Gyan Abhiseva Wiguna tengah hidup di fase tenang pasca break up dengan seorang wanita. Hidup yang berwarna berubah monokrom dan monoton.
Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia dititipi seorang gadis cantik yang tak lain adalah partner bertengkarnya semasa kecil hingga remaja, Rachella Bumintara Ranendra. Gadis tantrum si ratu drama. Dia tak bisa menolak karena perintah dari singa pusat.
Akankah kehidupan tenangnya akan terganggu? Ataukah kehadiran Achel mampu merubah hidup yang monokrom kembali menjadi lebih berwarna? Atau masih tetap sama karena sang mantanlah pemilik warna hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Ajakan Pertama dan Terakhir
Gyan adalah manusia yang paling peka akan keadaan sekitar, tapi tidak dengan keadaan hatinya. Apalagi dia tidak pernah merasakan jatuh cinta lebih dulu. Juga tak pernah mengejar perempuan sehingga membuatnya selalu mengutamakan logika.
Hubungan Gyan dan Achel mulai kembali dekat. Di mana Gyan selalu menyempatkan waktu untuk membalas pesan Achel sesibuk apapun itu. William tersenyum kecil setiap kali melihat Gyan menatap layar ponsel dengan lengkungan senyum yang setahun ini tak pernah dia lihat.
Di lain tempat pun seorang gadis begitu bahagia ketika pesannya selalu dibalas oleh Gyan. Walaupun hanya dua huruf itu tak mengurangi kebahagian Achel.
Jari lentiknya mulai menari-nari hingga sebuah pesan dia kirimkan kepada Gyan. Jantungnya berdegup cukup kencang menanti jawaban dari lelaki itu.
Dahi Gyan mengkerut ketika membaca pesan yang baru saja dia buka. Achel mengajaknya makan malam bersama. Gyan berpikir sejenak, dan akhirnya mengiyakan dan membuat Achel yang baru menerima pesan balasan Gyan melompat kegirangan.
Waktu dan tempat sudah disiapkan. Achel berdandan secantik mungkin. Lengkungan senyumnya tak pernah luntur hingga Gyan menatapnya penuh selidik.
"Bahagia banget?" Achel mengangguk. Wajah Gyan semakin menatap Achel dengan tajam.
"Cowok yang Achel suka sudah mulai memberikan signal." Mata Achel begitu berbinar, tapi tidak dengan muka Gyan yang mendadak datar.
Sampai tiba di restoran wajah Gyan masih ditekuk. Dan itu malah membuat Achel tertawa. Gadis itu mulai memberanikan diri merangkul lengan Gyan dan tak ada penolakan.
Duduk berhadapan dengan makanan yang sudah mereka pesan. Sesekali Gyan tersenyum tipis ketika mendengar ocehan random Achel. Seperti pelipur hati. Bahkan sekarang Gyan tersenyum lebar mendengar Achel bercerita.
Rasa lelah yang melanda pun hilang begitu saja setelah bersama Achel. Walaupun sudah berusia 20 tahun, jiwa kekanak-kanakannya masih ada. Dirinya yang dulu tak pernah menyukai kebisingan yang ditimbulkan Achel, kini malah berbalik menyukai keberisikan gadis itu karena mampu meramaikan hidupnya yang sepi.
Sayangnya, waktu cepat sekali berputar. Dua insan itu harus kembali berpisah. Padahal, mereka masih ingin bersama.
"Langsung tidur, jangan begadang." Achel mengangguk patuh.
Semakin hari hubungan mereka semakin membaik. Tak ada yang namanya musuh bebuyutan. Mereka begitu akrab dan dekat. Bahkan William ikut bahagia karena melihat perbedaan sang bos. Walaupun sedang banyak masalah di perusahaan, masih bisa tersenyum setiap kali menatap ponsel dan menarikan jari-jarinya di atasnya. Dia sangat tahu siapa yang membuat Gyan seperti itu.
Achel sudah sangat bahagia ketika Gyan mengajaknya makan di luar karena biasanya gadis itu yang akan mengajak lebih dulu. Namun, selama diperjalanan Achel melihat mimik Gyan yang beda dari biasanya.
"Are you okay?" tanya Achel ketika Gyan sudah mengunyah makanan. Anggukan kecil menjadi jawaban.
Diheningnya meja tersebut, suara Gyan terdengar. "Gua harus ke Melbourne." Kunyahan Achel terhenti. Wajah gadis cantik itupun berubah.
"Kak Gy akan tinggalin Achel?" Gyan mengangguk.
"Sementara kan?" Lagi, dia mengangguk. Achel pun menghela napas lega.
"Three months."
What?
Wajah Achel begitu terkejut. Tiga bulan bukan waktu yang sebentar. Dan dia harus jauh dari saudara satu-satunya yang ada di Singapura. Terealisasi-lah ucapan Achel perihal anak sebatang kara.
"Perusahaan di sini lagi sedikit goyang. Sebagai pemimpin perusahaan gua harus berangkat ke sana untuk negosiasi dan cari jalan keluar."
"Apa ini perintah dari Opa?" Kembali Gyan mengangguk.
Jika, singa pusat bertitah tak ada yang akan bisa membantah. Achel pun harus terima nasib juga. Jauh dari lelaki yang selalu membuatnya seperti orang gila setiap kali mendapat pesan balasan dari Gyan.
"Kapan penerbangannya?" Achel masih menginterogasi.
"Besok malam."
Ajakan makan malam ini adalah ajakan makan malam pertama dan terakhir dari Gyan karena lelaki itu akan berada di negeri kanguru untuk tiga bulan ke depan.
.
Achel dilarang untuk mengantar Gyan karena waktu penerbangannya cukup malam. Namun, gadis itu menjelma menjadi gadis keras kepala. Di mana dia nekat berangkat ke bandara di hampir tengah malam demi untuk mengantar Gyan. Namun, di tengah jalan ada insiden berdarah hingga dia sedikit terlambat ke bandara.
Tanpa mengenal sakit, Achel berlari dengan kepala yang terasa sedikit pusing. Di mana dari dahinya terus mengucur darah segar. Achel hanya terus menyekanya dengan tisu yang dia bawa. Bibirnya melengkung dengan sempurna ketika dia sudah melihat lelaki yang masih berdiri di dalam bandara.
Disekanya darah yang masih keluar sebelum dia melangkah. Namun, tetiba hatinya sakit dan ngilu. Tubuh tegap itu dipeluk sangat erat oleh seorang wanita cantik.
Sebuah kalimat yang membuat hati nyeri samar terdengar. "I really Miss you."
Mata Achel seketika berembun, dan meneteslah darah dari pelipis dahinya mewakili air mata yang tertahan.
"Apa ini alasan Kak Gy melarang Achel untuk mengantarnya?"
Perlahan, tubuh gadis itu berbalik badan karena baginya itu bukan pemandangan yang layak untuknya tonton. Akhirnya, air matanya pun luruh membasahi pipi.
"Kok sakit banget, ya?"
...**** BERSAMBUNG ****...
Budayakan tinggalkan komentar setelah selesai membaca.
masih bertanya" dalam hati
adegan agak dewasa
hehehee
lanjut trus Thor
semangat
semangat kak doble up nx💪