Pernikahan yang begitu dijaga oleh Olivia harus hancur karena sang suami menduakannya, lebih parah lagi sang suami selingkuh dengan anak magang di tempat mereka bekerja, Olivia tentu saja tidak terima, ia memutuskan untuk bercerai dari sang suami.
Setelah bercerai, Olivia tidak tinggal diam, ia memikirkan rencana untuk membalas sakit hati yang ia alami, Olivia dengan sengaja mendekati seorang pria yang statusnya lebih tinggi dari mantan suaminya.
Bagaimana kelanjutannya? apa yang direncanakan Olivia? siapakah pria yang didekati Olivia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Menikmatinya
"Tuan Elard itu baik, tapi jahat. Bagaimana ya Papa jelasinnya. Karakter Tuan Elard itu susah ditebak, Tuan Elard itu baik dengan orang-orang tertentu, untuk orang asing biasanya Tuan Elard akan bersikap dingin dan cuek apalagi kalau membahas bisnis, sudah dapat Papa pastikan Tuan Elard itu kejam, sebelumnya Papa pernah dengar dari mantan mertuamu kalau Tuan Elard pernah menolak mentah-mentah proposal kerjasama yang diajukan mantan mertuamu karena judul proposal yang tidak menarik kata Tuan Elard bahkan Tuan Elard belum membuka proposal tersebut dan dengan tega mengusir mantan mertuamu," ucap Papa Adrian.
"Serem juga ya, Pa," ucap Olivia yang merinding mendengarnya.
"Kamu gak usah khawatir, kita sekarang sudah bekerjasama dengan Evandra grup, biasanya kalau udah kerjasama Tuan Elard gak akan langsung ngusir kok selama kita gak bikin masalah, tapi sekarang lihat justru kerjasama kita sukses," ucap Papa Adrian.
'Kalau sampai aku di usir awas aja,' batin Olivia.
Siang harinya, setelah makan siang. Olivia pergi ke Evandra grup, Olivia sudah menelpon Elard, namun Elard tidak mengangkatnya sehingga Elard tidak tau jika Olivia saat ini akan pergi ke kantornya.
Tak butuh waktu lama, Olivia pun sampai di Evandra grup, begitu Olivia masuk, semua karyawan disana menunduk sopan pada Olivia, Olivia yang diperlakukan seperti itupun gugup.
Olivia berjalan menuju resepsionis, namun belum sampai Olivia pada meja resepsionis sang resepsionis sudah terlebih dahuku menghampiri Olivia.
"Nona, ingin bertemu dengan Tuan Elard?" tanya resepsionis.
"Iya, apa Tuan Elard ada?" tanya Olivia.
"Tuan Elard ada Nona, mari saya antarkan," ucap resepsionis dan diangguki Olivia.
Olivia berjalan mengikuti resepsionis, keberadaan Olivia tentu saja menarik perhatian para karyawan, namun Olivia mencoba untuk tidak mempedulikannya lagipula meskipun karyawan disana menatapnya aneh, tapi mereka tetap bersikap sopan pada Olivia.
lift yang membawa Olivia pun sampai di lantai kantor Elard, Olivia ditemani resepsionis melangkah menuju ruangan Elard. Namun, belum sempat mereka sampai di depan ruangan Elard, terdengar suara Elard yamg tengah marah, entah apa yang membuatnya marah, namun suara tersebut cukup menakutkan.
Olivia memberanikan diri untuk mendekati suara tersebut, namun resepsionis menahannya dan meminta Olivia menunggu di ruang kerja Elard, sayangnya Olivia menolak dan kembali mendekati suara Elard.
Olivia mendekat pada tembok dan dibalik tembok tersebut, Olivia melihat Elard yang melempar tumpukan kertas dengan emosi, Olivia yang melihat amarah Elard begitu gugup dan gelisah karena kemarahan Elard, ditambah ia harus bertemu Elard dan pasti akan sulit untuk membahas kerjasama karena keadaan Elard yang tengah emosi.
"Aku datangnya gak tepat banget, Elard lagi marah bisa-bisa kerjasama ini gagal. Apa aku datang besok aja ya," gumam Olivia.
Olivia yang melamun tiba-tiba terkejut dengan bentakan Elard, "Kalian kalau kerja cuma buat gaya-gayaan mendingan pergi dari sini, saya gak butuh orang kayak kalian!" bentak Elard.
"Tuan Elard tidak bisa menyalahkan kami, Tuan Elard sendiri yang meminta untuk memotong anggaran supaya mempermudah rekapan kita," ucap seorang pria dengan begitu berani.
"Kau tau aku meminta untuk kau memotong berapa anggarannya? aku memintamu untuk memotong 15 persen, bukan 50 persen, dasar b*jingan!" bentak Elard dan mendorong pria tersebut hingga tersungkur di lantai.
Namun, Elard terlalu keras mendorong pria tersebut hingga pria tersebut jatuh tepat di hadapan Olivia.
