NovelToon NovelToon
Gara Gara Hujan

Gara Gara Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jee Jee

Gara gara terjebak hujan semalaman, membuat hidup ku jungkir balik alias berubah total.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

   ...

  tangis Aluna pecah, dia terisak. Aluna tak memberontak tapi tangisan ya mampu merontokan amarah gavin.

   tangis nya mengiba, seakan memohon kepada Tuhan cepat cabut saja nyawa nya!

 Hati Gavin nyeri mendengar tangisan itu, Gavin tak bisa melihat Aluna menangis.

  Gavin bangkit menatap gadis itu dalam dalam,

"mandi lah! maafkan saya! " ucap Gavin pelan

   Gavin beranjak dari sana,

"tolong jangan provokasi saya lagi! cukup kali ini saja saya mendengar kata kata seperti itu! " ucap Gavin sebelum benar benar pergi dari sana.

    Gavin meninggal kan Aluna sendiri. karena Gavin sadar, Aluna butuh waktu nya melepas kan emosi yang tak pernah tersampaikan itu.

   tangisan Aluna seakan memberi tahu nya, hidup nya sudah hancur, hidup nya selalu menderita, seakan menyampai kan dia menyedihkan.

      Sejujurnya Gavin merasa bersalah, tempramen nya benaran buruk. dia sadar, dia suka memaksa, dia tak peduli dengan perasaan orang lain. yang di pedulikan cuma perasaannya dan keinginan nya.

   Aluna semakin meraung disana, suara nya menggema di kamar itu. membuat siapa saja yang mendengar nya mengiba, tangis nya tak dapat terbendung lagi, hati nya sakit. dari dulu ingin Aluna melepas kan rasa sesak itu seperti ini. berteriak dalam tangis nya.

    Gavin hanya melirik kamar itu, suara tangis Aluna menyakiti hati nya. rasanya menyesal berlaku kurang ajar, seperti itu.

    Gavin tidak mengerti, sungguh dia juga ikut menangis mendengar tangisan Aluna di dalam sana. Hati nya yang dingin mencair hanya karena tangis itu, tangis yang menyerah kepada dunia.

    Dia tau ini salah, tak seharusnya Gavin terhanyut dalam luka gadis itu. meski begitu Gavin ingin berada di samping nya, ingin mengambil beban nya.

  iya Gavin menyerah, dia mengakui kalah! Gavin mengakui mencintai perempuan jelek itu! yang selama ini Gavin menyangkal nya.

   setiap saat Gavin mencari tau hal apa yang menarik dari wanita itu. hingga membuat nya jadi gila seperti ini, sayang nya Gavin tak menemukan hal menarik tapi Gavin menemukan bahwa dia mencintai nya.

   Gavin takut, tiba tiba perempuan jelek itu pergi dari hidupnya. Gavin akui selama bersama dengan Aluna membuat dunia nya berubah, meski menjengkelkan tapi sungguh menyenangkan berada di dekat nya.

  entah berawal dari penolakan Aluna yang membuat nya terjebak di dalam cinta yang tak berujung.

       tangisan aluna mulai tak terdengar,

 aluna membersihkan kan diri nya, meski gak berminat tapi tetap memilih menutupi wajah nya dengan bentuk segala kepalsuan di hidup nya.

  Aluna kembali berbaring, kepala nya sakit dan pusing. lagi lagi dia menangis dalam diam, sampai akhirnya aluna berhasil menutup mata nya dan terlelap dalam tidur nya.

   kamar itu terasa hening, dingin menyisahkan perasaan aluna yang menyedihkan

   Gavin masuk kamar itu, kemudian ikut berbaring di samping istri nya yang lelap dalam tidur nya. perlahan, Gavin memeluk tubuh itu, wangi nya menelisik hidung. wangi itu sangat memabukkan nya,

   perlahan mata nya juga ikut terpejam, menjemput mimpi yang indah.

     Tak seperti biasanya, kali ini Gavin bangun terlebih dahulu seperti jam biasa waktu bangun nya.

  sedangkan aluna masih betah di posisi itu, mata nya masih terpejam bahkan pelukan Gavin juga tidak terlepas sama sekali

   Gavin menatap wajah itu, sisa sisa air mata menempel disana yang sudah mengering.

