NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Amel Jatuh Cinta

Ceklek

Pintu toilet sedikit terbuka dan Amel sedikit menyembulkan wajahnya disana.

Rini yang melihat kelakuan Amel lantas tersenyum. Ia selalu terhibur dengan tingkah polah temannya satu ini.

"Pak dokter sudah keluar." Ucap Rini yang faham dengan pikiran sahabatnya.

Amel keluar sambil memanyunkan bibirnya.

"Dari pada manyun gak jelas, mending sarapan keluar. Aku gak mau kamu sakit." Ucap Rini masih dengn senyumnya.

"Rini.... Hua..." Amel tiba-tiba menangis keras.

"Hey... Kenapa??? Apa ada yang sakit?" Rini bingung dengan sahabatnya yang tiba-tiba merengek.

"Kenapa nasib percintaanku begini?"

"Hah???"

"Dokter ganteng pasti ilfil melihatku yang seperti tadi."

"Tunggu..." Rini menjeda kalimatnya "Kamu beneran suka dengan Dokter Abi?"

Amel mengangguk.

"Ya Tuhan... Aku pikir kamu cuma asal ucap aja."

"Rini.... Aku serius... Aku suka cara berbicara Dokter yang lembut dan sabar."

"Dokter lain juga banyak yang seperti itu. Apa itu bukan sebatas kekaguman?"

"Tidak, aku yakin ini cinta. Jantungku selalu gak aman kalau ada di dekat dokter gantengku."

"Apa kamu ingin bertemu dengannya lagi?"

"Aku merasa sudah tidak punya muka lagi. Bagaimana bisa dia melihatku saat kondisiku seperti tadi? Aku malu, Rin!"

"Kalau kamu memang mencintainya, perjuangkan saja dulu. Kamu belum tahu isi hatinya, kan?"

Amel mengangguk.

"Dekati saja dulu. Kalau kalian jodoh, pasti akan ada jalan untuk kalian bersama."

"Kalau tidak jodoh?"

"Setidaknya kamu sudah pernah mencoba. Jadi kalaupun gagal, tidak akan terlalu menyesal."

"M... Benar yang kamu katakan. Aku akan mencoba." Amel membulatkan tekadnya.

"Selamat mencoba, Kawan. Semangat!!!!"

"Ya. Semangat!!!!"

Mereka tertawa bersama.

Dalam hati Rini berucap "Aku bisa menyemangatinya. Tapi untuk kisah cintaku sendiri, Apa bisa masih diperbaiki?"

...****************...

Amel masih berjalan dengan tekad yang kuat. Sesuai saran Rini, ia akan berusaha terlebih dahulu.

Kini Amel sudah berjalan mendekat ke arah ruang praktik Dokter Abi. Namun karena ragu, ia mengundurkan niatnya. Ia duduk di sebuah kursi tunggu yang tak jauh dari ruangan itu untuk menenangkan detak jantungnya terlebih dahulu.

Saat fokus menatap pintu ruangan itu. Amel terkejut melihat dokter Abi yang keluar dari ruangannya. Tak ingin kehilangan momen, ia mendekat ke arah dokter yang dicintainya itu.

"Dokter Abi, permisi"

Abi menoleh kepada Amel "Ya nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Dokter mau pergi?"

"Tidak, saya hanya ingin keluar sebentar untuk membeli kopi"

"Bisa kita bicara sebentar, pak dokter?, sambil menemani pak dokter minum kopi juga tidak apa-apa." Amel tersenyum meringis.

"Baiklah, kita beli di sebrang rumah sakit."

Amel kini sudah berhadapan dengan Dokter gantengnya. Ditemani secangkir kopi dan Hot chocolate.

"Dokter belum waktunya shift kerja, kan?"

"Kamu tahu?"

Amel mengangguk, "Kata suster yang menjaga di bangsal jadwal dokter masih nanti siang. Kenapa sekarang sudah dirumah sakit? Bukankah lebih enak dirumah dan minum kopi rumahan?"

"Kamu mau buatkan kopi untuk saya setiap pagi?"

Deg... Jantung Amel semakin tidak aman.

"K-kenapa saya buatkan Dokter kopi?"

"Karena saya tidak suka buat kopi sendiri."

"Apa tidak ada yang bisa buatkan dokter kopi di Rumah, seperti istri mungkin?"

"Saya tinggal sendiri di Apartemen."

"Kenapa tinggal sendiri? Keluarga dokter dimana?"

"Ayah dan adik saya tinggal jauh, saya kesini merantau sendiri"

"Yes... Itu artinya Dokter gantengku belum menikah. Masih ada kesempatan untukku." Dalam hati Amel bersorak senang.

