Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss Xiana
Sampai di kamar hotel, Xiana segera membersihkan tubuhnya, dia mandi dengan air hangat untuk menenangkan dirinya. Bayangan masa lalu kembali menyeruak memenuhi pikiran Xiana, bertahun-tahun Xiana berusaha berdamai dengan keadaan, namun hari ini nyaris terulang kembali.
Setelah mandi, Xiana segera mengeringkan rambutnya, lalu memilih pakaian untuk di gunakan makan malam bersama dengan CEOnya.
Xiana memilih dress warna hitam dengan model A-line, dan dengan lengan pendeknya. Lalu Xiana memilih sepatu berwarna merah untuk mewarnai dress hitam polos yang dia kenakan.
Toktoktok!
Dirga terpukau oleh Xiana yang terlihat sangat cantik malam ini, dress hitam membuat kulit Xiana makin terpancar, sepatu berwarna merah yang pernah di belikan oleh Dirga pun Xiana kenakan untuk makan malam.
“Kita naik, makan di atas”
“Baik Pak”
Di lounge, Dirga memilih tempat duduk yang sedikit jauh dari beberapa pengunjung. Mereka makan dengan tenang, sesekali Dirga membahas tentang pekerjaan, dan surat perjanjian yang mereka buat.
“Permisi Bapak Ibu, makanan penutup. Dan ini Anggur terbaik di hotel kami”
“Terimakasih”
“My Pleasure Bapak”
Xiana mengambil gelasnya, lalu meminum sedikit anggur yang ada pada gelasnya. Begitu juga dengan Dirga. Malam ini mereka begitu menikmati suasana yang tenang dan damai, di temani alunan music yang romantic membuat suasana semakin indah mala mini.
Dirga yang tidak berhenti menatap Xiana, seperti sedang terhipnotis oleh kecantikan sekretarisnya.
Setelah makan malam, mereka menuju lift untuk turun menuju lantai enam, untuk kembali ke kamarnya masing-masing.
Di dalam lift ada beberapa pasangan yang juga akan turun, ada yang berhenti di lantai tiga pulu, dua puluh sembilan dan lain-lain. Saat ini hanya ada Dirga dan Xiana di dalam lift, Dirga masih menatap tajam kearah Xiana.
“Xiana” Panggil Dirga dengan suara yang sangat berat, kemudian Xiana mengangkat kepalanya menatap kearah Dirga, dan…
“Mpphh”
Dirga men-ci-um bibir Xiana, dan untuk yang pertama kali Xiana di ci-um oleh pria. Xiana yang tadinya terkejut lambat laun menikmati sentuhan dari bibir Dirga hingga lift yang membawa mereka sampai di lantai tujuannya.
Kemudian Dirga melepaskan bibirnya dari bibir Xiana, lalu Dirga mengusap bibir Xiana dengan lembut, dan menggandeng Xiana keluar dari lift.
Keadaan menjadi sangat canggung, Xiana masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, sedangkan Dirga merutuki dirinya sendiri karena tidak mampu menahan dirinya sendiri.
“Selamat ber istirahat Xiana”
“Terimakasih Pak”
Xiana masuk ke dalam kamarnya, begitu juga dengan Dirga. Xiana masih merasa jika yang baru saja dia lakukan adalah mimpi.
Berbeda dengan Xiana, Dirga justru merasa senang, dia tersenyum membayangkan saat dirinya mencium Xiana, meskipun Xiana bersikap pasif.
.
.
.
Pagi ini setelah menikmati sarapannya, Dirga dan Xiana kembali ke kotanya. Dengan menempuh perjalanan kurang lebih empat jam, Dirga sudah menyiapkan beberapa pekerjaan agar tidak bosan ketika dalam perjalanan.
Sedangkan Xiana hanya membantu Dirga menyiapkan apa saja yang diminta oleh atasannya. Xiana berusaha menekan rasa canggungnya, agar bisa tetap bersikap dengan baik saat dengan atasannya, dan menganggap tidak pernah terjadi sesuatu diantaranya.
Saat Xiana sedang sibuk dengan memilih file dalam laptopnya, Dirga memperhatikan Xiana dengan seksama. Xiana yang masih menghindari kontak mata dengan Dirga pun terlihat salah tingkah, yang membuatnya semakin menggemaskan.
Dirga mengambil remot di sampingnya menekan salah satu tombol yang membuat mobil itu tertutup dan ada batasannya antara kursi penumpang dengan kursi sopir.
Sreek!
“Xiana” Ucap Dirga sambal memegangi lengan Xiana.
“I-iya Pak” Jawab Xiana gugup lalu menundukan kepalanya.
Dirga mengangkat dagu Xiana dengan pelan, kemudian….
