Di Talak Setelah Ijab Kabul

Dea telah tiba kemarin sore, Dia langsung di sambut ibunya dengan tangis sedih bercampur bahagia. Wanita tua itu jelas sangat rindu pada sang anak, karena sudah setahun Dea meninggalkannya untuk kerja di Jakarta. Bu Ratmi juga kagum melihat perubahan sang anak yang terlihat sangat cantik dan berubah juga cara berpakaiannya.

Sekarang Ibu dan anak ini sedang berada dikamar Dea. Wanita muda ini baru selesai berdandan. Hari ini Dirinya akan di nikahi oleh Suroto. Dea tidak kelihatan terpaksa ataupun sedih sama sekali, karena sebisa mungkin Dirinya sudah bertekad akan berakting sedemikian rupa. Dea tidak ingin membuat Bu Ratmi sedih jika melihatnya rapuh.

“Nak, maafkan Ibuk ya Nduk. Ibuk nggak bisa mencegah semua ini. Ibuk memang orang tua yang Ndak berguna’’ ucap Bu Ratmi menyeka air matanya.

“Sudahlah buk, Dea ora apa-apa jika harus menikah dengan Suroto. Toh kan kita bisa kecipratan kaya mereka. Romo juga pasti sangat senang berbesanan dengan Ndoro-ndoro itu’’ Dea terkekeh bercanda. tapi Bu Ratmi langsung tersentil hati nya.

Memang selama ini sang suami sangat bangga sekali setelah mengetahui Dirinya akan berbesanan dengan orang paling kaya di kampung ini.

Romo pikir dengan berbesanan dengan Juragan Sunoto, pasti dirinya akan kecipratan kaya dan juga dihormati nantinya. Dasar orang tua hanya memikirkan ego nya saja tanpa memikirkan kebahagiaan sang anak. Kadangkala ada beberapa orang tua yang egois begini.

.

Tak lama Mua datang dan memberitahu jika Kereta kencana sudah tiba. Penghulu juga sudah datang ke rumah mempelai pria.

Biasanya acara akad akan di adakan di pihak wanita, tapi kali ini memang sangat berbeda. Ini adalah keputusan Ndoro Ajeng, wanita itu sudah terlanjur kesal dengan calon menantunya.

“Heh, dasar keluarga sinting!’’ gerutu Dea langsung mendapat geplak dari Bu Ratmi.

“Hust! Ojo bicara koyo ngono. Nanti kamu bisa dilaporkan oleh kusir itu’’ bisik Bu Ratmi melirik sekilas pada kusir.

“Tampan juga kusir ini. Mendingan sama si kuris dari pada Si Suroto gila itu! gayanya saja yang mentereng, coba saja Dia miskin pasti sudah tidak kelihatan seperti manusia lagi bentuknya’’ balas Dea bersemangat sekali apabila soal menghina orang, pasti ucapannya tidak bisa mau di rem.

Kusir hanya menahan tawa mendengar ocehan calon pengantin. Biasanya calon pengantin akan duduk diam di atas kereta kencana apabila menuju rumah mertua, ini jangankan mau terlihat anteng, Berdiam diri saja tidak. Sibuk mengoceh menghibah calon suami. Luar biasa memang calon pengantin yang satu ini, pikir kusir itu. Tapi Dia senang-senang saja, karena sebagian warga juga kurang menyukai keluarga Juragan Sunoto. Mereka baik hanya karena berhutang atau bekerja di kebunnya saja. Jika tidak mereka tak akan mau tunduk, patuh pada Juragan dan Ndoro itu. Ini mereka belum mengetahui jika Ajeng adalah istri kedua dan pelakor, jika tahu pasti sudah di Jambak rambutnya oleh crush.

.

Tak berapa lama, kereta berhenti di depan gerbang yang telah di hias dengan janur kuning. Terlihat mewah sekali bagian luar sini, Apalagi didalam. Dea turun, di ikuti ibunya. Sedangkan Romo di jemput kereta kencana lainnya.

Dea berjalan di dampingi Bu Ratmi. Mereka menuju meja kursi tempat akad nikah akan di laksanakan. Pak penghulu dan para saksi juga sudah berada di tempat duduk. Tak lama Romo juga datang dan langsung duduk di kursi.

