NovelToon NovelToon
Panggung Kehidupan

Panggung Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Model / Bullying di Tempat Kerja / Karir / Persahabatan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sahabat

Sudut bibir Kairos tertarik membentuk senyuman, seolah dirinya memang menantikan kedatangan sahabat dan kekasihnya. Kaki panjangnya melangkah dan mendekap perempuan cantik dengan kepribadian cerita itu. Bibir yang menggoda berhasil menempel di kening Shin Hanna dengan retina biru menutup, menikmati momen tersebut.

"Gomawo Jagiya," bisiknya. Mengelus pipi Hanna usai mengecup kening.

"Saengil chukahae yang ke 30 oppa!" seru Hanna sekali lagi, mengangkat kue di tangannya tinggi-tinggi demi menjaga jarak di hadapan Minho.

Namun, siapa yang mengira Kairos akan mengambil kue itu dengan sebelah tangan dan menyentuh bibir mungil Shin Hanna. Menyesap perlahan tanpa peduli ada Minho di ruangan itu

"Kangen-kangen saja, tapi tidak harus kokop-kokopan di depan jomblo elah," celetuk Minho dan berlalu begitu saja. Meletakkan barang bawaan di atas meja, menatanya satu persatu agar mudah di makan bersama.

"Oppa." Pipi Hanna memerah, meski termasuk budak cinta, Shin Hanna juga memiliki malu jika harus ciuman di depan sahabatnya.

"Biar semua orang tahu kalau kamu milik Oppa."

"Hah apa sih Oppa? Di ruangan ini hanya ada Minho." Hanna tertawa, tangannya refleks menepuk dada bidang Kairos. Ingin semua orang tahu tapi ciuman di depan Minho, sepertinya Kairos sedikit mabuk.

"Sampai kapan kalian akan membuat jomblo ini menunggu? Dua menit lagi jam 12 malam."

"Hampir lupa." Hanna menarik tangan Kairos agar segera duduk.

Kairos duduk tepat di samping Hanna, sedangkan Minho duduk berhadapan dengan pria itu. Tepat pukul 00:00 Kairos menyatukan kedua tangannya, memejamkan mata. Berdoa pada Tuhan agar apa yang dia inginkan segera terwujudkan.

Segala rencana dan urusan terlaksana tanpa kendala. Meminta petunjuk atas kembingan hati dalam hubungan persahabatannya. Barulah setelah itu Kairos meniup lilin dan tersenyum lebar.

"Apa yang Oppa minta?" tanya Hanna.

"Kamu selalu sehat dan selalu berada di samping Oppa."

"Aku?" Minho menujuk dirinya. "Kamu berdoa apa untukku?"

"Semoga sukses tanpa menjatuhkan orang lain," jawab Kairos.

"Ya kali sukses harus menginjak orang, usaha lah." Minho terkekeh. Pria itu mengangkat gelas soju untuk bersulang, berpesta sederhana demi persahabatan dan usia Kairos yang bertambah tua.

Meski cekcokan tiba-tiba antara Kairos dan Minho sempat terjadi, suasana tetap hangat dan tawa memenuhi ruangan itu. Masalah yang terjadi tidak sanggup mengalahkan kebahagia tiga manusia yang sama-sama berjuang meraih karir masing-masing tanpa campur tangan orang tua. Padahal mereka bertiga tidak kekurangan uang. Tanpa menjadi aktor pun mereka bisa membeli apa yang diinginkan.

***

Matahari yang menyapa malu-malu dari tirai apartemen Kairos yang sedikit tersingkap tidak membuat dua pemuda terganggu. Keduanya masih berada di alam mimpi dengan posisi cukup tidak wajar. Kaki Kairos berada di perut Minho, sedangkan tangannya masuk ke lubang hidung.

Diam-diam Shin Hanna memotret momen yang menurutnya lucu. Kemudian masuk ke kamar sang kekasih untuk bersiap-siap dan tampil cantik usai kacau semalaman akibat pesta soju dan ayam goreng.

"Aish sibal!" umpat Hanna karena terkejut menemukan Minho tidur di depan lemari es, padahal saat ditinggalkan ada di ruang tamu tidur bersama Kairos.

"Kepalaku sakit banget sumpah." Keluhnya memegangi kepalanya yang terasa pusing. Baru kali ini dia mabuk berat sebab bertanding bersama Kairos dan saling mengejek sampai benar-benar tidak bisa menelan soju.

"Ya makanya jangan sok kuat, sudah tahu kamu dan oppa Kai tidak kuat minum malah ...."

