NovelToon NovelToon
My Man

My Man

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Persahabatan / Romansa
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Karena mantan pacarnya, di mata Elizabeth semua pria itu sama saja. Bahkan setelah putus, dia tidak ingin menjalin hubungan asmara lagi. Namun, seorang pria berhasil membuatnya terpesona meski hanya satu kali bertemu.

"Aku tidak akan tertarik dengan pria tua seperti dia!"

Tapi, sepertinya dia akan menjilat ludahnya sendiri.

"Kenapa aku tidak boleh dekat-dekat dengannya? Bahkan tersenyum atau menatapnya saja tidak boleh!"

"Karena kamu adalah milik saya, Elizabeth."

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Oh, Elizabeth? Kamu di sini?"

Elizabeth tersenyum melihat Batara. Mereka berada di depan lorong menuju toilet.

"Iya, saya ada pertemuan di sini," jawab Eliza seadanya. "Pak Batara sendiri, sedang apa?" Dia balik bertanya, hanya sekedar basa-basi.

Batara mengangkat bahunya acuh. "Makan," jawabnya lalu terkekeh.

"Ah, begitu ...."

"Baiklah, kalau begitu sayaa pergi dulu, Pak Al pasti sudah menunggu," lanjut Elizabeth.

"Aku ikut, aku ingin bertemu dengan Altezza," ujar Batara dan Eliza mengangguk saja, mereka pun berjalan beriringan menuju ruang VIP tadi.

"Oh ya, Eliza. Bolehkah aku meminta nomor ponselmu?" Batara mengusap belakang lehernya, canggung. "J–jangan salah paham dulu! Aku hanya ingin menambah teman saja. Boleh, kan?"

Alasan yang sama seperti Garuda. Tapi, Eliza pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kapan lagi ada pria tampan meminta nomor teleponnya? Kalau Lucina tau, perempuan itu pasti akan tantrum.

"Tentu," jawab Eliza, dengan senang hati dia mencatat nomornya di ponsel Batara.

"Terima kasih," ucap Batara dengan senang. Wajahnya berseri seolah baru saja mendapatkan harta karun.

"Satu lagi ..." Batara mengangkat jari telunjuknya. "Tolong jangan terlalu formal denganku. Apalagi sampai memanggil 'Pak', aku tidak setua itu, Eliza." Dia terkekeh kecil mengingat bahasa yang digunakan oleh Elizabeth jika bicara dengannya.

"A–ah, baiklah, maaf jika membuat An– kamu tidak nyaman," ujar Eliza sedikit canggung.

Batara mengangguk dengan senyumam. "Tidak apa-apa." Tangannya menepuk-nepuk pelan puncak kepala Eliza.

Elizabeth tersenyum malu, mimpi apa dia semalam sampai Batara menepuk-nepuk kepalanya seperti ini? Eliza ingin melayang saja rasanya.

Faktanya, setampan apapun Altezza, tetap Batara lah yang sempurna di mata Eliza. Batara itu tampan dan ceria, tidak seperti Altezza yang tidak bisa caranya tersenyum. Bagi Eliza, percuma tampan kalau tidak ramah dan tidak murah senyum.

Sesampainya di ruang VIP, Eliza masuk sedangkan Batara hanya menunggu di luar.

"Sudah?" tanya Altezza. Pria itu berdiri sembari merapikan jasnya.

Elizabeth mengangguk. "Sud—"

"Maaf, Pak Altezza." Arhan menyela. "Saya ingin bicara sebentar dengan Elizabeth, apakah bisa? Hanya sebentar saja. Kebetulan kami berteman," ujarnya meminta izin.

Eliza mengerutkan keningnya. Berteman katanya? Dasar pria sinting!

Altezza melirik Eliza yang hanya diam saja. "Elizabeth?" panggilnya membuat Eliza tersentak.

Gadis itu berdeham sebentar, lalu menatap Arhan dengan santai. "Apa yang ingin Anda bicarakan, Pak Arhan? Bukankah kita sudah bicara tadi?"

Arhan tersenyum canggung. Tentu saja canggung, kenapa Eliza bicara sangat formal padanya? Terasa sedikit ... aneh.

"Ah, itu ... ada yang ingin saya tanyakan," jawab Arhan.

