NovelToon NovelToon
PENDEKAR IBLIS

PENDEKAR IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"Dendam bukan jalan keluar. Tapi bagiku, itu satu-satunya jalan pulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Jadi, Raka mengancam akan membunuh siapa pun yang telah membunuh Datuk Pengemis Nyawa...?" tanya Kyai Koneng dengan nada terkejut.

"Benar, Kyai..." jawab seseorang dengan pelan.

"Dan dia juga tidak bisa menjawab ketika kau tanyai tentang tindakannya setelah berhasil membunuh Datuk Pengemis Nyawa...?"

"Benar, Kyai...!!"

"Sangat jelas, tujuan hidupnya hanya satu: membalas dendam kepada Datuk Pengemis Nyawa. Sungguh malang nasib anak itu..." ujar Kyai Banjar lirih, membuat

Kirana dan Kyai Koneng saling berpandangan, kebingungan.

"Apa maksud Kakang?" tanya Kyai Koneng.

"Dia benar-benar dibutakan oleh api dendam... Jalan hidupnya menjadi tak tentu arah. Orang seperti itu mudah putus asa. Aku khawatir, jika keinginannya sudah tercapai, dia akan kehilangan tujuan hidup dan menjadi plin-plan. Saat itulah dia akan mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan sendiri. Dan jika saat itu golongan Hitam yang menemukannya... maka dia bisa menjadi ancaman serius bagi kita semua."

"Lalu, bagaimana tindakan kita, Kakang?"

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa saat ini, sebelum dia berhasil meredakan emosinya. Dan emosi itu tidak akan reda sebelum dendamnya terbalas."

"Jadi, apakah kita akan membantunya membinasakan Datuk Pengemis Nyawa, musuh besar kita itu, Kakang?"

"Kau sudah dengar sendiri dari Kirana, hanya dia yang berhak membunuh Datuk Pengemis Nyawa. Bahkan dia akan mengancam siapa pun yang mencoba

melakukannya."

"Lalu... bagaimana, Kakang?" tanya Kyai Koneng dengan tidak sabar.

Kyai Banjar hanya mendehem, diam sambil berpikir.

"Pendekar Iblis sempat meminta saya untuk mencarikan informasi tentang keberadaan Datuk Pengemis Nyawa..." terang Kirana, membuat kedua kakek itu saling berpandangan.

"Lalu kau menyanggupinya?" tanya Kyai Banjar terbelalak.

"Saya tidak punya pilihan lain, Kyai..." ujar Kirana menunduk, takut salah di hadapan junjungannya.

“Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang…” ujar Kyai Banjar tiba-tiba, membuat Kirana terkejut, namun juga senang karena keputusannya ternyata tidak keliru.

“Hanya itu yang bisa kita lakukan membiarkan Pendekar Iblis membalas dendam. Setelah itu, barulah kita bisa menggiringnya ke jalan yang benar,” lanjut Kyai Banjar.

“Aku dengar kabar sepintas, Datuk Pengemis Nyawa kini berada di Kadipaten Ambangan. Ia meminta perlindungan dari Adipati Layan Kusuma,” terang Kyai Koneng, yang dibenarkan dengan anggukan oleh Kyai Banjar.

Kirana terkejut sekaligus gembira mendengar informasi itu.

“Sampaikan kabar itu pada Pendekar Iblis. Kau harus bertindak cepat sebelum dia menemukannya lebih dulu. Dengan begitu, kau akan berjasa padanya, dan lebih mudah bagimu untuk mendekatinya serta membujuknya kembali ke jalan yang benar,” perintah Kyai Banjar.

“Saya mengerti, Kyai,” sahut Kirana sambil bangkit untuk meminta izin.

“Tidakkah kau ingin beristirahat dulu…?” tanya Kyai Koneng.

“Saya harus segera bertindak, Kyai. Seperti yang dikatakan Kyai Banjar, saya takut Pendekar Iblis lebih dulu menemukan Datuk Pengemis Nyawa. Lagi pula, melihat arah dia berlari ke barat, kemungkinan besar sekarang dia sudah cukup jauh dari Tempat ini... Maka aku harus segera mengejarnya," pinta Kirana sambil berlalu meninggalkan Padepokan, diiringi oleh Kyai Banjar dan Kyai Koneng.

Ia menghentakkan tali kudanya dan memacunya dengan cepat. Kirana harus segera bertemu Raka dan menyampaikan informasi penting itu. Meskipun ia tidak melihat sendiri keberadaan Datuk Pengemis Nyawa, informasi itu ia dapatkan dari seseorang yang sangat ia percayai.

Sejak pertemuan pertama, telah tumbuh benih perasaan indah di dasar hatinya sebuah harapan yang begitu manis jika ia bisa bertemu lagi dengan pemuda tampan itu.

**

Sementara itu, dengan menahan geram, Pendekar Pedang Naga Aji Mahendra mencabut beberapa sisa duri Ampelan yang masih menancap di tubuhnya. Tangan serta beberapa bagian tubuhnya yang mulus kini penuh dengan goresan luka. Pakaian putihnya pun basah oleh peluh dan bercak darah.

Wajahnya memerah menahan amarah yang membuncah. Pedang Naga kebanggaannya kini tergeletak lemas di atas meja makan. Ia bahkan tidak memperdulikan kedatangan seorang laki-laki tua berpakaian compang-camping yang masuk ke dalam kedai, memegang tongkat dengan ujung besi tajam berbentuk bulan sabit. Lelaki tua itu duduk di meja kosong di sebelahnya, memperhatikannya dengan tajam.

Tampak jelas sosok pendekar yang sudah beberapa kali berbaku hantam dengannya di berbagai kesempatan.

Aji Mahendra menenggak arak dari kendinya hingga terdengar bunyi nyaring, lalu membanting kendi itu ke lantai.

PRAAANG!

“Cepat ambilkan arak yang baru!” teriak Aji Mahendra. Dengan sigap, pelayan pun memenuhi perintah tersebut. Wajahnya pucat ketakutan, apalagi melihat pedang Aji Mahendra yang berkilat di atas meja.

Beberapa pecahan kendi berserakan di bawah meja, tanda bahwa ini bukan pertama kalinya ia membanting tempat minumnya. Bahkan, sisa arak tampak berceceran di lantai mungkin tadi ia melempar kendi berisi arak murahan.

“Hahahahaa… Sudah seharusnya aku yang bertingkah seperti itu. Tapi kau? Seorang pendekar dari aliran putih? Sungguh tak pantas,” ledek kakek itu sambil meneguk araknya.

“Aku masih belum ingin berurusan denganmu, Kakek Tua!” bentak Aji Mahendra tanpa menoleh, kepada si tokoh sesat Pengemis Laknat yang duduk di sebelahnya.

“Melihat pakaianmu yang compang-camping, ditambah luka-luka di tubuhmu… pasti baru saja dipecundangi seseorang,” ejek si kakek lagi.

Aji Mahendra menggeram, mengepalkan tinjunya kuat-kuat.

1
Hendra Yana
terimakasih
Hendra Yana
up lagi dong
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
lanjut up nya
Hendra Yana
lanjut
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
up
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
Hendra Yana
mantap
Hendra Yana
kaya bkl seru nih
lanjut dong
Hendra Yana
semangat
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!