaca ini. Sesekali dia menyesap teh dan memandangi beranekaragam bunga yang mulai tumbuh. Suasananya cukup tenang dan sunyi. Anna tidak membiarkan para pelayannya masuk ke tempat ini. Di saat Anna sedang memperhatikan bunga-bunganya, Bannesa tiba-tiba masuk ke rumah kaca dengan langkah riang dan senyuman. Segera Anna mengalihkan pandang menatap sang adik dengan tatapan lembut.

"Apa yang membuatmu tersenyum bahagia seperti itu?" tanya Anna sembari meletakan cangkir tehnya di atas meja.

Bannesa belum menjawab, dia melangkah cepat dan dudukdi samping Anna. Setelah menyesap teh dari cangkir kakaknya, dia baru tampak tenang dan berusaha mengatur

ekspresi senangnya agar tidak tampak kentara.

"Kak, aku mau tanya satu hal padamu," ujar Bannesa dengan nada misterius. Anna mulai tertarik dan memusatkan atensinya pada sang adik.

"Apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Kakak sudah mencapai usia menikah, bukan?" Anna sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan itu. Namun, dia hanya bisa mengangguk kaku menanggapinya. Melihat reaksi sang kakak, Bannesa tersenyum lebar seraya berkata,

"Aku sudah memikirkan ini berkali-kali, kupikir aku sudah menemukan seseorang yang tepat untuk menjadi calon suami Kak Anna."

"Jangan menjodohkan seenaknya. Apa yang kamu mengerti tentang pernikahan? Itu bukan sesuatu yang bisa dipaksakan," balas Anna sembari menghela napas panjang dan membuang tatapan dari wajah riang sang adik. Dia pikir Bannesa akan mengatakan sesuatu yang penting, ternyata hanya ini. Anna sedikit kecewa dibuatnya.

"Tapi... tapi aku yakin, ketika kakak dan orang itu bertemu, kalian pasti akan segera jatuh cinta." Bannesa masih kekeh akan hal ini. Bannesa sudah memikirkan ini berhari-hari. Dia memikirkan siapa kira-kira pria yang cocok untuk menjadi pendamping kakaknya. Namun, di antara pemuda-pemuda yang mencoba menarik minat sang kakak, Bannesa tidak menemukan sosok yang tepat untuk menjadi suami Anna. Akan tetapi, pikiran anak itu langsung berubah setelah mengingat sosok penyelamatnya. Paman Max memiliki wajah tampan, baik hati, bertempramen kuat, tangguh, dan juga memiliki kekayaan yang tidak diketahui berapa jumlahnya. Bannesa merasa sosok itulah yang paling tepat

untuk menjadi suami kakaknya. Orang itu, pasti mampu untuk menjaga Anna dalam situasi apapun. Itulah yang

Bannesa pikirkan saat itu.

"Berhentilah mengatakan omong kosong. Pergi dan temui Sir Gordon. Kamu pasti telah melewati latihanmu pagi ini." Reaksi Anna tetap dingin. Dia tidak ingin membahas cinta apalagi berpikir untuk jatuh dengan orang lain. Maka dari itu, Anna hanya menganggap omongan Bannesa sebagai omong kOsong belaka.

"Kukatakan ini padamu, Kak. Sejujurnya, sewaktu pulang dari Zenos, aku mengalami tragedi yang sangat mengerikan. Akan tetapi, aku bersyukur karena bisa selamat berkat pertolongan orang itu. Dia merawatku selama di perjalanan.

Dia sangat baik dan bahkan tidak mendesakku untuk mengatakan identitasku yang sebenarnya. Kupikir, dia adalah sosok yang tepat untuk menjadi pendamping Kak Anna, tetapi, seperti yang Kakak katakan, pernikahan bukanlah perihal yang dapat dipaksakan. Aku hanya mengatakannya saja. Mungkin setelah Kak Anna melihat orang itu, Kak Anna akan mempertimbangkannya."

Setelah mengatakan hal itu, Bannesa bangkit dari duduknya

sembari kembali berkata,

"Kalau begitu, aku pergi dulu, Kak. Selamat menikmati waktumu." Anak itu benar-benar pergi tanpa menunggu

tanggapan dari sang kakak. Anna tertegun untuk beberapa saat. Hatinya yang membeku perlahan menghangat. Dia tahu siapa sosok yang dibicarakan sang adik. Anna tidak

menyangka adiknya akan berpikiran seperti itu. Di kehidupan kali ini, Anna tidak terlalu berharap untuk kembali

bersatu. Dia hanya ingin... Sosok itu bisa menjalani kehidupan yang bahagia dengan jalannya sendiri, meski tanpa dirinya.

***

1
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!