Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Pasar
"Halo, iya Ibu Iriana betah kok, mmm belum pernah jalan jauh! Ini mau ikut Nenek ke pasar." Iriana di telepon Ibu nya.
Jika di bilang betah tidak sih, ia bingung kadang bisa betah kadang tidak. Mood itu bisa berubah-ubah.
"Ya sudah Ibu, Iriana mau ke pasar sama Nenek!" Telepon dari Ibu nya pun ia matikan. Pagi hari ini ia dan Nenek berencana mau ke pasar. Banyak bahan mau yang di beli kan sebelum malam nanti ada acara dangdutan katanya, ternyata yang di bantu Nenek itu hajatan mau kawinan toh.
Kata Nenek ke pasar berjalan kaki saja. Tidak ada kendaraan pasti jauh itu!.
"Nek! Ayo Iriana sudah siap nih." Teriaknya memanggil Nenek lestari di pelataran rumah Bibi Ayu. "Mau ngapain si nenek?" Bathin nya dengan mata menyipit melihat Nenek nya.
"Makasih loh Mas!" Senyum lestari setelah di tawar kan Rai, mau ngantar ia dengan cucu nya.
"Gak papa Nek, saya juga mau ke pasar ini jadi barengan saja." Seraya memasang kan sendalnya.
"Bibi Ayu! Mau titip apa?" lanjut nya dengan cepat melirik Bibi Ayu yang sedang duduk di kursi depan teras.
"Cari sayur sama daging saja Mas! Kan nanti adik Mas Rai datang kesini." Ucap Bibi Ayu.
"Oh jadi nanti ada adik mu mau datang, Mas Rai!?" lestari juga penasaran.
"Iya Nek, liburan katanya" Dengan senyum, setelah lewat ekor matanya melirik Iriana yang keluar dari rumah Nenek lestari. Ternyata dia memanggil Nenek nya. Dengan raut seperti curiga sesuatu apa dia berpikir Nenek nya menggosip dirinya.
"Ya ayo atuh, kesini kamu nya" Dengan lambaian tangan nya memanggil cucu nya.
Membuat Iriana terpaksa berjalan ke tempat tetangganya.
"Wah Neng Iriana mau ke pasar nih!" Ucap Bibi Ayu dengan senyum nya, setelah Iriana mendekat.
"Iya Bibi! Temani Nenek katanya" Cengengesan padahal emang ia yang pengen ikut.
"Ayo bareng Mas Rai katanya, naik mobil" Sambung lestari dengan cepat.
Rai pun membawa cucu dan nenek ke dalam mobilnya, ke pasar tidak terlalu jauh tapi lumayan kata nenek lestari seperti kamu yang pengen ke kebun, walah Nek itu jauh!
Lestari mendorong cucu nya ke kursi depan dekat Rai.
"Duduk dekat Mas Rai sana di depan, masa mau kamu suruh Mas Rai jadi sopir sih Ana"
"Apa sih nek" Mengerucutkan bibir nya. Dan dengan setengah terpaksa ia duduk di dekat Mas Rai, Rai ini.
Iriana curiga nenek nya ini seperti ingin men jodoh kan nya.
"Kamu kata nya nanti mau ke Kabupaten yah Mas!?" Tanya lestari kepada Rai rai yang lagi nyetir kan mobilnya.
"Iya besok Nek habis acara penganten an."
"Nenek mau nitip sesuatu!" lanjut nya bertanya kepada nenek lestari.
"Boleh-boleh, bawa juga cucu nenek ini, gak ada kerjaan dia di rumah." Kekeh lestari dengan senang mendorong kan cucu nya kepada cucu menantu idaman.
Nah benar Na mau di jodoh kan kamu itu!
Membuat Iriana mendelik dan kesal dengan nenek nya ini yang menggoda nya.
Dan Iriana pun di lirik Mas Rai. Dengan senyum tengah di kulum.
"Boleh, mungkin juga besok adik saya akan ikut."
****
Di pasar yang hampir dengan banyaknya oran-orang, pembeli, penjual. Dan lestari membawa cucu nya ke arah penjual ikan.
