Adira Sofia Erlangga gadis cantik dan lugu,sedari kecil ia sudah menyukai seseorang yaitu sahabat Kakak nya yang bernama Zayn Haidar Dwi Atamaja yang berwajah tampan namun sangat dingin, yang pernah ia tolong waktu saat Zayn kecil terjatuh saat bermain,saat beranjak dewasa Adira masih menyimpan perasaan tersebut kepada Zayn,apakah perasaan Adira akan terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khulyati 2702, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab:20(Mendadak Mati Lampu)
Lampu di kamar Zayn yang tiba-tiba mati sekarang sudah terang kembali,Adira yang masih memeluk Zayn belum menyadari kalau lampu di kamar nya sudah terang,Adira malah mengeratkan pelukan nya kembali membuat Zayn tersenyum penuh kemenangan.
Dengan perlahan Zayn melepaskan pelukan Adira"Sayang...lampu kamar nya sudah terang",ucap Zayn.
"Alhamdulilah akhir nya,sahut Adira sambil menyeka air mata nya".
"Maaf ka,tadi aku sudah lancang memeluk Kakak,karena sedari kecil aku takut kegelapan,ucap Adira".
"Tidak papa sayang,justru aku sangat senang jika kamu memeluk ku seperti tadi".
Seketika Adira yang mendengar ucapan Zayn barusan kedua mata nya langsung melotot ke arah Zayn"Hah apa maksud mu Ka,oh jadi Kakak sengaja ya matiin lampu kamar Kakak, biar aku ketakukan terus aku meluk Kakak gitu iya?".
"Bukan aku yang matiin lampu nya sayang,ini cuman kebetulan aja,mana mungkin aku sengaja nakut-nakutin kamu dengan cara seperti itu,sahut Zayn berkata jujur".
"Oh aku baru ingat sekarang,kata Bi Siti kamu tadi jatuh dari kamar mandi,tapi yang aku lihat Kakak baik-baik saja",ucap Adira sambil meneliti bagian tubuh Zayn.
"Kalau soal aku jatuh di kamar mandi,aku cuman bohongin kamu supaya kamu kembali ke kamar ku lagi hehe,sahut Zayn jujur".
"Kakak!!,ish nyebelin banget sih jadi orang pake alasan jatuh segala",ucap Adira sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.
"Kalau aku gak pura-pura seperti itu,aku jamin kamu bakalan gak ke kamar ku".
"Ya meski Kakak gak pura-pura juga,aku akan tetep ke kamar Kakak dan memastikan kalau Kakak baik-baik saja".
"Benarkah?".
Adira pun menganggukan kepala nya dengan tersenyum tipis.
Saat tengah berbincang tiba-tiba kamar nya di ketuk oleh seseorang yang tak lain adalah Bi Siti.
Tok...
Tok...
Tok...
"Permisi Tuan Muda,ada paket untuk anda dan Nona Adira,ucap Bi Siti dari luar".
"Iya Bi Sebentar,sahut Zayn dari dalam".
"Ka,biar aku aja yang ambil paket nya,Kakak duduk aja disini".
Adira berjalan mendekati pintu dan dengan perlahan menarik gagang pintu tersebut.
Pintu pun terbuka,di ambang pintu Bi Siti sudah tersenyum ke arah Adira yang saat ini tengah menghampiri diri nya.
"Non ini paket nya",ucap Bi Siti sambil menyerahkan paket tersebut ke arah Adira,dengan senang hati Adira pun menerima nya, meski dalam hati nya Adira bertanya-tanya siapa yang memesan paket sebesar ini untuk diri nya dan juga Zayn.
"Terimakasih Bi,ucap Adira".
"Sama-sama Non,kalau begitu Bibi permisi dulu".
"Iya Bi silahkan".
Setelah kepergian Bi Siti,Adira lekas kembali menutup pintu kamar nya,kemudian Adira menghampiri Zayn yang kini tengah menatap Adira dengan senyum samar nya.
"Kakak..paket sebesar ini pesanan Kakak,tanya Adira penasaran".
"Bukan sayang,ini pesanan Mamah yang di khususkan untuk kita".
"Oh...ku kira ini pesanan Kakak".
"Bukan,coba kamu buka paket nya".
"Iya Ka",Adira berjalan ke arah laci yang untuk mengambil pisau kater nya.
Setelah pisau tersebut sudah ada di tangan nya Adira lekas membuka paket tersebut dengan sangat hati-hati.
Saat sudah dibuka,Adira tercengang melihat gaun yang sangat indah dan setelan jas pria yang warna nya senada dengan gaun nya.