Elard yang melihat Olivia pun terkejut lalu dengan cepat ia merubah ekspresi menakutkannya tadi dengan ekspresi yang begitu lembut, tak lupa Elard menghampiri Olivia.
"Ada apa kesini?" tanya Elard dengan begitu lembut.
Perubahan sikap Elard tentu saja mengejutkan semua orang yang ada disana, kecuali Vano karena ya Vano tau hubungan Tuannya dengan Olivia.
"Tuan Elard sibuk ya, saya akan datang kembali besok saja," ucap Olivia yang sedikit takut pada Elard.
"Tidak, aku tidak sibuk. Vano, urus dia," ucap Elard.
"Baik, Tuan," jawab Vano.
Elard pun menarik tangan Olivia dan membawanya masuk kedalam ruangannya, "Ada apa hem?" tanya Elard ketika mendudukkan Olivia pada kursi kebesarannya.
"Aku ganggu ya, maaf ya aku tadi udah coba nelpon, tapi gak dijawab," ucap Olivia.
"Maaf ya, aku gak bawa ponsel," ucap Elard dan melirik pada ponselnya yang ada diatas meja kerjanya.
"Kedatanganku sebenarnya buat bahas kerjasama kita," ucap Olivia.
"Kenapa?" tanya Elard.
Setelah itu, Olivia pun menjelaskan semuanya pada Elard. "Bagaimana?" tanya Olivia.
"Aku setuju, berapapun penambahan stoknya, setelah ini kalau ada apa-apa, kamu gak usah minta pendapatku, semuanya tergantung sama kamu, kalau kamu rasa kurang ya kamu tambahin aja, aku bakal setuju," ucap Elard.
"Gak bisa gitu dong, nanti aku dikiranya gak profesional," ucap Olivia.
"Aku gak masalah, semua keputusanku sekarang ada ditangan kamu," ucap Elard.
Olivia menatap lekat wajah tampan kekasihnya itu, "Ada apa?" tanya Elard.
"Kamu bisa gak sih gak usah nyebelin, pokoknya aku mau kerjasama kita gak usah dikaitkan dama hubungan kita, aku ini sedang bersikap profesional tau," ucap Olivia.
"Kalau kamu bersikap profesional bukankah kamu harusnya manggil aku Tuan Elard seperti saat pertama kali kita bertemu," jawab Elard.
Elard tidak tau saja, jika jawabannya berhasil membangkitkan amarah Olivia. "Kalau begitu, semuanya terserah Tuan Elard, saya hanya mengikuti saja. Karena sudah tidak ada yang perlu dibahas lagi, saya pergi dulu," ucap Olivia sipan.
Tentu saja perubahan Olivia dapat dirasakan Elard, ia segera mengejar sang pujaan hati yang akan meninggalkan ruangannya. "Maaf, aku tadi cuma bercanda sayang," ucap Elard.
"Maaf atas ketidaksopanan saya tadi Tuan," ucap Olivia dan berusaha melepaskan cekalan tangan Elard.
"Sayang, maaf. Jangan ngambek ya," ucap Elard.
"Maaf Tuan, saya harus pergi," ucap Olivia.
Namun, Elard tidak membiarkan Olivia pergi, Elard justru menarik tangan Olivia ke sofa hingga Olivia duduk di pangkuannya dan dengan cepat Elard mengecup bibir Olivia, kecupan lembut itu perlahan berubah menjadi l*matan yang begitu memabukkan bahkan Olivia sudah terbuai olehnya hingga akhirnya Olivia tidak sanggup lagi, barulah Elard melepaskan pagutan itu.
"Kamu nih kalau ny*um ganas banget, udah lama gak ci*man ya sampai ganas gitu," omel Olivia karena merasakan kebas pada bibirnya.
"Tapi, kamu menikmatinya," ucap Elard.
"Aku gak bisa lepas yaudah aku nikmatin aja," ucap Olivia.
"Bagus," jawab Elard.
Tak lama terdengar suara Vano dibalik pintu, "Tuan, perwakilan dari Brata grup datang untuk menemui Tuan," ucap Vano.
"Siapa perwakilan mereka?" tanya Elard.
"Albert, Tuan," jawab Vano.
Sebelum menjawabnya, Elard melihat Olivia dan ketika melihat Olivia menganggukkan kepala barulah Elard menyuruh Albert masuk. Namun, Olivia terlebih dahulu duduk di kursi kebesaran Elard dan membelakangi sofa, sedangkan Elard masih berada di sofa.
.
.
.
Bersambung.....
tapi semua laki gila perempuan maunya cewek baik-baik buat pasangannya
egois ga sih begitu
jangan sampe deh
kayak elard setia Ama juniornya
lanjut kak thor...
smngat
😄😄
lanjut thor...💪
aku suka nich dngan karakter si oliv,, tegas ..
lnjut up..