NovelToon NovelToon
Jika Esok Kita Menikah

Jika Esok Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Pertemuan pertama begitu berkesan, itu yang Mada rasakan saat bertemu Rindu. Gadis galak dan judes, tapi cantik dan menarik hati Mada. Rupanya takdir berpihak pada Mada karena kembali bertemu dengan gadis itu.

Rindu Anjani, berharap sang Ayah datang atau ada pria melamar dan mempersunting dirinya lalu membawa pergi dari situasi yang tidak menyenangkan. Bertemu dengan Mada Bimantara, tidak bisa berharap banyak karena perbedaan status sosial yang begitu kentara.

“Kita ‘tuh kayak langit dan bumi, nggak bisa bersatu. Sebaiknya kamu pergi dan terima kasih atas kebaikanmu,” ujar Rindu sambil terisak.

“Tidak masalah selama langit dan bumi masih di semesta yang sama. Jadi istriku, maukah?” Mada Bimantara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 - Rencana (2)

Rindu terheran melihat Mada mengisi keranjang belanja dengan berbagai macam snack. Mereka berada di minimarket tidak jauh dari kosan Rindu. Awalnya menanyakan mana yang Rindu suka dan dijawab dengan semua ia suka. Belum lagi coklat, juice dalam kemasan juga yogurt.

“Pak Mada suka cemilan?” tanya Rindu.

“Ck, coba panggilan kamu tuh dirubah, manggil pacar bapak. Berasa punya anak bukan pacar. Yang mesra dong, sayang atau cinta.

Rindu tertawa sambil menutup mulutnya. “Gimana ya, kayak aneh aja manggil sayang.”

Mada meletakan keranjang yang dia pegang lalu menghampiri Rindu. “Makanya dibiasakan, ayo panggil aku sayang.”

“Hm, kalau Bang Mada?” Mada menggeleng.

“Kak Mada?”

“Jangan, kayak Gita aja panggil aku kakak.”

“Gita?” tanya Rindu.

“Iya, aku ada dua adik, cewek semua. Nantilah aku kenalkan. Jangan kakak, agak gimana gitu. Berasa pacari adik sendiri.”

“Mas Mada, gimana?”

Mada terdiam sejenak, ia sering mendengar Mamanya memanggil sang papa dengan sebutan Mas Arya.

“Boleh. Ayo coba, Mas Mada sayang.”

“Mas Mada aja, kenapa pake sayang segala. Sayang itu bukan cuma diucapkan, tapi dari sikap, perbuatan dan perhatian kita.”

“Jadi kamu sayang aku, mana buktinya?”

“Om Arya bilang aku nggak boleh turutin permintaan kamu yang macam-macam. Udah yuk, nggak takut gemuk makan cemilan sebanyak ini,” tunjuk Rindu pada keranjang.

“Ini untuk kamu bukan buat aku.”

“Hah. Kok buat aku, mas.”

Rindu mengekor langkah Mada menuju kasir, tidak jadi menanyakan kembali untuk apa semua belanjaan itu. Mendapati kasir itu perempuan dan berkali-kali mencuri pandang dan menawarkan produk promo, meski Mada selalu menolak dan menjawab tidak.

Rindu memeluk lengan Mada seakan menunjukan kalau mereka adalah pasangan. Mada yang paham kalau kekasihnya cemburu, menoleh dan tersenyum.

“Kenapa banyak banget sih,” keluh Rindu saat Mada meletakan plastik belanjaan ke dalam mobil.

“Takut kamu bete di kosan. Besok belum ada kerjaan ‘kan?” tanya Mada dijawab dengan gelengan. “Ya udah sabar dulu. Dua atau tiga hari lagi kamu kerja denganku.”

“Hah, kerja apa?” tanya Rindu saat Mada membuka pintu mobil dan mengarahkan agar gadis itu segera masuk.

“Mas, kerja apa?” tanya Rindu lagi.

Mada sudah menghidupkan mesin mobil dan pendingin udara.

“Jadi asisten aku.”

“Hah, terus aku masih boleh isi acara di cafe dan pesta?”

Mada terdiam. “Tidak usah. Aku tidak suka lihat kamu nyanyi lalu jadi perhatian para pria. Mana tahu apa yang ada di otak mereka saat menatapmu.”

“Terus biaya hidup aku gimana kalau cuma kerja jadi asisten. Kenapa aku berhenti kerja yang mengikat karena hasilnya nggak cukup biayai hidup aku.”