   Gavin menyerngit heran, lagi lagi sisa air mata itu lebih terang dibanding kulit nya yang gelap.

  itu aneh, ingin rasa nya mencoba menghapus air mata itu tapi urung di lakukan. satu hal yang Gavin pahami lagi, aluna menyembunyikan wajahnya asli nya.

    sekarang Gavin mengerti, kenapa bruntusan itu selalu berbeda tempat nya. sekarang Gavin mengerti kenapa warna kulit aluna selalu berubah.

     tangan nya di tarik kembali, Gavin bangkit bersih beraih dan siap siap untuk ke kantor.

   Saat ingin pergi, aluna masih di posisi itu. mata nya masih terpejam,

  Gavin balik lagi duduk di samping Aluna. memeriksa kening nya dan benar, dia demam

  kening nya panas sekali, Gavin mengurungkan niat nya untuk bekerja. mengganti baju nya lagi.

   Gavin membawa air dan handuk? lalu mengompres aluna.

 hari ini Gavin memilih menghabiskan hari di rumah seharian,

  pagi ini Gavin membeli bubur lalu di masukan ke dalam mangkok kecil membuat segelas susu untuk di bawa ke kamar.

       Gavin duduk diam memandangi mata yang sembab itu,. dandanan nya yang amburadul akibat karena gesekan handuk nya.

  meski make-up itu waterproof tak bisa menutupi kening nya berkali kaki kena gesek handuk.

"ibu.. "

"ibu.. hiks"

  dia mengigau,

"hm, cepat sembuh besok kita ketempat ibu" jawab Gavin

  aluna membuka mata nya, kepala nya pusing.

"berbaring aja" ucap Gavin yang masih melirik nya

 aluna diam, tapi mengikuti perintah Gavin

"makan dulu ya" ucap Gavin memberikan sesendok bubur ke mulut nya

  aluna tak bergeming rasanya enggan tapi Gavin dengan sabar menunggu aluna membuka mulut nya

   akhir nya aluna membuka mulut nya menerima sesuap bubur dari Gavin. mereka sama sama diam, hingga bubur itu habis.

    aluna meminum susu yang diberikan Gavin untuk nya, dan obat meredahkan panas dan demam.

 meski mereka di dalam ruangan yang sama dalam waktu lama, tak ada satu pun yang bicara, kamar itu hening.

    Aluna merasa lebih baik, lalu bangkit menuju kekamar mandi. membersihkan diri kemudian menutup kembali dengan handbody dan make up nya lagi.

     Gavin masih diam di tempat yang sama, fokus nya tetap ke laptop meski dia sadar aluna baru saja berlalu di hadapan nya.

     Gavin bersikap begitu, karena takut membuat aluna tak nyaman. mengingat semalam aluna histeris karena sifat nya yang tidak sabaran itu.

     aluna juga tak menghiraukan Gavin sama sekali, langkah nya gontai menuju dapur, perut nya lapar. tujuan nya memasak.

 tampa di sangka Gavin berada di belakang nya,

"gak usah masak! istirahat aja, benteran lagi makanan pesanan datang" ucap Gavin, aluna melirik sekilas, menutup kulkas yang tadi nya di buka.

   Aluna tak menjawab, tapi dia menuruti ucapan Gavin.

  rasanya lelah sekali untuk mengeluarkan suara di hadapan laki laki itu. Aluna tak mau membuat masalah semakin rumit, karena itu diam lebih baik. menunggu saja kapan Gavin akan membuang nya

   pikiran nya sudah terlalu penuh, terlalu lelah untuk memikirkan hal hal yang menurut nya tak penting lagi.

   Emosi yang tertahan selama ini, telah di luapkan semalam, kini aluna kembali lagi ke kenyataan. aluna kuat, dia tidak akan lemah seperti itu lagi.

      Lucu saja, menikah secara hukum dan agama tapi tak ada yang tahu status mereka. iya aluna merasa seperti simpanan yang kapan saja di pandang semakin rendah dan menjijikkan di mata orang orang.

  maka aluna harus bersabar sebentar lagi, menunggu Gavin menikahi Laura lalu menghilang dari mereka semua.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!