NovelToon NovelToon
SUGARBABY

SUGARBABY

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Tidak ada sugarbaby yang berakhir dengan pernikahan.

Namun, Maira berhasil membuktikan bahwa cinta yang tulus kepada seorang pria matang bernama Barata Yuda akhirnya sampai pada pernikahan yang indah dan sempurna tidak sekedar permainan di atas ranjang.

"Jangan pernah jatuh cinta padaku, sebab bagiku kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara suatu hari kepada Maira. Tai justru dialah yang lebih dulu tergila-gila pada gadis ranum itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Just Make Love Thru The Night

"Mas Bara," panggil Maira pelan ketika mereka telah berada di dalam perjalanan pulang.

"Apa, Bee?" tanya Bara sambil menatap layar ponselnya. Ia sedang sibuk memainkan ponselnya itu.

Maira melihat sekilas, Bara sedang membuka pesan. Ada foto perempuan dengan pose sexy. Bara melihat foto itu cukup lama. Maira memandang itu tertegun. Entah siapa yang sedang berkirim pesan dengan Bara itu.

"Hentikan mobilnya!" ujar Maira tiba-tiba.

Dimas menoleh kaget. Sementara Bara tidak terlalu fokus pada yang baru saja Maira ucapkan.

"Kak Dimas, hentikan mobil ini!" pekik Maira. Dimas refleks menginjak rem, sementara Bara yang masih shock belum sepenuhnya bisa memahami kejadian barusan.

Keduanya semakin tersentak ketika Maira turun dari mobil dengan susah payah. Ia juga melepas sepatu tingginya lalu melemparnya sembarangan. Jalanan sudah sepi, Maira berlari dengan kemarahan yang tiba-tiba datang.

"Bee!" Bara mengejar Maira yang sudah semakin menjauh. Dimas yang bingung malah masuk ke dalam mobil mengikuti kedua orang yang sedang berlari dan mengejar itu.

"Berhenti! Bee! Mengapa kau berlari seperti ini?!" Bara terus mengejar gadis yang sudah semakin jauh itu. Terlihat Maira susah payah mengangkat bajunya.

Sampai akhirnya ia tersandung lalu terjatuh. Bara segera menghampiri Maira. Ia segera mendekap gadis itu erat.

"Lepaskan aku!" Maira meraung mencoba memberontak.

"Kenapa, Bee? Apa aku membuat kesalahan padamu?" tanya Bara lembut.

"Lepas! Aku tidak mau lagi." Maira kembali mengerang. Ia kesal, marah dan ... cemburu.

"Maira! Katakan padaku, mengapa kau tiba-tiba berlari seperti ini?" Bara masih terus membujuk Maira.

"Mas Bara, mengapa menyiksaku begini?"

"Apa maksudmu, Bee? aku tidak melakukan apapun."

"Kalau kau masih mencari perempuan untuk ditiduri, lepaskan aku sekarang." Maira menahan sesak di dadanya.

"Aku sungguh tidak mengerti, Bee." Bara memegang pundak Maira

"Mengapa kau masih sempat-sempatnya melihat foto perempuan seksi dengan adanya aku disisimu?!" teriak Maira penuh kekesalan. Persetan Bara mau menyebutnya kekanak-kanakan!

Bara menepuk jidatnya, lalu terduduk lemas di pinggir jalan. Kalau tidak ingat ini adalah jalanan umum, ia pastikan Maira sudah tidak akan mengenakan apapun lagi di tubuhnya saat ini.

"Bee, kau cemburu pada aktris yang akan menjadi model iklanku?" tanya Bara dengan mimik wajah sudah menahan tawa. "Aku bahkan tidak mengenalnya. Tadi fotografer mengirimkan hasil pengambilan gambar model itu. Bukan aku sengaja ingin melihatnya." Bara mengeluarkan ponsel mahalnya lalu menunjukkan pesan dari fotografer padanya.

Maira diam, merasa malu tapi gengsi mau minta maaf. Ia hanya terus menekuk wajahnya.

"Bee, masih marah?" Bara menarik dagu Maira dengan jarinya.