"Jagiya berhenti mengomel, kepala oppa sakit," celetuk Kairos yang juga menyusul ke dapur, menendang Minho pelan agar menyingkir di lemari es. Ia sangat haus.

Perbuatan seperti ini sudah terjadi dalam persahabatan mereka terkecuali Hanna, jadi tidak ada yang membawa perasaan. Kecuali sedang peran dingin.

"Urus diri masing-masing, aku harus pergi," ucap Hanna gelisah terus melirik arloji di pergelangan tangannya.

Ia lupa ada jadwal ke gangnam jam 10 pagi, waktunya tersisa 1 jam lagi. Sudah pasti sang manajer uring-uringan menunggu dirinya.

"Dadah Jagiya." Mengecup pipi Kairos dan berlari menuju pintu.

Kini yang tersisa di ruangan itu adalah Minho dan Kairos.

"Mau aku buatkan Heotgae-cha?" tanya Minho pada Kairos yang kembali memejamkan mata sembari menumpu kepala di meja pantri. Di antara mereka berdua Kairos lah yang paling banyak minum. Niatnya semalam ingin memancing Minho agar berkata jujur, ia pun bablas dan melupakan segalanya.

"Hm."

"Terkait pembicaraan semalam ...."

"Kamu mengingatnya?" Membuka mata dan memperhatikan Minho yang sedang membuat Heotgae-cha-minuman yang ampuh meredakam efek setelah mabuk.

"Hm, dan sekarang aku mengerti kenapa kamu bersikap aneh berlakangan ini. Wajar sih, disaat seperti ini memang semua orang harus diwaspadai."

"Memangnya apa yang aku katakan semalam?"

"Intinya kamu mencurigaiku."

"Lalu kamu marah?"

"Tentu saja." Meletakkan gelas di hadapan Kairos dan mengkode agar meminumnya demi meredakan sakit kepala. "Kata lebaynya ya, hati kecil aku tersentil dengar kata-katamu semalam Kai."

"Malah aku yang terjebak," batin Kairos.

Pria itu mengacak-acak rambutnya yang memang sudah berantakan sejak awal.

"Sudahlah jangan dipikirkan, kamu berhak curiga sama siapapun di situasi seperti ini, tapi jangan sampai kamu mencurigai kekasihmu sendiri. Dan tolong banget Kai, jangan perlihatkan ketidakpercayaanmu padaku di hadapan Hanna, aku tidak ingin dia banyak pikiran. Sudah cukup pekerjaan yang membuatnya lelah."

"Minho."

"Semoga masalahmu cepat teratasi, aku harus pergi. Ada jadwa syuting."

"Shibal, apa yang baru saja aku lakukan. Bagaimana jika Minho meninggalkanku?" Meremas gelas yang isinya baru saja dia habiskan.

Ketakutan untuk ditinggalkan masihlah menganggu dirinya, mungkin karena efek masa lalu sebelum dia diadopsi oleh Seo-Jun Lim.

1
Arsyad Algifari.
dan Hanna mengetahui nya. itu lah rahasia yang di sembunyikan Hanna
Maria Kibtiyah
aduh gimana nanti hubungan mereka yh
Arsyad Algifari.
apa maksud Hanna bicara seperti itu
Maria Kibtiyah
nah kan bpknya si hanna
Maria Kibtiyah
aduhhh apa dalangnya ortu senna y
Maria Kibtiyah
appa nya hanna x yh yg nyebarin videonya
indriyanii
apa ayahnya Hanna yg nyebarin berita itu
Arsyad Algifari.
apa iya Hanna dan Minho mengkhianati kai
indriyanii
kasian bngt
Maria Kibtiyah
kasian kai
indriyanii
makin penasaran
Maria Kibtiyah
siapa kira2 dalang sebenarnya
Maria Kibtiyah
ini yang baca sepi mungkin pada gk dapet notif klw ada karya baru
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: kayaknya hehehe
total 1 replies
Maria Kibtiyah
aduh kira2 minho apa appa y hanna yh dalangnya jadi suuzhon kan
indriyanii
keren
Maria Kibtiyah
aku suka ko ceritanya... curiga aja sama minho nih jgn2 dia juga suka hanna jd mau menjatuhkan kairos
Teh Yen
siapa.yg nyebarin ???
Maria Kibtiyah
curiga si minho
indriyanii
Minho kah?
Maria Kibtiyah
aduhh apa si minho yang nyebarin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!