"Tapi, Pak Altezza sedang buru-buru dan beliau harus kembali ke kantor bersama saya. Jadi, saya tidak bisa," jawab Eliza pada akhirnya. Yang benar saja dia akan menerima ajakan Arhan!

Altezza tersenyum tipis. "Kami permisi," ujarnya tanpa menunggu jawaban Arhan.

Melihat sang bos sudah keluar, Eliza pun segera mengikutinya, meninggalkan Arhan dan Martin yang terdiam di sana.

"Eliza benar-benar sudah berubah," bisik Martin. Dia dan Arhan memang berteman, jadi, Martin lebih sering menggunakan bahasa non formal.

Arhan menghela nafas kasar. "Dia seperti menghindari ku, Martin."

"Tentu saja! Memangnya siapa yang ingin bersikap ramah pada mantan yang tega meninggalkannya menikah?!" sinis Martin. Dia merapikan tasnya lalu segera pergi dari sana.

Arhan berdecak kesal dan segera menyusul teman yang menjadi asistennya itu.

Eliza masuk ke dalam mobil dengan wajah cemberut. Altezza menyadari, tapi dia hanya diam saja.

Pertemuan singkat ini hanya menghabiskan waktu satu jam, dan itupun memakan waktu karena mereka harus makan bersama lebih dulu. Ini adalah pertemuan singkat yang pernah Eliza ketahui. Sampai sekarang dia tidak tau kenapa Altezza begitu mudah memutuskan menolak tawaran Arhan.

"Eh, kenapa ke sini, Pak?" tanya Eliza, bingung saat Altezza menghentikan mobilnya di sebuah toko kue. Bukan hanya kue saja, di sana juga ada donat, roti, dan es krim. Dan toko itu adalah salah satu toko kue terkenal di kota ini, dan tentunya sering dikunjungi selebritis ataupun artis.

"Ayo," ajak Altezza tanpa menjawab pertanyaan sang sekretaris.

Wajah Eliza yang tadinya cemberut, kini langsung sumringah saat mencium aroma khas kue. Dia berjalan di belakang Altezza dengan senyum mengembang. Ada apa dengan bosnya ini? Mengapa tiba-tiba mengajaknya kemari?

Kedatangan Altezza benar-benar disambut oleh pegawai di sana, tentu saja mereka tau siapa Altezza.

"Strawberry cake satu, kirimkan ke alamat ini." Altezza menyerahkan kartu berisi alamat rumahnya pada salah karyawan yang melayaninya.

"Baik, Tuan."

Eliza sama sekali tidak menyimak percakapan keduanya, dia sudah memisahkan diri dari Altezza, menuju rak-rak berisi roti yang dikemas dalam plastik. Melihat bentuk-bentuk nya yang lucu, Eliza tidak tahan untuk mengambilnya. Dia memasukkan beberapa roti ke keranjang, tak lupa sekotak donat dan mini chocolate cake yang dia dapatkan di lemari kaca.

"Ini benar-benar surga," gumamnya dengan mata berbinar. Dirasa sudah cukup, dia pun segera menuju kasir, namun, Eliza baru sadar jika dia datang bersama Altezza. Gadis itu berbalik dan langsung mendapati Altezza di belakangnya.

"Hehehe ... saya hampir lupa ada Pak Al di sini," katanya cengengesan.

Altezza hanya menatapnya datar, dia berjalan ke meja kasir dan mengeluarkan black card miliknya.

"Bayar untuk pesanan saya dan dia," ucap Altezza pada si kasir.

Eliza terbelalak saat Altezza menunjuknya. Gadis itu hendak menolak, tapi Altezza lebih dulu mengambil keranjangnya dan meletakkannya di meja kasir.

"Pak ...," cicit Eliza, tanpa sadar dia menarik ujung jas Altezza.

"Ambil kartunya, saya tunggu di mobil," kata Altezza lalu berjalan ke luar.

Eliza cemberut, kenapa bosnya itu seenaknya sendiri, sih! Tapi, kemudian dia tersenyum senang, karena lagi-lagi mendapat gratisan.

"Lumayan, hemat," batinnya.

