Kania Ishaq telah mencintai suaminya Daniel Saliem selama 10 tahun sejak Ia masih Remaja.
Namun, meskipun telah menikah dengan Daniel selama 7 tahun, bahkan Mereka telah memiliki seorang putri yang cantik bernama Elisa Saliem, Tetap saja tidak membuat Daniel bisa mencintainya.
Bahkan selama 2 tahun terakhir, Daniel malah berhubungan dengan adik tirinya Serena Gunawan tanpa malu dihadapannya.
Yang lebih menyedihkan, Putrinya sendiri, Elisa lebih menyukai Serena dibandingkan dirinya.
Akhirnya, Kania menyadari bahwa Ia telah melakukan hal yang sia-sia. Ia meninggalkan karirnya yang cemerlang sebagai dokter spesialis muda genius yang begitu dibanggakan profesornya namun berakhir mengecewakannya hanya untuk mengejar cinta.
Kania mengambil keputusan. Ia lelah mencintai sendirian dan sakit sendirian. Ia memutuskan untuk bercerai dan memulai hidupnya kembali.
Ia tak mau menyia-nyiakan waktunya lagi.
Bagaimana kisah Kania dan Daniel?
Selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 : Mereka Kembali Ke Konoha
Pagi itu Kania tetap kembali ke kantor Salim Group. Namun Ia terlihat lebih santai dan cuek dibandingkan biasanya.
Meskipun di Kantor ini, asisten Daniel yang bernama Fahri mengetahui pernikahannya dengan Daniel, tapi Fahri juga tahu bahwa Daniel tidak menyukai Kania, bahkan membencinya.
Makanya, Orang itu sama sekali tidak bersikap hormat padanya. Sama sekali. Namun karena Kania benar-benar tulus, Ia tetap menunjukkan ke ramah-tamahannya pada semua orang di sekitar Daniel, Ia ingin Daniel melihat sisi terbaiknya.
Setelah dipikir-pikir, Kania merasa sangat konyol. Dia Bertanya-tanya pada dirinya sendiri, Dimana kecerdasannya tertinggal? Di kulkas? Kenapa dia jadi sebodoh itu? Semakin dipikirkan Kania semakin malu.
"Apa Kamu dibayar untuk melamun?"
Panjang umur. Asisten keparat itu datang. Kania memejamkan matanya untuk meredam emosi.
"Maaf, tapi orang yang sedang diam bukan berarti sedang melamun. Pekerjaanku sulit, Kau tahu itu. Hampir semua tugas kesekretariatan di serahkan padaku. Aku memeras otak lebih keras daripada yang lain"
Kania tersenyum. Senyumannya syarat akan sindiran.
Fahri terkejut melihat perubahan Kania, Perempuan ini biasanya hanya akan segera meminta maaf jika di tegur, tapi kenapa tiba-tiba.
"Ada pekerjaan tambahan untukku?"
"Ehem.. Tidak, silahkan lanjutkan pekerjaanmu"
Fahri sedikit salah tingkah dan pergi begitu saja. Kania hanya tersenyum sinis
'Dasar boti'
Sementara itu di Wakanda,
Elisa begitu terburu-buru pergi pagi-pagi sekali untuk pergi bermain bersama dengan Serena, Sampai bi Sari harus berlarian mengejarnya karena Elisa tidak menghabiskan sandwichnya.
"Nona muda, Tidak perlu terburu-buru begini, Anda baru saja makan sedikit, habiskan dulu sarapannya"
"Tidak Bibi, Aku sudah kenyang. Pergilah"
Elisa menjadi kesal. Jarang-jarang Ibunya tidak mengganggunya dengan telepon di pagi hari, Jika Ia tidak segera pergi, maka Ia harus meluangkan waktu yang lama untuk mengobrol dengannya. Dan Elisa tidak mau, Ia pasti akan sangat bosan dan bisa terlambat untuk bertemu Serena.
Melihat tingkah Putrinya, Daniel yang baru saja keluar dari pintu utama hanya tersenyum tipis. Ia kemudian meminta bi Sari untuk meninggalkan Elisa.
Bi Sari pun dengan patuh melakukan perintah Tuannya dan kembali masuk ke dalam rumah.
"Kenapa buru-buru sekali. Ini masih Pagi, Tante Serena mungkin belum bangun"
"Tidak apa-apa Ayah, Ayo kita segera jemput Tante, Aku kangen"
"Baiklah, Ayo pergi. Mmm.. Mamamu tidak menelepon?"
Daniel bertanya karena sepertinya Ia tidak mendengar Elisa mengobrol di telepon seperti biasanya di pagi hari ini.
"Tidak Ayah, Mama pasti sedang sibuk. Aku sangat senang, jarang-jarang Mama sibuk seperti ini"
Mendengar jawaban putrinya, Daniel sedikit mengerutkan keningnya.
Ia tentu terkejut mendengar jawaban Elisa, Karena Kania tidak mungkin tidak melewatkan kesempatan untuk mengobrol dengan Elisa.
Tapi, Mungkin saja benar apa yang dikatakan oleh Elisa, Kania pasti sedang sibuk.
Daniel pun tidak terlalu Memperdulikan nya. Ia kemudian segera menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan rumah itu untuk menjemput Serena.
*****
"Ada apa denganmu? Kenapa terlihat sedih?"
Tanya Daniel begitu sampai di rumah setelah seharian bermain dan jalan-jalan bersama Serena dan Elisa.
"Ayah, Tante Serena akan pindah ke Kota Konoha, Kenapa? Aku akan kehilangan Tante, Aku tidak mau, Ayah!"
Elisa pun mulai terisak-isak. Daniel menggelengkan kepalanya dan mengelus rambut putrinya dengan lembut.