“Jangan salah, gaji asisten itu besar.” Mada mengacak rambut Rindu. “Kamu mau penghasilan tujuh puluh atau delapan puluh persen dari nominal gaji aku?”

“Jadi apa, kira-kira aku bisa nggak?”

“Bisa, sangat bisa,” jawab Mada.

“Jadi apa, mas?”

“Istri Mada Bimantara. Silahkan kelola gaji aku, bahkan seluruhnya.”

“Ish, bercanda terus. Jalan dong, udah malam aku ngantuk.”

“Siap, sayang, siap.”

***

“Sudah beres, tinggal minta Rindu datang saja.” Sari mematikan ponselnya. Ia baru saja menghubungi seseorang untuk menjalan rencana lepas dari semua beban hutang.

“Kalau Rindu nggak datang, gimana? Aku nggak mau ya tinggal di sini lagi,” keluh Maman. Kakinya menendang sarung yang dipakai untuk alas tidur.

“Ya makanya kamu bujuk Rindu untuk datang. Lagi pula dia sendirian di dunia ini, hanya kita keluarganya. Tidak tahu diri kalau mengabaikan kita. Lagian dia pasti pusing diteror sama pinjol. Belum lagi rentenir. Katanya rentenir itu sempat datang ke tempat kerja Rindu.”

Yanto sejak tadi hanya melamun, ada rasa iba karena keponakannya kembali dimanfaatkan. Padahal Ibu Rindu yang jelas adik kandungnya menitipkan agar dididik dengan baik. Jatah warisan Ibu Rindu diberikan untuk Rindu melalui dirinya sebagai biaya hidup dan pendidikan. Belum lagi biaya yang ditagih pada ayah Rindu meski hanya beberapa kali, tapi jumlahnya bisa sampai lulus sarjana. Nyatanya semua dipakai untuk kebutuhan keluarganya sendiri. Malah Rindu tidak lanjut kuliah dan bekerja ke sana kemari.

“Kok bisa mereka tau tempat kerja Rindu?” tanya Yanto.

“Mana ibu tahu. Katanya ada keamanan dan karyawan yang bantu Rindu, malah sempat ribut.”

“Rindu dipecat?” tanya Yanto lagi.

“Nggak tahu pak, ibu ‘kan di sini sama kamu bukan saksi di lokasi itu. Gimana sih, lagian peduli apa mau anak itu dipecat atau nggak.”

“Kalau dipecat ya kasihan bu. Kerja di mana dia, mana sendirian.”

“Justru itu, makanya kita semua harus saling bantu biar rencana kita berhasil. bebas dari jerat hutang dan Rindu bisa hidup enak,” tutur Ibu tanpa rasa bersalah padahal akan memanfaatkan keponakannya sendiri.

“Enak dari mana, kita mau jebak Rindu dan tidak tahu anak itu akan dijadikan apa. Kamu kok tega bu.”

“Tega kamu bilang? Siapa yang tega sampai buat hidup kita begini? Kamu, mas. Kalau saja kamu bisa selesaikan masalah ini, kita nggak akan menderita.” Sari menunjuk wajah Yanto dan bicara dengan nada tinggi.

Yanto hanya bisa mengusap kasar wajahnya.

“Ibunya Rindu pasti kecewa karena putrinya kita sia-siakan, di akhirat nanti aku harus bilang apa sama dia.”

“Halah, mikirin akhirat. Ibunya Rindu udah mati, nggak tahu gimana urus anaknya. Susahnya cari makan dan sekolahkan.”

“Tapi dia juga kasih uang, malah habis sama kita.

“Uang nggak seberapa. Udahlah Pak, kamu nih gimana sih mau jalankan rencana atau nggak? Kalau nggak, sana pergi!”

“Berantem terus, kalau tiap kalian berantem menghasilkan uang. Pasti kita sudah kaya raya. Masalah Rindu, biar aku dan Ayah yang handle. Pasti dia datang. Mending sekarang beli makan, aku lapar,” titah Maman lalu berbaring di atas tikar butut.

“Anak ini, taunya makan saja.”

“Nasi padang pake kerupuk,” ujar Maman lagi.

***

“Makasih ya,” ucap Rindu saat menerima kunci motor dari penjaga kosan. Motornya sudah tiba tadi malam.

Hari ini belum ada jadwal apapun. Belum ada jadwal mengisi acara atau panggilan SPG. Paling hanya mengisi acara rutin di blue cafe dan jadwalnya pun besok. Fix hari ini Rindu akan istirahat dan bermalasan.