Para warga dan tamu undangan terpukau melihat kecantikannya. Setelah setahun Dea meninggalkan kampung mereka, saat pulang sudah banyak yang berubah dari nya. Beberapa warga sempat tak mengenalinya, padahal Dea hanya mengenakan make-up sederhana.

🩵

Di dalam kamar, Suroto mondar mandir tidak tenang. Pria ini gugup juga khawatir, mimpinya untuk menikahi Dea sudah terwujud tapi hatinya tidak bahagia sama sekali. Karena hatinya sudah berpindah arah.

Selama ini Dia begitu ngejar Dea dan mencintainya ugal-ugalan, tapi wanita itu malah merasa ilfil padanya, selalu cuek dan jutek terhadapnya. Belum lagi perkataan Dea yang tidak bisa di rem sama sekali.

Suroto sempat berfikir jika Dea tak akan mau pulang, jadi nya agak tenang juga Dirinya. Kemarin saat mendengar Dea yang pulang, bukan main terkejutnya pria ini. Sekarang terpaksa harus menikah, mau menolak pasti langsung di amuk Juragan Sunoto. Pria tua itu jika sudah marah tidak pandang bulu lagi. Apalagi jika menyangkut nama baiknya.

.

Suroto berjalan pelan di dampingi Ndoro Ajeng. Yang menjadi pusat perhatian malah wanita itu, karena pakaiannya yang mentereng sekali. Dia mengenakan kebaya merah menyala. Perhiasannya juga Tak tanggung-tanggung juga, sudah bak emas berjalan.

Mata Suroto langsung melihat ke arah Dea. Pria ini langsung terpana karena wanita yang pernah di cintainya itu sekarang makin cantik. Jiwa gilanya yang dulu kini kembali timbul. Dalam dirinya timbul niat untuk beristri lebih dari satu. Dea di nikahkan secara sah, sedangkan Saripah bisa dinikahi siri. Jadi tidak akan mencoreng nama keluarga juga. Saripah juga tidak perlu ke Indonesia, sehingga tak akan ada yang tau tentangnya.

.

Akad akan segera di laksanakan. Romo sudah menjabat erat tangan Suroto.

“Suroto Atmojo bin Sunoto Atmojo Putro, saya nikah dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Dea Azzahra dengan mas kawin 1 kandang beserta sapinya di bayar tunai!’’ ucap Romo tegas.

“Saya terima nikahnya Dea Azzahra dengan mas kawin tersebut Tunai!’’ ujar Suroto lancar sekali, padahal belum ada latihan.

Saksi mengucap sah, di susul oleh para tamu. Dea terlihat biasa saja, Begitu juga Bu Ratmi. Sedangkan Romo terlihat berbinar karena berhasil bermenantukan orang kaya. Netranya tak sengaja melihat ke Bu Ratmi. Wanita tua itu menatapnya tajam, tapi Romo berusaha terlihat biasa saja meski ketar ketir juga.

Suroto mau memasangkan cincin di jari manis Dea, tapi jari manis wanita itu malah di plaster.

“Tangan ku terluka kemarin. Simpan aja dulu, nanti sudah sembuh baru bisa dikenakan’’

Suroto hanya mengangguk saja.

.

Tampak seorang wanita berjalan mendekati meja akad. Wajahnya terlihat marah dan berurai air mata, di tangannya terdapat kertas.

“Jadi ini yang membuatmu pulang mendadak begini bang?’’ tanya wanita itu sengit.

“Sa-saripah?’’ ucap pelan Suroto.

“Jangan pura-pura terkejut bang. Bukankah Abang dah janji nak Bawak pah kenal pada orang tua Abang. Tapi apa ini?! Kenapa malah menikah dengan wanita lain?’’ tuturnya terisak.

Dea hanya diam menyimak. Bisik-bisik mulai terdengar.m, ada yang iba padanya ada juga yang mencibir Suroto. Mereka tak tau saja jika Dea bersorak melihat tontonan ini.

.

.

Dea Azzahra! Aku talak kau dengan talak tiga. Mulai hari ini kau bukan lagi istriku!’’