"Kalau dokter mau, Amel siap membuat kopi untuk dokter setiap hari. Bahkan kalau ditambah buat sarapan juga Amel mau." mata Amel berbinar penuh antusias.

"Kenapa? Bukankah itu merepotkanmu?"

"Tidak, justru saya merasa senang. Hitung-hitung belajar untuk melayani suami sebelum kita menikah. Ups.." Wajah Amel memerah, ia merasa terlalu banyak berbicara.

"Apa kamu ingin menjadi istriku?" Dokter Abi merasa lucu hingga ia tak tahan ingin menggoda Amel.

Amel mengangguk merasa sangat malu.

"Kenapa?"

"Dokter baik, ganteng, manis dan saya suka." ucap Amel yang tak tahan menyembunyikan perasaannya.

"Tapi untuk menikah, itu tidak bisa menjadi dasar yang kuat. Dan menikah juga bukan hal sepele."

"Saya tahu, dokter. Tapi saya sudah jatuh cinta pada dokter."

"Kamu mencintaiku?"

"Iya, saya jatuh cinta pada dokter Abi sejak pandangan pertama."

"Kamu yakin itu bukan sekedar kekaguman atau rasa cinta sesaat?"

"Tidak, dokter. Saya sudah sangat yakin. Kalau dokter tidak yakin, kita coba dekat dulu. Saya yakin bisa membuat dokter jatuh cinta pada saya."

Dokter Abi tersenyum "Kamu, benar-benar lucu. Bagaimana bisa ada gadis semanis kamu."

Bluss wajah Amel semakin merona. Ia merasa sudah melayang sampai kahyangan karena pujian dokter Abi.

"Apa dokter Abi mau mencoba tawaran saya?"

"Menurutmu?" Abi tersenyum pada Amel.

"Dokter jangan buat teka-teki untuk saya. Otak saya sedang tidak waras karena senyum manis dokter."

Abi dibuat tertawa lirih.

"Baiklah, kita coba saling mengenal terlebih dahulu."

"Ah... Dokter Abi gantengku...I love you!"

Dokter Abi tergelak mendengar teriakan senang Amel. Beberapa mata sampai melihat ke arah mereka. Namun hal itu tak menyurutkan senyum bahagia Amel.

...****************...

"Ma, bagamana kabar mas Dean?"

Saat ini Mama Bella berada di kamar Rini. Mendengar Rini sudah boleh pulang, ia ingin Rini pulang dan menyelesaikan masalanya dengan Dean. Namun nyatanya, Rini masih belum mau bertemu Dean.

"Kamu mengkhawatirkan suamimu?"

Rini mengangguk ragu.

"Lalu kenapa kamu masih tidak mau bertemu suamimu?"

Rini terdiam, ia tidak mau sampai mama mertuanya tahu kekecewaan Rini karena sikap Dean yang acuh dan ditambah keberadaan wanita asing di kantornya. Meski suaminya mengatakan itu bukan siapa-siapa. Baginya itu masih menyakitkan.

"Baiklah, kalau kamu masih tidak mau bercerita pada Mama. Mama tidak akan memaksa."

Mama Bella menjeda kalimatnya dan mendekat pada Rini. Diraihnya tangan menantunya untuk memberi ketenangan.

"Jangan diam terlalu lama dengan suami. Itu tidak baik. Kalau kamu masih butuh waktu, bagaimana kalau dengan berlibur?"

"Kemana, Ma?"

"Kamu suka pantai?"

Rini menjawab dengan anggukan.

"Mau pergi ke Villa suamimu? Dia punya Villa di dekat pantai."

"Tapi ma..."

"Mama akan mengatakan pada Dean agar memberimu waktu sendiri dan tidak menemuimu dulu. Percaya pada, Mama. Lagi pula tidak baik seorang istri pergi tanpa izin suami."

Rini menganggukkan kepalanya.

"Apa kamu mau Adam menemanimu?" Mama Bella tahu besarnya rasa sayang antara cucu dan menantunya. Setidaknya kehadiran Adam bisa menghibur perasaan Rini.

"Apa boleh, Ma?"

"Tentu saja, kamu juga ibunya. Mama yang akan mengatakan ini pada Dean. Anggaplah ini liburan untuk kamu dan Adam. Lagi pula Dean pasti mengizinkan."

"Mama tidak ikut?"

"Mama ada urusan pekerjaan. Disana akan ada orang-orang keluarga Ardhana yang menjaga kalian."

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!