NovelToon NovelToon
JANGAN OM

JANGAN OM

Status: sedang berlangsung
Genre:Tunangan Sejak Bayi / Pernikahan Kilat / Harem / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Bercocok tanam
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zhy-Chan

Malam itu, suasana rumah Kinan begitu mencekam. Ayah tirinya, Dody, menariknya keluar dari kamar. Kinan meronta memanggil ibunya, berharap wanita itu mau membelanya.

Namun, sang ibu hanya berdiri di sudut ruangan, menatap tanpa ekspresi, seolah tidak ada yang bisa ia lakukan.

"Ibu... tolong, Bu!" Suara Kinan serak memohon, air matanya berderai tanpa henti.

la menatap ibunya dengan tatapan penuh harap, namun ibunya tetap diam, memalingkan wajah.

"Berhenti meronta, Kinan!" bentak ayah tirinya sambil mencengkeram tangan nya lebih keras, menyeretnya keluar menuju mobil tua yang menunggu di halaman...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Sesampainya di apartemen, Aryo langsung berpamitan pada Kinan. la harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang masih menunggu.

Sebelum Aryo sempat melangkah pergi, Kinan memberanikan diri untuk meminta izin.

"Mas...Aku mau ke minimarket sebentar, Mas," ücap Kinan sambil tersenyum canggung.

"Mau beli pembalut, stoknya sudah habis."

Aryo mengangguk pelan, lalu menatapnya dengan penuh perhatian.

"Kalau kamu mau jalan-jalan sekalian, nggak apa-apa, tapi jangan terlalu jauh, ya. Hati-hati juga," pesannya dengan nada lembut tapi serius.

"Di Kota beda sama kampung. Banyak orang asing dan jahat disini."

Kinan tersenyum kecil, mengangguk sambil menggenggam erat tasnya.

"Iya, Mas. Aku nggak akan lama," jawabnya pelan, berusaha meyakinkan Aryo.

Aryo kemudian membalas dengan senyuman tipis, mengusap kepalanya dengan lembut.

"Jaga dirimu, ya."

Setelah itu, Aryo pun bergegas meninggalkan apartemen, meninggalkan Kinan dengan rasa hangat di hatinya.

Setelah Aryo meninggalkan apartemen, Kinan segera menghubungi seseorang. Dengan suara pelan namun penuh keyakinan, ia membuat janji untuk bertemu di depan minimarket yang berada di dekat apartemen.

Setelah selesai menelepon, Kinan memasukkan uang tunai pemberian Aryo ke dalam tasnya, lalu dengan sengaja meninggalkan ponselnya di atas meja. la seolah-olah tak ingin terlacak atau terganggu.

Sebelum keluar, Kinan menghampiri Mbok Sumi yang sedang merapikan meja di ruang

tengah.

"Mbok, Kinan pergi dulu ya. Kinan mau ke minimarket di sebelah apartemen. Tadi sudah pamit sama Mas Aryo," ucap Kinan dengan nada yang terdengar agak berat.

"Makasih ya, Mbok, sudah baik sama Kinan selama ini."

Mbok Sumi menoleh dengan sedikit heran, merasa ada yang janggal dalam nada bicara Kinan, seakan ada sesuatu yang lebih dari sekadar kepergian singkat ke minimarket.

Namun, ia memilih untuk tidak banyak bertanya, hanya tersenyum kecil sambil mengangguk.

"Hati-hati, Non," jawabnya lembut.

Setelah mengucapkan itu, Kinan melangkah keluar dari apartemen dengan langkah mantap, meninggalkan Mbok Sumi yang masih berdiri terpaku, merasa ada yang aneh namun tak sepenuhnya paham apa yang tengah terjadi.

Sudah lebih dari satu jam sejak Kinan pergi ke minimarket, dan Mbok Sumi mulai merasa cemas. la berusaha menenangkan diri, berpikir mungkin Kinan hanya ingin sekadar berjalan-jalan, mencari suasana baru di luar apartemen.

Namun, seiring berjalannya waktu hingga sore hari, kecemasan Mbok Sumi semakin bertambah. Pukul enam sore pun tiba, namun Kinan masih juga belum pulang. Kegelisahan akhirnya memuncak.

Dengan tangan sedikit gemetar, Mbok Sumi segera meraih ponsel untuk menghubungi Kinan. Namun, saat suara nada sambung terdengar, Mbok Sumi menyadari bunyi itu berasal dari kamar Kinan.

Terperanjat, ia bergegas masuk ke kamar dan mendapati ponsel Kinan tergeletak di atas meja, persis di tempat yang sama seperti saat Kinan meninggalkannya tadi siang.

Panik mulai menyelimuti dirinya. Dengan tangan gemetar, Mbok Sumi langsung menghubungi Aryo. Begitu panggilan tersambung, suaranya terdengar cemas,

"Tuan Aryo, ini Mbok Sumi. Kinan belum pulang sejak siang tadi. Tadi pamitnya cuma mau ke minimarket di sebelah apartemen, tapi sampai sekarang belum pulang, tuan... bahkan ponselnya ditinggalkan di kamar."

Suara Aryo terdengar tegang di ujung telepon.

