NovelToon NovelToon
Perjalanan Seraphina

Perjalanan Seraphina

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Angst / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:765
Nilai: 5
Nama Author: miao moi

Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.

Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?

Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.

Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.

Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Juan yang bodoh?

Juan memegang amplop putih di tangannya, ia hanya bengong menatapnya. ia tak membuka amplop itu, ia ragu untuk membukanya. Meski ia sebenarnya sangat penasaran isi dari kebenaran yang ada di amplop itu. Sesaat kemudian setelah ia berperang dengan pikirannya, ia memutuskan ... tangannya merobek ujung amplop itu, lalu membacanya.

Perempuan itu benar mengandung anaknya. Bibirnya tersenyum dengan sendirinya tanpa ia bisa tahan. Tapi, senyuman itu langsung lenyap. Karena ... jika dia bisa mempunyai anak maka Kana....

Juan tertunduk, ia menghela nafas dengan gusar, ia menjambak rambutnya sendiri. Ia tidak tahu bagaimana ia akan kembali membicarakan masalah ini kepada Kana. Ia mengecap mulutnya, ia ingin merokok.

Klak. bunyi pintu terbuka membuat Juan menoleh, ia melihat Kana yang mendekat dengan ragu-ragu.

"Aku ingin pergi ...," Kana terdiam melihat kondisi kusut Juan, "ada apa?" Tanya Kana, sambil menaikkan alisnya, melihat Juan yang kacau menjambak rambutnya sendiri. Tadinya ia akan berkata lain. Mata Kana beralih kepada amplop yang tergeletak mengenaskan bersama surat di atasnya yang baru dibuka.

Kana terpaku melihatnya, sebuah pemahaman terlintas di benak, "Sudah ada kabar?!"

Itu bukan pertanyaan, Juan tahu itu. Itu adalah pernyataan.

"Apa katanya?" Tanya Kana lagi.

Juan tidak menjawab. Ia takut untuk menjawabnya, takut kembali melukai hati Kana. Tapi dengan diamnya Juan membuat Kana langsung mengerti jawabannya.

"Aku tenyata!" Kata Kana dengan nada kecut membuat hati Juan pedih.

Air mata Kana mengalir tanpa halangan di pipinya. "Ternyata aku! Tentu saja itu aku!" Kana tergelak lalu menangis, ia tidak tahu ingin tertawa atau histeris. Lutut Kana melemas lalu ia jatuh terduduk. Juan dengan cepat menghampirinya.

"Kana sayangku ... Ini tidak ada artinya! Toh kamu sudah mempunyai anak, kita akan menjadi orang tua dari anak-anak ini. Ini bukanlah arti yang buruk!" Juan bersimpuh di hadapan Kana.

Perkataan itu tidak menyembuhkan kesedihan Kana, malah makin membuat Kana menjadi tambah sakit. Karena itu artinya ia tidak akan pernah mempunyai anak dari darah dagingnya sendiri. Kana menjatuhkan dirinya, dahinya menyentuh lantai, hatinya amat sakit lalu ia kemudian menangis meraung-raung.

Juan takut melihat Kana seperti itu. melihat Kana membuatnya ikut menangis. "Jangan menangis Kana, sayangku padamu tidak akan berubah."

Kana yang mendengarnya malah makin menangis meraung-raung. Dadanya sakit Sesaat setelah ia lelah menangis, ia kemudian berkata kepada juan," anak itu benar kamu akan mengambilnya?"

"Benar." Ucap Juan langsung.

"Aku setuju untuk mengasuhnya."

Juan melongo lega mendengarnya, ia langsung tersenyum tanpa bisa ditahan setelah mendengarnya.

Kana menatap nanar kepada Juan yang tersenyum," kau percaya padaku untuk mengasuhnya? Dia bukan anakku!"

Juan menatap Kana dengan sorot bingung.

Kana tergelak dengan sedih melihatnya. "Dia bukan anakku! Dia anak kamu dari perempuan lain. Faktanya saat ini ... aku sangat marah padamu karena kamu selingkuh sampai mempunyai anak dari perempuan lain. Mengapa kamu tidak berpikir aku akan membenci anak itu?!"

Sesuatu pemahaman terpancar dari wajah Juan dengan jelas. Membuat Kana mendengus sinis melihatnya. Ia ingin kembali meraung-raung tapi lelah. Ia hanya bisa menangis dalam diam.

"Kau akan memberikan anak itu seolah kau memberikan hadiah kepada diriku. Betapa kau memandang remeh diriku ... Juan?" Tanya Kana dengan pilu. Kana menutupi wajah dengan tangannya, ia kembali menangis.