Di mobil, Altezza menunggu sambil memainkan ponsel. Bukan tanpa alasan dia mengajak Eliza ke sini. Setaunya, saat Gaby sedang kesal, ia pasti akan memakan makanan manis. Jadi, Altezza melakukan hal yang sama untuk Eliza, membawanya ke toko kue. Dia hanya tidak ingin di kantor nanti Eliza terus cemberut dan akan mempengaruhi pekerjaan. Ternyata rencananya berhasil, Eliza benar-benar sumringah dan tidak cemberut lagi saat memasuki toko kue. Karena tidak mau membuat gadis itu bingung, jadilah Altezza memesan strawberry cake untuk mommy nya.

"Ini, Pak. Terima kasih traktirannya, hehehe ...." Eliza menyengir lebar seraya memberikan kartu milik Altezza tadi.

Altezza menanggapi dengan anggukan singkat. Dia segera melakukan mobilnya pergi dari sana. Sedangkan Eliza sibuk mencoba roti yang dia beli.

"Karena saya baik hati, saya akan memberi ini untuk Pak Altezza. Dua cukup, kan?" Eliza menyodorkan dua roti pada pria itu. Matanya mengerjap saat Altezza hanya meliriknya.

Tak kehilangan ide, Eliza pun membuka laci dashboard dan memasukkan roti tersebut di sana.

"Kalau sedang lapar, makan saja rotinya. Umm ... sepertinya roti itu bisa bertahan dua sampai tiga Minggu?" ujarnya sedikit ragu. "Tapi, jika tidak ingin rotinya basi, Bapak harus cepat-cepat memakannya untuk mendapatkan rasa yang enak," lanjut Eliza.

Lagi-lagi Altezza tidak menanggapi. Hal itu membuat Eliza berdecak. Dia membuka salah satu roti dan mengambil sedikit lalu ia sodorkan ke arah Altezza. "Aaaa ... ayo buka mulutnya, biar saya suapi," ujarnya sambil tersenyum lebar.

Tanpa ragu Altezza membuka mulutnya menerima suapan roti dari Elizabeth.

"Enak?"

Altezza mengangguk menjawab pertanyaan gadis itu. Hanya anggukan singkat, tapi mampu membuat Eliza bersorak kecil, kegirangan. Dia pun kembali menyuapi Altezza hingga habis satu roti.

"Minumnya— astaga! Hanya tersisa ini ternyata, saya lupa membeli yang baru." Eliza menepuk jidatnya. Cuma ada setengah botol air yang dia miliki, dan itupun bekasnya.

"Nanti—"

Ucapan Eliza terhenti saat Altezza tiba-tiba mengambil botol di tangannya dan meminum airnya begitu saja. Bahkan Altezza mengabaikan Elizabeth yang sudah seperti cacing kepanasan, untung saja sedang lampu merah.

"Pak! Astaga ... itu bekas bibir saya!" Eliza menjambak rambutnya dengan wajah shock. Alay memang.

"Lalu?" balas Altezza, dia membuang botol kosong tersebut ke tempat sampah kecil yang ada di dalam mobil.

Eliza menggigit kukunya dengan wajah panik.

"Kata Senna, jika seseorang minum atau makan sesuatu di benda bekas kita, artinya secara tidak langsung kami berciuman! Aku ... dan ... P–pak Altezza ... t–tidak! Senna pasti bohong soal ini!" batinnya panik.

Secara tidak langsung mereka berciuman? Demi apapun Elizabeth rasanya ingin pingsan sekarang!

Bersambung...

1
yourheart
luar biasa
vj'z tri
🏃🏃🏃🏃🏃🏃 kaborrrrr 🤣🤣🤣
vj'z tri
semalam aku mimpii mimpi buruk sekali ku takut berakibat buruk pula bagi nya ,kekasih ku tercinta yang kini di depan mata asekkk 💃💃💃
vj'z tri
walaupun sedikit kan judul nya tetap terpesona aku Ter pesona memandang memandang wajah mu yang ganteng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
dyarryy
mumpung hari senin, yuk vote dulu🥰🥰
vj'z tri
jangan menilai dari cover nya pak bos 🤭🤭🤭
vj'z tri
byar koe ndok 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 gak boleh bawa contekan kah 🤗🤗🤗
vj'z tri
😅😅😅😅😅😅😅😅😅sabar sabar sabar
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aku hadir Thor bpembukaan yang kocak
yourheart
lanjutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!