"Apa? belum pulang?" tanyanya dengan nada penuh kekhawatiran.

"Baik, Mbok. Saya akan segera ke apartemen. Tolong tetap di sana, ya, "

Setelah panggilan berakhir, Mbok Sumi hanya bisa berharap semoga tidak ada hal buruk yang terjadi pada Kinan.

Sesampainya di apartemen, Aryo segera menemui Mbok Sumi yang menunggu di ruang tamu dengan wajah penuh kecemasan. Tanpa menunda waktu, Aryo langsung bertanya,

"Mbok, sebenarnya Kinan tadi pergi ke mana? Apa dia bilang mau ke tempat lain?"

Mbok Sumi mencoba mengingat kembali kejadian siang tadi.

"Setelah Tuan Aryo pergi, Non Kinan pamit mau ke minimarket, katanya mau beli pembalut. Non Kinan bilang sudah minta izin ke Tuan," jawab Mbok Sumi, suaranya terdengar sedikit gemetar.

"Tapi..ada yang sedikit aneh tuan. Sebelum pergi, Non Kinan juga sempat mengucapkan terima kasih ke Mbok... katanya karena Mbok sudah baik sama dia selama ini."

Mendengar penuturan Mbok Sumi, Aryo merasakan firasat buruk yang makin kuat.

"Terima kasih?" Aryo mengulang dengan nada tegang, seakan ucapan itu menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.

Tanpa membuang waktu, ia segera keluar dari apartemen, bergegas menuju minimarket yang di maksud Kinan tadi.

Sesampainya di minimarket, Aryo langsung menemui salah satu pegawai dan memperlihatkan foto Kinan di ponsel nya.

"Maaf, Mbak. Apakah tadi siang Anda melihat perempuan muda seperti ini, sekitar jam 1 Siang, berbelanja di sini?"

Pegawai itu melihat foto Kinan dengan seksama, lalu menggelengkan kepala.

"Maaf, Pak, tapi saya sepertinya tidak melihat perempuan ini datang berbelanja tadi siang."

Jawaban itu semakin membuat Aryo cemas. la mulai berpikir keras, mencoba mengingat apakah Kinan mungkin punya alasan lain atau hendak menemui seseorang.

Tanpa petunjuk yang jelas, Aryo merasa terombang-ambing oleh firasat buruk yang semakin kuat, sementara bayangan Kinan yang hilang tak juga memberikan jawaban.

Merasa ada yang tidak beres, Aryo segera mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi anak buahnya dengan suara tegas dan penuh kemarahan.

"Samsul, aku butuh bantuan mu. Tolong cari seorang gadis berusia 18 tahun bernama Kinan, dia hilang sejak siang tadi. Aku ingin kalian cari keberadaannya sekarang juga!" ucap Aryo dengan nada yang nyaris meledak.

Tanpa menunggu jawaban, Aryo langsung mengirimkan foto Kinan ke kontak Samsul.

"Ini fotonya. Cek setiap tempat yang mungkin dia datangi di sekitar apartemen, minimarket, atau tempat lain yang sekiranya dia bisa pergi. Saya tidak mau tahu-pokoknya Kinan harus di temukan secepatnya," Aryo mengirimkan pesan pada Samsul.

"Baik tuan, kami akan secepatnya bergerak." balas Samsul.

Anak buah Samsul yang mendengar perintah itu tidak berani membantah sedikit pun. Mereka segera bergerak, menyebar ke berbagai arah untuk melacak keberadaan Kinan. Aryo berdiri dengan tangan mengepal, menahan amarah dan kecemasan nya yang semakin membesar seiring berjalannya waktu.

"Sialan kamu Kinan, lihat saja, aku akan menemukan mu?" gumamnya pelan dengan sorot mata yang tegang dan penuh kekhawatiran.

Merasa tidak menemukan petunjuk, Aryo pulang ke apartemen. Kemarahan Aryo memuncak, dan ia merasa terjebak dalam perasaan frustasi yang melanda. Dengan gemetar, ia memandang sekeliling kamar Kinan yang rapi, yang kini terasa sepi. Dia melangkah maju, menendang kursi yang ada sudut ruangan hingga terjatuh.

"Sialan! Anak kecil itu berani bermain-main dengan ku!" teriak Aryo, suaranya menggema di dalam ruangan yang sunyi.

"Aku pikir dengan memperlakukannya baik-baik, dia akan menurut. Dia seharusnya hanya tinggal patuh, dan hidupnya akan terjamin! Kenapa aku begitu bodoh, sampai bisa di kelabui oleh anak kampungan itu?"

1
Uthie
Coba mampir 👍
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
seruuu crtanya..buat kinan cinta dengan aryo ya kk thor.
tunggu klnjutannya,klw bisa up bnyak ya thor
Fitriah Fitri
double up hihi
Fitriah Fitri
diuble up
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
Ini kapan up lgi sih thor..
Ranty Thanjung
lnjut
Ranty Thanjung
up yqng banyak kk
Ranty Thanjung
nmu crta kak zhy chan lagi yg bagus..
lanjutkan kk..bgus crtanya ini
♒ Zhy-Chan: thanks
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!