"Tidak," sahut Maira sambil menunduk.

"Tapi aku marah padamu sekarang," kata Bara membuat Maira mengangkat kepalanya.

"Mengapa?! Aku tidak salah apa-apa." Maira memberanikan diri menatap Bara.

"Sayang, kau sudah menuduhku!

"Lalu aku harus apa?" tanya Maira tidak peduli.

"Servis aku sebaik mungkin malam ini," bisik Bara lalu ia mengangkat tubuh Maira yang masih duduk di atas aspal.

"Aku tidak mau!"

"Tidak ada penolakan. Kau sedang dihukum!" ujar Bara sambil terus menggendong dan membawa Maira menuju mobil. Di dalam mobil, Dimas sudah geleng-geleng kepala melihat dua insan yang sudah saling ketergantungan itu.

***

Mobil tidak melaju ke rumah, melainkan sebuah hotel mewah. Bara memesan kamar yang paling mahal. Ia terus menggendong Maira hingga masuk ke dalam hotel. Para tamu hotel menatap takjub keduanya. Terlebih saat melewati resepsionis yang menatap mereka dengan tatapan penuh arti.

"Wah, Tuan, istrinya sedang sakit ya sampe di gendong segala?" Seorang ibu-ibu berdandan menor bertanya usil padanya.

"Iya, Bu, pinggangnya encok. Makanya saya gendong, takut patah di tengah jalan," jawab Bara kalem ketika mereka berada di lift. Maira yang mendengar itu kontan mencubit telinga Bara kesal.

Kamar mereka malam ini adalah kamar yang paling mahal yang ternyata letak nya paling di atas.

Bara menjatuhkan tubuh Maira ke ranjang setelah mereka sampai. Ia langsung mencium bibir gadis itu. Bara membelai rambut Maira sembari terus membelit lidahnya. Perlakuannya lembut sekali. Bara menatap Maira penuh cinta.

Ia serasa menjilat ludahnya sendiri jika teringat dulu ia pernah melarang Maira untuk jatuh cinta padanya. Namun kini malah sebaliknya. Malah ia yang jatuh cinta pada Maira.

"Just make love thru the night," bisik Bara yang semakin membawa Maira masuk semakin melesak jauh hingga sama-sama terbenam ke dasar cinta yang tidak lagi berujung.

Maira terkulai lemas jatuh terjerembab ke ranjang setelah Bara memenuhi rongga kewanitaannya dengan cairan cinta yang entah sudah keberapa kali.

"Mas ... " Maira mendesis.

"Heeemmm," sahut Bara, matanya terpejam.

"Tidak apa, hanya ingin mendengar suaramu," kata Maira dengan mata yang juga sudah terpejam.

Hening sesaat.

"Besok aku akan ke luar negeri, kau akan diantar jemput pengawal."

Maira bangkit dari posisi lalu duduk bersila di atas ranjang. Ia memandang Bara kesal.

"Kau selalu seperti itu!" Maira mengambil bantal, meletakkan bantal itu di antara kaki yang bersila dan juga perut. Lalu ia menelungkupkan kepala di sana.

Bara membuka matanya, ia ingin tertawa melihat tingkah Maira itu.

"Seperti itu apa, Bee?" tanya Bara berusaha mengangkat wajah Maira yang masih tertelungkup.

"Kau selalu mendadak memberitahuku."

"Iya, maafkan aku. Nanti tidak lagi seperti ini," ujar Bara membujuk gadis itu.

Maira mengangkat wajahnya lagi lalu berbaring berbalik dan memeluk guling. Ia malas memandang Bara yang suka seenaknya.

"Bee ..." panggil Bara sambil mengetuk-ngetuk punggung putih gadis itu.

Tak ada jawaban.

Bara menarik seulas senyum jahil, lalu didekatkan bibirnya ke punggung Maira. Ia mulai mengendus-endus perlahan, memberikan sentuhan hangatnya nafas lalu mulai menggigit kecil.

"Mas, hentikan ..." Maira mulai melenguh. Ia memang paling tidak tahan setiap kali Bara bermain di area punggungnya.