"Jangan khawatir, Kita juga akan pindah kesana"
"Apa?? Benarkah? Ayah nggak bohong? Kenapa tadi Tante Serena nggak bilang?"
"Ya, ini kejutan. Tante Serena belum tahu"
"Yeayyy!! Aku tahu, Aku tahu! Tante Serena pindah kesana makanya Ayah juga pindah kan?"
Seru Elisa begitu gembira. Daniel mengangguk.
"Aku sayang Ayah!!! Ayo kita beritahu Tante Serena "
"Baiklah, Terserah Kamu saja, Kamu hubungi tante Serena"
"Oke Ayah!!!"
"Baiklah, naiklah ke Kamarmu, Bi Sari akan membantumu mandi dan tidurlah lebih awal. Karena besok Kita akan pergi ke Konoha"
" Baik Ayah!" Elisa memeluk Ayahnya kemudian dengan riang naik ke atas menuju Kamarnya.
Sementara Daniel menuju ruang kerjanya untuk menyelesaikan sebagian pekerjaannya sebelum kembali ke Konoha.
Ia melihat ada beberapa email yang masuk. Salah satunya dari Kania?
Daniel mengernyit. Kalau ada hal penting, kenapa tidak menghubunginya saja.
Daniel pun mengabaikan email itu dan membuka email yang lainnya dari client-clientnya.
Sampai pagi harinya tiba.
Elisa sedang bermanja-manja di pelukan Serena, Sementara Daniel sibuk bertelepon.
Semua orang yang berada di ruang tunggu VIP itu melihat mereka bertiga dengan tatapan iri.
Si Pria tinggi dan tampan rupawan.
Si wanita juga cantik dan penampilannya menawan.
Sementara ada anak kecil diantara Mereka yang sangat lucu dan manis.
Benar-benar keluarga idaman yang tampak sangat harmonis.
"Tante, Aku senang sekali bisa terus dekat dengan Tante!"
"Tante juga, Elisa sangat imut dan manis, Tante sangat gemas!"
"Terima kasih Tante, Aku sayang sekali sama Tante Serena!"
Serena tersenyum manis, namun senyumnya itu mengandung kepuasan yang tidak terbendung.
'Kania, Suamimu tergila-gila padaku, Anakmu begitu menyukaiku. Aku ingin lihat bagaimana hidupmu setelah ini'
Serena membatin.
Sementara itu Kania tengah melakukan panggilan Video dengan gurunya. Profesor Hasan. Profesor Hasan adalah tokoh yang sangat penting dalam dunia tekhnologi dan kecerdasan buatan di negara Konoha, bahkan begitu di segani di luar negeri karena berhasil membangun raksasa teknologi negara Konoha yang sangat bermanfaat dalam berbagai aspek, seperti pendidikan, manufacturing serta dalam bidang pertahanan dan keamanan negara yaitu kekuatan militernya.
Bahkan Profesor Hasan bisa menjadikan Konoha pelopor untuk menguasai berbagai produksi kecerdasan buatan serta perlahan melepaskan ketergantungan dari kebutuhan import dari luar negeri untuk berbagai perangkat lunak dan perangkat keras untuk berbagai produk elektronik, ponsel pintar, bahkan otomotif.
Itu sebabnya, Beliau menjadi salah satu pahlawan negara dan dilindungi oleh pemerintah karena bakat dan kecerdasannya yang langka.
Begitu pula dengan murid-muridnya. Murid profesor Hasan tidak banyak, bahkan setelah kepergian Kania, Profesor Hasan tidak memiliki murid baru yang berbakat. Alex termasuk murid Profesor Hasan yang cukup dikenal. Apalagi setelah peluncuran G-I-P yang merupakan terobosan software paling menggemparkan 8 tahun yang lalu atas nama perusahaan Guardian Group.
Padahal G-I-P merupakan hasil ciptaan dari Kania. Alex hanya bagian kedua untuk penyempurnaan hingga peluncurannya.
Jika saja Kania memiliki ambisi untuk terus berkembang, Ia mungkin sudah sejajar dengan Prof. Hasan.
Bagaimana tidak, Ia menciptakan G-I-P saat usianya masih 17 tahun!
"Kau yakin akan melanjutkan karirmu? Kamu tertinggal cukup jauh Kania"
Profesor Hasan berkata dengan terus terang. Inilah sifat seorang Profesor Hasan . Tegas, dingin, tidak suka basa basi.
"Saya tahu Prof. Maafkan Saya."
"Apa gunanya minta maaf. langsung saja, Apa yang bisa kamu tunjukkan padaku"
Kania menghela nafas.
" Saya sudah membuat ide proyek baru setelah beberapa hari ini mempelajari perkembangan teknologi saat ini. Saya mohon guru... Guru bersedia menilainya untuk Saya. Jika menurut Guru itu layak, Saya dan Kak Alex akan segera merealisasikannya"
"Ok. Kirimkan Makalahnya padaku. Aku akan memeriksanya. Ku kabari besok"
"Baik guru. Te-terima kasih"
Kania terbata, matanya berkaca-kaca karena terharu. Ia tidak menyangka Gurunya bisa memaafkannya semudah ini. Meski wajah dan sikapnya sangat garang, Profesor Hasan paling menghargai nya. Ia tahu itu.
"Tidak masalah. Setidaknya, Aku senang karena Kamu sadar akan kemampuanmu. Aku menunggumu selama ini. Dan Akhirnya Kamu kembali. Selamat datang. Jangan kecewakan Aku lagi"
"Saya berjanji Guru"
Bersambung.
wah keren ,,KK iparku jg kerja di Hongkong