“Mpphhh”
Xiana kembali terperanjat ketika bibir Dirga menyesap bibirnya dengan lembut, Dirga melakukan dengan perlahan, membantu Xiana agar bisa menikmati ciu-mannya.
Satu menit.. Dua menit, Dirga tidak melepaskan pagutannya, justru dia merasa semakin larut. Xiana yang awalnya sangat kaku, mulai mampu mengimbangi Dirga.
Dirga melepas pagutannya, dengan tetap memegangi pipi dan daun telinga Xiana, menatap lekat mata indah Xiana kemudian mengulangi kembali ciumannya yang sempat terhenti.
Xiana yang seperti terhipnotis oleh Dirga, menikmati setiap sentuhannya. Dari Dirga yang masih memegangi pipinya, hingga tangan Dirga yang sudah berada di pinggang Xiana tanpa ia sadari.
Dirga terhanyut dalam pagutan yang ia ciptakan sendiri, melepas ciuman pada bibir Xiana kemudian beralih dengan memberi kecupan pada daun telinga Xiana, dan mulai menyentuh area leher Xiana.
Li-dah Dirga menyapu dengan lembut pada leher Xiana, yang membuat Xiana bereaksi dengan mengeluarkan suara, khas orang sedang menikmati sentuhan pasangannya.
Dirga tersenyum saat mendengar Xiana mende-sah ringan, dia kembali menikmati leher Xiana dengan meninggalkan jejak disana.
Setelah puas dengan leher Xiana, barulah Dirga melepas Xiana dengan perlahan. Wajah merah Xiana yang malu, membuat rasa dalam diri Dirga bangkit.
Tapi tidak mungkin bagi Dirga untuk melakukan yang lebih dari ini, karena dia tidak ingin merugikan Xiana hanya demi menuruti keinginanya.
“Xiana, lihat saya” Ucapnya dengan tetap memegangi tangan Xiana.
“I-iya Pak”
“Kita adalah orang dewasa, tidak perlu malu”
“Ap-apa?”
“Jaga soal ini baik-baik. Jangan sampai kamu mendapat cemoohan dari kantor”
“Baik Pak”
Perasaan Xiana saat ini sangat berantakan, Xiana ingin marah tapi Xiana juga merasa bhagia. Dan untuk saat ini, Xiana hanya ingin mengontrol dirinya untuk tidak bersikap berlebihan ataupun memiliki rasa yang tidak seharusnya.
Sampai di depan rumah Xiana, dia segera turun dan mengambil kopernya, lalu berterimakasih dengan Dirga karena sudah diantar pulang.
Xiana masuk ke dalam rumahnya, mengistirahatkan badannya yang sangat Lelah karena baru saja melakukan perjalanan panjang, tapi soal isi kepala Xiana paling ahli mengesampingkannya meskipun isi kepala Xiana saat ini sedang berisik.
Sementara Dirga, masih senyum-senyum sendiri mengingat apa yang baru saja dia lakukan dengan Xiana, semakin Dirga menyangkal tentang ketertarikannya dengan Xiana, semakin kuat pula bayangan Xiana menghantuinya.
“Xiana, berani sekali kamu mondar-mandir dalam pikiran saya” Gumam Dirga.
.
.
.
Pagi ini Xiana datang lebih awal, dengan menggunakan celana berwarna hitam panjang, dan kemeja berwarna putih. Xiana terlihat sangat elegant, sesuai dengan selera Dirga karena memang pakaian yang Xiana kenakan adalah pemberian dari Dirga yang harus dia gunakan untuk berjaga-jaga jika ia bertemu dengan orangtua Dirga.
Karena orangtua Dirga sangat perfectsionis, bahkan Rini mampu menilai mana selera putranya dan mana yang bukan. Jadi Dirga berusaha membuat Rini percaya, jika Xiana adalah gadis yang sesuai dengan seleranya.
“Pagi Xiana”
“Hai Petra, tumben pagi”
“Seperti biasa mau meeting, mmm Xiana itu”
“Hah? Itu apa?”
“Itu?” Tunjuk Petra ke leher.
Xiana terkejut karena dia lupa menutupi kissmark dari Dirga, yang membuat Xiana gelagapan menghadapi Petra karena hawatir jika Petra curiga karena Xiana baru saja kembali dari perjalanan bisnis dengan atasannya.
“Alergi, ini juga” Tunjuk Xiana pada pergelangannya yang masih merah.
“Salep Xiana, jangan sampai membekas di kulit kamu”
“Iya Petra, ini salepnya”
“Oke let’s go kita naik”
Setidaknya Xiana masih bisa mengelabuhi Petra, tapi dia tidak yakin mampu mengelabuhi Tommy dan Aleena.
Karena masih sepi, Xiana menuju toilet untuk menutupi kissmark yang dibuat oleh Dirga, yang memicu senyum indah terukir di bibir Xiana.
double m ya tor😅