Entah kenapa si Rai malah ngikutin di belakang, harus nya dia mencari ke tujuan nya sendiri.
"Mang ayam sekilo berapa!?" Dengan cepat memilah-milah daging ayam yang masih bagus.
"Ini toh bu 35 sekilo!" Ucap nya
"Bisa kurang kan Mang!" jiwa tawar-menawar seorang ibu.
"Lah udah harga nya Bu. Sama aja"
"Ya udah sekilo, sama itu hati nya sekilo juga."
"Mas Rai! Ayo di cari in" Ucap nya kepada Mas Rai yang masih di belakang Iriana maksudnya.
Membuat Iriana menengoknya nya.
pendek! Pikir Rai. Sehingga Rai juga harus melihat Iriana di bawahnya yang menatapnya.
"Ayam juga Nek! Utuh yang paling besar." Dengan alis satu nya di naikan seraya menatap Iriana yang masih menatap nya.
"Mang timbang satu ayam utuh, itu yang paling besar, iya itu!" lestari tidak akan tau kelakuan cucu nya dengan seorang pria yang saling menatap.
"Kesana lagi Mas Rai, Iriana ayo!" Berpindah ke dagang daging sapi, lestari mau buat rendang.
"Berapa Mas Rai, Iriana kamu sama Mas Rai yang tunggu, nenek mau kesana dulu" Iriana pun di tinggalkan nya bersama si Mas Rai.
membuat Iriana jadi canggung.
"Pak daging nya 2 kg saja!" Ucap Rai, ia yang membawa barang belanjaan nenek dan si cucu.
"Siap Mas"
"Kamu mau beli apa lagi hmmm?" Melirik kebawah, hanya sebatas dada nya. Membuat Iriana yang kurang tinggi jadi mendongak.
"Aku mau jajan makanan khas sini" lirihnya dengan pipi yang semerah tomat. Astaga itu membuat Rai jadi gemas.
"Ekhhmm oke, ayo ke sana." Dengan berdehem karena menahan gemas, setelah daging nya ia bayar, Rai pun berjalan beriringan dengan Iriana yang masih malu.
"Mau mie ayam dulu, di situ" Menunjukkan penjual mie ayam dan bakso.
"Boleh." Cicit nya. Rai pun memegang tangan Iriana. Membawa nya berjalan pelan, di jaga takut tersenggol orang-orang.
"Mau apa!? Mie ayam apa bakso hmm" Setelah memberi kan Iriana tempat duduk.
"Mie ayam saja Mas!" Iriana tidak sadar dengan nama panggilan nya. Dan itu malah membuat Rai terkejut, tapi sudut hati nya membuat ia kesenangan.
"Ya sudah Mas pesan kan dulu, air es teh saja yah" Malah main mas-mas an. membuat Iriana merah semerah tomat saja, baru sadar dan malu dia.
"Bu! Mie ayam nya dua porsi yah, es tes nya dua."
"Siap mas di tunggu saja." Rai pun kembali mendekati tempat duduk nya Iriana.
"Setelah ini mau beli apa" Belum sempat Iriana menjawab nya.
Ada getaran di saku celana Rai "Tunggu dulu yah, halo ada apa?" Ternyata telepon dari adik nya.
"Mas udah sampai tempat Bibi nih! katanya mas di pasar." Seru Risa dari telepon sangat berisik.
"Ya sudah tunggu saja, kamu mau titip apa biar cari sekali an di sini!" Seraya mengambil tisu untuk Iriana, yang sudah memakan mie ayam pesanannya. "Mau di bersihkan!" Bisiknya.
Iriana menggeleng. Ia tidak mau sampai membuat nya salah tingkah.
"Ya sudah nanti Mas cari kan!" Putus nya telepon dari adik nya. "Kenapa sih dia jadi bersikap manis gini." Bathin Iriana yang merasa aneh dengan kelakuan Rai.
Apa kah ke dua manusia ini melupakan Nenek lestari?. Terlalu asik dengan dunia nya, serasa milik berdua.