Bara berhenti setelah sebelumnya sempat memberi satu kissmark di sana. Bara lalu merengkuh tubuh itu dalam pelukan. Ia memeluk Maira dari belakang.

"Bee ..." panggil Bara lirih.

"Ya, Mas Bara ..." sahut Maira sama lirihnya.

"Tolong, jangan ke lain hati," ujar Bara dengan mata terpejam.

Maira tidak menjawab. Ia merasa hatinya mulai ditikam sembilu setiap kali Bara memintanya untuk tetap tinggal namun di satu sisi Bara menggantung hubungan mereka dengan begitu kejam.

"Mas, ku hanya teman tidurmu, bukan?" Maira bergumam lirih. Tidak terlalu banyak berharap akan mendengar jawaban dari Bara.

"Kau lebih dari itu, Bee..." sahut Bara pelan hampir tidak terdengar.

"Mas, carilah perempuan lain. Aku lelah sekali. Mencintaimu ternyata harus sesakit ini. Atau..."

"Aku tidak mau perempuan lain"

"Atau aku saja yang mencarikannya untukmu, ya... atau..."

"Sudahlah ... Aku tidak mau yang lain, Bee... " Intonasi suara Bara mulai meninggi.

"Atau kita sama-sama mencari yang lain saja."

Bara menyentak Maira, ia membalik tubuh gadis itu menjadi menghadapnya.

"Bagus, kau mulai berpikir untuk menjalin hubungan dengan orang lain?" dengus Bara tajam.

Maira tidak menjawab, ia hanya memilih untuk diam. Bara kembali mendekatkan wajahnya. Diciumnya Maira sekilas sekali lagi.

"Bee, berikan aku waktu ya. Tidak mudah melewati hal itu. Kau harus tahu, aku pun sedang berusaha melawannya." Bara menarik selimut lalu menyelimuti Maira yang sudah menatapnya berkaca-kaca.

Mas, seandainya saja masih ada harapan.

Batin Maira semakin pilu.

1
lyani
Kevin menghancurkan bara melalui Sabrina
untungnya Kevin mati....kl ngga perang Baratayudha beneran
❤️ mamah kanay ❤️
semangat kak ...💪💪🥰🥰
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Natalia Martiningsih
semangat kakak💪💪💪💪💪💪💪, Gusti Allah tidak tidur
lyani
hidup harus ke depan kak Julies.....
Tuhan pasti memberikan kebaikan yg terbaik dibalik kejadian yg menimpa kita.
teruslah berpikir positif atas segala kejadian.
memang tdk mudah...
semangat kak💪
lyani
sepertinya ada hubungannya kematian ortu maira dengan Kel bara
lyani
selamat datang kembali kak Julies.... mdh2n masih betah y
lyani
sdh pernah baca tp ttp baca lagi
lyani
ini pernah release up kak kak juli? trs nggantung? sampai selesai y kak?
july: Yups kak
total 1 replies
Daplun Kiwil
terima kasih up nya thor
Natalia Martiningsih
wohooooo
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????
july: masih kak🤣
total 1 replies
ren_iren
selalu bagus,
ren_iren
mak diriku menantikan banyolan mu mak, kangen ngakak pas baca ceritamu yg koplak... 🤗
ren_iren: siiiaappp....
july: ada yg aku publish baru kak komedi romantis coba dicek
total 2 replies
ren_iren
mak, diriku sampai sini....
ada notif langsung gassss.....
apa kabar mak, moga mak Julie yg cantik mem bahenol selalu sehat2 dan lancar semuanya Aamiin🤲
july: makasih kakka
total 1 replies
❤️ mamah kanay ❤️
makasih udh up lagi thor 🥰🥰🥰
❤️ mamah kanay ❤️
AQ kasih vote kak...
biar semangat up nya...🥰🥰🥰
❤️ mamah kanay ❤️
semangat berkarya lagi thor...
❤️ mamah kanay ❤️
Thor....aq mampir di sini
july: hallo kak, makasih ya ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!