"Maafkan aku Kana. Aku tidak berpikir seperti itu. Aku sangat tahu kamu menginginkan seorang bayi. Aku tiba-tiba dikabari aku akan mempunyai bayi. Awalnya aku tidak mau bayi itu. Tapi saat aku ingat kamu yang begitu ingin bayi itu, aku hanya berpikir mengapa aku tidak berikan saja padamu?!"

Juan menunduk dengan dalam, ia mengusap wajahnya dengan frustasi. "Maafkan aku yang terlalu sombong ini Kana—"

Kana tidak menjawab. ia memilih beranjak pergi lalu keluar dari ruangan kerja pribadi juan, ia lalu membanting pintu nya. Kana dengan tergesa-gesa memasuki kamarnya lalu menjatuhkan dirinya di atas kasurnya. Ia sungguh tidak tahan lagi mendengar suara Juan, ia sekarang muak.

°°°°°°°°°°°°

Juan menatap kosong kearah jendela. Ia sibuk melamun dengan pikiran rumit, sangat rumit untuk bisa diselesaikan. Hujan dan angin kencang menampar jendela, tapi itu malah membuat juan makin melamun. tiba-tiba matanya menangkap siluet orang yang berlari dengan kencang kearah rumahnya.

Dahi Juan berkerut, ia bertanya-tanya siapa orang yang tengah malam datang di tengah cuaca begini. Mata Juan menatap dengan fokus, ia penasaran siapa orang itu. Akhirnya Juan mengetahuinya saat orang itu sudah sampai depan teras rumah. Orang itu adalah orang khusus yang dia utus untuk mengamati perempuan yang sedang hamil anaknya.

Dahi Juan makin kerut dalam, raut wajah orang itu membuatnya penasaran, ada informasi apa gerangan dari orang itu sampai malam-malam kesini. Ia mengambil jubahnya, juan memutuskan untuk keluar

Ia sedang berjalan turun saat melihat orang itu sudah masuk ke rumahnya, tersengal-sengal lelah karena berlari. "Mengapa kau kemari drew?" Tanya Arkan.

Drew yang kelelahan itu tak sanggup menjawab malah mengulurkan tangannya yang terdapat amplop di tangannya. Juan mengambilnya dengan penasaran lalu membacanya, begitu membaca mulut Juan terperangah terdiam kaku.

"Lalu bagaimana dengan bayi itu?" Tanya Juan setelah beberapa saat.

"Bayi sekarang itu aman, tapi bayi itu lahir dalam keadaan yang tidak sehat." Jawab drew yang menjatuhkan dirinya di kursi tanpa peduli akan basah karenanya.

Juan terpaku menatap drew dengan perasan rumit. Perempuan itu telah meninggal, ia meninggal saat melahirkan anaknya. Ia terlahir lebih cepat daripada perkiraan dokter.

"Bisakah kau memberikan teh? Aku kedinginan!" Keluh drew.

Juan membunyikan lonceng khusus untuk memanggil pelayan. Begitu pelayan datang ia langsung memesan teh untuk drew sekaligus jubah hangat yang diperlukan drew.

"Jika kau disini untuk memberiku info nya. Bagaiman dengan disana? Siapa yang mengamati disana?" Tanya Juan tak senang.

"Sudah ada orang yang menggantikan aku disana." jawab drew sambil menggigil kedinginan.

Juan menghela nafasnya lalu ujung bibirnya naik sedikit. "Setidaknya masalah ini akan sedikit selesai."

Drew memandang Juan dengan sinis. Respeknya kepada Juan hilang, "Setidaknya tunjuk rasa perikemanusiaan untuk orang yang telah melahirkan anakmu. Meski dia bukan orang yang kau cintai."

Juan mengedikkan bahunya." Setidaknya masalahku menjadi lebih gampang."

Drew berdecak tak setuju sambil mengeratkan jubahnya kedinginan. Begitu pelayan datang membawa teh, ia berseru senang langsung menuangkan teh ke cangkir lalu menangkup cangkir itu agar tangannya ikut menghangat. Ia pun menghirup mendesah dengan enak.

"Besok ikut aku kembali ke wilayah itu untuk menjemput anakku!" Kata Juan.

Drew mengangguk mengiyakan, "tapi apakah istrimu setuju?"

Juan menghela nafasnya. "Aku akan sujud padannya!"

1
boing fortificado
Saya begitu bersemangat mengenalkan ini kepada teman-teman.
Yaky De la rosa
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
Graziela Lima
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!