Zayn pun tersenyum melihat ekspresi Adira"gimana sayang,apa kamu suka dengan gaun nya".
"Suka ka,kalau begitu aku mau ngucapin terimakasih sama Mamah",saat hendak beranjak dari duduk nya Zayn menahan tangan Adira untuk tetap bersama nya.
"Nanti saja sayang,temani aku disini,ucap Zayn".
Adira pun lekas kembali duduk dan merapihkan gaun dan setelan jas nya untuk di pakai di acara makan malam nanti.
"Memang nya selain acara makan malam ada acara lain lagi Ka?".
"Nanti juga kamu bakalan tau,sahut Zayn".
Setelah berbincang cukup lama,Zayn beranjak dari ranjang nya untuk mengambil laptop yang berada di ruang kerja nya.
Adira yang sedang menggambar pun pandangan nya teralihkan oleh Zayn yang berjalan ke pintu yang terhubung dengan ruangan kerja nya.
"Kakak mau kemana?,tanya Adira".
"Aku mau mengambil laptop di ruangan kerja ku",sahut Zayn sambil sedikit meringis karena bahu nya belum pulih sepenuh nya.
"Biar aku temenin ya Ka,seperti nya Kakak butuh bantuan ku untuk berjalan,ucap Adira".
Zayn pun menganggukan kepala nya pertanda ia membolehkan Adira untuk menemani nya ke ruangan kerja nya Zayn.
Adira lekas menghentikan kegiatan nya,dan membantu Zayn untuk berjalan ke arah ruangan kerja nya.
Sesampai nya di ruangan tersebut,Adira langsung terperangah kala melihat ruangan nya begitu luas dan banyak hiasan-hiasan dinding yang tergantung di ruangan tersebut ,namun ada sesuatu yang menarik perhatian Adira sedari tadi,ia melihat lukisan diri nya yang terpajang begitu jelas di tengah-tengah ruangan tersebut.
Zayn menghampiri Adira yang masih belum bergerak sedari tadi dan melihat kemana arah pandangan Adira saat ini.
"Honey kamu lagi lihat apa,ko muka nya serius begitu?".
"Ka apa seseorang yang di lukisan itu adalah aku?,tanya Adira penasaran".
"Iya Honey itu kamu,waktu itu aku sengaja melukis mu dari jarak jauh,maaf aku sudah melukis mu secara diam-diam".
"Tidak papa Ka,itu berarti Kakak sudah mengagumi ku sejak waktu SMA ya,goda Adira".
"Iya ,aku sudah sudah mulai menyukai kamu pada waktu itu,tapi aku gengsi untuk mengungkapkan nya,ucap Zayn".
Adira pun hanya tersenyum mendengar perkataan nya Zayn"dari dulu sifat Kakak memang seperti itu gak pernah berubah".
"Kalau sekarang gimana sayang?".
"Kalau sekarang bucin dan manja nya gak ketulungan,sahut Adira".
"Gak papa Kan?,yang penting bucin dan manja nya sama kamu honey",bisik Zayn tepat di telinga Adira,membuat tubuh Adira kembali berdesir.
"Ya..ya ..terserah Kakak saja,kalau sudah tidak ada lagi yang mau di ambil ayo kita kembali lagi ke kamar,ucap Adira".
"Kenapa terburu-buru honey,aku masih betah di ruangan kerja ku",sahut Zayn dengan suara serak nya.
"Tapi aku gak nyaman Ka,kalau lama-lama disini,ucap Adira".
"Kalau Kakak masih betah disini,aku akan keluar duluan".
Adira lekas melangkah kan kaki nya ke arah pintu saat ingin menggapai pintu tersebut,tiba-tiba lampu ruangan tersebut mendadak kembali mati.
Adira yang takut akan kegelapan pun seketika menjerit memanggil Zayn.
"Aaaaaaa...Ka Zayn tolong aku ..aku takut,kamu dimana Ka",teriak Adira sambil tangan nya meraba raba untuk mencari keberadaan Zayn.
"Sayang ...aku disini,sahut Zayn".
"Ka aku tidak bisa melihat keberadaan Kakak karena gelap sekali,aku takut",lirih Aina dengan menahan sesak di dada nya.
Sebentar sayang aku mencari handphone ku dulu,ucap Zayn sambil meraba-raba kantong celana nya namun benda yang di cari nya pun tidak ada bersama nya.
"Sial!! aku lupa kalau handphone ku di taro di meja".
"Sayang..kamu tetap disana,biar aku yang menghampiri mu oke!!".
"Iya Ka,cepat!!aku sangat takut dan napas ku sesak sekali",ucap Adira dengan suara yang nyaris tak terdengar...