Keluar dari area kosan untuk membeli sarapan dan gegas kembali ke kamarnya. Duduk di karpet sambil menonton tv dan siap menikmati sarapan, ada panggilan video. Siapa lagi kalau bukan Mada.

“Pagi, calon istri,” sapa Mada terlihat sedang mengemudi di ujung sana.

“Pagi, mas.”

“Pagiku sekarang makin semangat, ada yang bisa disapa mana cantik banget.”

Rindu tersenyum. “Cantik dari mana, aku belum mandi loh.”

“Belum mandi aja udah cantik. Sudah sarapan belum?”

“Ini baru mau.”

“Tadinya aku mau mampir, kita sarapan bareng, tapi jadwal hari ini agak padat. Bakal kangen banget nih sama kamu.”

Lagi-lagi Rindu tersenyum. Mada bisa membuat hatinya meleyot dengan rayuan receh. Belum pernah dekat dan berpacaran serius baru kali ini dengan Mada yang dikenal belum lama, tentu saja apa yang dilakukan pria itu meski hanya rayuan yang kadang terdengar lebay cukup membuatnya bahagia.

“Kalau sempat nanti malam aku mampir, kalau tidak kita video call kayak gini ya. Harap maklum, Papa lagi paksa aku kerja rodi.”

“Semangat, Mas Mada yang ganteng.”

“Waduh, semangatku langsung full. Jadi gemes pengen peluk.”

“Eh, nggak boleh. Ingat pesan Om Arya.”

Mada berdecak pelan. “Aku hampir sampai nih, nanti aku telpon lagi. Jangan ragu untuk kabari aku duluan ya. Bye, sayang.”

Rindu tersenyum menatap layar ponsel yang sudah kembali menunjukan wallpaper. Ada notifikasi pesan masuk dari nomor baru. Raut wajah Rindu berubah saat membacanya.

“Ya Tuhan, gimana ini.”

\=\=\=\=

20 bab ini, baca terus sampai tamat ya, 🥰🥰🥰

1
Dwi ratna
duh kta³ itu mengingatkanku pda sang seseorang deh
hiro_yoshi74
pantesan mami nya arba di tinggàlin orang modelan es gois sakudele dewe mono ho .🤭✌
Felycia R. Fernandez
mana mau Sarah besanan sama pengkhianat...
mendingan Rindu la,jaaaauuuh banget kelakuan kamu dan Rindu...
gimana mau jatuh cinta ma kamu
Felycia R. Fernandez
yang awal katanya ingin belajar ilmu bisnis,malah berubah jadi ilmu Pepet Mada...
😆😆😆😆
kamu gak masuk dalam hati Mada Arba,lebih baik sadar diri...
jauh jauh gih dari Mada
hiro_yoshi74
emang enakbdi cuekin
Purnama Pasedu
ngotot ya
tiara
sepertinya ayah Rindu orang kaya,cuma karena pamanya suka minta uang terus jadi ga peduli tuh sama kehidupan mereka
Esih Esih
apa mungkin rindu anak nya felix,kan dia org nya doyan selingkuh
Felycia R. Fernandez: wow...👍👍👍👍👍
aku gak kepikiran kesana kk...
keren kk nya
Esih Esih: ayo kak dtyas kita main tebak tebakan aja 🤣🤣
total 3 replies
Esih Esih
apakah ayah rindu orang kaya
Felycia R. Fernandez
judulnya Mada kebelet nikah kk Thor Dtyas 😆
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣
tiara
ayo Mada cepat halalin Rindu biar biar bisa tinggal bareng
Felycia R. Fernandez
kasi pelajaran tuh buat pakde bude dan sepupunya...
babat habis sampai ke akarnya...
🤬🤬🤬🤬🤬
Esih Esih
aduh dikit amat cerita nya kak,kaya lg nyolek sambel tp blm sempet ke makan alias nanggung amat🤣🤣
aroem
bagus
Naja Naja nurdin
ya Ela model gombal nya yahut bingit bang
tiara
Rindu diselamatkan Mada dan anak buahnya tinggal keluarga pamannya nih menunggu pembalasan dari Mada
Sastri Dalila
👍👍👍👍
tiara
ayo Mada selamatkan Rindu,kamu pasti tau keberadaan Rindu lewat aplikasi kan
Rohmi Yatun
cerita yang menarik 🌹🌹🌹🌹👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!